Anda di halaman 1dari 16

RESUME PEMERIKSAAN AKUNTANSI I

TUGAS MINGGU KE-5

KERTAS KERJA AUDIT

TUGAS KELOMPOK

NAMA DAN NIM : 1. DINDA WULANDARI – 202011330042


2. PUJI ANGGI ROHMAH - 202012330033
3. WULANDARI – 202011330028
4. YUNI AYU FITRIANI - 202011330003
5. DINDA DWI AYU AMBARWATI - 202011330007
6. MICHAEL HENDRICO TAOPAN - 202011330014
7. LILIS SAFITRI– 202011330036
KELOMPOK : 4
MATA KULIAH : PEMERIKSAAN AKUNTANSI 1
A. Definisi Kertas Kerja Audit

Kertas Kerja audit adalah sebuah catatan yang diselenggarakan oleh Auditor
mengenai prosedur audit yang ditempuhnya, pengujian yang dilakukannya, informasi
yang diperolehnya, dan kesimpulan yang dibuatnya sehubungan dengan auditnya.
Audit laporan keuangan harus didasarkan pada standar auditing yang ditetapkan IAI.
Standar pekerjaan lapangan mengharuskan auditor melakukan perencanaan dan
penyupervisian terhadap audit yang dilaksanakan, memperoleh pemahaman atas
pengendalian intern, dan mengumpulkan bukti kompeten yang cukup melalui
berbagai proses audit. Kertas kerja merupakan sarana yang digunakan oleh Auditor
untuk membuktikan standar pekerjaan lapangan telah dipatuhi.

B. Fungsi Kertas Kerja Audit


Fungsi kertas kerja audit dapat dibagai menjadi 5 yaitu sebagai berikut :

1. Sebagai alat perencanaan audit

2. Sebagai alat koordinasi pelaksanaan audit

3. Sebagai alat kontrol pelaksanaan audit

4. Sebagai alat pembuktian pelaksanaan audit

5. Sebagai alat pendukung kesimpulan audit

C. TUJUAN PEMBUATAN KERTAS KERJA


Ada 4 tujuan penting pembuatan kertas kerja yaitu :
a) Mendukung pendapat audior atas laporan keuangan auditan Kertas kerja dapat
digunakan oleh auditor untuk mendukung pendapatnya dan merupakan bukti
bahwa auditor telah melaksanakan audit yang memadai.
b) Menguatkan simpulan – simpulan auditor dan kompetensi auditnya pembuatan
kertas kerja yang lengkap merupakan syarat yang penting dalma membuktikan
telah dilaksanakannya dengan baik audit tas laporan keuangan.
c) Mengkoordinasikan dan mengorganisasi semua tahap audit Pengkoordinasian
dan pengorganisasian berbagai tahap audit dapat dilakukan dengan kertas
kerja.
d) Memberikan pedoman dalam audit berikutnya. Dalam audit yang berulang
terhadap klien yang sama dalam periode akuntansi yang berlainan, auditor
memerlukan informasi mengenai sifat usaha klien , catatan dan system
akuntansi klien, pengendalian intern, dan rekomendasi perbaikan yang
diajukan kepada klien audit yang lalu.Informasi yang bermanfaat untuk audit
berikutnya dapat diperoleh dari kertas kerja audit yang lalu.

D. Isi Kertas Kerja Audit


Isi Kertas Kerja menurut SA Seksi 339 Paragraf 05 adalah : Kertas kerja yang
memperlihatkan kecocokan antara Catatan Akuntansi , Laporan Keuangan , Informasi
Lain dan Standar Auditing yang diterapkan dan dilaksanakan oleh Auditor dengan
isian dokumentasi meliputi :
1. Standar Pekerjaan I (Pertama) yaitu Perencanaan pemeriksaan dan Supervisi
2. Standar Pekerjaan II (Kedua) yaitu Pengendalian Intern untuk merencanakan
audit, menentukan sifat, saat dan lingkup pengujian
3. Standar Pekerjaan III (Ketiga) yaitu Bukti Audit, Prosedur Audit dan Pengujian
untuk sebagai dasar memadai menyatakan pendapat atas laporan keuangan
auditan.

