Anda di halaman 1dari 12

RMK KELOMPOK PENGAUDITAN II

“KERTAS KERJA AUDIT, OPINI AUDIT, SYARAT PENDIRIAN KJA DAN KAP”

OLEH:

KELOMPOK 3

1. ANDI MUH. ADITYA ANUGRA (A031211026)


2. SAYZA AISYAH ZULKARNAIN (A031211048)
3. REYHAN MAULANA SAID (A031211079)
4. RAMADHAN SABIRIN (A031211094)
5. OKTAVIAN EVAN PABUBUNG (A031211114)

PENGAUDITAN II KELAS F

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

2023/2024
KERTAS KERJA AUDIT, OPINI AUDIT, SYARAT PENDIRIAN KJA DAN KAP

A. KERTAS KERJA AUDIT


Definisi Kertas Kerja (SA Seksi 339 Paragraf 03 ) adalah : “ Catatan – catatan
yang diselenggarakan oleh Auditor mengenai prosedur audit yang ditempuhnya,
pengujian yang dilakukannya, informasi yang diperolehnya, dan kesimpulan yang
dibuatnya sehubungan dengan auditnya.” Audit laporan keuangan harus didasarkan
pada standar auditing yang ditetapkan IAI. Standar pekerjaan lapangan mengharuskan
auditor melakukan perencanaan dan penyupervisian terhadap audit yang dilaksanakan,
memperoleh pemahaman atas pengendalian intern, dan mengumpulkan bukti kompeten
yang cukup melalui berbagai proses audit. Kertas kerta merupakan sarana yang
digunakan oleh Auditor untuk membuktikan standar pekerjaan lapangan telah dipatuhi.
B. ISI KERTAS KERJA
Isi Kertas Kerja menurut SA Seksi 339 Paragraf 05 adalah: Kertas kerja yang
memperlihatkan kecocokan antara Catatan Akuntansi, Laporan Keuangan, Informasi
Lain dan Standar Auditing yang diterapkan dan dilaksanakan oleh Auditor dengan isian
dokumentasi meliputi:
1. Standar Pekerjaan I (Pertama) yaitu Perencanaan pemeriksaan dan Supervisi
2. Standar Pekerjaan II (Kedua) yaitu Pengendalian Intern untuk merencanakan
audit, menentukan sifat, saat dan lingkup pengujian
3. Standar Pekerjaan III (Ketiga) yaitu Bukti Audit, Prosedur Audit dan Pengujian
untuk sebagai dasar memadai menyatakan pendapat atas laporan keuangan
auditan.
C. TUJUAN PEMBUATAN KERTAS KERJA
Ada 4 tujuan penting pembuatan kertas kerja yaitu:
1. Mendukung pendapat audior atas laporan keuangan auditan Kertas kerja dapat
digunakan oleh auditor untuk mendukung pendapatnya dan merupakan bukti
bahwa auditor telah melaksanakan audit yang memadai.
2. Menguatkan simpulan - simpulan auditor dan kompetensi auditnya pembuatan
kertas kerja yang lengkap merupakan syarat yang penting dalma membuktikan
telah dilaksanakannya dengan baik audit tas laporan keuangan.
3. Mengkoordinasikan dan mengorganisasi semua tahap audit Pengkoordinasian
dan pengorganisasian berbagai tahap audit dapat dilakukan dengan kertas kerja.
4. Memberikan pedoman dalam audit berikutnya.
Dalam audit yang berulang terhadap klien yang sama dalam periode akuntansi yang
berlainan, auditor memerlukan informasi mengenai sifat usaha klien, catatan dan
system akuntansi klien, pengendalian intern, dan rekomendasi perbaikan yang diajukan
kepada klien audit yang lalu.Informasi yang bermanfaat untuk audit berikutnya dapat
diperoleh dari kertas kerja audit yang lalu.

