TEST TRANSAKSI
Makalah ini disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Auditing I
Dosen Pengampu Jumaiyah, SE., M.Si
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.3 TUJUAN...................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
BAB III....................................................................................................................8
PENUTUP................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Menurut Agoes (2014:118) untuk membuktikan efektif tidaknya pengendalian
internal pada suatu perusahaan, auditor akuntan publik harus melakukan standar
pekerjaan lapangan yaitu tes ketaatan (compliance test) atau tes transaksi (test of
recorded transaction). Tujuan audit transaksi dimaksudkan untuk memberikan
kerangka untuk membantu auditor dalam mengumpulkan bukti audit yang
memadai. Tes transaksi mempunyai hubungan dengan asersi manajemen dan
tujuan audit umum dan khusus.[ CITATION Suk04 \l 1033 ]
1.3 TUJUAN
1. Umtuk mengetahui pengertiam dari Test Transaksi
2. Untuk mengetahui sifat dan bukti audit
3. Untuk mengetahui tentang Complience and Substantive test
4. Untuk mengetahui bagaimana cara pemilihan sample dalam Test
Transaksi
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Test Transaksi ( Test Of Recorded Transactions )
Tes transaksi (Test Of Recorded Transactions) merupakan tes terhadap
bukti-bukti pembukuan yang dicatat perusahaan untuk mengetahui apakah setiap
transaksi sudah disajikan dengan sistem dan prosedur asersi manajemen. Tujuan
tes transaksi tersebut adalah untuk memastikan keakuratan proses transaksi
pengeluaran kas/bank yang dibuat oleh perusahaan property. Bukti audit
kompeten yang cukup harus diperoleh melalui
inspeksi,pengamatan,pengajuan,pertanyaan dan konfirmasi sebagai dasar yang
memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit sesuai
dengan standar pekerjaan lapangan ketiga. [ CITATION Suk04 \l 1033 ]
3
pengamatan, dan inspeksi, lebih bersifat menyimpulkan (persuasive evidence)
daripada bukti yang bersifat meyakinkan (convicing evidence).
Menurut Konrath (2002: 114 & 115), ada enam tipe bukti audit yaitu :
1) Physical Evidance
2) Evidance obtain through confirmation
3) Documentary Evidance
4) Mathematical evidance
5) Analytical evidance
6) Hearsay evidance
Physical eviadnce terdiri dari segala sesuatu yang bisa dihitun, dipelihara dan
diobservasi atau diinspeksi, berguna untuk mendukung tujuan eksistensi atau
keberadaan.cotohnya adalah bukti-bukti phisik yang diperoleh dari kas opname,
observasi dari perhitungan phisik persediaan, pemeriksaan phisik surat berharga
dan inventarisasi aktiva tetap.[ CITATION Yul16 \l 1033 ]
Confirmation evidence, adalah bukti yang diperoleh mengenai eksistensi,
kepemilikan atau penilaian, langsung dari pihak ketiga diluar klien. Contohnyya
adalah jawaban konfirmasi piutang, utang, barang konsinyasi, surat berharga yang
disimpan biro administrasi efek konfirmasi dari penasihat hukum klien. [ CITATION
Yul16 \l 1033 ]
Documentary evidance, terdiri dari catatan-catatan akuntansi dan seluruh
dokumen pendukung transaksi. Contohnya adalah faktur pembelian, copy faktur
penjualan, jurnal voucher, general ledger, dan sub ledger. [ CITATION Yul16 \l 1033 ]
Mathematical evidance, merupakan perhitungan, perhitungan kembali dan
rekonsiliasi yang dilakukan auditor. Misalnya footing, cross footing dan extension
dari rincian persediaan, perhitungan dan alokasi beban penyusutan, perhitungan
beban bunga, laba/rugi penarikan, aktiva tetap, pph dan accruals. [ CITATION Yul16 \l
1033 ]
Analytical evidance, bukti yang diperoleh melalui penelaahan analitis terhadap
informasi keuangan klien. Penelaahan analitis ini harus dilakukan pada waktu
membuat perencanaan audit, sebelum melakukan substantive test dan pada akhir
pekerjaan lapangan. Prosedur analitis bisa dilakukan dalam bentuk :
4
1) Trend ( Horizontal ) analysis, yaittu membandingkan angka-angka
laporan keuangan tahun berjalan dengan tahun-tahun sebelumnya dan
menyelidiki kenaikan/penurunan yang signifikan baik dalam jumlah
rupiah maupun presentase.