E. Kepemilikan Kertas Kerja dan Kerahasiaan Informasi Dalam Kertas Kerja


Menurut (SA Seksi 339 Paragraf 06) Kepemilikan Kertas Kerja adalah Kantor
Akuntan Publik, bukan milik Klien atau milik pribadi auditor tetapi sesuai dengan
Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik nomor 301 yang berbunyi “Anggota
Kompartemen Akuntan Publik tidak diperkenankan mengungkapkan informasi klien
yang rahasia, tanpa persetujuan dari klien” karena kertas kerja tersebut mengandung
informasi bersifat rahasia dan terdapat program – program audit.
F. Faktor – Faktor Yang Harus Diperhatikan Oleh Seorang Auditor Dalam
Pembuatan Kertas Kerja Yang Baik
Kecakapatan teknis dan keahlian professional seorang auditor independen
tercermin pada kertas kerja yang dibuatnya. Seorang auditor yang kompeten harus
menghasilkan kertas kerja yang benar-benar bermanfaat. Faktor-faktor pemenuhannya
yaitu :

a. Lengkap artinya : Berisi semua informasi yang pokok (komposisi data


penting) dan tidak memerlukan tambahan penjelasan secara lisan
( mampu berbicara sendiri)
b. Teliti artinya tidak kesalahan tulis dan hitung
c. Ringkas artinya pembatasan informasi pokok sesuai tujuan audit dan
tidak menyajikan rincian yang tidak perlu.
d. Jelas artinya penggunaan istilah tidak mengandung arti ganda dan
penyajian informasi secara sismatik.
e. Rapi artinya susunan / keteraturan penyusunan kertas kerja yang baik.

G. Tipe Kertas Kerja


Secara garis besar tipe kertas kerja dikelompokan dalam 5 tipe yaitu :
i. Program Audit ( Audit Program )
Program audit merupakan daftar prosedur audit untuk seluruh
audit unsur tertentu, sedangkan prosedur audit adalah instruksi rinci
untuk mengumpulkan tipe bukti audit tertentu yang harus diperoleh
pada saat tertentu dalam audit. Dalam program audit, auditor
menyebutkan prosedur audit yang harus diikuti dalam melakukan
verifikasi setiap unsur yang tercantum dalam laporan keuangan,
tanggal dan paraf pelaksana prosedur audit tersebut, serta penunjukan
indeks kertas kerja yang dihasilkan. Dengan demikian, program audit
berfungsi sebagai suatu alat yang bermanfaat untuk menetapkan jadwal
pelaksanaan dan pengawasan pekerja audit. Program audit dapat
digunakan untuk merencanakan jumlah orang yang diperlukan untuk
melaksanakan audit beserta komposisinya, jumlah asisten dan auditor
junior yang akan ditugasi, taksiran jam yang akan dikonsumsi, serta
untuk memungkinkan auditor yang berperan sebagai supervisor dapat
mengikuti program audit yang sedang berlangsung.
ii. Daftar Saldo Kerja ( Working Trial Balance )
Working Trial Balance adalah suatu daftar yang berisi saldo-
saldo akun buku besar pada akhir tahun yang diaudit dan pada akhir
tahun sebelumnya, kolom-kolom untuk adjustment dan penggolongan
kembali yang diusulkan oleh auditor, serta saldo-saldo setelah koreksi
auditor yang akan tampak dalam laporan keuangan auditan (audited
financial statements). Working trial balance ini merupakan daftar
permulaan yang harus dibuat oleh auditor untuk memindahkan semua
saldo akun yang tercantum dalam daftar saldo (trial balance) klien.
Dalam proses audit, working trial balance ini digunakan untuk
meringkas adjustment dan penggolongan kembali yang diusulkan oleh
auditor kepada klient serta saldo akhir tiap-tiap akun buku besar
setelah adjustment atau koreksi oleh auditor. Working trial balance ini
mempunyai fungsi yang sama dengan lembar kerja (work sheet) yang
digunakan oleh klien dalam proses penyusunan laporan keuangan.
Dalam penyusunan laporan keuangan, klien menempuh beberapa tahap
sebagai berikut :
a. Pengumpulan bukti transaksi
b. Pencatatan dan Penggolongan transaksi dalam jurnal dan buku
pembantu c. Pembukuan (posting) jurnal ke dalam buku besar
c. Pembuatan lembar kerja
d. Penyajian laporan keuangan