D. KEPEMILIKAN KERTAS KERJA DAN KERAHASIAAN INFORMASI


DALAM KERTAS KERJA
Menurut (SA Seksi 339 Paragraf 06) Kepemilikan Kertas Kerja adalah Kantor
Akuntan Publik, bukan milik Klien atau milik pribadi auditor tetapi sesuai dengan
Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik nomor 301 yang berbunyi "Anggota
Kompartemen Akuntan Publik tidak diperkenankan mengungkapkan informasi klien
yang rahasia, tanpa persetujuan dari klien" karena kertas kerja tersebut mengandung
informasi bersifat rahasia dan terdapat program-program audit
E. FAKTOR-FAKTOR YANG HARUS DIPERHATIKAN OLEH AUDITOR
DALAM PEMBUATAN KERTAS KERJA YANG BAIK
Kecakapatan teknis dan keahlian professional seorang auditor independen
tercermin pada kertas kerja yang dibuatnya. Seorang auditor yang kompeten harus
menghasilkan kertas kerja yang benar-benar bermanfaat. Faktor-faktor pemenuhannya
yaitu:
1. Lengkap artinya: Berisi semua informasi yang pokok (komposisi data penting)
dan tidak memerlukan tambahan penjelasan secara lisan (mampu berbicara
sendiri)
2. Teliti artinya tidak kesalahan tulis dan hitung
3. Ringkas artinya pembatasan informasi pokok sesuai tujuan audit dan tidak
menyajikan rincian yang tidak perlu.
4. Jelas artinya penggunaan istilah tidak mengandung arti ganda dan penyajian
informasi secara sismatik.
5. Rapi artinya susunan / keteraturan penyusunan kertas kerja yang baik.
F. TIPE KERTAS KERJA
Secara garis besar dikelompokan dalam 5 tipe yaitu :
1. Program Audit (Audit Program)
2. Daftar Saldo Kerja (Working Trial Balance)
3. Ringkasan Jurnal Penyesuaian (Adjustment)
4. Skedul Utama (Lead Schedule / top schedule)
5. Skedul Pendukung (Supporting Schedul)
G. PEMBERIAN INDEKS PADA KERTAS KERJA
Tujuan pemberian indeks pada kertas kerja adalah untuk memudahkan
mencarian informasi dalam berbagai daftar yang terdapat pada tipe kertas kerja. Faktor-
faktor yang harus diperhatikan :
1. Setiap kertas diberi Indeks, letaknya "Sudut atas / Bawah "
2. Pencantuman indeks silang (Cross Index) harus dilakukan sebagai berikut:
a. Indeks Silang dari Skedul Pendukung ke Skedul Utama
b. Indeks Silang dari Skedul Akun Pendapatan dan Biaya
c. Indeks Silang Antar Skedul pendukung
d. Indeks Silang dari Skedul Pendukung ke Ringkasan Jurnal Adjustment
e. Indeks Silang dari Skedul Utama ke Working Trial Balance
f. Indeks Silang untuk menghubungkan Program Audit dengan Kertas
Kerja.
3. Jawaban Konfirmasi, Pita mesin hitung, print out komputer dll tidak diberi
Indeks kecuali jika dilampirkan di belakang kertas kerja yang berindeks.
H. METODE PEMBERIAN INDEKS KERTAS KERJA
1. Indeks Angka Kertas kerja utama dan skedul utama di beri indeks dengan angka
sedangkan skedul pendukung diberi sub indeks dengan mencamtumkan nomor
kode skedul utama yang berkaitan. (Contoh: 6-1, 6-2.. dst-nya atau 7-1,7-2 dst-
nya)
2. Indeks Kombinasi Angka dan Huruf Kertas kerja utama dan skedul utama di
beri huruf, angka sedangkan skedul pendukung diberi kode Kombinasi Angka
dan Huruf. (Contoh A-1,A-2..dst-nya)
3. Indeks Angka Berurutan Kertas kerja diberi kode angka yang berurutan. (1, 2,
3, dst- nya
I. SUSUNAN KERTAS KERJA
1. . Draft Laporan Audit (Audit Report)
2. Laporan Keuangan Auditan
