Anda di halaman 1dari 7

Pengertian Kertas Kerja Audit

Menurut Siti Kurnia Rahayu & Ely Suhayati (2010) : “Kertas kerja audit adalah catatan-catatan
yang diselenggarakan auditor mengenai prosedur audit yang diterapkan, pengujian-pengujian yang
dilaksanakan, informasi yang diperoleh dan kesimpulan-kesimpulan yang dibuat sehubung dengan
auditnya. Kertas kerja merupakan suatu media yang dibuat auditor yang menghubungkan antara
catatan klien dengan laporan audit yang dibuat auditor pada akhir penugasan. Pembuatan dan
penyimpanan kertas kerja merupakan pekerjaan penting dalam audit. Kertas kerja audit harus
meliputi semua informasi yang dipandang perlu oleh auditor bagi pelaksanaan audit yang memadai
dan untuk mendukung laporan audit atau pendapat yang akan diberikan oleh auditor.”.
Menurut I Gusti Agung Rai (2008) : “Kertas kerja audit adalah dokumen audit yang berkaitan
dengan perencanaan, pelaksanaan, dan laporan audit harus berisi informasi yang cukup untuk
memungkinkan auditor yang berpengalaman, tetapi tidak mempunyai hubungan dengan audit
tersebut dapat memastikan bahwa dokumen audit tersebut dapat menjadi bukti yang mendukung
temuan, simpulan dan rekomendasi auditor”.
Menurut Wahyudin (2003) dalam Monika Averina (2013): “Kertas kerja audit adalah catatan yang
dibuat auditor mengenai prosedur audit yang ditempuh, pengujian yang dilakukan, informasi yang
diperoleh, dan kesimpulan berkenaan dengan pelaksanaan audit”.
Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa kertas kerja audit adalah catatan-catatan yang
dibuat auditor mengenai perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan yang dilakukan, dapat menjadi
bukti untuk mendukung temuan dan memperkuat simpulan auditor.
Tujuan Pembuatan Kertas Kerja Audit
Kertas kerja pemeriksaan yang merupakan dokumentasi auditor atas prosedur-prosedur audit yang
dilakukannya, tes-tes yang diadakan, informasi-informasi yang didapat dan kesimpulan yang dibuat
atas pemeriksaan, analisis, memorandum, surat-surat kofirmasi dan representation, ikhtisar
dokumen-dokumen perusahaan, rincian-rincian pos neraca dan laba rugi, serta komentar-komentar
yang dibuat atau yang diperoleh si auditor, mempunyai beberapa tujuan
Tujuan tersebut antar lain :
1 Mendukung opini auditor mengenai kewajaran laporan keuangan.
Opini yang harus diberikan harus sesuai dengan kesimpulan pemeriksaan yang dicantumkan
dalam kertas kerja perusahaan.
2 Sebagai bukti bahwa auditor telah melaksanakan pemeriksaan sesuai dengan standar
profesional akuntan publik.
Dalam kertas kerja pemeriksaan harus terlihat bahwa apa yang diatur dalam SPAP sudah
diikuti dengan baik oleh auditor. Misalnya melakukan penilaian terhadap pengendalian
intern dan menggunakan internal control questionnaires, mengirimkan konfirmasi piutang,
meminta surat pernyataan langganan dan lain-lain.
3 Sebagai referensi dalam hal ada pertanyaan dari :
a. Pihak pajak
b. Pihak bank
c. Pihak klien
Jika kertas kerja pemeriksaan lengkap, pertanyaan apapun yang diajukan pihak-pihak
tersebut, yang berkaitan dengan laporan audit, bisa dijawab dengan mudah oleh auditor,
dengan menggunakan kertas kerja pemeriksaan sebagai referensi.
4 Sebagai salah satu dasar penilaian asisten (seluruh tim audit) sehingga dapat dibuat evaluasi
mengenai kemampuan asisten sampai dengan partner, sesudah selesai suatu penugasan.
Evaluasi tersebut biasa digunakan sebagai salah satu dasar pertimbangan untuk kenaikan
jenjang jabatan dan kenaikan gaji.
5 Sebagai pegangan untuk audit tahun berikutnya.
Untuk persiapan audit tahun berikutnya, kertas kerja tersebut dapat dimmanfaatkan antara
lain :
a. Untuk mengecek saldo awal
b. Untuk dipelajari oleh audit staf yang baru ditugaskan untuk memeriksa klien
tersebut.
c. Untuk mengetahui masalah-masalah yang terjadi di tahun lalu dan berguna untuk
penyusunan audit plan tahun berikutnya.
Klasifikasi Kertas Kerja
Perencanaan dan pelaksanaan program pemeriksaan tidak sempurna tanpa suatu
dokumentasi kertas kerja yang layak. Kertas kerja dapat diklasifikasikan dalam 3 kategori, yaitu:
a. Berkas Tahun berjalan (Current file)
Berisi kertas kerja yang mempunyai kegunaan untuk tahun berjalan, misalnya:
 Neraca saldo
 Beritas Acara Kas Opname
 Rekonsiliasi Bank
 Rincian Piutang
 Rincian Persediaan
 Rincian Utang
 Rincian Biaya, dan lain-lain
b. Berkas Permanen (Permanent File)
Berisi kertas kerja yang mempunyai kegunaan untuk beberapa tahun, misalnya:
 Akte Pendirian
 Buku Pedoman Akuntansi (Accounting Manual)
 Kontrak – kontrak
 Notulen Rapat
c. Berkas Surat Menyurat (Correspondence File)
Berisi korenpondesi dengan klien, berupa surat menyurat, facsimile dan lain-lain.