Dalam proses auditnya, auditor bertujuan untuk menghasilkan


laporan keuangan auditan. Adapun tahap-tahap penyusunan laporan
keuangan auditan tersebut adalah sebagai berikut :
a. Pengumpulan bukti audit dengan cara pembuatan atau
pengumpulan skedul pendukung ( supporting schedules).
b. Peringkasan informasi yang terdapat dalam skedul pendukung
ke dalam skedul utama ( lead schedules atau top schedules) dan
ringkasan jurnal adjustment.
c. Peringkasan informasi yang tercantum dalam skedul utama dan
ringkasan jurnal adjustment ke dalamworking trial balance.
d. Penyusunan laporan keuangan auditan.
iii. Ringkasan Jurnal Penyesuaian ( Adjustment )
Dalam proses auditnya, auditor mungkin menemukan
kekeliruan dalam laporan keuangan dan catatan akuntansi kliennya.
Untuk membetulkan kekeliruan tersebut, auditor membuat draft
jurnaladjustment yang nantinya akan dibicarakan dengan klien.
Disamping itu, auditor juga membuat jurnal penggolongan kembali
( reclassification entries) untuk unsur, yang meskipun tidak salah
dicatat oleh klien, namun untuk kepentingan penyusunan laporan
keuangan yang wajar, harus digolongkan. Jurnal adjustment yang
diusulkan oleh auditor biasanya diberi nomor urut dan untuk jurnal
penggolongan kembali diberi identitas huruf. Setiap jurnal adjustment
maupun jurnal penggolongan kembali harus disertai penjelasan yang
lengkap. Jurnal adjustment berbeda dengan jurnal penggolongan
kembali. Jurnal penggolongan kembali digunakan oleh auditor hanya
untuk memperoleh pengelompokkan yang benar dalam laporan
keuangan klien. Jurnal ini digunakan untuk menggolongkan kembali
suatu jumlah dalam kertas kerja auditor; tidak untuk disarankan agar
dibukukan ke dalam catatan akuntansi klien.
Di lain pihak, jurnal adjustment digunakan oleh auditor untuk
mengoreksi catatan akuntansi klien yang salah, sehingga jurnal ini
disarankan oleh auditor kepada klien untuk dibukukan dalam catatan
akuntansi kliennya. Oleh auditor, jurnal adjustment dan penggolongan
kembali ini mula-mula dicatat dalam skedul pendukung dan ringkasan
jurnal adjustment. Kemudian jurnal-jurnal tersebut diringkas dari
berbagai skedul pendukung ke dalam skedul utama yang berkaitan
dalam working trial balance.
iv. Skedul Utama ( Lead Schedule / top schedule )
Skedul utama adalah kertas kerja yang digunakan untuk
meringkas informasi yang dicatat dalam skedul pendukung untuk
akun-akun yang berhubungan. Skedul utama ini digunakan untuk
menggabungkan akun-akun buku besar yang sejenis, yang jumlah
saldonya akan dicantumkan dalam laporan keuangan dalam satu
jumlah.
v. Skedul Pendukung ( Supporting Schedule )
Skedul pendukung adalah Kertas kerja pendukung juga
diperlukan oleh seorang auditor guna menguatkan informasi keuangan
maupun operasional yang telah dikumpulkan. Skedul pendukung juga
perlu menyajikan beragam kesimpulan yang telah dibuat oleh auditor.

