Anda di halaman 1dari 13

TUGAS RESUME

Genap 2023/2024

Mata Kuliah :

PEMERIKSAAN AKUNTANSI II

Dosen :

Rika Puspita Sari, SE, MA, CPA

JUDUL

KERTAS KERJA

Nama : Miftahul Janah

Nim : 202021330002

AKUNTANSI / KELAS : K SORE

UNIVERSITAS DR. SOETOMO

SURABAYA

APRIL 2023
1. Pengertian Kertas Kerja

Dalam standar auditing khususnya standar pelaksanaan yang ketiga dikatakan bahwa : Bukti
yang cukup dan kompeten harus diperoleh melalui inspeksi, observasi,tanya jawab (wawancara)
dan konfirmasi, untuk digunakan sebagai dasar yang layak untuk menyatakan pendapat terhadap
laporan keuangan yang diaudit. Bukti-bukti atau informasi yang dikumpulkan selama
melaksanakan audit tersebut harusdidokumentasikan dalam bentuk kertas kerja.

Kertas kerja adalah Catatan tertulis tentang bukti-bukti audit atau informasi-informasi yang
diperoleh selama pelaksanaan audit serta metode-metode, prosedur- prosedur yang diterapkan,
pengujian-pengujian yang dilakukan serta kesimpulan-kesimpulan yang telah dibuat oleh auditor.
Oleh karena itu sebagian dari kertas kerjaitu dapat berbentuk rekonsiliasi bank, analisa akun atau
rekening buku besar,ringkasan surat menyurat klien, notulen rapat direksi atau pemegang saham,
daftar pemegang saham atau mungkin dapat berbentuk bagan struktur organisasi, tatasusunan
pabrik, nera!a saldo, program audit, daftar pertanyaan pengendalian intern,surat pernyataan klien,
jawaban konfirmasi, berma!am-ma!am daftar saldo, analisa umur piutang, dan dokumen-dokumen
lainnya.

Jadi, kertas kerja adalah semua catatan tentang informasi atau bukti yang dikumpulkan auditor
untuk menunjukkan pekerjaan yang telah mereka lakukan,metode dan prosedur yang mereka ikuti
dan kesimpulan-kesimpulan yang telah mereka lakukan. Dengan kertas kerja tersebut auditor
menyusun laporannya kepada klien, serta membuktikan luas auditnya dan membuktikan
kemampuan profesionalnya dalam melaksanakan audit.

2. Tujuan Kertas Kerja

$ecara umum tujuan dari kertas kerja adalah untuk membantu auditor denganmemberikan bukti
bahwa auditor telah melaksanakan tugas auditnya sesuai denganstandar auditing yang berlaku
umum. 6amun demikian tujuan utama kertas kerjaadalah sebagai berikut :

