MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi mata kuliah Manjaemen Keuangan Lanjutan, yang diampu
oleh :
Ibu Suskim Riantani, S.E., M.Si.
Disusun oleh:
Kelas B
Adanya penciptaan nilai dan terciptanya kesejahteraan bagi para pemegang saham
serta penilaian pasar, maka menjadi masalah terpenting yang dihadapi oleh perusahaan.
Laporan keuangan yang menjelaskan nilai buku tidak menggambarkan kondisi keuangan
yang sesungguhnya dari perusahaan, dengan demikian perkiraan nilai memiliki peranan
yang penting dalam lingkungan perusahaan. Beberapa perbaikan keuangan sangat
penting untuk menarik investor baru atau membuat keputusan berinvestasi yang harus
mempertimbangkan nilai equity dengan baik. Ini merupakan hal yang utama bagi
beberapa pengusaha dan perusahaan yang sering dibutuhkan untuk peningkatan
pertumbuhan keuangan dan menarik modal dari investor luar. Salah satu kepuasan
pemilik perusahaan adalah apabila modal yang diinvestasikan mampu menghasilkan nilai
tambah dan memberikan kesejahteraan. Ukuran pengelolaan perusahaan menghasilkan
nilai tambah ataukah tidak adalah pasar. Jika pasar menghargai perusahaan itu melebihi
nilai modal yang diinvestasikan, berarti manajemen mampu menciptakan nilai buat
pemegang sahamnya. Sebaliknya, jika harga saham justru lebih rendah dari modal, dapat
disimpulkan manajemen tak mampu menciptakan nilai tambah.
Pengukuran nilai perlu dilakukan oleh manajer untuk memaksimalkan nilai
perusahaan. Hal ini dilakukan agar terciptanya kesejahteraan bagi para stockholder dan
stakeholders (pekerja, pemerintah, konsumen, suplier dan masyarakat umum) (Velez &
Dean, 2001: 5). Ukuran terhadap kinerja saham atau keberhasilan pilihan umumnya
berdasarkan pada kriteria tujuan. Beberapa tahun yang lalu, kriteria utama yang
digunakan dalam pengukuran kinerja keuangan adalah pendapatan per lembar saham
(EPS) dan hasil pengembalian atas ekuitas (ROE). Saat ini, telah difokuskan pada
nilai pasar dari kepemilikan saham perusahaan atau belum, pada kinerja perusahaan
terhadap saham relatif berpengaruh pada saham perusahaan lain. Salah satu tujuan
perusahaan adalah memaksimalkan kekayaan pemegang saham, yang kita lakukan adalah
memodofikasi tujuan memaksimalkan keuntungan agar mampu mengahadapi perubahan
lingkungan operasi yang kompleks. Memaksimalkan kekayaan pemegang saham yaitu
memaksimalkan harga pasar saham perusahaan karena seluruh kuputusan keuangan akan
1
terefleksi didalamnya. Kebijakan investasi ataupun dividen yang buruk akan
mengakibatkan para investor bereaksi dan membuat harga saham menjadi turun,
begitupun sebaliknya. Selain itu cara memaksimalkan kekayaan pemegang saham adalah
dengan cara menerbitkan saham baru untuk memperoleh tambahan dana yang kemudian
diinvestasikan untuk mendapatkan tambahan keuangtungan. Meskipun upaya
memaksimalkan laba merupakan tujuan yang logis bagi setiap perusahaan, semua pakar
keuangan korporasi sepakat bahwa tujuan perusahaan dalam perspektif manajemen
keuangan bukan memaksimalkan laba, melainkan memaksimalkan kekayaan pemegang
saham (stock holder’s wealth) atau memaksimalkan nilai perusahaan (value of the firm).
Kekayaan pemegang saham adalah perkalian antara harga saham per lembar dan jumlah
saham yang beredar. Ini berarti bahwa kekayaan pemegang saham akan tercermin dari
nilai perusahaan, yang ditunjukkan oleh harga saham perusahaan bersangkutan di bursa
saham. Dengan demikian, maksimisasi kekayaaan pemegang saham atau nilai perusahaan
(harga saham) memiliki arti yang benar-benar sama. Perumusan maksimisasi kekayaaan
pemegang saham atau nilai perusahaan sebagai tujuan pada akhirnya akan memudahkan
pengukuran kinerja suatu perusahaan. Bila mana harga saham suatu perusahaan memiliki
trend yang meningkat dalam jangka panjang, hal itu suatu indikator bahwa kinerja
perusahaan dalam keadaan baik. Meningkatnya harga saham mencerminkan kepercayaan
pasar akan baiknya prospek perusahaan bersangkutan pada masa datang.
