Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas kasih karunia,
berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini
disusun dalam rangka menyelesaikan tugas dari dosen pengampuh mata kuliah Akuntansi
Perbankan.
Makalah ini adalah karya yang tidak dapat penulis selesaikan tanpa adanya bantuan
dariberbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada
berbagai pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini. Terima kasih
penulis sampaikan kepada pihak-pihak yang telah membagikan ilmunya melalui website dan
buku-buku Akuntansi.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun. Besar harapan penulis agar
makalah ini dapat bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.
Charles De Fretes
DAFTAR ISI
Halaman Judul.............................................................................................................................i
Kata Pengantar...........................................................................................................................ii
Daftar Isi..................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.................................................................................................1
B. Tujuan Penulisan............................................................................................................1
C. Manfaat Penulisan..........................................................................................................2
BAB II PEMBAHAN
A. Pengertian Surat Berharga..............................................................................................3
B. Jenis- jenis surat berharga..............................................................................................4
C. Perolehan aktiva tetap....................................................................................................6
D. Depresiasi.......................................................................................................................7
E. Pendapatan bank.............................................................................................................8
F. Beban bank.....................................................................................................................9
G. Jenis- jenis biaya bank....................................................................................................9
H. Jurnal umum.................................................................................................................10
I. Buku besar....................................................................................................................10
J. Neraca saldo.................................................................................................................11
K. Pos penyesuaian dan kertas kerja.................................................................................11
L. Neraca...........................................................................................................................12
M. Penutup buku................................................................................................................13
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................................................................14
B. Saran.............................................................................................................................14
Daftar Pustaka..........................................................................................................................15
BAB I
LATAR BELAKANG
Bank merupakan suatu lembaga yang berfungsi sebagai perantara keuangan(Financial
intermediary) antara pihak-pihak yang mempunyai dana (surplus unit ) dengan pihak-pihak
yang memerlukan dana (deficit unit) dan bank juga berfungsi sebagai lembaga yang
memperlancar aliran lalu lintas pembayaran. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun
1998 tentang Perbankan, perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank
yang mana mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam
melaksanakan kegiatan usahanya.
Bank adalah suatu badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk
lainnya dalam rangka untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Bank berusaha bagaimana
menghimpun dana sebesar-besarnya dari masyarakat. Semakin besar bank dapat menghimpun
dana dari masyarakat, akan semakin besar kemungkinan bank tersebut dapat memberikan
kredit dan ini berarti semakin besar kemungkinan bank tersebut memperoleh pendapatan
(interestincome), sebaliknya semakin kecil dana yang dapat dihimpun semakin kecil pula
kredit yang diberikan, maka semakin kecil pula pendapatan bank.
Tingkat kesehatan bank dapat dinilai dari beberapa indikator. Salah satu indikator utama
yang dijadikan sebagai dasar penilaian adalah laporan keuangan bank yang bersangkutan.
Berdasarkan laporan keuangan akan dapat dihitung sejumlah rasio keuangan yang lazim
dijadikan sebagai dasar penilaian tingkat kesehatan bank. Hasil analisis laporan keuangan
akan membantu menginterpretasikan berbagai hubungan kunci serta kecenderungan yang
dapat memberikan dasar pertimbangan mengenai potensi keberhasilan perusahaan dimasa
yang akan datang
MANFAAT PENULISAN
Menambah wawasan bagi penulis serta penulis berharap makalah ini dapat berguna bagi
pihak lain
BAB II
Surat berharga ini sering dimanfaatkan untuk alat pembayaran dalam kegiatan transaksi
perdagangan modern, khususnya pada kalangan pengusaha. Banyak diantara para pengusaha
yang memanfaatkan surat berharga ini sebagai alat bayar transaksi perdagangan karena
dinilai lebih praktis, aman, dan juga memiliki prestige tersendiri.
Selain mampu memudahkan berbagai kegiatan transaksi, surat berharga juga berguna sebagai
surat legitimasi karena surat berharga adalah panduan untuk para pemegang surat yang dinilai
sebagai pihak yang mampu melakukan ataupun memiliki suatu hak tertentu.
Secara Yuridis
Dilihat dari sisi yuridisnya, surat berharga bermanfaat sebagai alat pembayaran, alat
pemindahan hak tagih karena sudah diperjual belikan, dan juga sebagai surat legitimasi atau
surat bukti tagih yang sah.