 $ebagai alat koordinasi


Semua data dan informasi yang ditemukan dalam setiap fase audit itu catat sehingga
dapat dinilai secara benar dan ditentukan kaitannya dengan fase-fase audit yang lain.
dengan perencanaan yang baik dalam penugasan kepada asisten atau tenaga pembantu
auditor, maka asisten ini akan bekerjadengan baik dan lancar pada bidangnya masing-
masing dalam waktu yang bersamaan. sehingga perancangan kertas kerja yang baik
menunjukkan bahwa auditor telah melaksanakan standar pelaksanaan auditing yang
pertama yaitu : adanya perencanaan dan pengawasan yang memadai terhadap
pelaksanaanaudit.
 Sebagai alat pengkajian
Dalam melakukan audit terhadap perusahaan yang mempunyai berbagai cabang,
maka harus digunakan tenaga auditor maupun asisten lebih banyak, begitu pula kertas kerja
yang harus dibuat juga lebih banyak. Tiap-tiap cabang dari perusahaan itu mungkin akan
diperiksa oleh auditor yang sama atau mungkin auditor lain dari kantor akuntan publik
yang sama. Sehingga kertas kerja akan dibuat di tempat audit dan hasilnya dikirimkan ke
pusatuntuk digabungkan dengan kertas kerja lainnya dan dikaji ulang oleh auditor ketua
sebelum auditor tersebut menyusun laporannya.
Dalam hal ini keseragaman dan kualitas yang baik dari kertas kerja tersebut
merupakan hal yang sangat penting. Audit pada dasarnya tidak dapat diselesaikan di kantor
klien dan biasanya laporan auditor diselesaikan seluruhnya di kantor akuntan. 1aka kertas
kerja mempunyai peranan yang penting bagi auditor dalam mengkaji ulang atau mereview
pekerjaan yangdilakukan di masing-masing cabang perusahaan kliennya.
 Sebagai dasar penyusunan laporan audit
Kertas kerja akan mempermudah penyusunan laporan auditor karenakertas kerja
merupakan sumber data atau bahan penyusunan laporan tersebut. bentuk dari kertas kerja
itu akan berbeda-beda tergantung pada tujuan danluasnya audit. Namun demikian data
tentang penemuan-penemuan penting dan rekomendasi-rekomendasi, yang biasanya
merupakan hal yang sangat penting baik dalam penyusunan laporan khusus (hasil
investigasi, maupun pada laporan bentuk pendek dan bentuk panjang, harus tersedia
ataudidokumentasikan pada suatu kertas kerja, dan dari kertas kerja inilah auditor
menyusun laporannnya. Karena hasil akhir hampir dari semua jenis audit adalah laporan
auditor yang disusun berdasarkan dengan apa yang ada padakertas kerja audit. Maka sudah
selayaknya jika kertas kerja itu harus diran!angdan dibuat dengan sebaik-baiknya.
 Sebagai pendukung pendapat auditor
Laporan auditor disusun berdasarkan kertas kerja audit, ini berarti bahwa kertas
kerja merupakan alat untuk membuktikan dan menjelaskan kesimpulan-kesimpulan yang
ada pada laporan tersebut. Pada suatu ketika kemungkinan auditor diminta oleh pengadilan
untuk memberikan kesaksian mengenai peristiwa keuangan kliennya atau mungkin dia
diminta untuk mempertahankan tentang ketelitian atau kewajaran laporan tersebut. Dalam
hal lain, auditor setelah memahami pengendalian intern kliennya dia akan menyusun surat
rekomendasi kepada manajemen tentang pengendalian intern tersebut. Dalam
mengidentifikasi kelemahan-kelemahan yang ada pada suatu pengendalian intern,
demikian juga dalam menyusun rekomendasi perbaikannya auditor akan menggunakan
kertas kerja audit sebagai sumber informasi yang utama.
Dalam kaitannya dengan tujuan kertas kerja audit ini, Arens secara lebih spesifik
menjelaskan tujuan-tujuan tersebut sebagai berikut:
 Sebagai dasar untuk merencanakan audit jika auditor merencanakan auditnya untuk tahun
berjalan dengan baik,maka referensi harus ada dalam kertas kerja untuk membantunya
dalam pengambilan keputusan. Kertas kerja ini harus berisi macam-macam informasi yang
berkaitan dengan perencanaan, misalnya : pemahaman terhadap struktur pengendalian
intern, jadwal waktu audit, program audit, dan hasil audit sebelumnya.
 Sebagai catatan bukti yang didapat dan hasil pengujian yang dilakukan
Kertas kerja sebagai alat utama untuk mendokumentasikan bahwa audit telah
dilakukan dengan baik. Jika diperlukan, auditor dapat menunjukkan atau membuktikan
kepada suatu dewan bahwa audit telah direncanakan dan diawasi dengan baik, bukti-bukti
yang kompeten telah dikumpulkan secara cukup, dan laporan auditor telah disusun dengan
mempertimbangkan hasil auditnya.
 Sebagai data untuk menyususun laporan auditor
Kertas kerja merupakan sumber penting untuk membantu auditor didalam
menentukan atau mengambil hasil keputusan untuk menerbitkan laporan auditor sesuai
dengan situasinya. Data dalam kertas kerja bergunauntuk menilai cukup tidaknya luasnya
audit dan kewajaran laporan keuangan. Selain itu, informasi yang ada dalam kertas kerja
audit diperlukan dalam penyusunan laporan keuangan (yang akan dilampirkan dalam
laporan auditor.
 Sebagai dasar penilaian oleh pimpinan tim pemeriksa
Kertas kerja audit adalah merupakan referensi utama atau sumber data bagi auditor
senior, pimpinan tim audit, pimpinan kantor akuntan atau anggota lainnya untuk menilai
apakah bukti yang kompeten dan cukup telah dikumpulkan untuk menyusun laporan
auditor. Selain tujuan-tujuan di atas, kertas kerja audit juga dapat digunakan sebagai :
a. Dasar untuk penyusunan permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak,
hal-hal yang berkaitan dengan bursa efek dan laporan-laporan lainnya.
b. Sebagai sumber informasi untuk menyusun surat pernyataan manajemen
maupunsurat rekomendasi kepada klien dalam rangka perbaikan sistem operasi
atau usaha perusahaan.
c. Sebagai referensi untuk peningkatan kemampuan karyawan perusahaan kliennya.
d. Sebagai bantuan atau pedoman dalam merencanakan dan mengkoordinasikan audit
tahun-tahun berikutnya.

