Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Nilai Tugas Kuis Audit Manajemen
Dosen Pengampu: Dr. Rita Yuniarti, SE., M.M., AK., CA.
Disusun Oleh:
Persib Bandung resmi dapat sanksi berat menyusul kasus kematian Haringga Sirla yang dikeroyok sejumlah Bobotoh
pada 23 September. (ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi)
Jakarta, CNN Indonesia -- Persib Bandung secara resmi dihukum berat oleh Komisi Disiplin
(Komdis) PSSI. Musim ini, Maung Bandung mendapat sanksi laga kandang usiran di luar Pulau Jawa
dan tanpa penonton hingga akhir musim. Laga usiran itu bakal digelar di Kalimantan.
Sanksi Persib bermain tanpa penonton bahkan berlaku pula untuk musim depan. Maung Bandung
juga dijatuhkan sanksi laga kandang di Bandung tanpa penonton hingga paruh pertama Liga 1
musim depan.
Hukuman itu sebagai diberikan Komdis PSSI menyusul insiden pengeroyokan yang dilakukan
sejumlah Bobotoh di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) yang menyebabkan pendukung
Persija Jakarta, Haringga Sirla, meninggal.
Sepak
bola Indonesia kembali berduka dengan meninggalnya Haringga Sirla akibat dikeroyok sejumlah Bobotoh. (Foto: ANTARA
FOTO/Sigid Kurniawan)
Anggota The Jakmania itu datang ke GBLA untuk menyaksikan laga Persib vs Persija pada Minggu
(23/9), namun dikenali sejumlah Bobotoh dan dikeroyok hingga meninggal.
Keputusan Komdis itu tertuang dalam surat hasil sidang per tanggal 1 Oktober 2018.
"[Persib] melakukan intimidasi kepada ofisial Persija pada saat MCM, melakukan sweeping,
pengeroyokan dan pemukulan terhadap suporter Persija hingga tewas," demikian pernyataan resmi
dalam keputusan Komdis PSSI.
1. Persib Bandung
- Nama kompetisi: Liga 1 2018
- Jenis pelanggaran: melakukan intimidasi kepada ofisial Persija pada saat MCM, melakukan
sweeping, pengeroyokan dan pemukulan terhadap suporter Persija hingga tewas
- Hukuman: Sanksi pertandingan home diluar Pulau Jawa (Kalimantan) tanpa penonton sampai
akhir musim kompetisi 2018 dan pertandingan home tanpa penonton di Bandung sampai setengah
musim kompetisi tahun 2019.
Masalah Supporter Sepakbola Indonesia
Sepak bola sebagai olahraga paling populer, telah menarik begitu banyak orang untuk menjadi
Supporternya dengan fanatisme yang sangat kental. Fanatisme ini yang kemudian mendorong Supporter
sepak bola untuk mengorganisir dirinya serta melakukan berbagai aksi yang mencolok sebagai manifestasi
dari fanatisme tersebut. Kerusuhan Supporter adalah wujud fanatisme yang paling kentara. Masalah ini
tidak terjadi secara parsial di wilayah tertetu di dunia, namun sudah menglobal, dari negara berkembang
sampai negara maju sekalipun. Bahkan tingkah Supporter di negara maju macam Inggris dan Italy menjadi
kiblat bagi Supporter negara berkembang seperti Indonesia.Menurut Fajar Junaedi dalam bukunya Bonek:
Komunitas Supporter Pertama dan Terbesar di Indonesia, sepak bola adalah olahraga yang berwatak
sosialis. Sepak bola mengajarkan kesetaraan sebagaimana sosialisme mengajarkan kesetaraan sosial.
Lambat laun, watak kesetaraan inilah yang menyuburkan komunitas Supporter klub sepak bola dengan
fanatisme yang tinggi. Fanatisme ini diekspresikan dalam perilaku dukungan terhadap klub dan agresifitas
menyerang komunitas lain dari klub yang berbeda. Agresi-agresi ini didorong oleh banyak faktor. Salah
satunya adalah masalah-masalah sosial yang ada di luar sepak bola sendiri. Tidak sedikit Supporter yang
datang ke stadion dengan membawa frustasi atas masalah yang dialaminya.