Penurunan nilai merupakan penurunan kemampuan suatu asset dalam
menghasilkan manfaat ekonomi dari yang diharapkan sebelumnya, sebagaimana telah
diperkirakan oleh perusahaan secara periodik. Penyebab dari penurunan nilai perusahaan
adalah:
1. Kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau pihak peminjam,
2. Pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran
pokok atau bunga,
3. Pihak pemberi pinjaman, dengan alasan ekonomi atau hukum sehubungan dengan
kesulitan keuangan yang dialami pihak peminjam, memberikan keringanan pada
pihak peminjam yang tidak mungkin diberikan jika pihak peminjam tidak
mengalami kesulitan tersebut,
2
4. Terdapatnya kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau
melakukan reorganisasi keuangan lainnya,
5. Hilangnya pasar aktif dari aset keuangan akibat kesulitan keuangan.
Sedangkan hal-hal yang bukan merupakan bukti objektif adanya penurunan nilai
perusahaan adalah:
a) Menghilangnya pasar aktif karena instrumen keuangan tidak lagi diperdagangkan
secara publik
b) Penurunan peringkat kredit entitas tidak secara langsung menjadi bukti adanya
penurunan nilai. Namun, jika hal tersebut dipertimbangkan bersama-sama dengan
informasi yang tersedia, penurunan peringkat kredit bank dapat menjadi bukti
penurunan nilai
c) Penurunan nilai wajar aset keuangan di bawah biaya perolehan atau biaya
perolehan diamortisasi
3
BAB II
KAJIAN TEORI
Berikut ini adalah figur yang menjelaskan tujuh faktor yang menentukan nilai menurut Rappaport.
Untuk memperkirakan arus kas masa datang Rappaport mengasumsikan tingkat persentase
pertumbuhan penjualan adalah konstan. Margin laba operasional adalah persentase konstan dari
penjualan. Laba didefinisikan sebagai laba sebelum dikurangi bunga dan pajak. Tarif pajak adalah
persentase konstan dari laba usaha. Modal tetap dan investasi modal kerja terkait dengan
peningkatan penjualan. Contoh : Jika penjualan tahun ini sebesar $1.000.000 dan diharapkan akan
bertumbuh sebesar 12% per tahun, marjin laba operasi sebesar 9%, tarif pajak 31%, kenaikan pada
aset tetap adalah 14% dari perubahan penjualan, dan kenaikan modal kerja sebesar 10% dari
kenaikan penjualan maka arus kas tahun depan adalah :
4
Manajemen Keuangan Lanjutan – Strategi dan Nilai Perusahaan
Dalam praktiknya analisis nilai pemegang saham dalam nilai buku dalam laporan posisi
keuangan sering digunakan sebagai dasar perhitungan nilai pasar. Persamaan diatas dapat juga
disimpulkan sebagai berikut:
Komponen utang dalam perhitungan nilai perusahaan adalah nilai pasar dari utang jangka
panjang ditambah dengan nilai pasar dari saham preferen.
Investasi dalam program promosi untuk mencapai peningkatan image merek dari produk
atau jasa sebagai usaha mendorong kebijaksanaan harga yang sebenarnya.
5
Manajemen Keuangan Lanjutan – Strategi dan Nilai Perusahaan
3. Net Working Capital to Sales Ratio.
Mengimplemantasikan kontrol yang ketat terhadap akuisisi dari pabrik yang baru dan
peralatan untuk meyakinkan bahwa semua pembelian adalah ekonomis.
Meningkatkan pemeliharaan dari pabrik dan peralatan yang sudah ada untuk
meningkatkan waktu, sehingga mengurangi kebutuhan tambahan pabrik dan peralatan.
5. Cost of Capital.
Mendekati investor lembaga besar dalam usaha untuk membangun sumber pembiayaan
langsung untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan baru untuk perusahaan, sehingga
mengurangi biaya yang berhubungan dengan penggunaan pasar modal secara signifikan.
6
Manajemen Keuangan Lanjutan – Strategi dan Nilai Perusahaan
Biaya eksplist adalah pengeluaran aktual perusahaan kepada pihak yang lain sebagai imbalan atas
sumber daya yang digunakan untuk kegiatan perusahaan.