3. Ringkasan Informasi bagi reviewer
4. Program Audit
5. Laporan Keuangan/Lembar Kerja (Work sheet) yang dibuat clien
6. Ringkasan Jurnal Adjustment
7. Working Trial Balance
8. Skedul Utama
9. Skedul Pendukung
J. PENGARSIPAN KERTAS KERJA
1. Arsip Permanen
Arsip ini berisikan data historis dan data yang bersifat berkelanjutan yang
berlaku dari tahun ke tahun. Biasanya meliputi hal berikut:
a. Ringkasan atau copy dokumen-dokumen yang berkelanjutan seperti
anggaran dasar, anggaran rumah tangga, perjanjian obligasi, dan
kontrak-kontrak.
b. Analisis akun-akun tertentu dari tahun-tahun yang lalu yang
berpengaruh terhadap auditor.
c. Informasi yang berhubungan dengan pemahaman tentang pengendalian
internal dan penilaian risiko pengendalian.
d. Hasil prosedur analitis dari tahun-tahun yang lalu Namun, banyak KAP
yang pendokumentasian pemahaman tentang pengendalian internal dan
penilaian risiko pengendalian serta prosedur analitis dari tahun-tahun
yang lalu dimasukkan pada file audit tahun berjalan.
2. Arsip Tahun Berjalan
Arsip tahun yang diperiksa meliputi semua dokumen yang bersangkutan dengan
tahun berjalan atau tahun yang diperiksa. Berikut jenis-jenis informasi yang
termasuk dalam audit tahun berjalan:
a. Program audit. Dalam Standar Auditing diharuskan adanya program
audit tertulis untuk setiap audit yang biasanya ditempatkan pada file
terpisah untuk meningkatkan koordinasi dan mengintergrasikan semua
bagian audit.
b. Informasi umum. Misalnya, rencana audit, ringkasan atau salinan
notulen rapat dewan komisaris, ringkasan dari kotrak-kontrak atau
perjanjian yang tidak tecantum dalam arsip permanen, catatan hasil
diskusi dengan klien, komentar hasil review supervisor, dan kesimpulan
umum.
c. Working trial balance, yaitu daftar yang berisi saldo dari semua akun
yang ada di buku besar.
d. Jurnal penyesuaian dan jurnal reklarifikasi. Digunakan untuk koreksi
laporan keuangan.
e. Daftar pendukung. Tipe daftarnya yaitu analisis, daftar saldo,
rekonsiliasi jumlah-jumlah tertentu, uji kewajaran, ringkasan
pelaksanaan prosedur, pemeriksaan dokumen pendukung, serta
dokumen-dokumen dari luar
K. OPINI AUDIT
1. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion)
Dengan pendapat wajar tanpa pengecualian, auditor menyatakan bahwa laporan
keuangan menyajikan secara wajar dalam semua hal yang material sesuai
dengan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia.
2. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian dengan Bahasa Penjelas (Unqualified
Opinion with Explanatory Language).
Dalam keadaan tertentu, auditor menambahkan suatu paragraf penjelas (atau
bahasa penjelas yang lain) dalam laporan audit, meskipun tidak mempengaruhi
pendapat wajar tanpa pengecualian atas laporan keuangan auditan. Paragraf
penjelas dicantumkan setelah paragraf pendapat. Keadaan yang menjadi
penyebab utama ditambahkannya suatu paragraf penjelas atau modifikasi kata-
kata dalam laporan audit baku adalah:
a. Ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi berterima umum.
b. Keraguan besar tentang kelangsungan hidup entitas.
c. Auditor setuju dengan suatu penyimpangan dari prinsip akuntansi
yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan.
