DOSEN PENGAMPU :
Disusun oleh:
Kelompok 6:
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MALAHAYATI
2022/2023
ii
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah S.W.T yang maha pengasih lagi maha penyayang.
Kami penjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Tes Transaksi (Tes of Recorded Transaction)” tepat pada waktunya.
Penyusun
(Kelompok 6 )
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................3
3.1 KESIMPULAN....................................................................................9
3.2 SARAN................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................10
ii
1
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam pembuatan makalah ini dapat diambil beberapa tujuan sebagai berikut:
BAB II
PEMBAHASAN
Bukti audit yang mendukung laporan keuangan terdiri atas data akuntansi dan semua
informasi penguat yang tersedia bagi auditor. Jurnal, buku besar dan buku pembantu,
dan buku pedoman akuntansi yang berkaitan, serta catatan seperti lembaran kerja
(work sheet) dan spread sheet yang mendukung alokasi biaya, perhitungan, dan
rekonsiliasi keseluruhannya merupakan bukti yang mendukung laporan keuangan.
Data akuntansi ini seringkali dalam bentuk elektronik. Data akuntansi saja tidak dapat
dianggap sebagai pendukung yang cukup bagi suatu laporan keuangan: di pihak lain,
tanpa cukup perhatian atas kewajaran dan kecermatan data akuntansi yang
melandasinya, pendapat auditor atas laporan keuangan tidak akan terjamin.
Bukti audit penguat meliputi baik informasi tertulls maupun elektronik, seperti cek,
catatan electronic fund system faktur, surat kontrak notulen rapat konfirmasi dan
representasi tertulis dari pihak yang mengetahui; informasi yang diperoleh auditor
melalui permintaan keterangan pengamatan, inspeksi dan pemeriksaan fisik, serta
informasi lain yang dikembangkan oleh atau tersedia bagi auditor yang
memungkinkannya menarik kesimpulan berdasarkan alasan yang kuat.
Untuk dapat dikatakan kompetan, bukti audit harus sah dan relevan. Keabsahan
sangar tergantung alas keadaan yang berkaitan dengan pemerolehan bukti tersebut.
Bukti okatem yang diperoleh dari pihak independen di luar perusahaan dianggap
lebih kuat, dalam art dapat lebih diandalkan/dipercaya keabsahannya daripada bukti
yang diperoleh dari dalam perusahaan itu sendiri (bukti intern). Semakin efektif
pengendalian Intem, semakin besar jaminan yang diberikan mengenal keandalan data
akuntansi dan laporan keuangan. Pengetahuan auditor secara pribadi dan langsung
yang diperoleh melalui inspeksi fisik pengamatan, perhitungan, dan inspeksi, lebih
bersifat menyimpulkan (persuasive evidence) daripada bukti yang bersifat
meyakinkan (convincing evidence). Menurut Konrath (2002: 114 & 115) ada enam
tipe bukti audit, yaitu:
Physical evidence terdiri atas segala sesuatu yang bisa dihitung, dipelihara,
diobservasi atau diinspeksi, dan terutama berguna untuk mendukung tujuan eksistensi
atau keberadaan. Contohnya adalah bukti-bukti fisik yang diperoleh dari kas opname,
4
observasi dari perhitungan fisik persediaan, pemeriksaan fisik surat berharga dan
inventarisasi aset tetap.
Hearsay (oral) Evidence, merupakan bukti dalam bentuk jawaban lisan dari klien
atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan auditor. Misalnya pertanyaan-pertanyaan
auditor mengenai pengendalian Intern, ada tidaknya contigent liabilities, persediaan
yang bergerak lambat atau rusak, kejadian penting sesudah tanggal neraca dan lain-
lain.
5
Tes Ketaatan (Compliance Test) atau test of recorded transactions adalah tes terhadap
bukti-bukti pembukuan yang mendukung transaksi yang dicatat perusahaan untuk
mengetahu apakah setiap transaksi yang terjadi sudah diproses dan dicatat sesuai
dengan sistem dan prosedur yang ditetapkan manajemen. Jika terjadi penyimpangan
dalam pemprosesan dan pencatatan transaksi, walaupun jumlah (rupiah) nya tidak
material, auditor harus memperhitungkan pengaruh dari penyimpangan tersebut
terhadap efektivitas pengendalian intern.
Juga harus dipertimbangkan apakah kelemahan dalam salah satu aspek pengendalian
Intern bisa di atasi dengan suatu "compensating control”.
Misalnya:
Compliance test bisa dilakukan pada waktu interim audit dan dilanjutkan setelah
perusahaan melakukan penutupan buku pada akhir tahun
kas opname
Untuk kesalahan yang jumlahnya tidak material (immaterial), auditor tetap perlu
mengajukan usulan adjustment, tetapi tidak perlu dipaksakan karena tidak akan
mempengaruhi opini akuntan publik. Dalam melakukan substantive test, auditor perlu
membuat kertas kerja dalam bentuk Working Balance Sheet, Working Profit and
Loss, Top Schedule dan Supporting Schedule.
Karena itu transaksi-transaksi dan bukti-bukti diperiksa secara "test basis" atau secara
sampling. Dari keseluruhan "universe" diambil beberapa sampel untuk ditest, dan dari
hasil pemeriksaan sampel, auditor akan menarik kesimpulan mengenal "universe"
secara keseluruhan.