Biaya implisit adalah opportunity cost yang muncul karena aset perusahaan tidak digunakan
untuk penggunaan terbaiknya. Tidak ada arus kas keluar dari perusahaan atau biaya implisit.
Contoh :
PT ABC memperoleh proyek yang akan menghasilkan laba bersih (accounting profit) sebesar Rp.
50 miliar. Proyek tersebut akan berlangsung selama 1 tahun. Proyek tersebut menggunakan pabrik
yang dapat disewakan kepada pihak ketiga dan memberikan pendapatan sewa sebesar Rp.20
miliar.
Biaya implisit dalam contoh ini adalah pendapatan sewa yang seharusnya dapat diterima jika
perusahaan tidak menggunakan bangunan tersebut untuk mengerjakan proyek dan diterima.
Contoh :
PT. ABC memiliki Weighted Average Cost Of Capital (WACC) sebesar 12% dan memiliki
total aset sebesar $1.000.000. Laba operasi sebelum bunga dan setelah pajak adalah $180.000.
setahun. Berapakah laba ekonomi PT ABC?
= $60.000.
Fokus kepada laba ekonomi bukan kepada laba yang dihasilkan oleh sistem akuntansi
memiliki keunggulan karena manajemen harus benar-benar mengamati nilai investasi perusahaan
7
Manajemen Keuangan Lanjutan – Strategi dan Nilai Perusahaan
secara hati-hati. Laba akuntansi yang besar tidak selalu menghasilkan laba ekonomi yang positif
apabila perusahaan berinvestasi pada aset yang meningkatkan penjualan perusahaan.
Fokus kepada laba ekonomi telah membantu manajemen dalam mengurangi aset-aset yang
tidak produktif seperti nilai bahan baku yang terlalu tinggi atau aset tetap yang menganggur.
1. Laba ekonomi dapat digunakan untuk mengevaluasi opsi stratejik yang menghasilkan tingkat
pengembalian untuk sejumlah periode tertentu.
2. Laba ekonomi memiliki kelebihan dibandingkan dengan analisis nilai pemegang saham
karena laba ekonomi dapat digunakan untuk melihat kinerja perusahaan relatif terhadap aset
yang digunakan setiap tahunnya.
a. Laporan posisi keuangan tidak melaporkan aset pada nilai sekarang dari arus kas yang
dihasilkan oleh aset tersebut di masa depan.
b. Aset dalam posisi keuangan dilaporkan pada harga perolehan dikurangi dengan
penyusutan dan amortisasi
c. Laporan keuangan biasanya menilai aset lebih rendah dibandingkan dengan nilai
wajarnya sehingga laba ekonomi menjadi lebih tinggi dari kondisi yang sebenarnya.
Laporan keuangan berisikan angka-angka yang sudah dimanipulasi untuk mencapai target
keuntungan yang telah ditetapkan sebelumnya (earning management dan creative
accounting).
Perusahaan dapat saja memperoleh angka laba ekonomi yang positif dan angka NPV negatif
secara bersamaan. Laba ekonomi yang digunakan sebagai alat untuk mengevaluasi kinerja
manajemen dapat membuat manajemen terfokus kepada laba ekonomi yang tinggi pada
jangka pendek meskipun dalam jangka panjang proyek-proyek yang dijalankan perusahaan
memiliki angka NPV yang negatif.
3. Kesulitan dalam mengalokasilan pendapatan, biaya, dan modal ke unit bisnis, produk, atau
pelanggan.
8
Manajemen Keuangan Lanjutan – Strategi dan Nilai Perusahaan
2.3 Economic Value Added (EVA)
Pengukuran nilai sebuah perusahaan perlu dilakukan untuk mengetahui seberapa baik
kondisi perusahaan tersebut. Biasanya yang dipakai sebagai untuk pengukuran adalah likuiditas,
solvabilitas dan profitabilitas dari perusahaan dalam pengukuran konvensional. Economic Value
Added (EVA) adalah salah satu alat untuk mengevaluasi kinerja perusahaan atau divisi yang
dikembangkan oleh Stern Stewart and Co.(sebuah perusahaan konsultan manajemen keuangan di
Amerika), yang berdasar pada Economic Profit (EP). EVA adalah laba operasi setelah pajak
dikurangi dengan total biaya modal (cost of capital) tahunan. Atau dengan kata lain EVA adalah
perbedaan dalam laba usaha bersih setelah pajak (NOPAT) dan beban modal untuk periode itu
(yakni produk dari biaya modal perusahaan dan modal yang ditanamkan pada awal periode.