d. Penekanan atas suatu hal.
e. Laporan audit yang melibatkan auditor lain.
3. Pendapat Wajar dengan Pengecualian (Qualified Opinion)
Pendapat wajar dengan pengecualian diberikan apabila auditee menyajikan
secara wajar laporan keuangan, dalam semua hal yang material sesuai dengan
prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia, kecuali untuk dampak hal-hal
yang dikecualikan. Pendapat wajar dengan pengecualian dinyatakan dalam
keadaan:
a. Tidak adanya bukti kompeten yang cukup atau adanya pembatasan
terhadap lingkup audit.
b. Auditor yakin bahwa laporan keuangan berisi penyimpangan dari
prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia, yang berdampak
material, dan ia berkesimpulan untuk tidak menyatakan pendapat
tidak wajar.
4. Pendapat Tidak Wajar (Adverse Opinion)
Pendapat tidak wajar diberikan oleh auditor apabila laporan keuangan auditee
tidak menyajikan secara wajar laporan keuangan sesuai dengan prinsip
akuntansi berterima umum.
5. Tidak Memberikan Pendapat (Disclaimer Of Opinion)
Auditor menyatakan tidak memberikan pendapat jika ia tidak melaksanakan
audit yang berlingkup memadai untuk memungkinkan auditor memberikan
pendapat atas laporan keuangan. Pendapat ini juga diberikan apabila ia dalam
kondisi tidak independen dalam hubungannya dengan klien
L. FORMAT OPINI BARU
Perubahan struktur Laporan Auditor Independen berdasarkan SA 700 (Revisi 2021).
a. Struktur lama:
1. Belum memuat hal audit utama atau key audit matters (KAMs)
2. Opini auditor terletak di bagian tengah laporan, setelah pernyataan tanggung
jawab manajemen dan auditor
b. Struktur baru:
1. Pengomunikasian hal audit utama/KAMs
2. Penekanan atensi pengguna LAI pada opini auditor, opini diletakkan di awal LAI
3. Pernyataan eksplisit di bagian basis opini tentang ketentuan independensi dan
etika
4. Kelangsungan usaha sebagai fokus tambahan
5. Memperluas tanggung jawab manajemen termasuk TCWG
M. PERMOHONAN IZIN USAHA KANTOR JASA AKUNTAN (KJA)
1. Pemimpin KJA merupakan Akuntan Berpraktik berkewarganegaraan Indonesia;
2. mempunyai tempat untuk menjalankan usaha yang : (1) berada di wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia; (2) berdomisili di 1 (satu) daerah provinsi yang
sama dengan domisili pemimpin KJA atau daerah kota/kabupaten yang
berbatasan langsung dengan domisili pemimpin KJA; dan (3) terpisah dari
kegiatan lainnya;
3. memiliki paling sedikit 1 (satu) orang pegawai tetap paling rendah lulusan
sekolah menengah atas atau sederajat;
4. memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak atas nama Akuntan Berpraktik untuk KJA
yang berbentuk perseorangan atau nama KJA untuk KJA yang berbentuk selain
perseorangan;
5. memiliki rancangan sistem pengendalian mutu;
6. membuat surat pernyataan pendirian Kantor Jasa Akuntan dengan bermeterai
cukup bagi bentuk usaha perseorangan, dengan mencantumkan paling sedikit:
7. 1) nama dan alamat Akuntan;
8. 2) nama dan domisili Kantor Jasa Akuntan; dan
9. 3) maksud dan tujuan pendirian Kantor Jasa Akuntan;
10. 4) memiliki akta pendirian yang disahkan oleh notaris bagi KJA berbentuk selain
perseorangan (persekutuan perdata, firma, koperasi, dan perseroan terbatas)
