Anda di halaman 1dari 5

EVALUASI DAN PELAPORAN EFEKTIVITAS ICOFR

MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi mata kuliah Audit Forensik, yang diampu oleh : Bapak
DR. Achmad Fadjar, S.E., M.Si., Ak
Disusun oleh:

Tiara Regina (1519104008)


Wiki Darmawan (1519104016)
Dikdik Maulana (1519104016)

Kelas B

PROGRAM STUDI PASCA SARJANA


PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS WIDYATAMA
BANDUNG
A. Latar Belakang
Sebagai badan yang memiliki tugas dan tanggung jawab untuk mengatur dan mengawasi
sektor perbankan, tentu peran Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menjadi sangat penting dalam
perekonomian Indonesia. Perbankan merupakan wali masyarakat yang dipercaya untuk mengelola
dan mengatur keuangan milik masyarakat, oleh sebab itu perbankan harus melindungi uang
nasabah terhadap resiko penipuan keuangan seperti yang tercantum dalam Undang-Undang No.
10 tahun 1998 tentang Undang-Undang Perbankan, antara lain mulai dari pidana yang berkaitan
dengan perizinan industri perbankan, tindak pidana yang berkaitan dengan rahasia bank, tindak
pidana yang berkaitan dengan pengawasan dan pembinaan bank, yang berkaitan dengan usaha
bank serta tindak pidana kejahatan perbankan yang paling ekstrem adalah perampokan bank
hingga pengalihan rekening secara tidak sah. Kegagalan perbankan dalam menjaga kepercayaan
perbankan dapat berdampak sistemik dan mengganggu stabilitas keuangan Nasional.
Sebagai bentuk tanggung jawabnya, OJK secara berkala (triwulan) memberikan laporan
mengenai pemeriksaan umum dan khusus terhadap perbankan agar resiko penipuan perbankan
tersebut dapat diminimalisir. Lalu bagaimana statistik perbankan yang terindikasi fraud di
Indonesia dua tahun terakhir? Pada tahun 2017, terdapat 57 bank yang terindikasi fraud.
Sedangkan pada tahun 2018 yang terindikasi fraud sampai triwulan III adalah sebanyak 36 bank.
Berdasarkan angka statistik ini dapat dilihat bahwa masih banyak bank yang melakukan dan
mengalami kejahatan perbankan. Sayangnya dalam laporan tersebut, OJK tidak menjelaskan apa
yang menjadi motivasi, rasionalisasi, jenis fraud serta redflag bank-bank-bank yang terindikasi
fraud. Oleh sebab itulah penelitian ini dilakukan untuk melengkapi laporan OJK tersebut. Analisa
akan didasarkan pada teori Triangle Fraud.
BAB II
SLIK merupakan sistem pelaporan dari Lembaga Jasa Keuangan (LJK) ke OJK. Data itu berisi
fasilitas pinjaman debitur dan bukan data simpanan nasabah. "Sehubungan dengan pemberitaan
yang beredar yang menyatakan bahwa terdapat oknum bank yang menyalahgunakan data SLIK,
dengan ini OJK menegaskan bahwa SLIK merupakan sistem pelaporan dari LJK kepada OJK
yang berisi data fasilitas pinjaman debitur dan bukan data simpanan nasabah. SLIK merupakan
infrastruktur penting sektor jasa keuangan yang dapat digunakan oleh pelaku industri untuk
mitigasi risiko, khususnya risiko kredit sehingga dapat membantu menurunkan tingkat risiko
kredit bermasalah. Selain itu, keberadaan SLIK juga mampu mendukung perluasan akses
kredit/pembiayaan. SLIK Membantu dalam mempercepat proses analisis dan pengambilan
keputusan pemberian kredit. Menurunkan risiko kredit bermasalah kemudian hari. keberadaan
SLIK dapat mengurangi atau meminimalkan ketergantungan pelapor atau pemberi kredit kepada
agunan konvensional. Pemberi kredit dapat menilai reputasi kredit calon debitur sebagai
pengganti atau pelengkap agunan. SLIK dapat membantu efisiensi biaya operasional, mendorong
transparansi pengelolaan kredit. Bagi debitur atau masyarakat umum, keberadaan SLIK dapat
dimanfaatkan untuk mengetahui data kredit perbankan seperti data pokok debitur, plafon kredit,
baki debet, kualitas kredit, beban bunga, cicilan pembayaran serta denda atau penalti pinjaman.
SLIK juga bisa memberikan informasi mengenai status agunan serta rincian penjamin kredit.
Manfaat SLIK bagi masyarakat, Sekar menjelaskan dapat mempercepat waktu yang dibutuhkan
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), akan mendapat akses yang lebih luas kepada
pemberi kredit dengan mengandalkan reputasi keuangannya tanpa harus tergantung pada
kemampuan untuk menyediakan agunan. Mendorong penerima kredit untuk menjaga reputasi
kreditnya. Cakupan pelapor SLIK bukan saja dari industri perbankan, namun juga lembaga jasa
keuangan maupun non lembaga jasa keuangan yang berpartisipasi untuk menjadi pelapor dalam
SLIK.
Referensi

https://republika.co.id/berita/q59fgc383/pembobolan-rekening-nasabah-pakai-data-slik-ini-kata-ojk
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/02/06/08145841/pembobolan-rekening-ilham-bintang-
libatkan-karyawan-bank-hingga-pembuatan?page=all
https://keuangan.kontan.co.id/news/ojk-bakal-miliki-data-fraud-industri-perbankan

Anda mungkin juga menyukai