Anda di halaman 1dari 7

RMK BAB IV KERTAS KERJA AUDIT

Disusun oleh:

Alvian Pala’lalangan (6160301190096)

Jordan Sabandar (6160301190103)

Ita milanium Kendek Allo (6160301190110)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA PAULUS

2019
Apa itu kertas kerja ?

Kertas kerja adalah catatan-catatan yang diselenggarakan oleh auditor mengenai prosedur
audit yang ditempuhnya, pengujian yang dilakukannya, informasi yang diperolehnya, dan
simpulan yang dibuatnya sehubungan dengan auditnya.

Contoh: kertas kerja audit adalah sebagai berikut:

• Hasil pemahaman terhadap struktur atau susunan pengendalian intern,

• Program audit,

• Analisis,

• Surat konfirmasi,

• Memorandum,

• Representasi klien,

• Ikhtisar dari berbagai dokumen organisasi,

• Daftar atau komentar yang dibuat atau didapatkan oleh auditor.

Tujuan dibuatnya kertas kerja

1. Mendukung pendapat auditor atas laporan keuangan auditan.

Standar pekerjaan lapangan yang ketiga mensyaratkan bahwa seorang auditor


mendapatkan bukti kompeten yang cukup sebagai pedoman untuk dapat menyatakan
pendapat atas laporan keuangan yang di-audit-nya.

Kertas kerja audit bisa dipakai oleh auditor untuk mendukung pendapat yang
disampaikannya dan sebagai bukti bahwa auditor sudah melakukan audit yang memadai.

2. Menguatkan simpulan-simpulan auditor dan kompetensi auditnya.

Di kemudian hari, apabila terdapat pihak yang membutuhkan penjelasan tentang


kesimpulan atau pertimbangan yang sudah dibuat oleh auditor dalam proses audit yang
dilakukannya, maka auditor dapat memeriksa kembali kertas kerja audit yang sudah dibuat
dalam audit-nya.

Pembuatan seperangkat kertas kerja audit yang lengkap adalah syarat yang sangat penting
untuk membuktikan sudah dilakukannya dengan baik proses audit atas laporan keuangan.
3. Mongkoordinasi dan mengorganisasi semua tahap audit.

Di kemudian hari, apabila terdapat pihak yang membutuhkan penjelasan tentang


kesimpulan atau pertimbangan yang sudah dibuat oleh auditor dalam proses audit yang
dilakukannya, maka auditor dapat memeriksa kembali kertas kerja audit yang sudah dibuat
dalam audit-nya.

Pembuatan seperangkat kertas kerja audit yang lengkap adalah syarat yang sangat penting
untuk membuktikan sudah dilakukannya dengan baik proses audit atas laporan keuangan.

4. Memberikan pedoman dalam audit berikutnya.

Dalam melakukan proses audit yang berulang dengan klien yang sama dan dalam periode
akuntansi yang berbeda, seorang auditor membutuhkan data atau informasi tentang:

• Sifat usaha klien-nya.

• Catatan dan juga sistem akuntansi klien.

• Pengendalian intern yang dilakukan klien.

• Rekomendasi perbaikan yang diajukan kepada klien dalam proses audit yang
dilakukan sebelumnya.

• Berbagai jurnal penyesuaian yang disarankan untuk menyajikan secara wajar


laporan keuangan yang terdahulu.

Isi dari kertas kerja

a) Telah dilaksanakan standar pekerjaan lapangan pertama yaitu pemerikasaan telah


direncanakan dan disupervisi dengan baik.

b) Telah dilaksanakannya standar pekerjaan lapangan kedua yaitu pemahaman memadai


atas pengendalian intern telah diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan
sifat, saat, dan lingkup pengujian yang telah dilakukan.

c) Telah dilaksanakannya standar pekerjaan lapangan ketiga yaitu bukti audit telah
diperoleh prosedur audit telah diterapkan, dan pengujian telah dilaksanakan, yang
memberikan bukti kompeten yang cukup sebagai dasar memadai untuk menyatakan
pendapat atas laporan keuangan auditan.
Dalam pembuatan kertas kerja agar baik, hal hal yang penting untuk diperhatikan oleh
auditor yaitu

a) Lengkap

Berisikan seluruh informasi atau data penting yang harus dicantumkan. Seorang auditor
harus bisa menentukan komposisi seluruh data penting yang harus dimasukkan ke dalam
kertas kerja.

