Disusun kelompok 7 :
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
A. Bukti Audit......................................................................................................3
B. Sifat Bukti Audit ( Audit Evidence)................................................................5
C. Compliance Test dan Substantive Test............................................................8
D. Cara Pemilihan Sample...................................................................................9
BAB III..................................................................................................................13
PENUTUP.............................................................................................................13
A. Kesimpulan...................................................................................................13
B. Saran..............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15
i
i
BAB I
PENDAHULUAN
1
(neraca) dan laba rugi, akuntan publik harus melakukan subtantive test dan
analytical review.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Bukti Audit
3
yang diperoleh. Kecukupan dan ketepatan bukti audit yang telah diperoleh untuk
menurunkan risiko audit sampai pada tingkat yang dapat diterima,dan dengan
demikian memungkan auditor untuk mengambil kesimpulan yang memadai
sebagai basis bagi opini auditor, merupakan suatu pertimbangan profesioanal.
Seperti yang disyaratkan dan dijelaskan lebih lanjut dalam SA 315 SA 330,
bukti audit untuk menarik kesimpulan memadai sebagai basis opini auditor dapat
diperoleh dengan melaksnakan:
4
B. Sifat Bukti Audit ( Audit Evidence)
Data akuntansi berupa jurnal, buku besar dan buku pembantu, dan buku
pedoman akuntansi yang berkaitan, serta catatan seperti lembaran kerja (work
sheet) dan spread sheet yang mendukung alokasi biaya, peerhitungan, dan
rekonsiliasi keseluruhannya merupakan bukti yang mendukung laporan keuangan,
Data akuntansi ini seringkali dalam bentuk elektronik. Data akuntansi saja tidak
dapat dianggap sebagai pendukung yang cukup bagi suatu laporan keuangan; di
pihak lain, tanpa cukup perhatian atas kewajaran dan kecermatan data akuntansi
yang melandasinya, pendapat auditor atas laporan keuangan tidak akan terjamin.
Untuk dapat dikatakan kompeten, bukti audit harus sah dan relevan.
Keabsahan sangat tergantung atas keadaan yang berkaitan dengan pemerolehan
bukti tersebut. Bukti ekstern yang diperoleh dari pihak independen di luar
perusahaan dianggap lebih kuat, dalam arti dapat lebih diandalkan/dipercaya
keabsahannya daripada bukti yang diperoleh dari dalam perusahaan itu sendiri
(bukti intern). Semakin efektif pengendalian intern, semakin besar jaminan yang
diberikan mengenai keandalan data akuntansi dan laporan keuangan. Pengetahuan
editor secara pribadi dan langsung yang diperoleh melalui inspeksi
fisik,pengamatan, perhitungan, dan inspeksi, lebih bersifat menyimpulkan
(persuasive evidence) daripada bukti yang bersifat meyakinkan (convincing
evidence). (Sukrisno, 2017)
5
(Dirdjosumarto, 2016)Menurut Konrath (2002 : 114 –115) seperti yang dikutip
Soekrisno (2012 : 119), ada enam tipe bukti audit, yaitu :
1. physical evidence
2. evidence obtain through confirmation
3. documentary evidence
4. mathematical evidence
5. analytical evidence
6. hearsay evidence
Physical Evidence terdiri atas segala sesuatu yang bisa dihitung dipelihara,
diobservasi Atau diinpeksi dan terutama berguna untuk mendukung tujuan
eksistensi atau keberadaan. Contohnya adalah bukti-bukti fisik yang diperoleh dari
kas opname, obsevasi dari perhitungan fisik persediaan, pemeriksaan fisik surat
berharga dan inventariasi aset tetap.
6
Analytical Evidence, bukti yang diperoleh melalui penelaahan analistis
terhadap informasi keuangan klien. Penelaahan analistis ii harus dilakukan pada
waktu membuat perencanaan audit, sebelum melakukan substantive test dan pada
akhir pekerjaan lapangan (audit field work). Prosedur analistis bisa dilakukan
dalam bentuk:
Hearsay (oral) Evidence, merupakan bukti dalam bentuk jawaban lisan dari
klien atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan auditor. Misalnya pertanyaan-
pertanyaan auditor mengenai pengendaliaan intern, ada tidaknya contigent
liabilities, persediaan yang bergerak lambat atau rusak, kejadian penting sesudah
tanggal laporan posisi keuangan (neraca) dan lain-lain.
