Anda di halaman 1dari 4

Prosedur-Prosedur Pengujian Pengendalian

Pengevaluasian atas rancangan suatu pengendalian melibatkan pertimbangan atas apakah


pengendalian tersebut, baik secara individu maupun Bersama dengan pengendalian lain, dapat
secara efektif mencegah, atau mendeteksi dan mengoreksi, kesalahan penyajian material.
Implementasi suatu pengendalian berarti bahwa pengendalian tersebut ada dan digunakan oleh
entitas.

Prosedur penilaian resiko untuk memperoleh bukti audit tentang rancangan dan implementasi
pengendalian yang relevan dapat mencakup :

1. Meminta keterangan dari personel entitas yang sesuai. Meskipun


pengajuan pertanyaan bukanlah sumber bukti yang memilki
tingkat kepercayaan yang tinggi tentang efektivitas pengendalian
internal, namun prosedur ini masih bisa digunakan. Sebagai
contoh, untuk memastikan bahwa personel yang tidak
berwenang bisa melakukan akses ke file komputer, auditor bisa
mengajukan pertanyaan kepada petugas yang berkewajiban
mengawasi computer library dan kepada petugas yang
berkewajiban menjaga keamanan akses ke komputer melalui
penggunaan password.
2. Menginspeksi dokumen, dan laporan. Banyak pengendalian
meninggalkan jejak bukti dokumen yang jelas yang dapat
digunakan untuk menguji pengendalian. Sebagal contoh, apabila
pesanan dari pembell telah diterima, dokumen pesanan tersebut
digunakan sebagai dasar untuk membuat perintah penjualan
apabila telah mendapat persetujuan kredit. Selanjutnya pesanan dari pembeli akan dilampir-
kan pada perintah penjualan untuk diproses lebih lanjut. Auditor
akan dapat menguji pengendalian dengan memeriksa dokumen-
dokumen untuk mendapatkan keyakinan bahwa dokumen-
dokumen tersebut lengkap dan cocok satu sama lain (match), dan
tanda tangan atau paraf yang diperlukan sudah tercantum.
3. Mangamati penerapan pengendalian tertentu. Sejumlah
pengendalian tertentu tidak meninggalkan jejak bukti, yang
berarti tidak mungkin dilakukan pemeriksaan bukti bahwa
pengendalian telah dilaksanakan. Sebagai contoh, pemisahan
tugas yang harus terwujud dengan adanya orang tertentu yang
melaksanakan tugas tertentu, biasanya tidak disertai dokumen
yang terpisah. Untuk pengendalian yang tidak meninggalkan bukti
dokumen, auditor biasanya melakukan pengamatan langsung
(observasi) penerapan pengendalian pada berbagai titik selama
periode audit.
4.Melakukan pelaksanaan ulang prosedur klien. Ada pula aktivitas.
pangendallan yang disertal dengan dokumen dan catatan, tetapi
Isinya tidak meradar untuk tujuan auditor dalam menetapkan
apakah pengendalian telah berjalan secara efektif. Sebagai contoh, misalkan bahwa harga
dalam faktur penjualan diperoleh dari daftar harga yang telah ditetapkan entitas, tetapi
tidak ada indikasi bahwa pengendalian didokumentasikan dalam faktur penjualan.
Luas Pengujian Pengendaian

Luas pengujian pengendalian yang diterapkan tergantung pada penilaian awal risiko pengendalian.
Apabila auditor menghendaki penilaian risiko pengendalian yang lebih rendah, diperlukan pengujian
pengendalian yang lebih luas, baik dalam hal jumlah pengendalian yang diuji maupun luas pengujian
untuk setiap pengendalian. Ketika dibutuhkan bukti audit yang lebih meyakinkan berkaitan dengan
efektivitas pengendalian, adalah semestinya dilakukan dengan menambah pengujian atas
pengendalian. Untuk meningkatkan kayakinan terhadap pengendalian, hal-hal yang juga dapat
dipertimbangkan oleh auditor dalam menentukan pengujian pengendalian mencakup berikut ini (SA
330. A28):

 Frekuensi dilakukannya pengendalian oleh entitas selama periode tersebut.