Secara Fungsinya
Sedangkan jika dilihat berdasarkan fungsinya, maka surat berharga memiliki fungsi sebagai
surat yang memiliki sifat hukum kebendaan, surat tanda keanggotaan dari suatu
persekutuan, dan juga surat tagihan utang.
Utang adalah suatu perikatan yang sudah seharusnya dilunasi oleh penanda tangan akta atau
debitur, dan pemegang akta atau krediutr memiliki hak untuk menuntut kepada orang yang
menandatangani akta tersebut. Tuntutan tersebut bisa diperoleh dalam bentuk uang atau cek,
berbentuk benda atau konsumen, dan juga bisa berbentuk tuntutan atau charter party.
Pembawa Hak
Dalam hal ini, hak adalah suatu hak untuk bisa menuntut sesuatu kepada pihak debitur surat
berharga, yang berarti hak tersebut akan terus ada pada akta surat berharga. Jika suratnya
hilang, maka haknya pun akan hilang. Sebagai contoh, jika uang kertas hilang, maka Anda
tidak bisa meminta uang kertas baru pada Bank Indonesia.
Pada umumnya, proses penerbitan langsung ini akan dilakukan oleh lembaga keuangan yang
mempunyai kebutuhan tetap atas pinjaman dana yang nilainya cukup besar dan memilih
menerbitkannya langsung agar lebih ekonomis dibandingkan dengan memanfaatkan suatu
pialang investasi.
Di Amerika, para perusahaan yang melakukan penerbitan surat berharga komersial secara
langsung mampu menghemat hingga 3 basis poin per tahunnya. Dan di luar Amerika,
imbalan jasa pialang investasi ini akan jauh lebih murah.
Kedua, menerbitkan secara tidak langsung dengan menjualnya kepada pialang dan pialang
yang akan menjual nya ke pasar uang.
Bursa perdagangan surat berharga yang komersial ini akan mengikutsertakan berbagai
perusahaan pialang besar dan anak perusahaan bank yang mana diantara banyak adalah
pialang pada pasar keuangan Amerika Serikat.
Surat Berharga sebagai Surat Legitimasi
Dalam hal ini, surat legitimasi diartikan sebagai bukti bagi para pemegang yang sah atau
orang yang memiliki hak atas penagihan yang ada di dalamnya. Asas legitimasi digunakan
untuk memperlancar peredaran surat berharga dalam lalu lintas pembayaran yang sesuai
dengan fungsi penerbitan surat berharga.
1. Legitimasi Formil
Legitimasi formil adalah bukti bahwa surat berharga tersebut diklaim sebagai seorang yang
memiliki hak atas tagihan di dalamnya, karena jika pemegang surat berharga tersebut tidak
mampu membuktikannya secara formil sesuai peraturan UU, maka tidak bisa dikatakan
sebagai pemilik surat berharga yang sah.
2. Legitimasi Materiil
Legitimasi materil adalah suatu bukti pemegang surat berharga yang sebenarnya. Kesimpulan
dari adanya legitimasi ini adalah:
Pemilik surat berharga secara sah adalah mereka yang memiliki hak tagih dengan
tanpa mengesampingkan adanya nilai kebenaran materiil di dalamnya.
Pihak debitur tidak memiliki kewajiban dalam meneliti apakah pemegang surat
berharga tersebut adalah benar-benar yang memiliki hak.
Debitur hanya memiliki kewajiban dalam meneliti berbagai syarat yang terkandung di
dalam surat berharga yang diberikan kepadanya saat diminta pembayaran.
Undang-undang akan lebih mengutamakan legitimasi formal untuk bisa menjamin
fungsi dan tujuan surat berharga.
Cek
Pengertian surat berharga jenis cek adalah suatu surat yang di dalamnya terdapat kata cek dan
dikeluarkan pada tanggal dan tempat tertentu serta memiliki perintah tanpa syarat dari pihak
nasabah kepada bank untuk membayar sejumlah uang yang sudah tertulis di dalamnya atau
kepada pihak pembawa cek tersebut.
Sifat yang terkandung di dalam promes atas tunjung adalah siapa saja yang memegang surat
tersebut dan setiap saat menunjukannya kepada yang bertandatangan, maka dia akan
mendapatkan hak pembayaran.
