RESUME
Diajukan untuk memenuhi mata kuliah Audit Assurance, yang diampu oleh:
Bapak Robertus Ary Novianto, S.E., M.M, AK
Disusun oleh:
Kelompok 2
Kelas B
Dalam memenuhi standar auditing kedua, perlu dibedakan antara prosedur pemahaman
atas pengendalian intern dan pengujian pengendalian (test of control). Dalam pelaksanaan
standar tersebut, auditor melaksanakan prosedur pemahaman pengendalian intern dengan cara
mengumpulkan informasi tentang desain pengendalian intern dan informasi apakah desain
tersebut dilaksanakan. Di samping itu, pelaksanaan standar tersebut juga mengharuskan auditor
malakukan pengujian terhadap efektivitas pengendalian intern dalam mencapai tujuan tertentu
yang telah ditetapkan. Pengujian ini disebut dengan istilah pengujian kepatuhan (complience
test) atau sering disebut dengan pengujian pengendalian (test of control).Uji pengendalian
dilakukan auditor untuk mengumpulkan bukti mengenai berfungsinya secara efektif
pengendalian internal.
Uji pengendalian atau test of controls dirancang untuk memperoleh bukti audit yang
cukup dan tepat mengenai berfungsinya pengendalian. Pengendalian dapat mencegah
terjadinya salah saji, mendeteksi dan mengoreksi jika salah saji sudah terjadi. Pengendalian
yang dipilih untuk diuji adalah pengendalian yang akan dapat memberikan bukti audit
berkenaan dengan asersi yang bersangkutan (Tuana Kota).
Menurut Arens, dkk yang diterjemahkan oleh Amir Abadi Yusuf (2003;434)
menyebutkan tujuan pengujian pengendalian (test of control) adalah untuk menguji efektivitas
operasional dari pengendalian dalam mendukung pengurangan resiko pengendalian yang
dinilai.
Menurut Sukrisno Agus (2001;72) menyebutkan tujuan pengujian pengendalian (test
of control) adalah untuk mengetahui apakah setiap transaksi yang terjadi sudah diproses dan
dicatat sesuai dengan sistem dan prosedur yang ditetapkan manajemen.
Dari uraian di atas, kami dapat menyimpulkan bahwa tujuan pengujian pengendalian
(test of control) adalah untuk menentukan dan mengawasi apakah pelaksanaan aktivitas-
aktivitas dalam perusahaan termasuk di dalamnya setiap transaksi yang terjadi sudah diproses
dan dicatat sesuai dengan prosedur dan kebijakan yang telah ditetapkan perusahaan, dan untuk
menguji efektivitas operasional dari pengendalian dalam mendukung pengurangan resiko
pengendalian yang dinilai.
Tahap-tahap dalam Test of Control
Menurut Mulyadi (2002;223), tahap-tahap dalam melakukan test of control (pengujian
pengendalian) adalah sebagai berikut :
1. Telaah dan review pengendalian intern yang sudah digariskan
Sasaran utama tahapan ini adalah untuk memperoleh pemahaman yang
mendalam tentang pengendalian intern yang sudah digariskan oleh perusahaan,
termasuk fungsi pengendalian akuntansi yang diinginkan, dan untuk memperoleh
dokumentasi yang memadai tentang pengendalian tersebut dalam kertas kerja audit.
Tujuan utamanya adalah menentukan dasar untuk mengevaluasi pengendalian intern
yang ada. Metode telaah dan review hendaknya meliputi :
a. Wawancara mengenai pengendalian intern dengan berbagai pihak atau
karyawan yang kompeten.
b. Penelaahan dan review atas struktur organisasi, bagan arus sistem, rincian tugas
karyawan dan pedoman prosedur yang telah dibuat.
Prosedur Substantif
Prosedur Substantif (atau pengujian substantif) adalah mereka kegiatan yangdilakukan oleh
auditor selama substantif (diperlukan klarifikasi) tahap pengujian audityang mengumpulkan
bukti-bukti mengenai validitas, kelengkapan dan / atau akurasi saldoakun dan golongan
transaksi yang mendasari. Manajemen secara implisit menegaskan bahwa saldo akun dan
kelas-kelas yangmendasari transaksi tidak mengandung salah saji material dengan kata lain,
bahwa mereka adalah material lengkap, valid dan akurat. Auditor mengumpulkan bukti
tentang pernyataan dari semua kegiatan perusahaan disebut prosedur substantif. Prosedur
substantive dapat dilaksanakan auditor untuk :
1. Mengumpulkan bukti tentang asersi yang menjadi dasar dan merupakan bagian yang
tidak terpisahkan (embedded) dalam saldo akun dan jenis transaksi;
2. Mendeteksi salah saji yang material
Prosedur substantif meliputi pemilihan sampel (saldo akun atau transaksi) yang
representatif (artinya mewakili seluruh populasi) untuk;
- ISA 330.18
Apa pun hasil penilaian risiko atas salah saji yang material, auditor wajib
merancang dan melaksanakan prosedur substantif untuk setiap jenis/kelompok
transaksi, saldo akun dan disclosure.
