Anda di halaman 1dari 5

No : 226/ML.LBAS/DM/IV/2018ML.

DPPK/DM/II/2012 Bandung,4 April 2018


Hal : Management Letter

Kepada Yth.
Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan Direksi
PT Lika Buana Asri Sembada
Jalan Dipatiukur No.89
Bandung

Dengan hormat,

Kami telah mengaudit laporan keuangan PT Lika Buana Asri Sembada tanggal 31 Desember 2016 sesuai
dengan standar profesi dan telah menerbitkan laporan kami Nomor 412/LAI.16.LBAS-5/DM/2018 pada
tanggal 4 April 2018.
Dalam perencanaan audit, kami mempertimbangkan pengendalian internal Perusahaan untuk menentukan
sifat, lingkup dan waktu pelaksanaan prosedur-prosedur audit. Namun suatu audit laporan keuangan tidak
memberikan keyakinan terhadap efektivitas operasi sistem pengendalian internal Perusahaan.
Dalam audit kami, kami menemukan beberapa hal tertentu terkait pengendalian internal yang, menurut
pendapat kami, perlu mendapat perhatian manajemen, yaitu :
1. Prosedur Operasional Perusahaan Belum Disusun Dalam Bentuk Manual/Pedoman Tertulis
Standar operasional prosedur merupakan dasar acuan dalam pelaksanaan kegiatan setiap perusahaan
sekaligus sebagai alat pengendalian terhadap kegiatan usaha agar sesuai dengan tujuan dan
perencanaan yang telah ditetapkan namun perusahaan belum menyusun prosedur operasional dalam
bentuk manual/pedoman tertulis.
Kami merekomendasikan agar manajemen membuat standar operasi yang baku dan tertulis untuk
diterapkan di perusahaan.

2. Perusahaan Belum Memiliki Kebijakan Akuntansi.


Kebijakan akuntansi adalah prinsip, dasar, konvensi,aturan dan praktik tertentu yang diterapkan oleh
suatu entitas dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangannya. Proses pencatatan akuntansi
harus diatur dalam kebijakan akuntansi yang meliputi seluruh aspek kegiatan perusahaan sesuai
dengan standar akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Sistem pencatatan akuntansi di PT Lika
Buana Asri Sembada belum memiliki kebijakan akuntansi yang baku sesuai dengan Standar Akuntansi
Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP).
Kami merekomendasikan agar manajemen membuat kebijakan akuntansi yang baku dan tertulis untuk
diterapkan di perusahaan.

1
Jalan Sariwangi No.69 Bandung, Tlp. 022-7101100, Fax. 022-7101100
Email : dmdm@yahoo.com
3. Perusahaan Belum Memiliki Kebijakan Keuangan.
Dalam pengelolaan kas belum ada pengaturan mengenai jenis dan jumlah pengeluaran melalui bank
maupun kas setoran. Jenis pengeluaran yang sama tanpa memperhatikan jumlahnya dapat dilakukan
melalui kas maupun bank. Uang yang tersedia pada kas terlalu besar yaitu per 31 Desember 2016 kas
setoran sebesar Rp2.414.039.455 dan kas malangbong sebesar Rp1.432.104.460.
Kami merekomendasikan agar manajemen membuat kebijakan pengelolaan kas yang menetapkan
batasan penggunaan kas untuk suatu jumlah dan keperluan tertentu (mengurangi risiko) dan batasan
ketersediaan uang pada kas sampai dengan jumlah tertentu.

4. Manajemen Tidak Melakukan Pengecekan Fisik (Stock Opname) Atas Persediaan Bahan Baku.
Manajemen tidak melakukan pengecekan fisik atas persediaan bahan baku yang tersedia di gudang.
Pengecekan fisik (stock opname) merupakan alat pengendalian persediaan yang membandingkan
kuantitas pada laporan dengan kuantitas yang sesungguhnya yang tersedia di lapangan serta
merupakan kroscek kondisi atas persediaan tersebut.
Kami merekomendasikan agar manajemen melakukan pengecekan fisik atas persediaan tersebut (stock
opname) secara berkala.

5. Saldo Piutang Lain-Lain Yang Tidak Ada Mutasi Pembayaran


Dari hasil analisis umur piutang lain-lain terdapat nilai piutang lebih dari 1 (satu) tahun yang tidak ada
mutasi pembayaran. Berikut rincian piutang lain-lain tersebut per 31 Desember 2016:
No. Keterangan Nilai Piutang per 31 Desember 2016
(Rp)

1. Piutang Kkp Jojo 3.446.334


2. Piutang Kkp Aan 72.880.192
3. Piutang Kkp Maman 30.905.727
4. Piutang Kkp Yuki 86.540
5. Piutang Konsentrat 207.794.980
Jumlah 315.113.773

Kami merekomendasikan agar manajemen melakukan evaluasi atas ketertagihan piutang lain-lain,
melakukan penilaian atas saldo piutang tersebut dan membentuk estimasi kerugian atas piutang yang
berpotensi tidak dapat tertagih.