Commercial Paper
Pengertian surat berharga jenis commercial paper adalah salah satu instrumen utang jangka
pendek tanpa adanya jaminan yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan bukan bank, lalu
diperjualbelikan melalui bank atau suatu perusahaan efek dengan jangka waktu pendek dan
sistem diskonto.
Surat Saham
Pengertian surat berharga jenis surat saham adalah surat berharga yang dijadikan sebagai
bukti penyertaan modal dalam suatu perusahaan perseroan yang dibuktikan dengan surat
saham sebagai suatu surat resmi yang di dalamnya berisi bahwa pemegang saham adalah
orang atau badan hukum yang memiliki hak atas dividen, hak suara, dan hak lainnya.
1. Obligasi
Pengertian surat berharga jenis obligasi adalah jenis sertifikat bukti utang yang dikeluarkan
oleh suatu perusahaan atau badan pemerintah sebagai pihak yang nantinya akan berhutang
dan berjanji untuk membayarnya dengan bunga dan pokok utang dalam kurun waktu tertentu
kepada pemilik obligasi.
Delivery Order
Pengertian surat berharga jenis delivery order adalah suatu bentuk dokumen yang memiliki
fungsi sebagai surat pengantar atas suatu barang yang di dalamnya tercantum dan ditujukan
kepada pembeli atau penerima yang sudah ditentukan oleh pembeli serta dilindungi hukum
legalitas yang dibutuhkan di jalan raya, mulai dari mereka keluar perusahaan hingga tiba di
wilayah pembeli.
Pembelian Tunai
Aktiva tetap yang diperoleh dari pembelian tunai dicatat dalam pembukuan dengan jumlah
sebesar uang yang dikeluarkan. Jumlah uang yang dikeluarkan untuk memperoleh aset
termasuk harga yang tercantum di faktur dan semua biaya yang dikeluarkan agar aset tetap
tersebut siap dipakai.
Apabila dalam pembelian aset ada potongan tunai, maka potongan tunai tersebut merupakan
pengurangan terhadap harga faktur, tidak memandang apakah potongan itu didapat atau tidak.
Dan apabila dalam suatu pembelian diperoleh lebih dari satu macam aktiva tetap maka harga
perolehan harus dialokasikan pada masing-masing. Misalnya dalam pembelian gedung
beserta tanahnya maka harga perolehan dialokasikan untuk gedung dan tanah.
Dasar alokasi yang digunakan sedapat mungkin dilakukan dengan harga pasar relatif masing-
masing aktiva, yaitu dalam hal pembelian tanah dan gedung, maka dicari harga pasar tanah
dan harga pasar gedung, masing-masing harga pasar ini dibandingkan dan menjadi dasar
alokasi harga perolehan.
Pembelian Angsuran
Apabila aktiva tetap diperoleh dari pembelian angsuran, maka dalam harga perolehan tidak
boleh termasuk bunga.
Bunga selama masa angsuran baik jelas-jelas dinyatakan atau tidak dinyatakan tersendiri,
harus dikeluarkan dari harga perolehan dan dibebankan sebagai biaya bunga.
Cara pencatatannya adalah pembayaran setiap tahun dibuat jurnal yang mengurangi utang
sebesar pokok pinjaman yang dilunasi dan mendebit biaya bunga untuk tahun yang
bersangkutan dan kreditnya kas sebesar angsuran.
Aktiva tetap yang diperoleh dengan cara ditukar dengan saham atau obligasi perusahaan,
dicatat dalam buku besar sebesar harga pasar saham atau obligasi yang digunakan sebagai
penukar.
Apabila harga pasar saham atau obligasi itu tidak diketahui, maka harga perolehan ditentukan
sebesar harga pasar aktiva tersebut.
Jika harga pasar surat berharga dan aktiva tetap yang ditukar tidak diketahui, maka dalam
keadaan seperti ini nilai pertukaran ditentukan oleh keputusan pimpinan perusahaan.
Nilai pertukaran ini dipakai sebagai dasar pencatatan harga perolehan aktiva tetap dan nilai-
nilai surat berharga yang dikeluarkan.
Pertukaran aktiva tetap dengan saham atau obligasi perusahaan akan dicatat dalam rekening
Modal Saham atau Utang Obligasi sebesar nilai nominalnya, selisih nilai pertukaran dengan
nilai nominal dicatat dalam rekening Agio/Disagio.