3. Penggolongan Kertas Kerja

Kertas kerja meliputi semua informasi yang diperoleh auditor selamamelakukan


audit, sehingga banyak macam dan jenisnya. Namun demikian, pada umumnya kertas kerja
audit dapat dikategorikan beberapa golongan yaitu:
 Rencana audit, program audit, daftar pertanyaan (untuk memahami dan menilai
pengendalian intern, flowchart, dan agenda atau jadwal waktu audit.
 Kertas kerja neraca saldo (working trial balance), skedul utama (lead schedule)
,skedul pendukung (supporting schedule).
 Jurnal-jurnal penyesuaian dan pengklasifikasian kembali (adjusment and
reklasification entries).
 Analisis, dan kertas kerja hasil perhitungan auditor (computational working
papers).
 Salinan keterangan atau notulen rapat dan catatan- catatan atau dokumen lainnnya.
 Surat pernyataan klien atau dari penasihat hukum klien.
 Rancagan atau konsep laporan auditor dan laporan keuangan yang telah diperiksa
dapat dipertimbangkan juga sebagai kertas kerja.
Program Audit

Program audit merupakan daftar prosedur audit untuk seluruh audit unsur tertentu,
sedangkan prosedur audit adalah instruksi rin!i untuk mengumpulkan tipe bukti audit tertentu yang
harus diperoleh pada saat tertentu dalam audit. Dalam program audit, auditor menyebutkan
prosedur audit yang harus diikuti dalam melakukan verifikasi setiap unsur yang tercantum dalam
laporan keuangan, tanggaldan paraf pelaksana prosedur audit tersebut, serta penunjukan indeks
kertas kerja yang dihasilkan. Dengan demikian, program audit berfungsi sebagai suatu alat yang
bermanfaat untuk menetapkan jadwal pelaksanaan dan pengawasan pekerja audit. Program audit
dapat digunakan untuk merencanakan jumlah orang yang diperlukan untuk melaksanakan audit
beserta komposisinya, jumlah asisten dan auditor junior yang akan ditugasi, taksiran jam yang
akan dikonsumsi, serta untuk memungkinkan auditor yang berperan sebagai supervisor dapat
mengikuti program audit yang sedang berlangsung.

Kertas Kerja Neraca Saldo (working trial balance)

Adalah suatu daftar tentang saldo-saldo akun-akun buku besar tahun yang diperiksa dan
tahun sebelumnya, ditambah juga kolom-kolom untuk penyesuaian auditor serta reklasifikasi
maupun jumlah-jumlah akhir yang akan mun!ul dalamlaporan keuangan yang telah diaudit.
Kerrtas kerja ini merupakan daftar utama yang mengawasi atau meringkas semua kertas kerja
pendukung. Jumlah kolom-kolom yang harus ada akan berbeda-beda tergantung kebutuhan dan
pandangan dari masing-masing auditor.