Fungsi dari Kertas Kerja


a. Menyediakan penduduk utama bagi laporan auditor,
termasuk representasi tentang pengamatan atas standar perkerjaan lapangan, yang tersirat
ditunjukkan dalam laporan auditor dengan disebutkannya “berdasarkan standar auditing
yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Kertas kerja memberikan sumber informasi
penting yang membantu auditor menentukan kelayakan laporan audit yang diterbitkan dalam
suatu keadaaan tertentu. Data dalam kertas kerja juga bermanfaat untuk mengevaluasi
kecukupan ruang lingkup audit dan kewajaran laporan keuangan.
b. Bukti bahwa audit dilaksanakan sesuai standar audit,
yaitu merupakan dokumentasi bukti-bukti yang diperoleh dan hasil pengujian yang
dilaksanakan. Kertas kerja adalah alat dokumentasi utama bahwa audit yang memadai telah
dilaksanakan sesuai dengan standar audit jika diperlukan dapat menunjukkan kepada
lembaga kehakiman dan pengadilan bahwa audit telah direncanakan dengan baik dan
supervesi dengan cukup, bahan bukti yang dikumpulkan kompeten, cukup, dan tepat waktu,
dan laporan audit sudah pantas dengan mempertimbangkan hasil audit.
c. Sebagai dasar untuk perencanaan.
Berkas kertas kerja mencakup berbagai informasi perencanaan seperti infomasi deskriptif
mengenai struktur pengendalian intern, anggaran waktu bagi tiap di bidang audit, program
audit dan hasil audit tahun lalu. Jika auditor merencanakan audit pada tahun berjalan dengan
meemadai, informasi acuan yang perlu harus tersedia terdapat dalam kertas kerja.
d. Sebagai dasar untuk review dan supervisi.
e. kertas kerja merupakan kerangka acuan pertama yang digunakan supervisor untuk
mengevaluasi apakah bahan bukti yang kompeten telah dikumpulkan dengan cukup
membenarkan laporan audit.
f. Fungsi lain
 Sebagai dasar pengisian SPT
 Sumber informasi bagi komunikasi dengan komite audit dan manajemen berkenaan
dengan berbagai masalah apakah karena diminta oleh auditor dapat membantu klien
memperbaiki operasinya.
 Sebagai kerangka acuan untuk pelatihan staf
 Sebagai alat bantu dalam perencanaa dan koordinasi audit selanjutnya
Faktor-Faktor yang harus diperhatikan auditor dalam membuat kertas kerja
Kecakapatan teknis dan keahlian profesional seorang auditor independen tercermin pada
kertas kerja yang dibuatnya. Seorang auditor yang berkompeten harus menghasilkan kertas kerja
yang benar-benar bermanfaat. Faktor-faktor pemenuhannya yaitu :
a. Lengkap artinya berisi semua informasi yang pokok (komposisi data penting) dan tidak
memerlukan tambahn penjelasan secara lisan (mampu berbicara sendiri).
b. Teliti artinya tidak kesalahan tulis dan dihitung
c. Ringkas artinya pembatasan informasi pokok sesuai tujuan audit dan tidak menyajikan
perincian yang tidak perlu.
d. Jelas artinya penggunaan istilah tidak mengandung arti ganda dan penyajian informasi
secara sismatik.
e. Rapi artinya susunan/keteraturan penyesuaian kertas kerja yang baik.