Bila dalam pertukaran ini perusahaan menambah dengan uang muka harga perolehan mesin
adalah jumlah uang yang dibayarkan ditambah dengan harga pasar surat berharga yang
dijadikan penukar.
Ditukar dengan Aktiva Tetap yang lain
Banyak pembelian aset tetap dilakukan dengan cara tukar menukar atau istilah populernya
“tukar tambah”.
Aktiva lama digunakan untuk membayar aktiva baru baik seluruhnya atau sebagian di mana
kekurangannya dibayar tunai.
Kondisi seperti ini prinsip harga perolehan tetap harus digunakan, yaitu aktiva baru
dikapitalisasikan dengan jumlah sebesar harga aktiva lama ditambah uang yang dibayarkan
(kalau ada) atau dikapitalisasikan sebesar harga pasar aktiva baru yang diterima.
Aktiva tetap yang diperoleh dari hadiah atau donasi pencatatannya bisa dilakukan
menyimpang dari prinsip harga perolehan.
Untuk menerima hadiah seringkali juga dikeluarkan biaya, namun biaya-biaya tersebut jauh
lebih kecil dari nilai aset tetap yang diterima.
Bila aktiva tetap dicatat sebesar biaya yang sudah dikeluarkan, maka hal ini akan
menyebabkan jumlah aktiva dan modal terlalu kecil, juga beban depresiasi menjadi terlalu
kecil.
Untuk mengatasi keadaan ini maka aktiva yang diterima sebagai hadiah dicatat sebesar harga
pasarnya.
Depresiasi atau penyusutan aktiva tetap yang diterima dari hadiah dihitung dengan cara yang
sama dengan yang lain.
Melalui pertimbangan tertentu perusahaan seringkali membuat sendiri aktiva atau aset tetap
yang diperlukan seperti contoh gedung, alat-alat, dan perabot.
Pembuatan aktiva ini biasanya dengan tujuan untuk mengisi kapasitas atau karyawan yang
masih idle.
Semua biaya yang dibebankan untuk pembuatan aktiva sendiri seperti bahan, upah langsung,
dan factory overhead langsung tidak menimbulkan masalah dalam menentukan harga pokok
aktiva tetap yang dibuat.
Tapi untuk biaya factory overhead tidak langsung menimbulkan sebuah pertanyaan tentang
berapa besar yang harus dialokasikan untuk aktiva yang sedang dibuat itu?
2.4. DEPRESIASI
Depresiasi adalah biaya yang timbul karena penggunaan aktiva tetap atau aset tetap (fixed
assets). Jadi, biaya depresiasi adalah biaya yang muncul karena aset tetap yang digunakan
mengalami penurunan manfaat atau penurunan kualitas (menyusut).
Biaya depresiasi atau penyusutan ini sangat berkaitan dengan perhitungan masa pakai atau
masa umur dari suatu aset tetap. Seperti mesin yang nilai atau valuasinya terus mengalami
penurunan karena penggunaan yang terus menerus.
Biaya depresiasi adalah dialokasikan sebagai cadangan yang ditujukan untuk membeli aset
baru untuk menggantikan aset yang nilainya terus pengalami penurunan hingga nantinya
sudah
tak lagi bisa digunakan. Dalam akuntansi, biaya depresiasi adalah bersifat tetap, alias tak
setelah dikurangi atau dicatat sebagai biaya, maka tak bisa dikembalilan ke nilai aslinya.
Selain itu, biaya depresiasi adalah biaya yang hanya ditujukan untuk aset tetap yang berwujud
dan tak bisa dikenakan untuk aktiva tak berwujud.
Selain mesin, beberapa contoh aset yang mengalami penyusutan atau depresiasi adalah
gedung, alat kerja, dan kendaraan. Besar kecilnya biaya penyusutan ini akan terakumulasi
dan nantinya akan berpengaruh pada nilai buku aset yang dicatat dalam neraca.
Biaya ini juga akan berpengaruh pada laba bersih. Ini karena biaya penyusutan akan
ditambahkan pada item beban atau pengeluaran dalam laporan keuangan. Berikut beberapa
faktor yang mempengaruhi biaya perhitungan biaya depresiasi:
Harga perolehan yakni meliputi harga pembelian, biaya pengiriman, pajak, biaya
pemasangan, dan sebagainya.