Walaupun nama masing-masing kolom sudah jelas maksudnya, namun perluu ntuk
menjelaskan secara singkat mengenai maksud kolom ketiga dan keempat.Kolom ketiga adalah
saldo akhir dari audit sebelumnya yang bertujuan untuk mempermudah mengadakan
pembandingan serta untuk mengetahui perubahan- perubahan yang penting atau material yang
memerlukan perhatian khusus dari auditor yang bersangkutan. Kolom keempat memberikan
informasi tentang saldo akun-akun pada akhir tahun yang diperiksa. Saldo ini biasanya diambil
langsung dari buku besar, baik untuk akun-akun nera!a maupun laba rugi dan saldo-saldo tersebut
harus sama dengan saldo-saldo yang disajikan pada laporan keuangan.
Dalam suatu audit, pada umumnya klien diminta untuk membuat neraca saldo setelah
jurnal penyesuaian dibukukan atau dipostingkan. Namun demikian sebelum auditor yang
bersangkutan menerima neraca saldo tersebut sebagai kertas kerjanya maka dia harus menelusuri
(tracing) jumlah-jumlah tersebut ke buku besarnya sebagai bukti bahwa semua akun-akun buku
besar telah dimasukkan dalam nera!a saldo tersebut. Jika auditor menemukan adanya
ketidakseimbangan dalam buku besar, maka dia biasanya meminta kliennya untuk mencarikan
atau menemukan sebab-sebab ketidakseimbangan tersebut, maka hal ini harus disadari oleh klien
bahwa tugas inidiluar tugas audit dan harus dibebani sebagai jasa auditor yang bersangkutan.

Jurnal Penyesuaian dan Reklasifikasi

Selama melakukan audit, keuangan kliennya maupun dalam catatan akuntansinya.


Kesalahan ini mungkin jumlahnya besar (material) mungkin kecil yang timbul karena adanya
transaksi yang tidak di!atat atau adanya penggunaan metode yang salah, atau karena
pengklasifikasian yang tidak benar, adanya cut off atau titik potong, atau kesalahan tafsir terhadap
suatau transaksi keuangan. Pada umumnya kesalahan itu tidak sengaja, namun demikian
kemungkinan auditor akan menemukankesalahan yang disengaja oleh kliennya, baik dalam
laporan keuangan maupun catatan akuntansi yang merupakan kecurangan yang bila tidak
disesuaikan akan menyesatkan pemakai laporan keuangan.

Untuk mengkoreksi kesalahan-kesalahan besar akan ditemukan dalam laporan keuangan


maupun dalam catatan akuntansinya, maka auditor akan membuat jurnal penyesuaian yang
merupakan rekomendasi untuk dicatat pada catatan akuntansi kliennya. Disamping itu, untuk hal-
hal yang dicatat oleh klien dengan benar, namun untuk penyajian yang wajar dalam laporan
keuangan mungkin perlu diklasifikasikan kembali.

Sebelum sampai pada suatu kesimpulan mengenai hasil auditnya, maka konsep jurnal
penyesuaian yang telah dibuat oleh auditor terlebih dahulu didiskusikan dengan kliennya, yang
biasanya diwakili oleh auditor internnya atau oleh komite audit. Pada banyak hal klien akan
menyetujui penyesuaian itu dan akan mengotorisasi pegawainya untuk mencatat penyesuaian
auditor tersebut pada catatan akuntansinya, dan auditor akan men!atat persetujuan itu pada kertas
kerjanya.
Auditor tidak akan melakukan pencatatan pada pembukuan kliennya, karena jika dia
melakukan hal ini akan mengurangi, walaupun hanya untuk sementara, peranannya sebagai auditor
yang independen. Sebagian dari jurnal penyesuaian yang telah dibuat oleh auditor kemungkinan
berhubungan dengan transaksi yang telah di catat oeh kliennya pada periode berikutnya. Dalam
hal yang demikian auditor harus membuatkan kliennya suatu daftar jurnal penyesuaian kembali
yang harus dilakukan kliennya untuk menetralisir pengaruh jurnal penyesuaian yang telah
dibuatnya.

