Genap 2023/2024
Mata Kuliah :
PEMERIKSAAN AKUNTANSI II
Dosen :
Nim : 202021330002
SURABAYA
MARET 2023
1.1
Dalam rangka memberikan pendapat atas laporan keuangan yang diauditnya Bukti
auditsangat besar pengaruhnya terhadap kesimpulan yang ditarik oleh auditor. Oleh karena itu
auditorharus mengumpulkan dan mengevaluasi bukti yang cukup dan kompeten agar kesimpulan
yangdiambilnya tidak menyesatkan bagi pihak pemakai dan juga untuk menghindar dari tuntutan
pihak - pihak yang berkepentingan di kemudian hari apabila pendapat yang diberikannya tidak
pantas.
Audit evidence adalah informasi yang digunkan auditor untuk menarik kesimpulan
yangmenjadi dasar pemberian opini auditnya, bukti audit meliputi informasi yang terdapat
dalamcatatan accounting ( yang mendasari laporan keuangan ) dan informasi lain.
adalah ukuran mutu atau kualitas suatu bukti audit, ukuran kualitas dari bukti
auditditunjukan oleh relevaansi dan keandalan dalam mendukung kesimpulan yang menjadi dasar
pemberian opini auditor.
ISA 500 alinea A27 - A30 membeerikan contoh-contoh mengeenai relevansi audit:
1. Relevansi berkaitan dengan hubungan logis dengan tujuan prosedur audit dan jikarelevan, deng
an asersi yang dipertimbangkan. Relevansi informasi yang digunakansebagai bukti audit mungkin
dipengaruhi oleh arah pengujian. Sebagai contoh, jika tujuan prosedur audit adalah untuk menguji
lebih saji (overstatement ) keberadaan atau penilaianutang usaha, pengujian utang usaha yang
tercatat merupakan prosedur audit yang relevan.
2. Di lain pihak, ketika menguji kurang saji (understatement) keberadaan atau penilaian utang
usaha, pengujian utang usaha yang tercatat tidak akan relevan, namun pengujian infor masi seperti
pembayaran setelah tanggal laporan posisi keuangan, faktur yang belum dibayar, pernyataan dari
pemasok, dan laporan penerimaan barang yang belum dicocokkan dengan order pembelian
mungkin relevan.
3.Suatu set prosedur audit tertentu dapat memberikan bukti audit yang relevan untuk beberapa
asersi, namun tidak untuk asersi yang lainnya. Sebagai contoh, inspeksi atasdokumen yang
berhubungan dengan penerimaan kas dari piutang setelah akhir periodedapat memberikan bukti
audit yang berkaitan dengan keberadaan dan penilaian.
ISA 500 alinea A31 – A33 memberikan contoh-contoh mengenai keandalan bukti audit:
1. Keandalan informasi yang digunakan sebagai bukti audit, dan oleh karena itu merupakan bukti
audit itu sendiri, dipengaruhi oleh sumber bukti tersebut dan sifatnya serta kondisisaat bukti
tersebut diperoleh, termasuk pengendalian dalam penyusunan dan pemeliharannya, jika relevan.
Oleh karena itu, generalisasi mengenai keandalan berbagaimacam bukti audit masih tergantung
pada beberapa pengecualian penting.
2. Informasi yang digunakan sebagai bukti audit diperoleh dari sumber eksternal entitas,mungkin
terdapat kondisi yang dapat memengaruhi keandalannya. Sebagai contoh,informasi yang diperoleh
dari sumber luar yang independen dapat menjadi tidak andal jika sumbernya tidak memiliki
pengetahuan memadai, atau tidak adanya objektivitas pakar manajemen.
3. Meskipun diakui adanya pengecualian, generalisasi berikut tentang keandalan bukti
auditmungkin bermanfaat:
a. Keandalan bukti audit meningkat ketika bukti audit diperoleh dari sumber independendari luar
entitas.
b. Keandalan bukti audit yang diperoleh dari sumber internal meningkat ketika pengendalian yang
berkaitan, termasuk pengendalian atas penyusunan dan pemeliharaannya, dilaksanakan secara
efektif oleh entitas.
c. Bukti audit yang diperoleh secara langsung oleh auditor (sebagai contoh, observasiatas
penerapan suatu pengendalian) lebih dapat diandalkan dibandingkan dengan bukti audit yang
diperoleh secara tidak langsung atau dengan melalui penarikankesimpulan dari beberapa informasi
(sebagai contoh, permintaan keterangan tentang penerapan sautu pengendalian).