- ISA 330.19
Auditor wajib mempertimbangkan apakah prosedur konfirmasi eksternal
dilaksanakan sebagai prosedur audit substantif.
- ISA 330.20
Prosedur audit substantif yang dibuat auditor harus meliputi prosedur audit yang
berhubungan dengan proses penutupan laporan keuangan.
a. Mencocokan atau merekonsiliasi laporan keuangan dengan catatan akuntansi yang
mendasarinya.
b. Memeriksa journal entries yang material dan jurnal penyesuaian lainnya (other
adjustments) yang dibuat dalam rangka penyusunan laporan keuangan.
- ISA 330.21
Jika auditor telah menentukan bahwa suatu risiko yang dinilai (assessed risk)
mengenai salah saji yang material pada tingkat asersi, memang merupakan risiko yang
signifikan, auditor wajib melaksanakan prosedur substantif yang secara spesifik
menjawab risiko tersebut. Jika pendekatan terhadap risiko yang signifikan itu hanya
terdiri atas prosedur substantif, maka prosedur itu harus meliputi uji rincian.
- ISA 330.22
Jika prosedur substantif dilaksanakan di tengah tahun, auditor wajib
meliput/mencakup periode sisanya dengan melakukan:
1. Prosedur substantif, yang dikombinasikan dengan uji pengendalian untuk periode
yang tersisa (intervening period); atau
2. Jika auditor menentukan sudah cukup, hanya prosedur substantif yang memberikan
dasar yang layak untuk meneruskan kesimpulan audit dari tanggal interim sampai ke
akhir periode.
- ISA 330.23
Jika salah saji yang tidak diperkirakan auditor ketika menilai risiko salah saji
yang material, dideteksi pada tanggal interim, auditor wajib mengevaluasi apakah
penilaian risiko tersebut dan sifat, waktu, dan luasnya prosedur substantif yang
direncanakan untuk mencakup periode tersisa, harus dimodifikasi.
Prosedur substantif dirancang oleh auditor untuk mendeteksi salah saji yang material pada
tingkat asersi (at the assertion level). Ada dua jenis prosedur substantif, adalah sebagai berikut:
Hal – hal yang dipertimbangkan dalam uji rinci disajikan dalam table berikut ini :
Perhatikan Penjelasan
Saldo akun, transaksi, dan disclosure yang Sesuatu yang material harus diperhatikan,
material apa pun hasil penilaian risiko yang material
(assessed risks of material misstatement)
Prosedur audit yang diwajibkan Meliputi semua prosedur yang sesuai ISA
dan kewajiban local. Prosedur yang
diwajibkan antara lain :
Pemeriksaan journal entries dan
jurnal penyesuaian (adjustment)
lainnya yang material dibuat dalam
rangka penyusunan laporan
keuangan.
Penanganan management override;
dan
Pencocokan laporan keuangan
dengan catatan akuntansi terkait.
Perlunya prosedur konfirmasi eksternal Pertimbangkan kebutuhan untuk
memperoleh konfirmasi eksternal
sehubungan dengan asersi yang berhubungan
dengan saldo akun (saldo bank, investasi,
piutang, dan lain – lain) atau hal lain seperti
:
Syarat dan kondisi dalam
perjanjian/perikatan hokum
Transaksi antara entitas dan pihak –
pihak lain; dan
Bukti ada/tidaknya kondisi tertentu
(seperti “side agreement” atau
perjanjian sampingan terhadap
kontrak penjualan)
Risiko yang signifikan Rancang dan laksanakan test of detail yang
khusus menanggapi risiko signifikan yang
diidentifikasi.
Timing (Penentuan waktu) Jika prosedur dilaksanakan sebelum akhir
tahun, periode tersisa harus ditangani dengan
melaksanakan prosedur substantif yang
dikombinasikan dengan ujian pengendalian
(test of controls) atau prosedur substantif
selanjutnya yang memberikan dasar yang
layak untuk menarik kesimpulan audit dari
tanggal interim, ke tanggal akhir tahun. Jika
salah saji yang tidak terduga ditemukan pada
tanggal interim, modifikasi atas prosedur
tersisa yang direncanakan perlu
dipertimbangkan.
