Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

TEST TRANSAKSI
Makalah ini disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Auditing I
Dosen Pengampu Jumaiyah, SE., M.Si

Disusun oleh kelompok 5 :


Aldina Khoirul Fitroh (171120002032)
Ahmad Nur Rokhim (171120002037)
Kelas AB

PROGRAM STUDI AKUTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA
JEPARA
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat
rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah yang akan membahas tentang Test
Transaksi (Test Of Recorded Transaction). Makalah ini dibuat guna memenuhi
tugas mata kuliah Auditing.
Kami mengucapkan terima kasih Dosen Pengampu Jumaiyah, SE.,
M.Si. .selaku dosen mata kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan sekaligus
pengampu materi. kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun dari rekan-rekan sangat kami butuhkan untuk
penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini memberikan informasi bagi
masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu
pengetahuan bagi kita semua.

Jepara, 24 September 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

1.1 LATAR BELAKANG...............................................................................1

1.2 RUMUSAN MASALAH..........................................................................2

1.3 TUJUAN...................................................................................................2

BAB II......................................................................................................................3

PEMBAHASAN......................................................................................................3

2.2 Sifat Bukti Audit ( Audit Evidance )..........................................................3

2.3 Compliance Test And Substantive Test......................................................5

2.4 Cara Pemilihan Sample...............................................................................6

BAB III....................................................................................................................8

PENUTUP................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Akuntansi menyajikan informasi keuangan di berbagai entitas dalam dunia
usaha. Salah satu entitas usaha yaitu perusahaan yang menjalankan aktivitas untuk
memperoleh laba dan memiliki informasi keuangan. Informasi keuangan
perusahaan dapat digunakan oleh para pemangku kepentingan untuk mengambil
keputusan. Banyak keputusan pengalokasian sumber daya yang dibuat dengan
dasar informasi keuangan. Umumnya mereka mendasarkan keputusan
berdasarkan informasi yang disajikan oleh manajemen dalam laporan keuangan
perusahaan. Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu
perusahaan pada satu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk
menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Pada satu pihak, manajemen
perusahaan ingin menyampaikan informasi mengenai pertanggungjawaban
laporan keuangan, dipihak luar perusahaan ingin memperoleh informasi yang
andal dari manajemen perusahaan mengenai laporan keuangan. Keandalan
informasi dalam laporan keuangan tampak dalam opini kewajaran laporan
keuangan. Opini tersebut diperoleh dari proses audit yang akan dilakukan oleh
auditor independen yang bekerja pada kantor akuntan publik.
Kantor akuntan publik bertanggung jawab mengaudit laporan keuangan
historis yang dipublikasikan oleh semua perusahaan terbuka, kebanyakan
perusahaan lain yang cukup besar, dan banyak perusahaan serta organisasi
nonkomersial yang lebih kecil. Untuk memberikan pendapat atas pelaporan
keuangan auditan, auditor harus memberi dasar yang memadai dan menyatakan
keyakinan bahwa audit yang dilaksanakan berdasarkan standar auditing. Standar
auditing yang dilakukan kali ini adalah standar pekerjaan lapangan. Dalam standar
tersebut terdapat prosedur audit yang dilaksanakan, diantaranya adalah
pengumpulan bukti yang dilakukan sepenuhnya oleh auditor dan bukan
pertimbangan klien. Setiap pemeriksaannya auditor harus mempertimbangkan
manfaat dan biaya sehingga sebagian besar bukti diperoleh melalui sampel.

1
Menurut Agoes (2014:118) untuk membuktikan efektif tidaknya pengendalian
internal pada suatu perusahaan, auditor akuntan publik harus melakukan standar
pekerjaan lapangan yaitu tes ketaatan (compliance test) atau tes transaksi (test of
recorded transaction). Tujuan audit transaksi dimaksudkan untuk memberikan
kerangka untuk membantu auditor dalam mengumpulkan bukti audit yang
memadai. Tes transaksi mempunyai hubungan dengan asersi manajemen dan
tujuan audit umum dan khusus.[ CITATION Suk04 \l 1033 ]

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa pengertian dari Test Transaksi ( Test Of Recorded Transaction )?
2. Bagaimana sifat bukti audit ( Audit evidance ) ?
3. Apa yang di maksud complience test and substantive test ?
4. Bagaimana cara pemilihan sample dalam Test Transaksi ?