Sepak bola lalu dipandang sebagai pengalih atas masalah yang menimpanya. Frustasi itu menurut
pengamat adalah sumber yang melahirkan agresi dan pertandingan sepak bola merupakan satu dari
sedikitnya sarana untuk menumpahkan agresi tersebut.Faktor lain yang tak kalah penting adalah apa yang
terjadi di lapangan, yakni sikap pemain. Mengutip Guus Van Holland yang mengatakan kekerasan Supporter
dapat diatasi jika sepak bola mampu menemukan jati dirinya sebagai sebuah sport, yang mana para pemain
bisa turut meredam kekerasan dengan permainan yang lebih sportif di lapangan. Kerusuhan Supporter ini
memang menjadi masalah yang serius. Namunapakah kekuatan massa Supporter hanya akan menelurkan
fanatisme berlebih yang berujung pada kerusuhan demi kerusuhan? Nyatanya Supporter memiliki potensi
yang mampu melahirkan kekuatan yang tidak melulu bertujuan merusuhi. Supporter adalah sumber
pendapatan utama bagi klub, misalnya. Dengan membeli tiket dan menyaksikan pertandingan, Supporter
telah tururt menghidupi klub. Tak Cuma itu, penjualan marchandise klub juga menemukan pasar yang
menguntungkan lewat Supporter. Supporter bahkan bisa bertindak lebih dari sekedar menjadi konsumen.
Aremania misalnya yang membuat usaha penjualan marchandise Arema. Sebagian hasil penjualannya
diberikan pada Arema untuk memenuhi kebutuhan klub. Hal ini amatlah membantu keuangan Arema
mengingat klub ini bukanlah klub binaan pemda yang mudah mendapatkan kucuran dana.Semenatara itu,
dari sisi psikologis pun demikian. Telah dipaparkan sebelumnya bahwa kelakuan pemain di lapangan akan
turut mempengaruhi sikap Supporter. Hal ini berlaku pula sebaliknya. keberadaan Supporter memberi efek
psikologis yang sangat signifikan bagi pemain.
Supporter di Indonesia punya sejarah kelam, terhitung ada 60 kematian supporter dalam 24 tahun
terakhir berikut ini adalah daftar kematian supporter di Indonesia:
Kasus yang masih hangat dipermasalahkan adalah ketika seorang supporter Persija Jakarta yang
bernama Haringga yang meninggal dunia yang mana ia hendak menonton tim Persija Jakarta di Stadion
Gelora Bandung Lautan Api yang mana stadion kebanggan dari Persib Bandung. Kematian tersebut menjadi
sangat viral karena terkesan sangat brutal dan tidak manusiawi, selain itu apparat kepolisian pun terlihat
lamban dan adanya sikap mendiamkan dari supporter persib bandung yang lainnya. Tentunya ini bukan
sebuah kebetulan, karena permusuhan pendukung Persib Bandung dan Persjia Jakarta yang terkenal
musuh bebuyutan sejak tahun 2000an. Dalam audit ini, tidak akan berfokus pada kematian Haringga, tetapi
akan lebih focus pembinaan supporter yang masih semrawut agar kasus kematian supporter yang bukan
hanya antara Persib dan Persija saja tetapi banyak supporter di Indonesia memiliki masalah yang sama,
diharapkan dalam audit manajemen ini dapat mengupas apa yang menyebabkan banyaknya kematian
supporter di Indonesia. Apa yang salah? Apakah secara aturan ada ynag di langar? Atau pihak pengurus
yang dalam hal ini adalah PSSI tidak memberikan edukasi pada supporter? Atau bahkan klub nya sendiri
tidak mengedukasi dan menata aturan mengenai supporter? Dalam audit ini akan mencoba mengupas hal
tersebut.
1. Tugas Pokok dan Fungsi dari pola pembinaan suporter/pendukung sepakbola yang tidak
berjalan secara optimal serta antar-stakeholder saling menegasikan.
Kondisi:
Belum ada pembinaan supporter mengenai cara memasang bendera, spanduk, tulisan, atribut, choreo
atau sejenisnya selama pra pertandingan, saat pertandingan, dan sesudah pertandingan.