Nilai residu adalah nilai dari aset ketika sudah tak lagi digunakan.
Perkiraan masa manfaat
Rumus depresiasi
Ada beberapa cara menghitung depresiasi antara lain metode garis lurus (straigh line
method), metode beban menurun (decreasing change method), metode aktivitas, dan
metode saldo menurun (double declining method).
Sebagai contoh, untuk metode perhitungan biaya depresiasi garis lurus maka rumusnya
adalah:
Biaya penyusutan = (harga perolehan - nilai residu) / umur ekonomis.
Sebagai ilustrasi apa itu depresiasi (pengertian depresiasi), sebuah perusahaan membeli
kendaraan truk seharga Rp 600 juta, dengan masa pakai 5 tahun, dan setelah dipakai 5
tahun nilai trus sudah turun menjadi Rp 100 juta (nilai residu).
Maka biaya penyusutan per tahun yang dicatat adalah sebesar Rp 100 juta (Rp 600 juta -
Rp 100 juta) / 5 tahun.
Pendapatan bunga
Pendapatan provisi kredit
Pendapatan komisi
Pendapatan lainnya sebagai akibat dari transaksi bank.
Pengakuan Pendapatan
Pendapatan bunga diakui secara akrual (Accrual basis), kecuali pendapatan bunga dari aktiva
produktif non-performing. Pendapatan dari aktiva yang non performing hanya boleh diakui
apabila pendapatan tersebut benar-benar telah diterima (Cash Basis).
Bunga dari aktiva non performing yang tidak diakui sebagai pendapatan akan dicatat dalam
rekening administrative karena merupakan peristiwa kontinjensi.
Komisi dan Provisi
Provisi kredit merupakan sumber pendapatan bank yang akan diterima dan diakui sebagai
pendapatan pada saat kredit disetujui oleh bank. Biasanya provisi kredit langsung dibayarkan
oleh nasabah yang bersangkutan.
Komisi merupakan pendapatan bank yang sedang digiatkan belakangan ini. Komisi ini
merupakan beban yang diperhitungkan kepada para nasabah bank yang mempergunakan jasa
bank. Komisi juga lazimnya dibukukan langsung sebagai pendapatan pada saat bank menjual
jasa kepada para nasabahnya.
Transaksi Berjangka Valuta Asing
Seringkali suatu bank devisa yang memiliki aktiva atau kewajiban dalam valuta asing
dalam jumlah yang besar berupaya untuk menghindar adanya kerugian akibat selisih kurs.
Upaya ini dikenal dengan hedging dalam hutang ataupun piutang.
Didalam melakukan hedging ini bank akan melaksanakan pembelian atau penjualan
valuta asing secara berjangka, atau dikenal dengan forward.
Dalam transaksi forward, piutang atau hutang valuta asing dicatat sebesar kurs tunai
yang berlaku pada saat itu (spot rate), sedangkan hutang atau piutang Rupiah dicatat sebesar
kurs masa depan (forward rate), yaitu kurs pertukaran mata uang asing di hari kemudian yang
ditentukan berdasarkan perjanjian.
Yang termasuk dalam kelompok ini adalah rupa-rupa pendapatan yang berasal dari aktivitas
diluar usaha utama bank. Contohnya adalah pendapatan dari penjualan aktiva tetap,
penyewaan fasilitas gedung yang dimiliki oleh bank dan lainnya. Pendapatan ini harus diakui
sebagai pendapatan pada periode berjalan.
PENDAPATAN LUAR BIASA
Yang dimaksud dengan pos luar biasa adalah pos yang memenuhi kedua kriteria sbb:
a. Bersifat tidak normal (tidak biasa)
Kejadian atau transaksi yang bersangkutan memilih tingkat abnormalitas yang tinggi
dan tidak berhubungan dengan aktifitas perusahaan sehari-hari.
b. Tidak sering terjadi
Kejadian atau transaksi yang bersangkutan tidak dihubungkan akan terulang lagi di
masa yang akan datang.
Biaya Bunga
Biaya ini paling besar porsinya terhadap biaya bank keseluruhan. Biaya ini
harusdiantisipasikan oleh bank pada penutupan tahun buku atau pada tanggal laporan.