1.3 TUJUAN
1. Umtuk mengetahui pengertiam dari Test Transaksi
2. Untuk mengetahui sifat dan bukti audit
3. Untuk mengetahui tentang Complience and Substantive test
4. Untuk mengetahui bagaimana cara pemilihan sample dalam Test
Transaksi

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Test Transaksi ( Test Of Recorded Transactions )
Tes transaksi (Test Of Recorded Transactions) merupakan tes terhadap
bukti-bukti pembukuan yang dicatat perusahaan untuk mengetahui apakah setiap
transaksi sudah disajikan dengan sistem dan prosedur asersi manajemen. Tujuan
tes transaksi tersebut adalah untuk memastikan keakuratan proses transaksi
pengeluaran kas/bank yang dibuat oleh perusahaan property. Bukti audit
kompeten yang cukup harus diperoleh melalui
inspeksi,pengamatan,pengajuan,pertanyaan dan konfirmasi sebagai dasar yang
memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit sesuai
dengan standar pekerjaan lapangan ketiga. [ CITATION Suk04 \l 1033 ]

2.2 Sifat Bukti Audit ( Audit Evidance )


Bukti audit yang mendukung laporan keuangan terdiri atas data akuntansi
dan semua informasi penguat yang tersedia bagi auditor.
Bukti audit penguat meliputi baik informasi tertulis maupun elektronik,
seperti cek, catatan electronic fund system; faktur; surat kontrak; notulen rapat;
konfirmasi dan representasi tertulis dari pihak yang mengetahui; informasi yang
diperoleh auditor melalui permintaan keterangan, pengamatan, inspeksi dan
pemeriksaan fisik; serta informasi lain yang dikembangkan oleh atau tersedia bagi
auditor yang memungkinkannya menarik kesimpulan berdasarkan alasan yang
kuat.[ CITATION Yud \l 1033 ]
Untuk dapat dikatakan kompeten, bukti audit harus sah dan relevan.
Keabsahan sangan tergantung atas keadaan yang berkaitan dengan pemrolehan
bukti tersebut. Bukti ekstern yang diperoleh dari pihak independen di luar
perusahaan dianggap lebih kuat, dalam arti dapat lebih diandalkan/dipercaya
keabsahannya daripada bukti yang diperoleh dari dalam perusahaan itu sendiri
(bukti intern). Semakin efektif pengendalian intern, semakin besar jaminan yang
diberikan mengenai keandalan data akuntansi dan laporan keuangan. Pengetahuan
auditor secara pribadi dan langsung yang diperoleh melalui inspeksi fisik,

3
pengamatan, dan inspeksi, lebih bersifat menyimpulkan (persuasive evidence)
daripada bukti yang bersifat meyakinkan (convicing evidence).
Menurut Konrath (2002: 114 & 115), ada enam tipe bukti audit yaitu :
1) Physical Evidance
2) Evidance obtain through confirmation
3) Documentary Evidance
4) Mathematical evidance
5) Analytical evidance
6) Hearsay evidance
Physical eviadnce terdiri dari segala sesuatu yang bisa dihitun, dipelihara dan
diobservasi atau diinspeksi, berguna untuk mendukung tujuan eksistensi atau
keberadaan.cotohnya adalah bukti-bukti phisik yang diperoleh dari kas opname,
observasi dari perhitungan phisik persediaan, pemeriksaan phisik surat berharga
dan inventarisasi aktiva tetap.[ CITATION Yul16 \l 1033 ]
Confirmation evidence, adalah bukti yang diperoleh mengenai eksistensi,
kepemilikan atau penilaian, langsung dari pihak ketiga diluar klien. Contohnyya
adalah jawaban konfirmasi piutang, utang, barang konsinyasi, surat berharga yang
disimpan biro administrasi efek konfirmasi dari penasihat hukum klien. [ CITATION
Yul16 \l 1033 ]
Documentary evidance, terdiri dari catatan-catatan akuntansi dan seluruh
dokumen pendukung transaksi. Contohnya adalah faktur pembelian, copy faktur
penjualan, jurnal voucher, general ledger, dan sub ledger. [ CITATION Yul16 \l 1033 ]
Mathematical evidance, merupakan perhitungan, perhitungan kembali dan
rekonsiliasi yang dilakukan auditor. Misalnya footing, cross footing dan extension
dari rincian persediaan, perhitungan dan alokasi beban penyusutan, perhitungan
beban bunga, laba/rugi penarikan, aktiva tetap, pph dan accruals. [ CITATION Yul16 \l
1033 ]
Analytical evidance, bukti yang diperoleh melalui penelaahan analitis terhadap
informasi keuangan klien. Penelaahan analitis ini harus dilakukan pada waktu
membuat perencanaan audit, sebelum melakukan substantive test dan pada akhir
pekerjaan lapangan. Prosedur analitis bisa dilakukan dalam bentuk :