Cara pemilihan sampel tidak boleh seenaknya, karena sampel tersebut haruslah
mewakili universe secara tepat, karena jika sampel yang dipilih tidak tepat, akan
sangat mempengaruhi kesimpulan yang ditarik. Sampel harus dipilih dengan cara
tertentu yang bisa dipertanggungjawabkan, sehingga sampel tersebut betul-betul
representative.
Metode sampling apa pun yang digunakan, auditor dianjurkan untuk terlebih dahulu
menyusun "sampling plan". Beberapa cara pemilihan sampling yang sering
digunakan adalah:
8
Random/Judgement
Salah satu cara, misalnya: dalam melakukan tes transaksi atas pengeluaran kas
auditor menentukan bahwa semua pengeluaran kas yang lebih besar atau sama
dengan Rp. 5.000.000,- harus di vouching, ditambah dua setiap bulan yang berjumlah
di bawah Rp. 5.000.000,-
blocking sampling
Cara lainnya auditor bisa menggunakan random sampling table dalam memilih
sampel. Pemilihan sampel bisa juga dilakukan dengan menggunakan komputer.
Dalam hal ini auditor memilih transaksi di bulan-bulan tertentu sebagai sampel,
misalnya bulan Januari, Juni dan Desember.
Keberhasilan kedua cara di atas walaupun paling mudah, tetapi sangat tergantung
pada judgement si auditor, semakin banyak pengalaman auditor, semakin baik
hasilnya, dalam arti sampel yang dipilih betul-betul representative. Tetapi jika auditor
kurang pengalaman. sampel yang dipilih akan kurang representative.
Statistical Sampling
Pemilihan sampel dilakukan secara ilmiah, sehingga walaupun lebih sulit namun
sampel yang terpilih betul-betul representative. Karena memakan waktu yang lebih
banyak, statistical sampling lebih banyak digunakan dalam audit di perusahaan yang
sangat besar dan mempunyal internal control yang cukup baik.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam pembahasan dimakalah ini dapat ditarik kesimpulan yaitu dalam bukti audit
harus sah dan relevan. Keabsahan sangar tergantung atas keadaan yang berkaitan
dengan pemerolehan bukti tersebut. Karena pada dasarnya bukti audit berpengaruh
pada kesimpulan yang di ambil oleh auditor untuk memberikan pendapat atas
pelaporan keuangan yang diauditnya. Begitu pula pada saat pemilihan sampel harus
sesuai dengan yang telah ditentukan untuk mempertimbangkan waktu dan biaya
yang telah dihabiskan dalam pemeriksaan yang dilakukan dalam audit. Ketika
terjadi kesalahan dalam sampling maka terdapat kesalahan penyajian serta
penyimpangan dari pengendalian yang telah ditetapkan, karena pada dasarnya
“semakin kecil ukuran sampel, maka semakin tinggi risiko samplingnya”.
sehingga Sampel harus dipilih dengan cara yang tepat agar dapat
dipertanggungjawabkan, sehingga sampel tersebut betul-betul representative.
3.2 SARAN
Sebaiknya,untuk kedepanya agar laporan keuangan yang dihasilkan jauh lebih baik
lagi dalam rangka memberikan pendapat atas laporan keuangan auditor harus lebih
independen,bukti audit juga harus kompenten,bukti yang cukup harus diperoleh
melalui inspeksi,pengamatan,permintaanketerangan,yang memadai untuk menyatakan
pendapat atas laporan keuangan audit sesuai dengan standar akuntansi.
10
Daftar Pustaka
https://www.academia.edu/19780783/Tes_Transaksi_dan_Kertas_Kerja_Pemeriksaan
http://repository.wima.ac.id/id/eprint/5515/#:~:text=Tes%20transaksi%20
11
A. purchase test
D. payrol test
2. Jika pada waktu melakukan substantive test, auditor menemukan kesalahan dalam
hal material, auditor harus mengusulkan...
A. extension
B. supporting schedule
C. kuitansi
D. audit adjustment
E. immaterial
A. substantive test
B. analytical review
C. compliance test
D. sales test
12
E. purchase order
5. Pemilihan sampel dilakukan secara ilmiah, sehingga walaupun lebih sulit namun
sampel yang terpilih betul-betul representative. Karena memakan waktu yang lebih
banyak, dan lebih banyak digunakan dalam audit di perusahaan yang sangat besar dan
mempunyai internal control yang cukup baik. Hal tersebut merupakan definisi dari...
A. Block Sampling
B. Probability Sampling
E. Statistical Sampling
Yang tidak termasuk dalam 6 tipe bukti audit menurut "Konrath" yaitu nomor...
A. 1) dan 2)
B. 3) dan 6)
C. 4) dan 8)
D. 5) dan 7)
E. 2) dan 7)
7. berikut adalah jenis2 bukti audit, manakah yang bukan termasuk bukti audit ?
a. pengujian fisik
b. konfirmasi
c. evaluasi
d. dokumentasi
e. observasi
8. audit yg mencakup himpunan dan mengevaluasi bukti laporan yaitu terdapat dalam
jenis audit ?
a. audit lp keuangan
b. audit operasional
c. audit umum
14
d. audit khusus
e. audit kinerja
9. bukti audit yg kompeten dan memadai di pengaruhi oleh beberapa faktor berikut,
kecuali ?
a. integritas manajemen
b. relevansi
c. sumber
e. ketepatan waktu