Pembuatan Kertas Kerja


Dalam pembuatan kertas kerja, terdapat sejumlah teknik dan mekanisme yang lazim digunakan
oleh auditor. Berikut beberapa teknik penting yang harus diperhatikan dalam pembuatan kertas
kerja:
a. Judul
Setiap kertas kerja harus berisi nama klien, judul yang jelas menunjukan isi kertas kerja
yang bersangkutan., dan tanggal neraca atau periode yang dicakup oleh audit.
b. Nomor indeks
Setiap krtas kerja harus diberi index atau nomor referensi, misalnya A-1, B-2 dsb, untuk
keperluan pemberian identifikasi dan pengarsipan.
c. Referensi silang
Data dalam suatu kertas kerja yang diambil dari kertas kerja lain atau dipindahkan atau
dibawa di kertas kerja lain, harus diberi referensi silang dengan nomor index dari krtas-
kertas kerja tersebut
d. Tanda pengerjaan (tickmarks)
Tanda pengerjaan adalah symbol, seperti tanda silang, centang, atau symbol lainnya yang
digunakan dalam kertas kerja untuk menunjukan bahwa auditor telah melakukan posedur
audit tertentu pada bagian yang diberi tanda pengerjaan, atau bahwa tambahan informasi
tentang sesuatu hal terdapat pada kertas kerja lain yang ditunjukan oleh tanda pengerjaan
yang bersangkutan.
e. Tandatangan dan Tanggal
Segera setelah menyelesaikan tugasnya, baik pembuat maupun orang yang meeview kertas
kerja, harus menandatangani dan mencantumkan tanggal pada kertas kerja yang
bersangkutan.Hal ini diperlukan agar jelas siapa penanggungjawab dalam pembuatan kertas
kerja maupun orang yang telah mereview kertas kerja.
Prinsip Penyusunan Kertas Kerja
1. Prinsip kehati-hatian (keseksamaan)
Semua kertas kerja harus dibuat dengan hati-hati. Kertas kerja harus didesign dan disusun
untuk menjamin bahwa:
a. Program pemeriksaan telah dilakukan.
b. Pemeriksaan sesuai dengan PA.
c. Laporan keuangan telah sesuai dengan prinsip akuntan dan diterapkan secara konsisten
d. Aspek fisik
e. Kertas kerja harus meliputi semua data yang dikumpulkan selama pemeriksaan,
sehingga isi kertas kerja harus lengkap dan jelas, keutuhannya harus rapi dan tersusun
yang merefleksikan keseluruhan dan ketepatan yang dilakukan akuntan.
f. Aspek pengawasan kertas kerja
Semua kertas-kertas harus terlindungi selama pemeriksaan. Tanggung jawab masing-
masing kertas kerja harus ada selama dan sesudah pemeriksaan. Agar dapat
meningkatkan arti operasi kertas kerja maka setiap kertas kerja harus diberi satu tanda
atau indeks, misalnya : tanda S berarti skedul yang terpsiah, A untuk tanda analisis dan
sebagainya.
g. Penjelasan dalam kertas kerja
Setiap kertas kerja harus ditandatangani dan diberi tanggal oleh pemeriksa yang
melaksanakan dengan menunjukkan tanggung jawabnya pada bagian atas kertas kerja
harus diberi nama klien, nama rekening atau pos, periode pemeriksaan, atau kode
lainnya.
Ukuran (Standar Penyiapan Kertas Kerja)
Kertas kerja merupakan sumber data pemberian pendapat pada laporan akuntan. Kertas kerja harus
disusun sebaik-baiknya. Baik dalam arti bentuk (layout), design, penjelasan sumber, verifikasi yang
telah dilakukan secara jelas diutamakan, sehingga akan membantu dalam review-nya. Berikut ini
daftar ukuran penyiapan kertas kerja yang sering dilakukan dalam praktek, yaitu :
1. Setiap kertas kerja harus secara jelas teridentifikasi pada heading harus ada semacam nama
perusahaan, penjelasan informasi, dan periode penggunaan. Arsip kertas kerja harus
digunakan untuk suatu masalah agar menandakan bekerja dan memberi informasi yang
cukup maka setiap kertas kerja hanya untuk satu topik.
2. Setiap kertas kerja harus berisi nomor atau initial akuntan yang membuatnya, tanggal
pembuatan, nama atau initial seniornya, manager atau partner yang mereviewnya. Bisa
diberikan initial pada bawah/atas sebelah kanan.
3. Lengkap atau analisis rekening, karyawan yang diinterview dan dokumen diperiksa adalah
syarat pemeriksaan yang baik. Yang harus tampak pada kertas kerja.
4. Semua kertas kerja harus diberi indeks yang baik untuk neraca percobaan atau