Auditor harus selalu mengecek bahwa semua jurnal penyesuaian kembali itu dicatat oleh
kliennya pada akun-akun yang bersangkutan, jika tidak laporan keuanganyang disajikan dalam
laporan auditor akan tidak sama dengan catatan akuntansi kliennya. Di samping penggolongan
kertas kerja audit seperti tersebut diatas, ada juga yang hanya mengklasifikasikan kertas kerja audit
itu menjadi dua grup lainnya yaitu (1) skedul utama dan (2) Skedul Pendukung.

Skedul Utama (Grouping Sheet, lead schedule, summary schedule)

Kertas kerja neraca saldo biasanya untuk klien kecil dalam arti hanya mempunyai beberapa
rekening buku besar. Untuk klien yang besar mempunyai akun buku besar yang cukup banyak,
maka metode kertas kerja neraca saldo sulit untuk digunakan. hal ini disebabkan banyaknya akun-
akun buku besar yang harus digabungkan menjadi satu angka atau satu rekening dalam penyajian
laporan keuangan yang telah diperiksa auditor. Teknik grouping sheet atau skedul utama dirancang
untuk mengatasi kelemahan kertas kerja neraca saldo tersebut. Skedul utama adalah kertas kerja
audit dengan kolom-kolom sama dengankertas kerja nera!a saldo. Kertas kerja skedul utama ini
dibuat untuk menggabungkan akun-akun kas kecil, kas di bank, kas di bank untuk upah, kas di
bank untuk dividen,dan sebagainya. Jurnal-jurnal penyesuaian dan reklasifikasi yang dibuat oleh
auditor yang diterima oleh klien harus dipostingkan pada masing-masing skedul utama,semua
kolom-kolom pada skedul utama dijumlahkan, kemudian jumlah tersebut direkapitulasi pada
kertas kerja nera!a atau kertas kerja laporan laba rugi.

Skedul Pendukung (Supporting Schedule)

Merupakan daftar atau skedul yang dibuat oleh auditor untuk mendukung suatu jumlah
yang ada dalam laporan keuangan. $ebagian besar dari kertas kerja merupakan skedul pendukung,
sehingga skedul yang digunakan akan bermacam-ma!am tipenya sesuai dengan keadaan dan tujuan
audit dan berbagai aspek yang diperlukan untuk mendokumentasikan ataupun menunjukkan
luasnya audit untuk memenuhi tujuan-tujuan lain dari kertas kerja tersebut. Jenis-jenis skedul
pendukungyang sering digunakan oleh auditor pada umunya adalah sebagai berikut :

Analisis. Suatu analisis dirancang untuk menunjukkan atau menggambarkan aktivitas akun-akun
neraca yang terjadi selama periode yang diaudit, baik untuk menyimpulkan saldo akhir maupun
saldo awal. Jenis skedul ini biasanya dipakai untuk akun-akun seperti: Surat berharga, Piutang,
Wesel, cadangan Kerugian piutang, Aktiva Tetap, Utang Jangka panjang, dan seluruh rekening
modal sendiri. Karakteristik umum dari akun-akun ini adalah makna atau kepentingan dari
aktivitas atau mutasi pada akun-akun selama tahun yang bersangkutan. Dalam banyak hal kertas
kerja analisis mempunyai referensi silang (cross reference) dengan kertas kerja yang lain.

Neraca Saldo atau Daftar.