 Lamanya waktu selama periode audit dalamnya auditor dapat mengendalikan
efektivias pengendalian operasi.
 Tingkat penyimpanan yang di harapkan dari suatu pengendalian.
 Relevansi dan keandalan bukti audit yang diperoleh yang berkaitan dengan
efektivitas operasi pengendalian tersebut pada tingkat asersi.
 Luasnya bukti audit yang diperoleh dari pengujian atas pengendalian laimmya
terhadap asesrsi.

Saat Pengujian Pengendalian

Ketika auditor bermaksud untuk mengandalkan pada pengendalian, auditor harus menguji
pengendalian tersebut untuk waktu tertentu, atau sepanjang periode audit, tergantung pada situasi
yang dihadapi seperti diuraikan di bawah ini.

Penggunan Bukti Audit Yang Diiperoleh Selama Periode Interim

SA330.12 menetapkan sebagai berikut:

a) Memperoleh bukti audit tentang perubahan signifikan atas pengendalian tersebut setelah
tanggal periode interim tersebut dan
b) Menentukan bukti audit tambahan yang harus diperoleh setelah periode interim sampai
dengan tanggal laporan posisi keuangan.

Faktor relevan dalam manentukan bukti audit tambahan apa yang diperoleh tentang pengendalian
yang dioperasikan selama periode sisa setelah suatu periode interim mencakup:

 signifikansi risiko yang ditentukan atas kesalahan penyajian material pada tingkat asersi.
 Pangendalian khusus yang telah diuji selama periode Interim, dan perubahan penting atas
pengendallan tersebut sejak pengendalian tersebut diuji, termasuk perubahan dalam sistem
Informasi, proses, dan karyawan.
 TIngkat bukti audit atas efektivitas operasi pengendalian tersebut diperoleh. Lamanya sisa
periode.
 Luas prosedur substantif lebih lanjut yang auditor ingin kurangi berdasarkan keyakinan
auditor atas pengendalian.
 Lingkungan pengendalian.

Bukti audit tambahan dapat diperoleh, misainya dengan menambah pengujian pengendalian
atas sisa periode atau menguji pamantauan oleh entitas terhadap pengendalian.
Penggunaan Bukti Audit Yang Diperoleh Dalam Audit Sebelumnya

Dalam kondisi tertentu, bukti audit yang diperoleh dari audit periode lalu dapat memberikan bukti,
audit ketika auditor melakukan prosedur audit untuk membuat pengacuan untuk audit periode kini,.
Misalnya dalam audit periode lalu, auditor mungkin telah menentukan bahwa pengendalian
otomatis berfungsi sesuai dengan tujuannya.

Dalam menentukan tepat atau tidaknya untuk menggunakan bukti audit tentang efektivitas operasi
pengendalian yang diperoleh dalam audit sebelumnya, dan, jika demikian, lamanya periode waktu
yang mungkin telah berlaku sebelum pengujian ulang suatu pengendalian, auditor harus
mempertimbangka hal-hal berikut:

a) Efektivitas unsur lain pengendalian internal, termasuk lingkungan pengendalian, pengawasan


pengendalian oleh entitas, dan proses penilaian risiko oleh entitas;

(b) Risiko yang timbul dari karakteristik pengendalian, termasuk apakah pengendalian tersebut
secara manual atau otomatis;

(c) Etektivitas pengendalian umum atas teknologi informasi;

(d) Efektivitas pengendalian dan penerapannya oleh entitas; termasuk sifat dan luas penyimpangan
dalam pengendalian yang ditemukan dalam audit sebelumnnya, dan apakah ada perubahan
karyawan yang secara signifikan berdampak terhadap pengendalian;

(e) Dalam hal terdapat perubahan kondisi, apakah tidak adanya perubahan dalam suatu
pengendalian tertentu menimbulkan suatu risiko; dan

(f) Risiko kesalahan penyajian material dan tingkat kepercayaan terhadap pengendalian.