kelompoknya. Bilamana referensi diperlukan antara kertas kerja, maka harus ada indeks
silang.
5. Sumber data yang disajikan dalam kertas kerja harus jelas, baik dari buku besar, laporan
keuangan, faktor atau yang lain.
6. Sifat verifikasi yang dilakukan akuntan harus dicatat pada kertas kerja.
7. Luas dan skope pengujian harus jelas dinyatakan pada setiap pemeriksaan.
8. Tujuan masing-masing kertas kerja dan hubungannya dengan tujuan pemeriksaan harus jelas
9. Suatu catatan terpisah atau daftar catatan bukti/pos diperiksa dan masih memerlukan
pengembangan harus ada. Dalam hal permasalahan yang belum dapat terjawab cepat harus
dimasukkan juga.
10. Kertas kerja harus mencakup pula komentar akuntan yang menunjukkan kesimpulan pada
masing-masing aspek pekerjaan.
11. Kertas kerja harus disusun di dalam arsip penyelesaian pekerjaan bila telah selesai dibuat.
12. Dalam pembuatan kertas kerja harus dihindarkan pekerjaan menyalin, yang menunjukkan
suatu pemborosan waktu
Review atas Kertas Kerja
Review atas kertas kerja dalam suatu kantor akuntan public dilakukan pada berbagai tingkatan.
Pada tahap pertama, review dilakukan oleh pengawas langsung (supervisor) dari si pembuat kertas
kerja, misalnya auditor snior atau manajer. Review ini dilakukan apabila pekerjaaan atas suatu
bagian audit tertentu telah selesai dikerjakan. Review terutama ditekankan pada pekerjaan apa yang
dilakukan, bukti yang diperoleh dan kesimpulan yang dicapai oleh pembuat kertas kerja.
Pengarsipan Kertas Kerja
Kertas kerja biasanya diarsipkan berdasarkan dua kategori
1. Arsip permanen
Berisi data yang diperkirakan akan berguna bagi auditor pada banyak penugasan di masa
dating untuk klien yang bersangkutan. Hal-hal yang biasanya dimasukan dalam arsip
permanen antara lain :
a. Salinan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga perusahaan
b. Kode rekening dan buku pedoman prosedur
c. Bagan organisasi
d. Tata letak pabrik, proses produksi, dan produk-produk utama
e. Ketentuan-ketentuan penerbitan saham dan obligasi
f. Salinan kontrak-kotrak jangka panjang, seperti sewa-guna, program pension,
kesepakatan bagi hasil dan pemberian bonus.
g. Daftar rencarna depresiasi aktiva tetap dan amortisasi utang jangka panjang.
h. Ringkasan prinsip-prnsip akuntansi yang digunakan oleh klien
2. Arsip tahun berjalan
Berisi informasi penguat yang berhubungan dengan pelaksanaan program audit pada tahun
berjalan
Pemilikan dan Penyimpanan Kertas Kerja Pemeriksaan
1. Kertas kerja pemeriksaan adalah milik akuntan publik. Hak auditor sebagai pemilik kertas
kerja pemeriksaan terikat pada batasan-batasan moral yang dibuat untuk mencegah
kebocoran-kebocoran yang tidak semestinya mengenai kerahasiaan (confidentiality) data
klien.
2. Walaupun sebagian kertas kerja akuntan publik dapat digunakan sebagai sumber referensi
bagi kliennya, namun kertas kerja pemeriksaan tersebut tidak dapat dianggap sebagai bagian
atau pengganti dari catatan akuntansi klien tersebut.
3. Bila ada pihak lain yang ingin meminjam atau mereview kertas kerja pemeriksaan, baru bisa
diberikan atas persetujuan tertulis dari klien yang bersangkutan, sebaiknya hanya bagian
yang diperlukan saja yang dipinjamkan atau diperlihatkan.
4. Akuntan publik harus mengambil langkah-langkah yang tepat untuk keamanan kertas kerja
pemeriksaannya dan menyimpan kertas kerja tersebut sesuai dengan peraturan pemerintah
yang berlaku (minimal lima tahun)
Tipe-Tipe Kertas Kerja
Ada beberapa tipe-tipe kertas audit yang biasanya dikenal sebagai berikut :
1. Program Audit
Program audit berfungsi menetapkan jadwal perencanaan audit, pelaksanaan audit dan
jumlah orang yang diperlukan.
Program audit
untuk pengujian Indeks Kertas Kerja Tanggal Pelaksanaan Pelaksanaan
substantif
Prosedur Awal
Pengujian Analisis
Pengujian Terhadap
Transaksi Awal
Pengujian Terhadap
Saldo Akun
Verifikasi Penyajian
dan Pengungkapan