d. Bukti audit dalam bentuk dokumen, kertas, data elektronik, atau media lainnya, lebihdapat
diandalkan dibandingkan dengan bukti yang diperoleh secara lisan (sebagaicontoh, catatan rapat
lebih dapat diandalkan dibandingkan dengan representasi lisantentang hasil yang dibahas).
e. Bukti audit yang diperoleh daridokumen asli lebih dapat diandalkan dibandingkandengan bukti
audit yang diperoleh melalui fotokopi atau faksimili, atau dokumenyang telah difilmkan, diubah
ke dalam bentuk digital, atau diubah ke dalam bentukelektronik, yang keandalannya dapat
bergantung pada pengendalian atas penyusunandan pemeliharaannya.
Kecukupan bukti audit adalah ukuran kuantitas suatu bukti audit, berapa banyak buktiaudit
dibutuhkan ini tergantung dari :
Sebagaimana telah disyaratkan dan dijelaskan lebih lanjut dalam ISA 315 (Revised)
dan ISA330, bukti audit untuk menarik kesimpulan yang memadai sebagai dasar opini auditor,
diperolehdengan melaksanakan :
b. Prosedur – prosedur audit selanjutnya atau further audit procedures, yang terdiri atas :
ii. Prosedur – prosedur substantif atau substantive procedures, termasuk uji rincian atau test of
details dan prosedur – prosedur analitikal substantif atau substantive analytical procedures.
Prosedur – prosedur audit berikut dapat digunakan sebagai prosedur – prosedur penilaian risiko
1. Inspection (inspeksi)
a. Pemeriksaan catatan atau dokumen, baik internal maupun eksternal, dalam bentukkertas,
elektronik, atau media lainnya; atau
b. Pemeriksaan fisik suatu asset.Inspeksi terhadap catatan dan dokumen memberikan bukti audit
dengan berbagaitingkat keandalan, tergantung pada sifat dan sumber catatan dan dokumen.
Dalam halcatatan atau dokumen internal, tergantung efektifnya pengendalian atas
pembuatancatatan atau dokumen tersebut.
Contoh penggunaan inspeksi dalam uji pengendalian adalah inspeksi atas catatan untuk
membuktikan adanya otorisasi atau transaksi.Dokumen tertentu merupakan bukti audit langsung,
seperti surat saham atau obligasiyang membuktikann eksistensi suatu asset. Inspeksi atas
dokumen tersebut tidak sertamerta memberikan bukti audit atas kepemilikan atau nilai aset
itu.Inspeksi atas suatu kontrak yang dilaksanakan dapat memberikan bukti auditmengenai
pelaksanaan kebijakan accounting, seperti pengakuan pendapatan.Inspeksi dalam makna kedua,
pemeriksaan atas aset berwujud, dapat memberikan bukti audit yang andal mengenai eksistensi
aset tersebut. Namun, tidak serta mertamemberikan bukti audit atas hak dan kewajiban maupun
penilaian aset tersebut.Inspeksi atas item persediaan tertentu dapat dilakukan pada saat
pengamatan penghitungan persediaan (observation of inventory counting).
2. Observation (observasi)
Pengertian observasi atau mengamati tidak lain dari melihat suatu proses atau prosedur
yang dilakukan orang lain. Misalnya, auditor mengamati penghitungan persediaan yang
dilakukan oleh karyawan pabrik atau auditor mengamati pelaksanaankegiatan pengendalian
tertentu.
Pengamatan memberikan bukti audit atas pelaksanaan suatu proses atau prosedur,namun
terbatas pada : (a) titik waktu atau periode ketika pengamatan dilakukan , dan (b kenyataan
bahwa auditor sedang mengamati (justru yang membuat) proses atau prosedur dilaksanakan.
ISA 501 Audit Evindence – Specific Considerations for Selected Items memberikan
petunjuk lebih lanjut mengenai pengamatan atas perhitungan persediaan.
Konfirmasi eksternal adalaj bukti audit berupa tanggapan tertulis secara langsung (direct
written response) yang diperoleh auditor, atas permintaanya, dari pihak ketiga(pihak pemberi
konfirmasi, atau confirming party), dalam bentuk kertas, elektronik, ataumedia lainnya.
