Competitive Advantage, Firm Performance, And Business Models
From Rothaermel, F. T. Strategic Management. 3rd Edition
5.1Keunggulan Kompetitif dan Kinerja Perusahaan
Mudah untuk membandingkan dua perusahaan yang memiliki keunggulan kompetitif, tetapi perbandingan sederhana memiliki banyak kekurangan. Untuk itu diperlukan perpektif multi-dimensi untuk menilai keunggulan kompetitif. Perspektif ini berfokus pada tiga dimensi kinerja standar yakni, profitabilitas akuntansi, nilai pemegang saham yang diciptakan, serta nilai ekonomi yang dihasilkan. Ketiga dimensi kerja ini cenderung berkorelasi dari waktu ke waktu. Dimana profitabilitas akuntasi dan nilai ekonomi akan tercermin dalam harga saham perusahaan, yang pada gilirannya menentukan sebagian dari penilaian pasar saham.
5.1.1 Profitabilitas Akuntansi
Menggunakan data akuntansi untuk menilai keunggulan kompetitif dan kinerja perusahaan adalah praktik manejerial standar. Dalam perhitungan profitabilitas akuntansi untuk menilai keunggulan kompetitif, lebih banyak menggunakan data dan rasio keuangan yang berasal dari laporan laba rugi dan neraca. Secara umum, lapolaba rugi dan neraca cukup memenuhi syarat dalam penentuan keunggulan kompetitif. Karena secara akurat dapat menilai kinerja perusahaan serta menjadi tolok ukur kinerja perusahaan terhadap pesaing mereka. Data akuntansi memungkinkan manajer perusahaan untuk membandingkan kinerja langsung antara perusahaan. Dalam membandingkan perusahaan dengan menggunakan profitabilitas strategis terdapat bberapa rasio yang digunakan, diantaranya return on invested capital (ROIC), return on equity (ROE), return on assets (ROA), dan return on revenue (ROR). Diantara kesemuanya yang paling sering digunakan ialah return on invested capital (ROIC) atau pengembalian modal yang diinvestasikan. Rasio ini popular karena merupakan proksi yang baik bagi profitabilitas perusahaan. Secara khusus, return on invested capital digunakan untuk mengukur seberapa efektif suatu perusahaan menggunakan modal yang diinvestasikan. Modal disini terdiri dari dua komponen berupa : ekuitas pemegang saham melalui penjualan saham ke publik, serta hutang berbunga memalui pinjaman dari lembaga keuangan dan pemegang obligasi. Seandainya nilai ROIC lebih besar daripada modal, sebuah perusahaan bias disebut mendapatkan keuntungan. Sedang sebaliknya jika nilai ROIC lebih kecil daripada modal, sebuah perusahaan akan mendapatkan kerugian. Meskipun data akuntansi bisa didapatkan dengan mudah dan manajer dapat dengan mudah mengubahnya menjadi rasio keuangan untuk menilai dan mengevaluasi kinerja kompetitif, data tersebut juga menunjukkan beberapa batasan. Pertama-tama, semua data akuntansi sifatnya historis dan dengan demikian data yang bisa ditampilkan adata data lampau bukan data yang akan datang. Selain itu data akuntansi tidak mempertimbangkan item off-balance sheet. Terakhir data akuntansi fokus terutama pada aset berwujud, sedang saat ini asset yang lebih penting ialah yang tak berwujud seperti saham.