Daftar jenis ini terdiri dari susunan secara lengkap dari saldo-saldo akun baik akun-akun
secara neraca maupun akun-akun laba rugi. hal ini berbeda dengan suatu analisis yang hanya
meliputi hal-hal yang mempunyai saldo akhir periode. contoh umum dari neraca saldo ini adalah
daftar yang mendukung piutang dagang, utang dagang, biaya reparasi dan pemeliharaan,dan
bermacam-macam penghasilan.

Rekonsiliasi.

Suatu rekonsiliasi mendukung suatu jumlah tertentu yang pada umumnya berupa
pen!o!okan suatu jumlah yang ter!atat pada !atatan kliendengan sumber informasi lain. 1isalnya,
rekonsiliasi antara saldo bank menurut!atatan lien dengan saldo bank menurut laporan bank,
rekonsiliasi antara saldoakun pembantu piutang dengan jawaban konfirmasi dari debitur, dan
rekonsiliasiantara saldo utang dengan laporan kreditur.

Pengujian Kepantasan.

Skedul ini berisi informasi yang dapat digunakan untuk menilai apakah saldo yang
dicantumkan oleh klien mengandung kesalahan yang perlu dipertimbangkan sesuai dengan
keadaan dalam penugasan itu, atau untuk menentukan cukup tidaknya suatu cadangan yang
ditentukan oleh klien. Padaumumnya auditor mengadakan pengujian terhadap biaya depresiasi ,
cadangan pajak penghasilan, dan cadangan kerugian piutang dengan pengujian kepantasan atau
kewajaran tersebut.

Ikhtisar Hasil Prosedur Audit.

Yaitu suatu prosedur audit tertentu yang telahdilaksanakan oleh auditor. 1isalnya, ikhtisar
mengenai hasil konfirmasi piutang dagang, dan ikhtisar hasil observasi persediaan.

Pembuktian Dokumen Pendukung.

Skedul ini tidak menunjukkan suatu jumlahdan juga tidak mengkaitkan dengan buku besar, sebab
memang hanya digunakanuntuk mendokumentasikan hasil !ut off, skedul ini harus menyatakan
seCara jelas kesimpulan positif atau negatif tentang hasil pengujian tersebut.

Dokumen dari Pihak Luar.

Sebagian dari kertas kerja audit terdiri dari dokumen-dokumen yang berasal dari pihak luar yang
dikumpulkan auditor seperti : jawaban konfirmasi dan salinan surat perjanjian. Walaupun
dokumen ini bukan merupakan skedul dalam arti yang sebenarnya, tetapi dokumen ini harus diberi
indek dan di arsip dengan prosedur yang sama dengan skedul yang lain.

Hubungan Antar Kertas Kerja

Antara kertas kerja yang satu dengan kertas kerja yang lain pada dasarnyasaling berkaitan dan
kertas kerja tersebut akhirnya akan mendukung informasi ataudata yang disajikan dalam laporan
keuangan.

5. Pengarsipan Kertas Kerja & Filling System)

Sistem atau metode pengarsipan kertas kerja yang berlaku atau digunakanakan berbeda-beda
antara kantor akuntan yang satu dengan kantor akuntan yang lain.

Namun pada umumnya sistem pengarsipan kertas kerja dibagi menjadi arsip permanen dan arsip
tahun berjalan.
Arsip Permanen

Merupakan kumpulan data permanen atau kertas kerja audit yang diperlukan secara terus-menerus
atau yang bermanfaat untuk audit tahun-tahun berikutnya, atau berisi data historis yang sifatnya
dapat digunakan secara terusmenerus dalam audit tahun-tahun berikutnya. Tujuan dari arsip
permanen antara lain adalah (a) menyediakan datahistoris keuangan perusahaan, (b) menyediakan
referensi untuk hal-hal yang berlangsung terus-menerus dan terjadi berulang-ulang, (c)
mengurangi pekerjaan pembuatan kertas kerja baru untuk hal-hal yang tidak ada perubahannya
dan (d) menyediakan data bagi audit tahun-tahun yang akan datang. Sebagian besar informasi-
informasi yang termasuk dalam arsip permanen ini diperoleh selama audit yang pertama kali
terhadap catatan kliennya. Informasi yang termasuk dalam arsip permanen ini antara lain adalah
sebagai berikut :