Dalam menentukan prosedur substantif mana yang paling tepat menanggapi risiko yang dinilai,
auditor dapat melaksanakan :
Ketika merancang dan melaksanakan prosedur analitikal substantif, secara terpisah atau
dalam kombinasi dengan uji rinci, sebagai prosedur substantif sesuai dengan ISA 330, auditor
wajib:
1. Menentukan tepatnya suatu prosedur analitikal substantif tertentu untuk suatu asersi
tertentu, dengan memperhatikan risiko salah saji yang dinilai auditor dan uji rinci. Jika
ada, untuk asersi tersebut;
2. Evaluasi keandalan data yang menjadi dasar ekspekstasi auditor mengenai angka yang
diprakirakan dan rasio yang digunakan, dengan memperhatikan sumber;
komparabilitas, dan sifat serta relevansi informasi yang tersedia, dan pengendalian atas
penyusunannya;
3. Kembangkan ekspektasi mengenai jumlah atau rasiom dan evaluasi apakah ekspektasi
tersebut cukup tepat untuk mengidentifikasi salah saji, secara terpisah atau tergabung
dengan salah saji lainnya, bisa menyebabkan laporan keuangan disalahsajikan secara
material; dan
4. Menentukan perbedaan antara jumlah yang tercatat dalam pembukuan dengan angka
prakiraan yang didasarkan atas nilai ekspektasi yang dapat diterima tanpa melakukan
investigasi lebih lanjut.
Ada beberapa teknik yang dapat digunakan untuk melaksanakan prosedur analitikal.
Tujuannya ialah memilih teknik yang paling tepat untuk memberikan tingkat asurans yang
dikehendaki. Teknik – teknik prosedur analitikal ini adalah analisis rasio, analisis tren, analisis
piutang – pokok, analisis pola, dan analisis regresi. Factor – fakto yang harus diperhitungkan
atau dipertimbangkan dalam merancang prosedur analitikal substantif.
Cocok atau tepatnya penggunaan prosedur analitikal substantif tersebut, dengan sifat
asersi yang diperiksa.
Keandalan data (internal atau eksternal) yang digunakan untuk menguji ekspektasi dari
angka yang dicatat atau rasio yang dikembangkan. Keandalan data ini perlu diuji
keakuratannya (accuracy), eksistensinya (existence), dan lengkapnya (completeness)
dengan uji pengendalian.
Apakah ekspekstasinya cukup tepat untuk menunjuk salah saji yang material pada
tingkat assurans yang dikehendaki.
Seberapa besar perbedaan antara angka yang dicatat dan nilai ekspektasi, yang bisa
diterima atau ditoleransi.
Substantive Test of Transaction
Substantive test of transaction adalah audit prosedur berupa test untuk mencari
kesalahan saji moneter (monetary misstatement) dari sistem akuntansi client. Hal ini dicapai
dengan menetapkan apakah transaksi individual telah dibukukan dan diikhtisarkan dengan
benar ke journal, masterfile, dan bukubesar. Substantive test of transaction digunakan untuk
memastikan apakah keenam transaction-related audit objectives telah cukup untuk setiap jenis
class of transactions. Contoh :
1. Penghitungan ulang (recalculation) dari angka nominal pada sales invoice dengan
melakukan perkalian kuantitas dikali dengan harga jual lalu menelusuri angka tersebut
ke sales journal.
2. Pemeriksaan vendor invoice pada transaksi pembelian inventory untuk melihat apakah
angka nominal yang tercatat pada acquisition journal sudah sesuai.
3. Penghitungan ulang (recalculation) pembayaran gaji pada payroll journal.
4. Penelusuran cash receipt customer ke master file piutang dagang, dengan mencocokan
nama customer dan angka penjualannya.
1. Dalam tahap perencanaan untuk membantu auditor memahami bisnis klien dan
menentukan bukti lain yang diperlukan untuk memenuhi resiko audit yang bisa diterima
2. Selama audit, terutama selama pengujian substantif
3. Mendekati akhir audit sebagai ujian akhir kewajaran
Untuk menilai resiko material misstatement, keempat jenis test yang lain
penggunaannya tergantung hasil risk assessment procedure. Faktor-faktor yang mempengaruhi
pemilihan jenis test antara lain ketersediaan kedelapan jenis evidence, besarnya biaya yang
berbeda-beda untuk setiap jenis test, keefektifan internal control dan inherent risk. Tabel
dibawah ini menggambarkan hubungan antara keempat audit prosedur lanjutan dengan
kedelapan jenis evidence.
Physical Inquiries of Analytical
Confirmation Documentation Observation Reperformance Recalculation
Examination the client Procedure
Test Of Control v v v v
Substantive test
of transaction v v v v
Analytical
Procedures
Test of details of
balance v v v v v v
Ditinjau dari besarnya biaya, maka urutan besarnya biaya adalah sebagai berikut (diurut
dari yang paling kecil biayanya):
- Analytical procedures
- Risk assessment procedures
- Tests of controls
- Substantive tests of transactions
- Tests of details of balances
- http://mercubuana.ac.id/files/AuditingIII/MODUL%206-ok.pdf
- https://specialpengetahuan.blogspot.com/2014/07/pengertian-test-of-control-
pengujian.html
- Buku Tuana Kota