Biaya Overhead
Dalam operasi bank sehari-hari diperlukan biaya untuk mengolah transaksi. Biaya
ini berhubungan langsung dengan periode terjadinya sehingga harus dicatat dan diakui
sebagai beban periode berjalan.Biaya overhead yang terjadi di bank memiliki ciri-ciri :
Sorotan
Tambah Catatan
Berbagi Kutipan
Koreksi Masa Lalu
Koreksi masa lalu yang berkaitan dengan unsure laba-rugi dapat dilakukan apabila telah
terjadi kesalahan dalam perhitungan atau kesalahan penerapan prinsip akuntansi yang tidak
tepat waktuatau tidak dapat diterima, kelalaian mencatat suatu transaksi atau kejadian yang
telah terjadi, dankesalahan matematis. koreksi yang dilakukan terhadap laba-rugi periode lalu
harus tetapdiungkapkan.
Pajak Penghasilan
Pos biaya paling akhir dalam tubuh laporan laba-rugi adalah pajak penghasilan.
pajak penghasilan dihitung berdasarkan laba menurut akuntansi atau laba kena pajak table
income untuk diperhitungkan dengan tarif pajak penghasilan
Selain itu, jurnal umum juga bisa dikatakan sebagai catatan berbagai transaksi yang tidak
dapat ditulis dalam jurnal khusus.
Seperti yang diketahui, jurnal khusus meliputi jurnal pendapatan, jurnal penerimaan kas,
jurnal pembelian dan jurnal pembayaran kas.
Berikut ini merupakan 3 hal yang perlu kamu lakukan untuk membuah jurnal umum yang
benar:
1. Memahami Persamaan Akuntansi
Sebelum membuat jurnal umum, pastikan kamu paham persamaan akuntansi ya.
Pasalnya, kamu harus mengetahui bagaimana cara mencatat transaksi dalam jurnal, akun
mana yang harus digunakan hingga posisi debit-kredit yang benar. Dengan pemahaman ini,
nantinya kamu dapat menulis jurnal dengan lebih cepat dan tepat.
Perlu diingat pula, hanya transaksi yang mengakibatkan perubahan posisi keuangan saja yang
boleh dicatat dalam jurnal.
Dalam satu transaksi, minimal ada dua akun yang pasti terpengaruh.
3. Pencatatan Jurnal Umum
Cara membuat jurnal umum yang terakhir adalah dengan melakukan pencatatan transaksi
yang sudah diidentifikasi ke dalam jurnal.
Adanya neraca saldo dapat Anda gunakan sebagai patokan agar tidak melakukan kesalahan
saat posting atau pemindahbukuan ke kolom debit dan kredit buku besar.
Salah satu caranya adalah dengan menentukan kesamaan antara jumlah kredit dan debit
dalam buku besar yang terbukti dalam neraca saldo. Neraca saldo dipersiapkan untuk melihat
keseimbangan atau kesamaan antara jumlah kredit dan debit pada akun-akun yang ada dalam
buku besar.
Daftar saldo pada akhir periode akuntansi, sering kali tidak mencerminkan saldo yang
sesungguhnya pada saat tersebut. Hal ini disebabkan karena adanya transaksi-transaksi yang
setiap saat berjalan terus, di mana perusahaan tidak praktis (tidak sengaja) untuk
mencetaknya. Agar akun-akun dalam daftar saldo dapat langsung disajikan sebagai laporan
keuangan, maka akun-akun tersebut harus disesuaikan terlebih dahulu.
1. Alokasi harga perolehan dari persekot biaya, seperti bahan habis pakai, persekot sewa,
dan persekot biaya yang lain, penyesuaian dalam hal ini dilakukan untuk mengalokasikan
beberapa bagian persekot biaya yang sudah menjadi biaya-biaya dan beberapa bagian
yang masih merupakan persekot. Dalam akuntansi dikenal dengan istilah pos-pos
defferal (transitoris)
2. Alokasi pendapatan yang diterima di muka seperti: uang muka pendapatan sewa, uang
muka penjualan dan uang muka pendapatan yang lain. Penyesuaian ini diperlukan untuk
memisahkan beberapa bagian Uang Muka Pendapatan yang sudah menjadi pendapatan
dan beberapa bagian yang masih tetap merupakan uang muka. Pos-pos seperti ini juga
disebut dengan pos-pos defferal.