Kriteria:
Sampai dengan saat ini, belum ada statua atau aturan yang dikeluarkan oleh regulator yang mana
dalam hal ini adalah PSSI dan aturan dari Klub itu sendiri, dalam aturan hanya menjelaskan larangan
dan sanksi jika melanggar, dalam aturan Kode Disiplin pada Pasal 60 ayat 2 mengenai Tindakan
Diskriminatif yang mana isi nya sebagai berikut:
Apabila penonton atau kelompok penonton (suporter) dari klub atau badan tertentu melakukan
pelanggaran sebagaimana tindakan yang bersifat menghina, meremehkan atau merendahkan yang
terkait dengan warna kulit, bahasa, agama, etnis atau suku bangsa atau melakukan tindakan
lainnya diatas, baik dengan cara memasang bendera, spanduk, tulisan, atribut, choreo atau
sejenisnya selama pertandingan berlangsung, terlepas dari alasan lemahnya pengawasan oleh
badan atau klub yang didukung oleh kelompok penonton tersebut, badan atau klub dikenakan
sanksi :
a. Denda sekurang-kurangnya Rp. 450.000.000,- (empat ratus lima puluh juta rupiah); dan
b. Apabila dianggap perlu, dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti akibat yang
ditimbulkan, pengulangan tindakan, dan sebagainya, Komite Disiplin PSSI atau Komite Banding
PSSI dapat menjatuhkan sanksi lain, seperti Penutupan seluruh stadion atau sebagian,
dinyatakan kalah dengan pengurangan poin (forfeit), pengurangan poin atau diskualifikasi dari
kompetisi yang sedang berlangsung.
Jelas dalam aturan tersebut hanya menyebutkan larangan larangan saja, bahkan larangan tersebut
tidak tersampaikan secara langsung kepada supporter, supporter tidak mengetahui dampak dan
akibat jika melakukan hal tersebut.
Maka perlu dibuatkan standar untuk bagaimana bersikap sebelum, saat, dan sesudah pertandingan,
jangan hanya membuat kode disiplin mengenai official, pemain, dan perangkat pertandingan saja,
tetapi pembentukan aturan untuk supporter.
Akibat:
Suporter bertindak semaunya, supporter membawa barang, atribut, chant, dan sesuatu yang
sebenarnya dilarang dan sudah ada sanksi nya. Saat pertandingan dimulai chant yang keluar dari
supporter masih banyak yang menjurus ke anarkisme dan provokasi. Kematian supporter pun
menjadi hal wajar jika melihat kontribusi regulator yang belum menetapkan edukasi pada supporter.
Rekomendasi:
Diharapkan secepatnya membuat aturan mengenai tata cara bersikap untuk masuk ke stadion dan
menuju stadion. Aturan tersebut harus dikeluarkan terlebih dahulu dari PSSI maka nantinya setelah
aturan dibuat, klub akan menjadikan aturan dari PSSI tersebut menjadi pedoman dalam
mengedukasi.
Cara klub melakukan edukasi adalah melalui Fans Club atau contoh nya Persib Bandung memberikan
edukasi melalui Fans Club VIKING, klub memberikan paparan mengenai tata cara baris masuk ke
stadion, tata cara membeli tiket, barang yang dilarang masuk ke stadion, nyanyian atau chants yang
tidak dan diperbolehkan selama pertandingan, banner atau spanduk yang dibawa supporter harus
di cek terlebih dahulu sebelum dibentangkan di dalam stadion. Setelah itu anggota VIKING tesebut
mengedukasi atau menyebarkan hal tersebut ke bobotoh yang lain, anggota VIKING di sebar di
semua penjuru tribun dan anggota tersebut harus diperlengkapi sebagai pengaman di segala penjuru
tribun, jadi jika ada hal menyimpang di tribun penonton, yang akan menindak pertama kali adalah
angggota VIKING tersebut, dan bila perlu setiap anggota tersebut didampingi oleh apparat kepolisian
agar mempunyai power berlebih jika ada penyimpangan, dalam artian kepolisian jangan hanya diam
didalam lapangan tapi masuk juga ke antara supporter.
Kondisi:
Dari gambar tersebut dapat tergambar kondisi yang tidak teratur dalam pembelian tiket, system
pembelian tiket di Indonesia masih konvensional, dengan kata lain membeli secara langsung ke outlet
atau official store yang sudah di tentukan oleh klub, tentunya hal terebut tidak praktis dan
menimbulkan adanya calo, yang tentunya calo tersebut menjual harga tiket hamper 2 hingga 3 kali
lipat nya.
Kriteria:
Sampai dengan saat ini, PSSI selaku regulator belum mengeluarkan aturan khusus mengenai tata
cara pembelian tiket masuk ke stadion, kesan nya ada pembiaran dari PSSI dari keluhan supporter
yang hendak menonton. Klub pun selaku penyedia tiket tidak membuat pembelian tiket menjadi
praktis. Pembelian tiket memakai KTP betul betul sangat dibutuhkan agar menghindari adanya calo.