H. Pemberian Indeks Pada Kertas Kerja


Tujuan pemberian indeks pada kertas kerja adalah untuk memudahkan
mencarian informasi dalam berbagai daftar yang terdapat pada tipe kertas kerja.
Faktor-faktor yang harus diperhatikan :
1. Setiap kertas diberi Indeks, letaknya “Sudut atas / Bawah “
2. Pencantuman indeks silang (Cross Index ) harus dilakukan sebagai berikut :
a. Indeks Silang dari Skedul Pendukung ke Skedul Utama
b. Indeks Silang dari Skedul Akun Pendapatan dan Biaya
c. Indeks Silang Antar Skedul pendukung
d. Indeks Silang dari Skedul Pendukung ke Ringkasan Jurnal Adjustment
e. Indeks Silang dari Skedul Utama ke Working Trial Balance
f. Indeks Silang untuk menghubungkan Program Audit dengan Kertas
Kerja.
3. Jawaban Konfirmasi,Pita mesin hitung, print out komputer dll tidak diberi
Indeks kecuali jika dilampirkan di belakang kertas kerja yang berindeks

I. Metode Pemberian Indeks Kertas Kerja


Ada 3 metode pemberian Indeks yaitu :
a. Indeks Angka Kertas kerja utama dan skedul utama di beri indeks
dengan angka sedangkan skedul pendukung diberi sub indeks dengan
mencamtumkan nomor kode skedul utama yang berkaitan . ( Contoh :
6-1, 6-2.. dst-nya atau 7-1,7-2 dst-nya )
b. Indeks Kombinasi Angka dan Huruf Kertas kerja utama dan skedul
utama di beri huruf, angka sedangkan skedul pendukung diberi kode
Kombinasi Angka dan Huruf. ( Contoh A-1,A-2 ..dst-nya )
c. Indeks Angka Berurutan Kertas kerja diberi kode angka yang
berurutan. ( 1, 2, 3, dan seterusnya )

J. Susunan Kertas Kerja


Pada umumnya kertas kerja disusun setelah terlebih dahulu dibuat jurnal
penyesuaian. Kertas kerja itu merupakan alat bantu untuk menyusun laporan
keuangan yang mencerminkan penyusunan ayat penyesuaian dan laporan keuangan.
Langkah-langkah penyusunan kertas kerja 10 kolom adalah sebagai berikut:
a. Menyiapkan kertas kerja dan mengisi kolom neraca saldo berdasarkan neraca
saldo yang telah disiapkan atau dari saldo yang ada di akun buku besar.
b. Mengisi kolom penyesuaian. Apabila nama akun yang harus disesuaikan
belum ada di neraca saldo maka akun tersebut dicantumkan dibawah akun
yang sudah ada.
c. Mengisi kolom neraca saldo disesuaikan dengan jumlah yang diperoleh dari
penggabungan neraca saldo dengan jurnal penyesuaian untuk masing-masing
akun.
d. Meindahkan jumlah-jumlah pada neraca saldo disesuaikan ke kolom laba rugi
atau neraca yang sama, dengan cara:
1) Untuk akun riil, yaitu aktiva, kewajiban, dan ekuitas (termasuk akun
prive) dipindahkan ke kolom neraca.
2) Untuk akun nominal, yaitu pendapatan dan beban dipindahkan ke
kolom laba rugi.
e. Menjumlahkan angka dalam kolom laba rugi, kemudian menuliskan selisih
antara debit dan kredit di sisi jumlah yang lebih kecil sehingga jumlah debit
dan kredit sama.
f. Menuliskan laba bersih atau rugi bersih ke dalam kolom akun dengan
ketentuan sebagai berikut:
1) Jika jumlah debit lebih besar daripada jumlah kredit (kolom laba
rugi) sehingga selisihnya di kredit berarti terjadi rugi bersih.
2) Jika jumlah kredit lebih besar daripada jumlah debit (kolom laba
rugi) sehingga selisihnya di debit berarti terjadi laba bersih.
g. Memindahkan laba rugi bersih ke kolom neraca pada sisi yang berlawanan
h. Menjumlahkan kolom neraca sehingga jumlah debit dan kredit menjadi sama.
Kemudian, seluruh hasil penjumlahan yang ada di kertas kerja diberi dua
garis.