Ikhtisar atau salinan (Copy) dari dokumen-dokumen perusahaan yang selalu diperlukan oleh
auditor, misalnya : anggaran dasar atau akte pendirian, surat perjanjian atau kontrak-kontrak
dengan pihak lain yangmeliputi ren!ana pension, sewa jangka panjang, kontrak pembangunan
jangka panjang, notulen rapat pemegang saham, rapat direksi atau rapat-rapat komisi lainnya, hasil
pemahaman struktur pengendalian intern. Dokumen tersebut sangat penting untuk auditor dan
mempengaruhi auditnya beberapa tahun.

•Analisa akun tahun-tahun sebelumnya yang masih dianggap penting bagi auditor yang

bersangkutan, misalnya akun aktiva tetap, goodwill, utang jangka panjang, modal dan sebagainya,.
Dengan demikian informasi mengenai hal-hal tersebut dimasukkan dalam arsip permanen akan
memungkinkan bagi auditor hanya memperhatikan dan menganalisa perubahan-perubahan yang
terjadi pada masing-masing akun yang bersangkutan.

Informasi yang berhubungan dengan hasil evaluasi dan penilaian tentangsistem pengendalian
intern, yang meliputi bagan organisasi, luasnya wewenang dan tanggung jawab masing-masing
fungsionaris, flowchart.
PENUTUP

A.KESIMPULAN

Kertas kerja adalah semua !atatan tentang informasi atau bukti yang dikumpulkan auditor
untuk menunjukkan pekerjaan yang telah mereka lakukan, metodedan prosedur yang mereka ikuti
dan kesimpulan-kesimpulan yang telah merekalakukan. Dengan kertas kerja tersebut auditor
menyusun laporannya kepada klien, serta membuktikan luas auditnya dan membuktikan
kemampuan profesionalnya dalam melaksanakan audit. Tujuan utama kertas kerja adalah

(a) sebagai alat koordinasi

(b) sebagai alat pengkajian

(c) sebagai dasar penyusunan laporan audit

(d) sebagai pendukung pendapatauditor.

Pada umumnya kertas kerja audit dapat dikategorikan beberapa golongan yaitu program audit,
kertas kerja neraca, jurnal penyesuaian dan reklasifikasi, skedul utama, dan skedul pendukung.
Selain itu, hubungan antara kertas kerja yang satu dengan kertas kerja yang lain pada dasarnya
saling berkaitan dan kertas kerja tersebut akhirnya akan mendukunginformasi atau data yang
disajikan dalam laporan keuangan.

B.SARAN

Perlakuan secara hukum yang tegas terhadap semua kegiatan audit beserta auditornya dan juga
terhadap subjek auditnya sangatlah diperlukan. Hal ini dapat mengurangi tingkat kecurangan yang
terjadi dalam proses audit dan juga untuk menjaga kualitas laporan dan opini hasil auditnya
sehingga para pengguna informasi atau para pihak luar khususnya investor maupun nasabah bank
beserta pengawasnya tidak akan tertipu dengan kecurangan yang sangat merugikan setiap
keputusan investasi pihak luar tersebut. Proses audit baiknya tidak hanya dilakukan oleh akuntan
publik secara independen penuh akan tetapi harus melibatkan pihak berwenang yang berfungsi
sebagai pengawas audit yang mempunyai kewenangan hukum yang diharapkan sebagai salah satu
pengendalian mutu.
DAFTAR PUSTAKA
Munawir.2008. Auditing Modern. Yogyakarta : BPFE - Yogyakarta.
Agoes,Sukrisno. 2012. Auditing -petunjuk -praktis -pemeriksaan Akuntan Oleh Akuntan -Publik.
Yogyakarta : Salemba Empat

Anda mungkin juga menyukai