Beban modal adalah modal yang ditanamkan perusahaan pada awal periode dikali dengan
biaya modal tertimbang rata-rata. Nilai ini dikurangi dari NOPAT perusahaan untuk
memperkirakan EVA.
Jika EVA lebih besar dari nol berarti perusahaan telah menciptakan nilai atau kekayaan
untuk pemegang saham (shareholder) karena laba yang diperoleh lebih tinggi dibandingkan
dengan modal yang digunakan untuk memperoleh laba tersebut, sebaliknya jika EVA bernilai
negatif berarti perusahaan justru mengurangi kekayaan pemegang saham karena tidak mampu
mengelola modalnya secara baik yang artinya ini akan merusak nilai perusahaan. Tetapi EVA yang
negatif tidak berarti selamanya itu buruk, karena EVA yang negatif dapat pula disebabkan adanya
investasi jangka panjang yang dilakukan oleh perusahaan untuk mendapatkan keuntungan di masa
yang akan datang.
Laba operasi x (1 – tarif pajak) – (Weighted Average Cost of Capital x (total aset – liabilitas
lancar)
Contoh :
Berikut ini adalah data-data untuk menghitung EVA PT. EFG untuk tahun 2012.
EVA = Laba operasi x (1 tarif pajak) – (Weighted Average Cost of Capital x (total aset – liabilitas
lancar)
9
Manajemen Keuangan Lanjutan – Strategi dan Nilai Perusahaan
EVA = 150 milyar * (1-25%) – (12%* (Rp. 1 trilyun – 200 milyar)
EVA PT EFG di tahun 2012 lebih besar dari nol sehingga perusahaan mampu menciptakan
kekayaan untuk pemegang sahamnya.
EVA digunakan untuk mengetahui ukuran peningkatan nilai secara bersih. Hasil
penghitungan EVA lebih akurat daripada menggunakan jumlah dalam akuntansi. Namun, dalam
pengalokasian pendapatan, beban, dan modal ke unit bisnis dan produk tidak bisa diselesaikan
dengan EVA.
Manfaat EVA
Dapat digunakan sebagai penilai kinerja perusahaan yang berfokus pada penciptaan nilai
(value creation).
Dapat meningkatkan kesadaran manajer bahwa tugas mereka adalah untuk memaksimumkan
nilai perusahaan serta nilai pemegang saham.
Dapat membuat para manajer berfikir dan juga bertindak seperti halnya pemegang saham
yaitu memilih investasi yang memaksimumkan tingkat pengembalian dan meminimumkan
tingkat biaya modal sehingga nilai perusahaan dapat dimaksimumkan.
EVA memfokuskan penilaian pada nilai tambah dengan memperhitungkan beban biaya
modal sebagai risiko investasi.
EVA dapat diterapkan secara mandiri tanpa memerlukan data pembanding dari perusahaan
lain maupun standar industri sebagaimana konsep analisis rasio keuangan.
Konsep EVA sebagai pengukur kinerja perusahaan memperhatikan harapan penyedia dana
secara adil dimana derajat keadilannya dinyatakan dengan ukuran tertimbang (weighted)
struktur modal yang ada dan berpedoman pada nilai pasar bukan pada nilai buku.
Penerapan konsep EVA yang praktis merupakan salah satu bahan pertimbangan bagi
pebisnis untuk mengambil keputusan dan kebijaksanaan permodalan.
Sehingga dapat dikatakan bahwa EVA merupakan suatu metode penilaian yang akurat dan
komperhensif mampu memberikan penilaian secara wajar atas kondisi suatu perusahaan.
10
Manajemen Keuangan Lanjutan – Strategi dan Nilai Perusahaan
Disamping itu, adapula kelemahan-kelemahan EVA yang diungkapkan Mirza (1997) (dalam
Mulia 2002: 134) :
EVA hanya mengukur hasil akhir (result), konsep ini tidak megukur aktivitas penentu seperti
loyalitas dan referensi konsumen tidak diperhatikan.