K. Hubungan Antara Kertas Kerja


Antara kertas kerja yang satu dengan kertas kerja yang lain pada dasarnya
saling Terkaitan dan kertas kerja tersebut akhirnya akan mendukung informasi
atau data yang disajikan dalam laporan.

L. Pengarsipan Kertas Kerja


A. Arsip permanen
Arsip ini berisikan data historis dan data yang bersifat berkelanjutan
yang berlaku dari tahun ke tahun. Biasanya meliputi hal berikut:
1. Ringkasan atau copy dokumen-dokumen yang
berkelanjutan seperti anggaran dasar, anggaran rumah
tangga, perjanjian obligasi, dan kontrak-kontrak.
2. Analisis akun-akun tertentu dari tahun-tahun yang lalu
yang berpengaruh terhadap auditor.
3. Informasi yang berhubungan dengan pemahaman
tentang pengendalian internal dan penilaian risiko
pengendalian.
4. Hasil prosedur analitis dari tahun-tahun yang lalu
Namun, banyak KAP yang pendokumentasian
pemahaman tentang pengendalian internal dan
penilaian risiko pengendalian serta prosedur analitis
dari tahun-tahun yang lalu dimasukkan pada file audit
tahun berjalan.
B. Arsip tahun berjalan
Arsip tahun yang diperiksa meliputi semua dokumen yang
bersangkutan dengan tahun berjalan atau tahun yang diperiksa.
Berikut jenis-jenis informasi yang termasuk dalam audit tahun
berjalan:
i. Program audit. Dalam Standar Auditing diharuskan adanya
program audit tertulis untuk setiap audit yang biasanya
ditempatkan pada file terpisah untuk meningkatkan
koordinasi dan mengintergrasikan semua bagian audit.
ii. Informasi umum. Misalnya, rencana audit, ringkasan atau
salinan notulen rapat dewan komisaris, ringkasan dari kotrak-
kontrak atau perjanjian yang tidak tecantum dalam arsip
permanen, catatan hasil diskusi dengan klien, komentar hasil
review supervisor, dan kesimpulan umum.
iii. Working trial balance. yaitu daftar yang berisi saldo dari
semua akun yang ada di buku besar.
iv. Jurnal penyesuaian dan jurnal reklarifikasi. Digunakan untuk
koreksi laporan keuangan.
v. Daftar pendukung. Tipe daftarnya yaitu analisis, daftar saldo,
rekonsiliasi jumlah-jumlah tertentu, uji kewajaran, ringkasan
pelaksanaan prosedur, pemeriksaan dokumen pendukung,
serta dokumen-dokumen dari luar.

M. Cara membuat kertas kerja yang baik


1. Lengkap.
2. Bebas dari kesalahan, baik kesalahan hitung maupun kesalahan penyajian
informasi.

3. Didasarkan pada fakta dan argumen yang rasional.


4. Disajikan secara sistematis, rapi, dan mudah dipahami.
5. Memuat hal penting dan relevan dengan pemeriksaan.
6. Mempunyai tujuan yang jelas.
N. PENYUSUNAN DOKUMEN AUDIT
Saat semua daftar-daftar yang sesuai untuk mendokumetasi bukti yang terkumpul,
hasil yang diperoleh, dan kesimpulan yang dicapai, selanjutnya pendokumentasian
disusun dengan detail agar auditor berpengalaman yang tidak terlibat dalam kegiatan
audit dapat pemahaman yang jelas mengenai hal-hal tersebut. Walaupun, rancangan
tergantung pada tujuan yang ingin dicapai setidaknya dokumentasi audit memiliki
karakteristik berikut:

1. Setiap file audit memiliki identifikasi yang jelas dan detail.

2. Dokumen audit harus diberi indeks dan referensi-silang untuk memudahkan dalam
pengorganisasian dan pengarsipan. Contoh untuk kas (index-A1), dan lain-lain.