2) Common size (vertycal) analysis
3) Ratio analysis, misalnya menghitung rasio likuidiitas, rasio
proditabilitas, rasio leverage dan rasio manajemen aset.
Hearsay (oral) evidance, merupakan bukti dalam bentuk jawaban lisan dari
klien atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan auditor. [ CITATION Yul16 \l 1033 ]
5
a) kelengkapan bukti pendukung (supporting documents)
b) kebenaran perhitungan mathematis (footing, cross footing, extension)
c) otorisasi dari pejabat perusahaan yang berwenang
d) kebenaran nomor perkiraan yang didebit/kredit
e) kebenaran posting ke buku besar dan sub buku besar
Substantive test adalah test terhadap kewajaran saldo-saldo perkiraan laporan
keuangan. Prosedur yang dilakukan dalam substantive test antara lain :
o inventarisasi aktiva tetap
o observasi atas stock opname
o konfirmasi piutang, utang dan bank
o sebsequent collection dan subsequent payment
o kas opname
o pemeriksaan rekonsiliasi Bank dan lain-lain
6
persen dengan tujuan untuk menilai beberapa karakteristik saldo akun atau
kelompok transaksi tersebut.[ CITATION Ari10 \l 1033 ]
Ada dua pendekatan umum dalam sampling audit : nonstatistik dan
statistic. Kedua pendekatan tersebut mengharuskan auditor menggunakan
pertimbangan profesionalnya dalam perencanaan,pelaksanaan,dan penilaian
sample,serta dalam menghubungkan bukti audit yang dihasilkan dari sample
dengan bukti audit lain dalam penarikan kesimpulan atas saldo akun kelompok
transaksi yang berkaitan.[ CITATION Buj \l 1033 ]
7
yang lebih banyak,statistical sampling lebih banyak digunakan dalam audit di
perusahaan yang sangat besar dan mempunyai internal control yang cukup baik.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Simpulan Kegiatan tersebut dilaksanakan karena adanya kebutuhan
perhatian yang lebih pada pencatatan dalam proses pengarsipan jenis transaksi
pengeluaran kas/bank yang banyak sekaligus besar nominalnya dan untuk
memastikan apakah proses yang dilakukan untuk membuatbukti dokumen
sudah ditaati/belum oleh perusahaan. Didalam prosedur audit tes transaksi
tersebut terdapat teknik pengumpulan bukti pemilihan sampel jenis block
sampling. Setelah semua instruksi pengumpulan bukti dilakukan, maka auditor
bisa melanjutkan proses prosedur tes transaksi yang berkaitan dengan asersi.
Auditor akan memastikan keakuratan asersi manajemen perusahaan yang
sudah ditentukanuntuk diperiksa antara catatan akuntansi dengan bukti yang
terkumpul tersebut dengan menggunakan kertas kerja transaksi (Spreadsheet).
Dalam proses menghasilkan suatu opini kewajaran, dibutuhkan kepastian dan
keakuratan sebuah informasi yang dibuat olehperusahaan. Bila ada asersi
manajemen yang tidak akurat maka, berkastersebut termasuk temuan
audit.Hasil dari temuan tersebut akan menghasilkanopini untuk perusahaan.
Opini bertujuanuntuk penilaian agar kesalahan perusahaan bisa diminimalkan.
8
DAFTAR PUSTAKA
Adiono, A. &. (2012). Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi pentingnya
audit sistem informasi. conference in business, accouting and Management
(CBAM) .
9
10