4
1) Trend ( Horizontal ) analysis, yaittu membandingkan angka-angka
laporan keuangan tahun berjalan dengan tahun-tahun sebelumnya dan
menyelidiki kenaikan/penurunan yang signifikan baik dalam jumlah
rupiah maupun presentase.
2) Common size (vertycal) analysis
3) Ratio analysis, misalnya menghitung rasio likuidiitas, rasio
proditabilitas, rasio leverage dan rasio manajemen aset.
Hearsay (oral) evidance, merupakan bukti dalam bentuk jawaban lisan dari
klien atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan auditor. [ CITATION Yul16 \l 1033 ]

2.3 Compliance Test And Substantive Test


Complience Test (Test Ketaatan) atau test of recorded transaction adalah test
terhadap bukti-bukti pembukaaan yang mendukung transaksi yang dicatat
perusahaan untuk mengetahui apakah setiap transaksi yang terjadi sudah diproses
dan dicatat sesuai dengan sistem dan prosedur yang ditetapkan manajemen.
Compliance test bisa dilakukan pada waktu intern audit dan dilanjutkan setelah
perusahaan melakukan penutupan buku pada akhir tahun.[ CITATION Pri17 \l 1033 ]

Compliance test biasanya dilakukan untuk transaksi berikut ini :


Jenis Transaksi Jenis Transaksi Sample yang
digunakan
 penjualan Salest test Faktur penjualan

 penerimaan kas Cash receipts test Kwitansi

 pengeluaran kas Cash disbursement test Nomor check/giro

 pembelian Purchase test Purchase order

 pembayaran gaji Payrol test Daftar gaji


dan upah
 journal Journal voucher test Journal voucher
koreksi/penyesua
ian

Dalam melaksanakan complience test, auditor terus memperhatikan hal-hal


berikut :

5
a) kelengkapan bukti pendukung (supporting documents)
b) kebenaran perhitungan mathematis (footing, cross footing, extension)
c) otorisasi dari pejabat perusahaan yang berwenang
d) kebenaran nomor perkiraan yang didebit/kredit
e) kebenaran posting ke buku besar dan sub buku besar
Substantive test adalah test terhadap kewajaran saldo-saldo perkiraan laporan
keuangan. Prosedur yang dilakukan dalam substantive test antara lain :
o inventarisasi aktiva tetap
o observasi atas stock opname
o konfirmasi piutang, utang dan bank
o sebsequent collection dan subsequent payment
o kas opname
o pemeriksaan rekonsiliasi Bank dan lain-lain

2.4 Cara Pemilihan Sample


Dalam melakukan pemeriksaannya,akuntan public biasanya tidak
memeriksa keseluruhan transaksi dan bukti-bukti yang terdapat dalam perusahaan.
Karena kalua seluruhnya diperiksa, tentunya akan memerlukan waktu yang lama
dan memakan biaya yang besar.[ CITATION Suk04 \l 1033 ]
Karena itu transaksi-transaksi dan bukti-bukti di periksa secara test basis
atau secara sampling. Dan keseluruhan universe diambil beberapa sample untuk
ditest, dan dari hasil pemeriksaan sample,auditor akan menarik kesimpulan
mengenai universe secara keseluruhan.[ CITATION Adi12 \l 1033 ]
Cara pemilihan sample tidak boleh seenaknya, karena sample tersebut
haruslah mewakili universe secara tepat, karena jika sampai yang dipilih tidak
tepat,akan sangat mempengaruhi kesimpulan yang ditarik.[ CITATION Suk04 \l
1033 ]
Sample harus dipilih dengan cara tertentu yang bisa
dipertanggungjawankan,sehingga sample tersebut betul-betul representative.
Menurut PSA No. 26: Sampling audit adalah penerapan prosedur audit terhadap
unsur-unsur suatu saldo akun atau kelompok transaksi yang kurang dari seratus

6
persen dengan tujuan untuk menilai beberapa karakteristik saldo akun atau
kelompok transaksi tersebut.[ CITATION Ari10 \l 1033 ]
Ada dua pendekatan umum dalam sampling audit : nonstatistik dan
statistic. Kedua pendekatan tersebut mengharuskan auditor menggunakan
pertimbangan profesionalnya dalam perencanaan,pelaksanaan,dan penilaian
sample,serta dalam menghubungkan bukti audit yang dihasilkan dari sample
dengan bukti audit lain dalam penarikan kesimpulan atas saldo akun kelompok
transaksi yang berkaitan.[ CITATION Buj \l 1033 ]