3. Dokumen audit yang sudah rampung harus secara jelas menunjukkan pekerjaan
audit yang telah dilakukan.

4. Dokumen audit harus berisi informasi yang cukup untuk memenuhi tujuan sesuai
dengan rencana.

5. Kesimpulan yang dicapai tentang suatu segmen audit harus di formulasikan dengan
jelas.

O. Analisa yang Dibuat Auditor

1. Berita Acara Kas Opname (Cash Count Sheet)

2. Pemahaman dan Evaluasi Internal Control, termasuk Internal Control


Questionnaires (ICQ)

3. Analisa Penarikan Aktiva Tetap

4. Analisa mengenai cukup tidaknya Allowance for Bad Debts

5. Working Balance Sheet (WBS)

6. Working Profit and Loss (WPL)

7. Top Schedule (TS)


8. Suppoorting Schedule (SS)

9. DrafLaporan Audit (Audit Report Draft)

10.Management Letter

Tanggung Jawab Auditor Atas Kertas Kerja Audit


Audit atas laporan keuangan harus didasarkan atas standar auditing yang ditetapkan IAI.
Standar pekerjaan lapangan mengharuskan auditor melakukan perencanaan dan
penyupervisian terhadap audit yang dilaksanakan, memperoleh pemahaman atas
pengendalian intern, dan mengumpulkan bukti kompeten yang cukup melalui berbagai
prosedur audit. Kertas kerja merupakan sarana yang dilakukan oleh auditor untuk
membuktikan bahwa standar pekerjaan lapangan tersebut dipatuhi.
Dalam melakukan auditnya, auditor harus memperoleh kebebasan dari klien dalam
mendapatkan informasi yang diperlukan untuk kepentingan auditnya. Pembatasan terhadap
kebebasan auditor dalam menentukan tipe bukti yang diperlukan dan prosedur audit yang
dilaksanakan oleh auditor akan berdampak terhadap kompetensi dan kecukupan bukti yang
diperlukan auditor sebagai dasar bagi auditor untuk merumuskan pendapatnya atas laporan
keuangan klien. Sebagai akibatnya, kompetensi dan kecukupan bukti audit yang diperoleh
auditor akan mempengaruhi pendapat auditor atas laporan keuangan auditan.
Kertas kerja adalah milik kantor akuntan publik, bukan milik klien atau milik pribadi auditor.
Namun, hak kepemilikan kertas kerja oleh kantor akuntan publik masih tunduk pada
pembatasan-pembatasan yang diatur dalam Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik yang
berlaku, untuk menghindari penggunaan hal-hal yang bersifat rahasia oleh auditor untuk
tujuan yang tidak semestinya. Hampir semua informasi yang diperoleh audit dicatat dalam
kertas kerja, maka bagi auditor, kertas kerja merupakan hal yang bersifat rahasia.
SA Seksi paragraf 08 mengatur bahwa auditor harus menerapkan prosedur memadai untuk
menjaga keamanan kertas kerja dan harus menyimpannya sekurang-kurangnya 10 tahun,
sehingga dapat memenuhi kebutuhan praktiknya dan ketentuan-ketentuan yang berlaku
mengenai penyimpanan dokumen. Karena sifat kerahasiaan yang melekat pada kertas kerja,
auditor harus menjaga kertas kerja dengan cara mencegah terungkapnya informasi yang
tercantum dalam kertas kerja kepada pihak-pihak yang tidak diinginkan. Misalnya, klien
memberitahukan kepada auditor untuk merahasiakan informasi mengenai gaji direksi,
manajer, dan aspek lain usaha perusahaan, maka auditor tidak boleh melanggar pesan klien
tersebut dengan mengungkapkan informasi tersebut kepada karyawan klien yang tidak berhak
untuk mengetahuinya.
Contoh Soal Kertas Kerja Audit

1) Apakah yang dimaksud dengan program kerja audit?


 Program kerja audit merupakan rencana dan langkah kerja yang harus dilakukan
selama audit, yangdidasarkan atas tujuan dan sasaran yang ditetapkan serta informasi
yang ada tentang program/aktivitasyang diaudit.

2) Mengapa dalam program kerja audit harus mengetahui tujuannya?