EVA terlalu bertumpu pada keyakinan bahwa investor mengandalkan pendekatan
fundamental dalam mengkaji dan mengambil keputusan untuk menjual atau membeli saham
tertentu.
Konsep ini sangat tergantung pada transnparansi internal dalam perhitungan EVA secara
akurat.
Walaupun terdapat kelemahan, EVA tetap berguna untuk dijadikan acuan. Mengingat EVA
memberikan pertimbangan atas harapan investor terhadap investasi mereka. Pengambilan dari
suatu investasi baru akan berarti apabila besarnya pengembalian tersebut melebihi biaya modal
yang dikeluarkan untuk mewujudkan investasi tersebut.
Langkah-langkah yang dilakukan untuk menentukan EVA menurut (Rousana, dikutip oleh
sofiarini 2004: 17):
Kd* = Kd (1-T)
11
Manajemen Keuangan Lanjutan – Strategi dan Nilai Perusahaan
Menghitung biaya laba ditahan (Cost of Equity) atau biaya modal sendiri (Ke)
Dengan adanya keterbatasan dari CAPM maka dalam menghitung biaya modal sendiri (Ke)
menggunakan pendekatan discounted cash flow model, dimana dividend yield ditambah
tingkat pertumbuhan yang diharapkan.
Formulanya adalah :
Ke = Dividen Yield + g
Definisi :
r = Tingkat Pengembalian
Struktur permodalan yang dipakai adalah proporsi hutang dan proporsi modal sendiri dalam
bentuk prosentase dari jumlah hutang dan modal sendiri.
Pd = [D / (D+E) x 100%]
Pe = [E / (D+E) x 100%]
Menghitung NOPAT
R = NOPAT / Capital
12
Manajemen Keuangan Lanjutan – Strategi dan Nilai Perusahaan
Menghitung biaya modal rata-rata tertimbang (Weighted Average Cost of Capital)
Pd = Proporsi hutang
Menghitung EVA
Capital = merupakan jumlah dana yang tersedia bagi perusahaan untuk membiayai
usahanya, yang merupakan penjumlahan dari total hutang dan modal saham.
Jika EVA > 0, maka kinerja keuangan perusahaan dapat dikatakan baik, sehingga terjadi
proses perubahan nilai ekonomisnya.
Jika EVA = 0, maka kinerja keuangan perusahaan secara ekonomis dalam keadaan impas,
Jika EVA < 0, maka kinerja keuangan Perusahaan tersebut dikatakan kurang bagus karena
laba yang diperoleh tidak memenuhi harapan penyandang dana, sehingga tidak terjadi
penambahan nilai ekonomis pada perusahaan.
13
Manajemen Keuangan Lanjutan – Strategi dan Nilai Perusahaan
Aset dalam posisi keuangan akan disajikan kembali dengan nilai saat ini untuk mencapai
estimasi biaya yang dikorbankan. Misalnya, akumulasi penyusutan akan ditambahkan kembali ke
posisi keuangan aset tetap. Nilai persediaan dan aset tetap akan meningkat dihitung dengan inflasi.
Kemudian goodwill dari perusahaan yang telah dihapus, ditambahkan kembali. Nilai kewajiban
sewa di masa depan juga ditambahkan kembali. Metode ini relatif sulit untuk digunakan. CFROI
memperlihatkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan arus kas yang berkelanjutan
dibandingkan dengan kas yang diinvestasikan di perusahaan.
14
Manajemen Keuangan Lanjutan – Strategi dan Nilai Perusahaan
dan GMI telah dikritik karena mereka terutama menggunakan catatan umum untuk skor
perusahaan, menggunakan daftar pembanding sederhana. Sebaliknya, S&P Corporate
Governance Scoring System meneliti empat isu utama:
15
Manajemen Keuangan Lanjutan – Strategi dan Nilai Perusahaan
pemahaman kita terhadap risiko lain belum begitu baik sehingga teknik pengukuran risiko tersebut
belum begitu berkembang. Teknik lain untuk mengukur risiko adalah dengan mengevaluasi
dampak risiko tersebut terhadap kinerja perusahaan.
16
Manajemen Keuangan Lanjutan – Strategi dan Nilai Perusahaan
REFERENSI
http://akuntan-si.blogspot.com/2017/04/langkah-2-cara-menghitung-market-value.html (diakses
pada Rabu, 19 Februari 2020)
17
Manajemen Keuangan Lanjutan – Strategi dan Nilai Perusahaan