5.1.2 Penciptaan Nilai Pemegang Saham
Pemegang saham baik secara individu maupun organisasi merupakan pemilik sah dari perusahaan publik. Dari perspektif pemegang saham atau investor, ukuran keunggulan kompetitif paling penting ialah pengembalian modal resiko mereka, yakni pengembalian modal, termasuk apresiasi harga saham, serta dividen yang diterima dalam periode tertentu. Tidak seperti data akuntansi, pengembalian total kepada pemegang saham adalah metrik kinerja eksternal dan berwawasan ke depan. Artinya pasar saham memandang semua informasi publik yang ada saat ini, masa lalu serta kinerja dimasa depan digunakan untuk melakukan analisis menuju pertumbuhan di masa yang akan dating. Gagasan bahwa semua informasi yang tersedia tentang masa lalu perusahaan, keadaan saat ini, dan kinerja masa depan yang diharapkan tertanam dalam harga pasar saham perusahaan disebut hipotesis pasar-efisien. Dalam perspektif ini, harga saham memuat indikator kinerja yang obyektif, dimana dalam mengevaluasi keunggulan kompetitif perbandingan harga saham dapat dijadikan tolok ukur dalam jangka panjang. Meskipun memiliki banyak manfaat dalam mengukur kinerja perusahaan, pengembalian total kepada pemegang saham memiliki beberapa kekurangan. Kekurangan pengembalian total berasal dari harga saham yang tidak stabil sehingga sulit untuk menilai kinerja perusahaan dalam jangka pendek. Selain itu harga saham sangat di perngaruhi oleh faktor ekonomi makro, seperti pertumbuhan ekonomi, tingkat pengangguran, suku bunga dan nilai tukar. Terakhir harga saham seringkali mencerminkan suasana psikologis investor yang kadang-kadang tidak rasional 5.1.3 Penciptaan Nilai Ekonomi Dalam manajemen strategis hubungan antara penciptaan nilai ekonomi dan keunggulan kompetitif merupakan suatu hal dasar. Hubungan ini menjadi dasar dalam merumuskan strategi kompetitif perusahaan dalam hal biaya atau diferensiasi. Suatu perusahaan memiliki keunggulan kompetitif jika menciptakan lebih banyak nilai ekonomi daripada pesaingnya. Nilai ekonomi diciptakan dari perbedaan antara kesediaan pembeli untuk membayar produk atau jasa dan biaya total perusahaan untuk memproduksinya. Pada umumnya nilai ekonomi diciptakan dari perpaduan antara produsen dan konsumen. Untuk memudahkan perhitungan keunggulan kompetitif, diperlukan 3 komponen yang membantu menjelaskan tentang total manfaat dari nilai ekonomi yang diciptakan. Komponen pertama ialah Nilai, nilai menunjukan jumlah uang yang dilampirkna konsumen pada barang atau jasa. Kedua ada Biaya, yakni harga untuk memproduksi suatu barang atau jasa. Ketiga ialah harga, yakni nilai yang dibebankan produsen atas barang yang di buat. Selisih antara harga yang dibebankan dan biaya produksi disebut keuntungan atau surplus produsen. Jika harga yang dikenakan pada barang sebesar $ 1.000, dengan biaya produksi sebesar $ 400 maka keuntungan yang didapat adalah sebesar $ 600 ($1.000 - $400 = 600). Sedang bagi konsumen selisih antara nilai yang ingin dibayar dengan harga yang dibayarkan, sering disebut surplus konsumen. Sebagai contoh seorang konsumen menilai suatu barang seharga $ 1.200 sedang harga yang tertera dalam prosuknya hanya sebesar $ 1.000, maka keuntungan yang diperoleh konsumen adalah $ 200 ($ 1.200 - $ 1.000 = $ 200). Diawal suatu nilai ekonomi diperoleh dari perpaduan antara surplus produsen dengan surplus konsumen sehingga di dapat harga $ 800 ($ 600 + $ 200 = $ 800). Sama seperti metode lain untuk menilai keunggulan kompetitif, penciptaan nilai ekonomi juga memiliki beberapa keterbatasan. Diperlukan usaha yang lebih dalm menentukan nilai suatu barang di mata konsumen. Selain itu nilai suatu badang dimata kosumen berubah-ubah berdasarkan pendapatan, preferensi, waktu, dan factor-faktor lainnya. Sedang untuk mengukur keunggulan kompetitif tingkat perusahaan, harus memperkirakan nilai ekonomi yang diciptakan untuk semua produk yang ditawarkan.