2
6. Kesalahan Pencatatan Atas Penjualan Konsentrat dan Hijauan
Jalan Sariwangi No.69 Bandung, Tlp. 022-7101100, Fax. 022-7101100
Email : dmdm@yahoo.com
Manajemen melakukan pencatatan atas penjualan konsentrat dan hijauan pada akun 61.00.05
Pendapatan Kstr dengan melakukan setoff antara nilai penjualan konsetrat dan hijauan dengan harga
pokok penjualan konsentrat dan hijauan, sehingga nilai yang tersaji pada laporan keuangan tersebut
bersaldo negatif per 31 Desember 2016 sebesar Rp156.857.657.
Berikut merupakan saldo penjualan dan harga pokok penjualan konsentrat dan hijauan per 31
Desember 2016 yang seharusnya:
No Keterangan Penjualan HPP
(Rp) (Rp)
1 Konsentrat 916.211.000 1.076.382.224
2 Hijauan 38.870.000 35.556.433
Jumlah 955.081.000 1.111.938.657

Akibat dari pencatatan tersebut maka nilai penjualan dan harga pokok penjualan disajikan
understatement/overstatement dan berpotensi saldo pendapatan dan beban lain-lain dalam laporan
keuangan tidak disajikan secara wajar dan belum dapat diandalkan.
Kami merekomendasikan agar setiap transaksi harus diidentifikasi dan dicatat sesuai dengan jenis dan
kelompok transaksi.

7. Issu Terkait Rencana Perluasan Usaha PT Lika Buana Asri Sembada


Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 49/Permentan/PK.440/10/2016
tanggal 20 Oktober 2016 Tentang Pemasukan Ternak Ruminansia Besar Kedalam Wilayah Negara
Republik Indonesia menyatakan bahwa Perusahaan swasta yang melakukan impor sapi wajib
melaksanakan pengadaan sapi indukan dengan perbandingan jumlah indukan dan bakalan sebesar 1:5
ekor dalam waktu sampai dengan tahun 2018. Terkait dengan peraturan tersebut, pada tahun 2018
perusahaan merencanakan melakukan perluasan usaha dalam budidaya sapi perah dan pembiakan
sapi potong.
Budidaya sapi perah dan pembiakan sapi potong termasuk dalam kategori usaha yang menggunakan
aset biologis, karena hewan tersebut mengalami transformasi biologis yang menghasilkan produk
keluaran pertanian berupa anak sapi dan susu.

3
Sehubungan dengan rencana perluasan usaha budidaya sapi perah dan pembiakan sapi potong
tersebut, maka berdampak terhadap standar akuntansi yang digunakan untuk penyusunan laporan
Jalan Sariwangi No.69 Bandung, Tlp. 022-7101100, Fax. 022-7101100
Email : dmdm@yahoo.com
keuangan perusahaan. Pada laporan keuangan periode lalu, perusahaan menggunakan Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP) yang mana di dalamnya tidak
mengatur perlakuan akuntansi untuk aset biologis.
Standar akuntansi yang mengatur tentang perlakuan akuntansi untuk aset biologis yaitu Standar
Akuntansi Keuangan (SAK) 69 “Agrikultur” yang menjelaskan tentang:
Pengakuan Aset Biologis
Perusahaan mengakui aset biologis jika:
- Perusahaan mengendalikan aset biologis sebagai akibat dari peristiwa masa lalu;
- Perusahaan mengakui aset biologis jika besar kemungkinan manfaat ekonomik masa depan yang
terkait dengan aset biologis tersebut akan mengalir ke perusahaan;
- Nilai wajar atau biaya perolehan aset biologis dapat diukur secara andal.
Pengukuran Aset Biologis
Aset biologis diukur pada saat pengakuan awal dan pada setiap akhir periode pelaporan. Pengukuran ini
dapat didukung dengan mengelompokan aset biologis sesuai dengan atribut yang signifikan sebagai
contoh, berdasarkan usia atau kualitas sebagai dasar penentuan harga.
Perlakuan akuntansi atas aset biologis tersebut tidak terlepas dari nilai wajar. Adapun terhadap
perlakuan nilai wajar aset biologis tersebut diatur dalam SAK 68 “Pengukuran Nilai Wajar” yang
mendefinisikan nilai wajar sebagai harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang
akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku pasar pada
tanggal pengukuran.
Pengukuran nilai wajar mengasumsikan bahwa aset atau liabilitas dipertukarkan dalam suatu transaksi
teratur antara pelaku pasar untuk menjual aset atau mengalihkan liabilitas pada tanggal pengukuran
berdasarkan kondisi pasar saat ini.
Penyajian Aset Biologis Dalam Laporan Keuangan
- Aset biologis berupa sapi yang menghasilkan produk untuk dijual dan hasil produk (anak sapi dan
susu) diakui sebagai aset lancar dalam neraca yang disajikan sebesar nilai wajar;
- Aset biologis berupa sapi yang menghasilkan produk untuk dikembangkan dan sapi belum
menghasilkan diakui sebagai aset tidak lancar dalam neraca yang disajikan sebesar nilai wajar;
- Keuntungan pengakuan awal dan pengukuran kembali aset biologis diakui sebagai pendapatan
dalam laporan laba rugi;
- Kerugian pengukuran kembali diakui sebagai beban dalam laporan laba rugi.

Jalan Sariwangi No.69 Bandung, Tlp. 022-7101100, Fax. 022-7101100


Email : dmdm@yahoo.com
Dikarenakan standar akuntansi yang digunakan perusahaan yaitu Standar Akuntansi Keuangan Entitas
Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP) tidak mengatur perlakuan akuntansi untuk aset biologis maka
kami merekomendasikan agar perusahaan melakukan perubahan atas standar akuntansi yang
digunakan yaitu dengan menerapkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK).

Bandung, 04 April 2018


Partner,

Dikdik Maulana, CPA


NRAP: AP.xxxx

Jalan Sariwangi No.69 Bandung, Tlp. 022-7101100, Fax. 022-7101100


Email : dmdm@yahoo.com

Anda mungkin juga menyukai