dengan mencantumkan paling sedikit:
11. a) nama dan alamat Rekan, direksi dan komisaris;
12. b) bentuk badan usaha KJA;
13. c) nama dan domisili KJA;
14. d) maksud dan tujuan pendirian kantor, yaitu memberikan jasa di bidang
akuntansi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
15. e) hak dan kewajiban Rekan, direksi dan komisaris;
16. f) penyelesaian sengketa dalam hal terjadi perselisihan.
17. melengkapi formulir permohonan izin usaha Kantor Jasa Akuntan dengan
melampirkan berkas:
18. 1) daftar Akuntan Berpraktik yang dilengkapi dengan fotokopi izin Akuntan
berpraktik;
19. 2) pemimpin KJA (KJA Perseorangan); atau seluruh rekan, direksi dan komisaris
(KJA Persekutuan, Firma dan PT);
20. 3) fotokopi Bukti Keanggotaan Asosiasi Profesi Akuntan yang masih berlaku;
21. 4) fotokopi Tanda Bukti Domisili pemimpin KJA dalam 1 provinsi yang sama
atau di daerah kota/kabupaten yang berbatasan langsung dengan domisili KJA;
22. 5) bukti Kepemilikan atau Sewa Kantor dalam 1 provinsi yang sama atau di
daerah kota/kabupaten yang berbatasan langsung dengan domisili Pemimpin
KJA;
23. 6) foto tampak depan dan ruangan kantor, serta denah ruangan yang menunjukkan
kantor telah terisolasi dari kegiatan lainnya
24. 7) fotokopi NPWP Badan (KJA Persekutuan, Firma dan PT) atau Fotokopi NPWP
Pribadi (KJA Perseorangan);
25. 8) fotokopi Rancangan SPM;
26. 9) daftar Pegawai KJA (Minimal 1 (satu) orang, dengan pendidikan minimal SMA
atau sederajat), yang dilengkapi dengan:
27. 10) surat Pengangkatan Pegawai Tetap
28. 11) fotokopi Ijazah yang dilegalisasi
29. 12) fotokopi Akta Notaris mengenai Pendirian KJA (jika KJA berbentuk
Persekutuan, Firma dan PT); atau Surat Pernyataan Pendirian KJA bermeterai
cukup jika berbentuk Perseorangan;
30. 13) surat persetujuan dari seluruh rekan atau direksi KJA mengenai penunjukan
Akuntan Berpraktik sebagai Pemimpin KJA (KJA berbentuk Persekutuan, Firma
dan PT)
31. membuat surat pernyataan bermeterai cukup yang berisi pernyataan bahwa
dokumen persyaratan yang disampaikan adalah benar.
N. SISTEM, MEKANISME DAN PROSEDUR KJA
1. Pemohon mengirim berkas permohonan dalam bentuk softcopy sesuai dengan
persyaratan permohonan izin usaha KJA ke email
kemenkeu.prime@kemenkeu.go.id.
2. Petugas melakukan analisis dan verifikasi kelengkapan dokumen sesuai dengan
persyaratan dan ketentuan yang berlaku.
3. Dalam hal berkas permohonan tidak lengkap, petugas akan menginformasikan
ketidaklengkapan dan membuat surat pemberitahuan kekurangan dokumen.
Pemohon dapat kembali mengajukan kelengkapan dokumen sesuai dengan
keterangan pemberitahuan yang disampaikan oleh petugas secara informal
melalui telepon dan whatsapp atau disampaikan dengan surat kelengkapan
melalui email.
4. Dalam hal berkas permohonan lengkap, petugas segera memproses KMK izin
usaha Kantor Jasa Akuntan tersebut untuk dinaikkan ke Kepala Pusat Pembinaan
Profesi Keuangan dan ditetapkan atas nama Menteri Keuangan.
5. Petugas mengirimkan softcopy salinan KMK Izin Usaha Kantor Jasa Akuntan
kepada pemohon.
6. Waktu penyelesaian paling lama 10 hari kerja setelah dokumen persyaratan
diterima lengkap sampai dengan izin diterbitkan
7. Tidak dipungut biaya
O. PERMOHONAN IZIN USAHA KANTOR AKUNTAN PUBLIK (KAP)