Jika berkaca dari standar FIFA selaku asosiasi sepakbola dunia, menyebutkan beberapa poin untuk
pembelian tiket, sebagai berikut:
You can purchase tickets safely from official Club websites or ticket offices, in person or over the
phone. Clubs will also provide details of any authorised ticket partners on their official site.
1) League matches are always very popular and it is sometimes necessary to be a member to be
able to apply for tickets at Clubs, or for some of the higher profile fixtures.
2) Memberships are commonly available as a one-off purchase, and provide great benefits including
priority access to tickets.
3) For some of the most popular fixtures, such as derby matches, Clubs might also use systems such
as Loyalty Points to offer tickets firstly to fans who have previous attended matches on a regular
basis.
4) Tickets are in great demand, but in most cases any seats that remain available after priority sales
can then be offered on general sale, for example to first-time fans.
5) Most Clubs categorise matches (e.g. Grade A, B or C) and fans should look out in particular for
lower grade matches, where availability is sometimes greater.
6) Hospitality packages include match tickets and a host of other extras, ranging from fantastic food
and drink options to car parking, match programmes and souvenir gifts. They offer a memorable
day out and are often available on general sale.
7) Each Club has its own sales processes, which are explained in more detail on their websites. If
you contact a Club, they will also be happy to provide information or guidance on your options
for any of their forthcoming fixtures.
Akibat:
Pembelian tiket dengan terpusat ke 1 tempat mengakibatkan sebagai berikut:
1) Peluang adanya calo yang merugikan untuk supporter,
2) Tidak efektif waktu karena mengantri ber jam jam,
3) Tidak adanya transparansi dari pengelola tiket mengenai harga tiket dan sisa tiket yang tersedia,
4) Pendapatan tiket masuk stadion di khawatirkan tidak mengalir masuk ke klub, karena penjualan
tiket menjadi salah satu elemen pendapatan untuk klub.
5) Terjadinya anarkisme karena mungkin sebagian supporter mengantri ber jam jam tapi tidak
mendapatkan tiket.
Rekomendasi:
Disebutkan dalam rules of the game FIFA selaku asosiasi sepakbola dunia bahwa “ Clubs will also
provide details of any authorised ticket partners on their official site.” Kalimat tersebut mempunyai
arti luas, artinya klub bisa memberikan izin penjualan tiket ke provider, web khusus, atau ke situs
jual beli online misalnya di Indonesia ada Tokopedia, Go-Jek, Bukalapak dan lain lain, hal tersebut
bisa memudahkan penjangkauan supporter untuk membeli tiket lebih mudah, atau klub membuat
situs berbasis web dan melakukan transaksi penjualan tiket di web tersebut yang dikelola oleh SDM
dari klub tersebut. Contoh di klub Persib Bandung sudah memiliki manajemen berbentuk PT. Persib
Bandung Bermartabat yang selanjutnya di sebut PT. PBB, dalam struktur kepengurusan PT. PBB bisa
di tambahkan bagian Ticketing untuk menjalankan aktivitas pembelian tiket supporter. Rekomendasi
tersebut jelas berkaca dari sepakbola eropa yang Sudah meninggalkan jauh struktur kepegurusan
tiket untuk supporter di Indonesia. Karena supporter kini bukan hanya konsumsi Pria dewasa saja
yang masuk ke stadion, tetapi juga anak anak, orang tua lanjut usia, bahkan wanita kini menjadi
supporter. Tentu tidak sebuah klub tega membuat penonton wanita atau orangtua mengantri
Panjang berjam jam untuk membeli tiket, tentunya harus praktis dalam penjualan nya.
Kondisi:
1) Masih adanya nyanyian/chant yang menghujat suporter lain di stadion, seringkali bentrokan
suporter terjadi karena hal ini.
2) Mengusut tuntas semua kasus kekerasan suporter yang terjadi, baik bentrokan antar suporter,
sweeping plat nomor kendaraan kota rival, dsb. Penegakan hukum dan pengusutan kasus yang
tuntas akan menumbuhkan kepercayaan suporter atau masyarakat yang dirugikan akan
kehadiran Negara dan mulai mempercayakan lagi penegakan hukum pada aparat yang
berwenang. Selain itu, agar suporter bisa berpikir ulang jika akan melakukan tindakan kekerasan
lagi, karena kekerasan atas nama suporter ternyata tidak kebal hukum.