5.1.4 Kartu Skor Berimbang (Balanced Scorecard)
Manajer perlu mengandalkan beberapa tolok ukur untuk menilai kinerja perusahaan secara lebih akurat. Kartu score berimbang merupakan kerangka kerja manajer untuk mencapai tujuan strategus dengan lebih efektif. Pendekatan ini memanfaatkan beberapa metrik kinerja internal dan eksternal untuk menyeimbangkan tujuan keuangan dan strategis. Gambar diatas menggambarkan kerangka kartu score berimbang. Manajer menggunakan Balanced Scorecard mengembangkan metrik yang sesuai untuk menilai tujuan strategis dengan menjawab empat pertanyaan kunci. Brainstorming jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan seperti Bagaimana cara pelanggan memandang kami? Bagaimana kita menciptakan nilai? Kompetensi inti apa yang kita butuhkan? Dan bagaimana pemegang saham memandang kami? Ini idealnya menghasilkan serangkaian ukuran yang memberikan manajer pandangan yang cepat tetapi juga komprehensif tentang keadaan perusahaan saat ini. Kartu score berimbang menggabungkan kekuatan internal dan eksternal dengan pendekatan individu untuk menilai keunggulan kompetitif yang dibahas sebelumnya. Selain itu pendekatan kartu score berimbang cukup popular karena memiliki beberapa keunggulan. Secara khusus, kartu score berimbang memungkinkan manajer untuk mengkomunikasikan dan menghubungkan visi strategis dengan pihak yang bertanggung jawab dalam organisasi. kartu score berimbang juga memungkinkan manajer untuk menerjemahkan visi menjadi tujuan operasional yang dapat di ukur serta merancang proses bisnis. Terakhir dapat menerapkan umpan balik untuk memodifikasi dan menyesuaikan tujuan strategisnya. Meskipun diterapkan secara luas oleh banyak bisnis, kartu score berimbang bukannya tanpa kritik. Penting untuk dicatat bahwa kartu score berimbang adalah alat untuk implementasi strategi, bukan untuk perumusan strategi. Selain itu, pendekatan kartu skor seimbang hanya memberikan panduan terbatas tentang metrik mana yang harus dipilih. Ketiga pendekatan untuk mengukur keunggulan kompetitif selain ukuran kuantitatif dan kualitatif lainnya dapat membantu saat menggunakan pendekatan kartu skor seimbang.
5.1.5 The Triple Bottom Line
Saat ini, manajer sering diminta untuk meningkatkan kinerja sosial dan ekologis selain peningkatan kinerja ekonomi perusahaan. Kinerja ekonomi, sosial, dan ekologis ini sering di sebut sebagai triple bottom line. Ketiganya merupakan dasar menuju strategi berkelanjutan. Ketiganya sering disebut juga 3P yakni profit, people & planet (ekonomi, sosial, ekologis). Dimensi ekonomi menangkap kebutuhan bisnis agar menguntungkan untuk bertahan hidup. Dimensi sosial menekankan pada aspek manusia. Sedangkan dimensi ekologi menekankan hubungan antara bisnis dan lingkungan alam. Seperti balanced scorecard, triple bottom line memiliki pandangan yang lebih integratif dan holistik dalam menilai kinerja perusahaan. Dengan menggunakan pendekatan Triple Bottom Line manajer mengaudit pemenuhan kewajiban sosial dan ekologis perusahaan kepada pemangku kepentingan seperti karyawan, pelanggan, pemasok, dan komunitas dengan cermat saat mereka melacak kinerja keuangannya.
5.2Model Bisnis: Menerapkan Strategi
5.2.1 Model Bisnis Populer Mengingat pentingnya model bisnis untuk mencapai keunggulan kompetitif, maka sampai saat ini model bisnis terus berkembang. Beberapa model bisnis yang saat ini ada, diantaranya freeminm, grosir, agen, pengumpulan dan lainya. Dengan memahami model bisnis yang sedang popular saat ini akan meningkatkan alat dalam perangkat strategi perusahaan.
5.2.2 Sifat Dinamis Model Bisnis
Model bisnis berkembang secara dinamis, dan kita dapat melihat kombinasi dan permutasi. Kadang model bisnis disesuaikan untuk menanggapi gangguan di pasar. upaya yang dapat bertentangan dengan praktik perdagangan yang adil dan bahkan mungkin mendorong intervensi pemerintah.