1. Bukti kepemilikan atau sewa kantor dengan domisili yang sama dengan domisili
pemimpin KAP, dilengkapi dengan video, foto, dan denah ruangan yang
menunjukkan kantor terpisah dari kegiatan lain.
2. Nomor Pokok Wajib Pajak Badan untuk KAP yang berbentuk usaha persekutuan
perdata atau firma, atau Nomor Pokok Wajib Pajak Orang Pribadi untuk KAP
yang berbentuk usaha perseorangan.
3. Daftar tenaga kerja profesional pemeriksa di bidang akuntansi paling sedikit 2
(dua) orang yang dilengkapi dengan:
4. 1) Bukti Identitas
5. 2) Surat Pengangkatan pegawai tetap
6. 3) Ijazah dengan ketentuan paling sedikit: (a) Satu orang berpendidikan paling
rendah sarjana di bidang akuntansi (b) Satu orang berpendidikan paling rendah
diploma III di bidang akuntansi
7. Rancangan sistem Pengendalian Mutu KAP sesuai dengan SPAP
8. Bukti pendirian KAP dengan ketentuan:
9. 1) Bagi KAP Perseorangan berupa surat pernyataan pendirian KAP bermeterai
cukup paling sedikit mencantumkan:
10. a) Nama dan alamat Akuntan Publik
11. b) Nama dan alamat KAP
12. c) Maksud dan tujuan pendirian KAP
13. 2) Bagi KAP yang berbentuk persekutuan perdata atau firma, berupa akta notaris
pendirian KAP, paling sedikit mencantumkan:
14. a) Nama dan alamat Rekan
15. b) Bentuk usaha KAP
16. c) Nama dan alamat KAP
17. d) Maksud dan tujuan pendirian KAP yaitu memberikan jasa asurans dan jasa non
asurans
18. e) Hak dan kewajiban sebagai Rekan
19. f) Penyelesaian sengketa dalam hal terjadi perselisihan diantara rekan
20. Bukti pembayaran biaya izin usaha KAP.
P. SISTEM, MEKANISMEN DAN PROSEDUR
1. Pemohon izin dapat membuka website elsa-pk.kemenkeu.go.id dan mendaftarkan
akun KAP untuk permohonan izin usaha KAP.
2. Pemohon izin melakukan aktivasi akun KAP melalui email dan log in sesuai
dengan akun KAP yang telah terdaftar.
3. Pemohon merekam data permohonan izin yang meliputi informasi pemimpin
KAP, informasi KAP, informasi rekan KAP, informasi rekan non AP dan
informasi tenaga profesional pemeriksa.
4. Pemohon mengunggah dokumen dan melakukan pembayaran PNBP sesuai kode
billing yang diperoleh dari menu pembayaran PNBP kemudian mengirim
permohonan.
5. Petugas melakukan analisis dan verifikasi kelengkapan dokumen sesuai dengan
persyaratan dan ketentuan yang berlaku.
6. Dalam hal berkas permohonan tidak lengkap, petugas akan menginformasikan
ketidaklengkapan dan mengembalikan permohonan. Pemohon dapat kembali
mengajukan kelengkapan dokumen sesuai dengan keterangan pemberitahuan
kekurangan dokumen melalui elsa-pk.kemenkeu.go.id.
7. Dalam hal berkas permohonan lengkap, petugas segera memproses KMK izin
usaha KAP tersebut untuk dinaikkan ke Sekretaris Jenderal, Kementerian
Keuangan.
8. Pemohon dapat mengunduh softcopy Salinan KMK Izin usaha KAP melalui elsa-
pk.kemenkeu.go.id.
9. Waktu penyelesaian paling lama 10 hari kerja setelah dokumen persyaratan
diterima lengkap sampai dengan izin diterbitkan
10. Biaya Izin Usaha KAP dibedakan sesuai dengan bentuk usahanya, yaitu:
a. Perseorangan: Rp1.500.000,00 per izin
b. Persekutuan dan Firma
1. Jumlah Rekan 2-4 Orang: Rp3.000.000,00 per izin
2. Jumlah Rekan 5 Orang atau lebih: Rp6.000.000,00 per izin

Anda mungkin juga menyukai