 Karena dalam melakukan audit manajemen bertujuan untuk mencapai tujuan
perusahan. Misalnya tujuan perusahaan untuk memperoleh laba maka audit
manajemen akan memperhatikan efektivitas dan efisiensidalam penekanan biaya.

3) Apakah tujuan dari penyusunan kertas kerja audit dengan sistem pemberian indeks
dan sistemklasifikasi KKA?
 Tujuannya adalah untuk mempermudah pengelompokan dan untuk menunjukkan
dengan jelas keterkaitanmasing-masing kelompok.

4) Dalam menyusun KKA terdapat 8 syarat! apakah harus dipenuhi atau boleh beberapa
saja? Danapa yang dimaksud dengan bebas dari kesalahan?
 Untuk 8 persyaratan dalam menyusun KKA harus dipenuhi karena apabila tidak
dipenuhi semuanya penyusunan KK! tidak akan maksimal.
 Bebas dari kesalahan disini adalah auditor harus mengedepankan prinsip teliti
dan kehati-hatian agarkesalahan dapat diminimalisir bahkan bebas tidak ada
kesalahan.
Ilustrasi Penyusunan Kertas Kerja Audit

 Contoh Working Paper Audit Penerimaan Kas


Perhatikan elemen-elemen contoh kertas kerja audit penerimaan kas berikut ini:
#1: Tanggal 12 Januari 2020
Nomor Bukti: CRV 060/1/20
Keterangan: Bunga Deposito Ex. Bank BNI, 13/12/2019 sampai dengan 12/1/2020
Jumlah: Rp 2.500.000 //
Account Credited: 557 (Pendapatan Bunga)
 
#2: Tanggal 15 Januari 2020
Nomor Bukti: CRV 035/1/20
Keterangan: Pelunasan Ex. PT Pratama (invoice #371/XII/19)
Jumlah: Rp 25.000.000 r
Account Credited: 120 (Piutang Usaha)
 
#3: Tanggal 27 Januari 2020
Nomor Bukti: CRV 045/1/20
Keterangan: Pelunasan Ex. PT Lorensia (invoice #272/XII/19)
Jumlah: Rp 37.000.000 r
Account Credited: 120 (Piutang Usaha)
 
#4: Tanggal 30 Januari 2020
Nomor Bukti: CRV 057/1/20
Keterangan: Pelunasan ex. PT Laba Ria (invoice #275/XI/2019)
Jumlah: Rp 47.500.000 r
Account Credited: 120 (Piutang Usaha)
 
#5: Tanggal 11 Maret 2020
Nomor Bukti: CRV 075/1/20
Keterangan: Pelunasan Ex. PT Sukaku (invoice #373/XII/19)
Jumlah: Rp 33.300.000
Account Credited: 120 (Piutang Usaha)
***
Kami telah melakukan scanning terhadap buku penerimaan kas Januari 2020 sampai dengan
Maret 2020.
Dan penerimaan kas yang berkaitan dengan transaksi 2019 telah kami periksa bukti-buktinya
dan ternyata yang berkaitan dengan piutang, atau pendapatan.
Semuanya sudah dicatat dengan benar per 31 Desember 2019 oleh klien.
r  = Periksa cash receipt voucher
// = Bunga deposito untuk periode 13/12/2019 sampai dengan 31/12/19 sudah di-accrued.
Dan  per 1/1/2020 sudah dibuat reversing entry atau jurnal pembalik oleh klien.
Sehingga pada saat penerimaan bunga tanggal 12/1/2020 seluruhnya dikredit ke nomor
rekening 357.
***
Dan format legkap kertas kerja audit kas dan setara kas – penerimaan kas adalah sebagai
berikut:
Daftar Pustaka

Sumber buku :

Drs. Mulyadi. Pemeriksaan Akuntan Edisi 6.

Drs. Danang Sunyoto. Auditing Pemeriksaan Akuntansi.

Hery . Auditing. Dasar-Dasar Pemeriksaan Akuntansi.

Anda mungkin juga menyukai