Kedua pendekatan sampling audit diatas,jika diterapkan dengan


semestinya,dapat menghasilkan bukti audit yag cukup. Metode sampling apapun
yang digunakan, auditor dianjurkan untuk terlebih dahulu menyusun sampling
plan. Beberapa cara pemilihan sampling yang sering digunakan adalah:
a. Random/Judgement sampling
Pemilihan sample dilakukan secara random dengan menggunakan judgement
si akuntan public. Salah satu cara misalnya: dalam melakukan test transaksi atas
pengeluaran kas auditor menentukan bahwa semua pengeluaran kas yang lebih
besar atau sama dengan Rp.5.000.000,- harus vouching,ditambah dua setiap bulan
yang berjumlah dibawah Rp.5.000.000,-. Cara lainnya auditor bisa menggunakan
random sampling table dalam memilih sample. Pemilihan sample bisa juga
dilakukan dengan menggunakan computer.
b. Block sampling
Dalam hal ini auditor memilih transaksi dibulan-bulan tertentu sebagai
sample, misalnya bulan Januari,Juni dan Desember. Keberhasilan kedua cara
diatas walaupun paling mudah,tetapi sangat tergantung pada judgement si
auditor,semakin banyak pengalaman auditor,semakin baik hasilnya, dalam arti
sample yang dipilih betul-betul representative. Tetapi jika auditor kurang
pengalaman sample yang dipilih akan kurang representative.
c. Statistical sampling
Pemilihan sample dilakukan secara ilmiah,sehingga walaupun lebih sulit
namun sample yang terpilih betul-betul representative. Karena memakan waktu

7
yang lebih banyak,statistical sampling lebih banyak digunakan dalam audit di
perusahaan yang sangat besar dan mempunyai internal control yang cukup baik.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Simpulan Kegiatan tersebut dilaksanakan karena adanya kebutuhan
perhatian yang lebih pada pencatatan dalam proses pengarsipan jenis transaksi
pengeluaran kas/bank yang banyak sekaligus besar nominalnya dan untuk
memastikan apakah proses yang dilakukan untuk membuatbukti dokumen
sudah ditaati/belum oleh perusahaan. Didalam prosedur audit tes transaksi
tersebut terdapat teknik pengumpulan bukti pemilihan sampel jenis block
sampling. Setelah semua instruksi pengumpulan bukti dilakukan, maka auditor
bisa melanjutkan proses prosedur tes transaksi yang berkaitan dengan asersi.
Auditor akan memastikan keakuratan asersi manajemen perusahaan yang
sudah ditentukanuntuk diperiksa antara catatan akuntansi dengan bukti yang
terkumpul tersebut dengan menggunakan kertas kerja transaksi (Spreadsheet).
Dalam proses menghasilkan suatu opini kewajaran, dibutuhkan kepastian dan
keakuratan sebuah informasi yang dibuat olehperusahaan. Bila ada asersi
manajemen yang tidak akurat maka, berkastersebut termasuk temuan
audit.Hasil dari temuan tersebut akan menghasilkanopini untuk perusahaan.
Opini bertujuanuntuk penilaian agar kesalahan perusahaan bisa diminimalkan.

8
DAFTAR PUSTAKA
Adiono, A. &. (2012). Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi pentingnya
audit sistem informasi. conference in business, accouting and Management
(CBAM) .

Agoes, S. (2004). Auditing 1. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Arini. (2010). Analisis rasio keuangan untuk memprediksi kondisi financial


distress perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek jakarta. universitas
muhammadiyah surakarta .

Bujiyanto. (2015). Populasi, Sumpling dan Besar Sample. 16.

Herliansyah, Y. (2009). Pengaruh Pengalaman Auditor Terhadap Penggunaan


Bukti Tidak Relevan Dalam Auditor Judgment. Dosen FE, Universitas Mercu
Buana , 2-3.

Prihastuti. (2017). Analysis kinerja keuangan menggunakan common size pada


perusahaan otomotif yang terdaftar di bursa efek. jurnal pendidikan ekonomi
undiksha .

Yuliasari. (2016). Test Transaksi Untuk Memastikan Keakuratan Bukti


Pengeluaran Bank Perusahaan Property. Jakarta.

9
10

Anda mungkin juga menyukai