Jika auditor merencanakan untuk menggunakan bukti audit dari audit sebelumnya yang berkaitan
dengan etektivitas operasi pengendalian spesifik, auditor harus, membuat hubungan yang
berkelanjutan atas bukti tersebut dengan memperoleh bukti audit tentang apakah terdapat
perubahan signifikan dalam pengendalian tersebut setelah audit periode lalu. Auditor harus
memperoleh bukti dengan meminta keterangan yang dikombinasikan dengan pengamatan atau
inspeksi, untuk menegaskan pemahaman atas pengendallan spesifik tersebut; dan

(a) Jika terdapat perubahan yang berdampak pada hubungan yang berkelanjutan atas bukti audit
dari audit periode lalu, auditor harus menguji pengendalian tersebut dalam periode audit kini.
Perubahan dapat memengaruhi bukti audit yang diperoleh dalam audit sebelumnya seperti
kerungkinan tidak lagi sebagai dasar untuk diandalkan secara berkelanjutan.

(b) Jika tidak terjadi perubahan seperti tersebut di atas, auditor harus menguji pengendalian
tersebut paling tidak sekali setiap tiga kali audit, dan harus menguji beberapa pengendalian setiap
kali audit untuk menghindari kemungkinan pengujian atas samua pengendalian yang auditor ingin
andalkan dalam suatu periode audit tertentu tanpa menguji pengendalian tersebut di dua periode
audit kemudian.

Keputusan auditor mengenal apakah akan mengandalkan pada bukti audit yang diperoleh dari audit
periode lalu untuk:

(a) pengendalian yang belum berubah sejak terakhir kali diuji; dan

(b) pengendalian yang bukan merupakan pangendalian yang menurunkan suatu risiko signifikan;
Merupakan suatu pertimbangan profesional. Di samping ltu jeda waktu untuk pengujian kembali
pengendalian tersebut disyaratken oleh standar audit untuk dilakukan sekurang-kurangnya sekali
setiap kali audit seperti telah disebutkan di atas.

Secara umum, makin tinggi risiko kesalahan penyajian material, atau makin besar kepercayaan yang
diandalkan pada pengendalian, maka makin pendek jeda waktu untuk pengujian kembali, Faktor
yang dapat mengurangi periode pengujian kembali pengendalian, atau mengakibat- kan tidak
diandalkannya bukti audit yang diperoleh dalam audit periode lalu, mencakup hal-hal berikut ini:

 Suatu defisiensi dalam lingkungan pengendalian.


 Defisiensi dalam pemantauan pengendalian.
 Adanya unsur proses manual yang signifikan dalam pengendalian relevan tersebut.
 Pergantian karyawan yang berdampak signifikan terhadap aplikasi pengendalian.
 Perubahan kondisi yang menunjukkan perlunya perubahan dalam pengendalian.
 Defisiensi dalam pengendalian umum teknologi informasi.

Pengendalian Atas Risiko Signifikan

Jika auditor merencanakan untuk mengandalkan pengendalian terhadap suatu resiko yang auditor
telah tentukan sebagai risiko signifikan, auditor harus menguji pengendalian tersebut dalam periode
sekarang.

PENILAIAN TERHADAP EFEKTIVITAS OPERASI PENGENDALIAN

Kesalahan penyajian material yang diidentifikasi oleh prosedur audit merupakan indikator yang kuat
akan adanya defisiensi signifikan dalam pengendalian internal. Jika telah terdeteksi peyimpangan
atas pengendalian yang auditor ingin andalkan, auditor harus meminta keterangan secara khusus
untuk memahami hal tersebut dan dampak potensialnya, serta harus menentukan apakah:

(a) Pengujian pengendalian yang telah dilakukan memberikan suatu dasar yang tepat bagi auditor
untuk mengandalkan pada pengendaliantersebut;

(b) Tambahan pengujian pengendalian diperlukan;: atau

(c) Risiko potensial kesalahan penyajian periu direspon dengan menggunakan prosedur substantif.

MEMUTUSKAN RENCANA RISIKO DETEKSI DAN MERANCANG PENGUJIAN SUBSTANTIF

Dalam uraian di atas kita memusatkan perhatian pada bagaimana Auditor menetapkan risiko
pengendalian untuk setiap tujuan audit dan mendukung penilaian risiko pengendalian dengan
pengujian pengendaian. Auditor menggunakan penilaian risiko pengendalian dan hasil pengujian
pengendalian untuk menerapkan rencana risiko deteksi dan pengujan substantif vang bersangkutan
untuk audit laporan keuangan, Auditor melakukan hal ini dengan mengaitkan penilaian risiko
pengendalian dengan tujuan audit saldo untuk akun-akun yang dipengaruhi dan pengungkapan.

Anda mungkin juga menyukai