3) Suporter harus dipaksa untuk menerima perbedaan dengan menerima kedatangan suporter tamu
yang notabene rivalnya pada saat pertandingan kandang.
4) Edukasi yang diwakili oleh kepolisian belum ada.
Kriteria:
Memang betul adanya bahwa dalam aturan FIFA, Pemerintah tidak boleh ikut campur tangan dalam
menggerakan liga, struktur organisasi PSSI, dan mengeluarkan pembekuan liga. Patut di apresiasi 4
tahun yang lalu pemerintah menghentikan liga sselama satu tahun untuk PSSI mengorganisir
penyimpangan yang ada di liga. Tapi itu tidak cukup, jika berkaca pada sepakbola di Liga Inggirs pada
era 70-dan 80an hooliganisme merajalela, akhirnya Pemerintah Inggris hadir dan mulai
mengendalikan perilaku suporter. Hasilnya kekerasan suporter menurun dibandingkan tahun 70 dan
80-an, meskipun belum bisa menghapus sepenuhnya, dan stadion menjadi tempat yang nyaman bagi
penikmat sepakbola. Pemerintah Inggris yang diwaklili oleh kepolisian benar benar tegas dalam
pemberantsan hooligan, yang mana tiap match atau pertandingan, pasukan berkuda dari kepolisian
disebar di segala penjuru stadion, bahkan bukan hanya di stadion tapi di titik titik keramaian kota
yang akan di lalui oleh supporter. Pemerintah melarang membawa kendaraan pribadi secara langsung
ke stadion karena akan menybabkan kemacetan, parkir mobil boleh di radius tertentu. Atribut yang
membahayakan dan mencurigakan pun kepolisian ikut andil dalam pengamanan.
Akibat:
Tidak adanya peran pemerintah menyebabkan tidak adanya ketegasan hokum dalam berperilaku
menuju ke stadion dan didalam stadion, jika hanya hukuman masyarakat dan hukuman internal klub,
pelaku tidak akan jera, perlu ada perwakilan pemerintah yang betul betul mendampingi berjalannya
pertandingan.
Pemerintah harus bersuara lantang pada PSSI untuk struktur liga yang ideal dengan ancaman akan
di bekukan nya liga, hal tersebut akan menggenjot structural yang akan dilakukan oleh PSSI, liga
musim 2019 pun tidak ada kejelasan akan berjalan kapan, pemilu dan puasa pun menjadi alasan PSSI
belum bisa mengeluarkan jadwal liga, ketidakpastian tersebut pun membuat sponsor klub menjadi
berkaburan karena ketidakjelasan liga.
Rekomendasi:
Diharapkan secepatnya membuat aturan mengenai tata cara bersikap untuk masuk ke stadion dan
menuju stadion. Aturan tersebut harus dikeluarkan terlebih dahulu dari PSSI maka nantinya setelah
aturan dibuat, klub akan menjadikan aturan dari PSSI tersebut menjadi pedoman dalam mengedukasi.
Pemerintah melalui BOPI (Badan Olah raga Profesional) terus menempel ketat aktivitas PSSI, dalam
fungsi nya, BOPI diberi tugas oleh MENPORA sebagai berikut:
1. Pembinaan dan pengembangan olahraga profesional melalui pembinaan peningkatan sarana dan
prasarana dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi.
2. Pengawasan dan pengendalian terhadap penyelenggaraan olahraga profesional melalui
penegakan hukum dan penerapan sanksi, pemberian advokasi dan upaya keselamatan bagi
pelaku olahraga profesional.
3. Pengkajian dan pengembangan sistem pembinaan dan pengembangan serta pengawasan dan
pengendalian olahraga profesional melalui penyusunan program, kerjasama, bisnis dan evaluasi.
4. Penyiapan standar, norma, prosedur dan kriteria pembinaan dan pengembangan serta
pengawasan dan pengendalian olahraga profesional melalui penyusunan perangkat lunak dan
pengelolaan sistem informasi.
5. Pelaksanaan administrasi Badan Olahraga Profesional Indonesia.
Dalam fungsinya disebutkan adanya pengembangan sarana dan prasarana, hal ini bisa menjadikan
dasar pemerintah untuk memberikan sarana stadion, system ticketing, dan sarana sharing antar
supporter dikala supporter mengunggu klub akan bertanding.