Tidak membutuhkan tambahan penjelasan secara lisan. Karena kertas kerja tersebut akan
diperiksa oleh seorang auditor senior dan kemungkinan akan diperiksa oleh pihak luar,
maka kertas kerja harus berisi informasi lengkap.

Dengan demikian tidak membutuhkan tambahan penjelasan secara lisan. Sebuah kertas
kerja audit harus disusun untuk dapat “berbicara” sendiri. Oleh karena itu harus berisikan
informasi yang lengkap, dan tidak berisikan informasi yang masih belum jelas atau
pernyataan yang belum terjawab.

b) Teliti

Dalam melakukan pembuatan kertas kerja seorang auditor dituntut untuk tetap
memperhatikan ketelitian dalam penulisan dan perhitungan.

c) Ringkas

Terkadang seorang auditor yang belum memiliki banyak pengalaman melakukan kesalahan
dengan melakukan pengauditan yang tidak relevan dengan tujuan audit.

Hal tersebut akan berakibat pada pembuatan atau pengumpulan kertas kerja dalam jumlah
yang banyak dan cenderung tidak memiliki manfaat dalam audit-nya.

Dengan demikian kertas kerja harus dibatasi pada data atau informasi yang penting atau
pokok dan relevan dengan tujuan dilakukannya audit serta disajikan secara ringkas.

Seorang auditor harus bisa menghindari rincian yang tidak perlu untuk disajikan. Analisis
yang dilakukan oleh auditor harus sebagai ringkasan dan juga penafsiran informasi atau
data, bukan hanya sebagai penyalinan catatan klien ke dalam kertas kerja.
d) Jelas

Kejelasan dalam menyusun dan menyajikan informasi kepada berbagai pihak yang akan
memeriksa kertas kerja harus diusahakan oleh auditor. Pemakaian istilah yang
memunculkan makna ganda harus dihindari.

e) Rapi

Kerapian dalam penyajian kertas kerja audit dan keteraturan dalam penyusunan-nya akan
sangat membantu seorang auditor senior dalam melakukan review terhadap hasil kerja dari
staf-nya serta akan memudahkan auditor dalam mendapatkan informasi dari kertas kerja.

Pemberian indeks pada kertas kerja

Kertas kerja harus diberi indeks, sub indeks dan indeks silang dalam audit atau pada saat
pekerjaan audit telah selesai dilakukan. Pemberian indeks terhadap kertas kerja akan
memudahkan pencsrian informasi pencarian informasi dalam berbagai daftar yang terdapat
di berbagai tipe kertas kerja . setiap auditor mempunyai cara tersendiri dalam cara
pemberian indek kertas kerja.

Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam pemberian indeks harga yaitu sebagai berikut:

1. Setiap kertas harus diberi indeks, dapat disudut atas atau sudut bawah.

2. Pencantuman indeks silang harus dilakukan agar sebagai berikut

♦ indeks silang dari skedul pendukung.

♦ Indeks silang dari skedul akun pendapatan dan biaya.

♦ Indeks silang antar skedul pendukung

♦ Indeks silang dari skedul pendukung ke ringkasan jurnal adjustment

♦ Indeks silang dari skedul utama ke working trial balance

♦ indeks silang juga dapat digunakan pula untuk menghubungkan program


audit dengan kertas kerja.
Metode pemberian indeks kertas kerja

1. indeks angka

kertas kerja utama

contoh:

▪ skedul utama kas

▪ kas dibank

▪ kas kecil

2. indeks kombinasi angka dan huruf

kertas kerja diberi kode yang merupakan kombinasi angka dan huruf

contoh:

▪ skedul Utama kas

▪ kas dan bank

▪ konfirmasi bank

▪ dana kas kecil

susunan kertas kerja

• Darft laporan audit (audit report)

• Laporan keuangan auditan

• Ringkasan informasi bagi reviewer

• Program audit

• Laporan audit atau lembar kerja (work sheet) yang dibuat oleh klien

• Ringkasan jurnal (adjusment)

• Working trial balance

• Skedul utama
• Skedul pendukung

Anda mungkin juga menyukai