Prosedur konfirmasi eksternal sering kali sangat relevan ketika menangani asersi yang
berkaitan dengan saldo – saldo akun dan unsur – unsurnya. Namun, prosedur initidak usah
dibatasi pada saldo akun saja. Contoh, auditor dapat meminta konfirmasi mengenai syarat –
syarat dalam suatu perikatan atau transaksi dengan pihak lain; permintaan konfirmasi dapat
menanyakan apakah ada perubahan dalam perikatan yang dibuat, dan jika ada, apa rincian yang
relevan.
Prosedur konfimasi eksternal juga digunakan untuk memperoleh bukti audittentang tidak
adanya kondisi tertentu, sepeti tidak adanya perjanjian tambahan (“sideagreement”) yang bisa
berdampak terhadap pengakuan pendapatan.
Dalam hal tertentu tanggapan atas inquiries memungkinkan auditor memodifikasi atau
menambah prosedur auditnya. Penguumpulan bukti audit yang saling mendukungmelalui
inquiry, sangat penting. Namun, inquiries mengenai niat manajemen mungkin terbatas atau
sangat terbatas. Dalam hal tertentu auditor bisa memahaminya dari “sejarah,atau masa lalu”
manajemen dalam mengambil keputusan.Dalam hal tertentu auditor perlu mempertimbangkan
untuk meminta representasitertulis (written representations) dari manajemen yang dan, jika perlu,
dari TCWG (thosecharged with governance) untuk mengkonfirmasi tanggapan lisan atau
inquiries.
Seperti dijelaskan dalam ISA 330, bukti audit yang diperoleh dari audit atau audit – audit yang
lalu, dalam hal tertentu memberikan bukti audit yang tepat, jika auditor menerapkan prosedur
audit yang membuat informasi itu tetap relevan.
2.3
Dalaam memilih item yang akan diuji, auditor wajib menentukan relevansi dan keandalan
informasi yang akan digunakan sebagai bukti audit, hal ini dapat dilakukan auditor dalam
memilih item yang akann diuji:
2. Ada risiko yang signifikan dan cara lain tidak menghasilkan bukti audit yang cukup
dan tepat
b. Pilih Item TertentuAuditor mungkin memutuskan untuk memilih item tertentu dalam
suatu populasi, dalammembuat putusan ini , faaktor yang relevan antara lain:
1. Item yang tinggi nilainya atau punya ciri istimewa ( misalnya item yangmencurigakan,
yang punya sejarah salaah saji atau rentaan terhadap kekeliruan ).
a. Materiality
Apakah angka angka yang ditetapkan untuk overall materiality dan performance
materiality masih tepat, Auditor wajib menentukan :
2. Apakah sifat, waaktu, dan luasnya prosedur audit lanjutan masih tepat?
b. Risiko
c. Fraud
Apakah bukti yang cukup dan tepat telah diperoleh ? ini dibutuhkan untuk
menurunkanrisiko salah saji yang material daalam laporan keuangan.
e. Analitikal Prosedur
Digunakan untuk memperkuat temuan audit, atau menemukan risiko salah saji
materialyang sebelumnya tidak diketaahui.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bukti audit adalah segala informasi yang mendukung angka-angka atau informasi lainyang
disajikan dalam laporan keuangan, yang dapat digunakan oleh auditor sebagai dasaruntuk
menyatakan pendapatnya. Standar pekerjaan lapangan ketiga mewajibkan auditoruntuk
memperoleh bukti audit yang cukup dan kompeten sebagai dasar untuk menyatakan pendapat atas
laporan keuangan yang diauditnya. Isi standar tersebut adalah sebagai berikut:
“ Bukti kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, tanya
jawab,dan konfirmasi sebagai dasar yang layak untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan
yang diperiksa.” Cukup atau tidaknya bukti audit menyangkut kuantitas bukti yang harus diperoleh
auditordalam auditnya,sedangkan kompetensi bukti audit menyangkut kualitas atau keandalan
buktiyang dipengaruhi oleh tiga faktor berikut ini: sumber bukti, pengendalian intern, dan
carauntuk memperoleh bukti.Dalam proses pengumpulan bukti audit, auditor melakukan empat
pengambilankeputusan yang saling berkaitan yaitu: penentuan prosedur audit yang akan
digunakan, penentuan besarnya sampel untuk waktu yang cocok untuk melaksanakan prosedur
audittertentu.
3.2 SARAN
Dalam penulisan makalah ini penulis meminta kritik dan saran bagi pembaca terutama
pada dosen mata Kuliah, karena di dalam penulisan makalah ini penulis masih merasa banyak
terdapat kekurangan dan kekeliruan. Bak kata pepatah ‘ tidak ada gading yang tidak retak’
Daftar Pusataka