2. Working Trial Balance


Yaitu suatu daftar yang berisi akun buku besar akhir tahun yang telah diaudit dan tahun-
tahun sebelumnya.
Kode Akun Nama Akun Indeks KK D K

3. Ringkasan Jurnal Adjustment


Auditor mungkin menjumpai kesalahan dalam catatan akuntansi dan laporan keuangan
karena salah memahami dan salah interpretasi terhadap prinsip akuntansi yang berlaku
umum. Kesalahan tersebut perlu dikoreksi dengan membuat jurnal penyesuaian.
Nama Akun &
Indeks KK No. Kode Akun Debet Kredit
Penjelasan Jurnal

Keterangan Tanda Tangan Tangan


Dibuat Oleh

4. Skedul Utama
Skedul utama adalah suatu kertas kerja yang digunakan untuk mainkan informasi dalam
skedul pendukung.
Saldo
Saldo
Jadwal Adjustment 31 Des
Kode Nama Indeks Menurut
Kertas dan XX
Akun Akun KK Buku 31
Kerja Klasifikasi hasil
Des 2015
audit

Keterangan TTD Tanggal


Dibuat
oleh

5. Skedul Pendukung
Harus dicantumkan pekerjaan yang telah dikerjakan oleh auditor dalam memverifikasi dan
analisis.
Jangka Waktu
Pembuat Wesel Saldo
Debet Kredit

Keterangan Tanda Tangan Tanggal


Dibuat Oleh

Anda mungkin juga menyukai