7
manajemen. Jika terjadi penyimpanan dalam pemprosesan dan pencatatan
transaksi, walaupun jumlah (rupiah)-nya tidak material, auditor harus
memperhitungkan pengaruh dari penyimpanan tersebut terhadap efektivitas
pengendalian intern. Dan dilakukan pada waktu interim audit, dilanjutkan
setelah perusahaan melakukan penutupan buku pada akhir tahun. Dalam
melakukan Compliance Test auditor harus memperhatikan hal-hal seperti
berikut :
1. Kelengkapan bukti pendukung ( Supporting Schedule)
2. Kebenaran perhitungan matematis ( footing, cross footing dan extension)
3. Otorisasi dari pejabat perusahaan yang berwenang
4. Kebenaran nomor perkiraan yang di debit/kredit
5. Kebenaran posting ke buku besar dan sub buku besar
2. Substantive test adalah tes terhadap kewajaran saldp-saldo perkiraan
laporan keuangan (Laporan Posisi Keuangan [neraca] dan Laporan Laba
Rugi).
Prosedur pemeriksaan yang dilakukan dalam substantive test antara lain:
8
Jika pada waktu melakukan substantive test, auditor menemukan
keslahankesalahan, harus dipertimbangkan apakah kesalahan tersebut jumlahnya
material atau tidak. Jika kesalahannya material, auditor harus mengusulkan audit
adjusment secara tertulis (dalam bentuk daftar audit adjusment). Jika usulan
adjustment tidak disetujui klien, dan auditor yakin usulan adjustment tersebut
benar, maka auditor tidak boleh memberikan unqualified opinion. Untuk kealahan
yang jumlahnya tidak material (immaterial), auditor tetap perlu mengajukan
usulan adjustrment, tetapi tidak perlu dipaksakan karena tidak akan mempengaruhi
opini akuntan publik. Dalam melakukan substantive test, auditor perlu membuat
kertas kerja dalam bentuk Working Balance Sheet, Working Profit and Lass, Top
Schedule dan Supporting Schedule. (Sukrisno, 2017)
1. Sampling audit
Sampling audit (sampling) yaitu Penerapan prosedur audit terhadap kurang dari
100% unsur dalam suatu populasi auditbyang relevan sedemikian rupa sehingga
semua unit sampling memiliki peluang yang sama untuk dipilih, untuk
9
memberikan basis memadai bagi auditor untuk menarik kesimpulan tentang
populasi secara keseluruhan.
2. Risiko sampling
3. Risiko nonsampling
10
(Sukrisno, 2017)Untuk pengujian pengendalian, suatu tingkat penyimpangan
sampel yang tinggi yang tidak diharapkan dapat meningkatkan risiko kesalahan
penyajian material yang telah ditentukan, kecuali jika diperoleh bukti audit
tambahan yang memperkuat penilaian awal risiko tersebut. Untuk pengujian rinci,
suatu jumlah kesalahan penyajian yang tinggi yang tidak diharapkan dalam suatu
sampel dapat menyebabkan auditor meyakini bahwa terdapat kesalahan penyajian
material dalam suatu golongan transaksi atau saldo akun, kecuali bukti audit
tambahan membuktikan tidak ada kesalahan penyajian material. Metode sampling
apa pun yang digunakan, auditor dianjurkan untuk terlebih dahulu menyusun
“sampling plan” beberapa cara pemilihan sampling yang sering digunakan adalah:
a. Random/Judgement Sampling
b. Block Sampling
c. Statistical Sampling
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bukti audit diperlukan untuk mendukung opini dari laporan auditor, Bukti
audit memiliki sifat kumulatif dan terutama diperoleh dari prosedur audit yang
dilaksanakan selama proses audit bukti audit mengandung baik informasi yang
mendukung dan menguatkan asersi manajemen maupun informasi yang
bertentangan dengan asersi tersebut.
12
Pemilihan sampel juga diperlukan dalam pengumpulan bukti audit. Cara
pemilihan sampel tidak boleh seenaknya, karena sampel tersebut haruslah
mewakili universe secara tepat, karena jika sampel yang dipilih tidak tepat, akan
sangat mempengaruhi kesimpulan yang ditarik.
B. Saran
13
DAFTAR PUSTAKA
Bramasto, A. (2014). pengaruh integrasi bukti audit temuan audit pada PT hutama
karya (persero) wilayah 2 jawa barat. Jurnal Riset Akuntansi, 39.
Dirdjosumarto, Y. (2016). fungsi bukti audit dalam tindak pidana korupsi. jurnal
riset akuntansi dan bisnis, 16.
Raharja, S. (2008). Studi empiris mengenai penerapan metode sampling audit dan
faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan metode sampling audit oleh
auditor bpk. jurnal bisnis dan ekonomi, 55-56.
14