3. Alokasi harga perolehan aktiva jangka panjang. Penyesuaian ini dilakukan untuk
mengakui adanya biaya yang terjadi karena perusahaan menggunakan aktiva tetap yang
manfaatnya semakin menurun. Penurunan manfaat ini dalam akuntansi disebut depresiasi
(penyusutan).
4. Biaya yang terutang (bertambahnya biaya) penyesuaian ini terjadi karena sudah terjadi
biaya dalam perusahaan, tetapi belum dicatat sampai tanggal neraca. Dengan demikian
penyesuaian di sini digunakan untuk mencatat bertambahnya biaya dan untuk mencatat
bertambahnya utang biaya. Pos-pos ini dikenal dengan istilah pos-pos akrual (antisipasi)
2. Pendapatan yang tertagih (Bertambahnya Pendapatan). Penyesuaian ini timbul karena
perusahaan telah mempunyai hak atas suatu pendapatan tetapi belum dicatat sampai
dengan tanggal neraca. Dengan demikian penyesuaian ini dimaksudkan untuk
mencatat bertambahnya pendapatan di satu pihak dan bertambahnya tagihan di pihak
lain. Pos-pos ini disebut dengan pos-pos akrual (antisipasi)
Kertas Kerja
Kertas Kerja adalah suatu lembaran kerja berlajur yang digunakan untuk
mengikhtisarkan saldo akun-akun dan menyiapkan penyajian laporan keuangan.
Penggunaan neraca lajur akan mempermudah proses penyusunan laporan keuangan
dengan teliti, tepat dan tepat waktu. Secara umum neraca lajur yang digunakan adalah
neraca lajur 10 kolom yang meliputi; (1) Kolom pertama dan kedua (daftar saldo), (2)
Kolom ketiga dan keempat (penyesuaian), (3) Kolom kelima dan keenam (daftar
saldo setelah penyesuaian), (4) Kolom ketujuh dan kedelapan (Laba Rugi), dan (4)
Kolom kesembilan dan sepuluh (neraca).
Informasi yang dapat disajikan di neraca antara lain posisi sumber kekayaan entitas dan
sumber pembiayaan untuk memperoleh kekayaan entitas tersebut dalam suatu periode
akuntansi (triwulan, caturwulan, atau tahunan).
Aset atau Aktiva adalah sumber ekonomi yang diharapkan memberikan manfaat usaha di
kemudian hari. Aset dimasukkan dalam neraca dengan saldo normal debit. Aset biasanya
dikelompokkan menjadi beberapa kategori, seperti:
1. Aset lancar
2. Investasi jangka panjang
3. Aset tetap
4. Aset tidak berwujud
5. Aset pajak tangguhan
6. Aset lain
kewajiban adalah utang yang harus dilunasi atau pelayanan yang harus dilakukan pada masa
datang pada pihak lain. Kewajiban adalah kebalikan dari aktiva yang merupakan sesuatu
yang dimiliki. Contoh kewajiban adalah uang yang dipinjam dari pihak lain, giro atau cek
yang belum dibayarkan, dan pajak penjualan yang belum dibayarkan ke negara.Kewajiban
dimasukkan dalam laporan neraca dengan saldo normal kredit, dan biasanya dibagi menjadi
dua kelompok, yaitu:
1. Kewajiban Lancar – kewajiban yang dapat diharapkan untuk dilunasi dalam jangka pendek
(biasanya satu tahun). Biasanya terdiri dari hutang pembayaran (hutang dagang, gaji, pajak,
dll), pendapatan ditangguhkan, bagian dari hutang jangka panjang yang jatuh tempo tahun
ini, obligasi jangka pendek (misalnya dari pembelian peralatan), dll.
2. Kewajiban Jangka Panjang – kewajiban yang tidak dapat dipenuhi dalam satu tahun.
Biasanya terdiri dari hutang jangka panjang, obligasi pensiun, dll.
2.14. PENUTUPAN BUKU
Jurnal penutup dibuat bila perusahaan akan memulai pembukuan untuk periode yang
baru. Maksud dari jurnal ini adalah untuk menghindari terjadinya pencampuran transaksi
yang sama dari periode sebelumnya, misalnya transaksi pendapatan, biaya dan modal.
Tahap-tahap dalam proses penutupan adalah sebagai berikut:
a.Pertama; menutup akun-akun biaya ke akun perantara yang dinamakan “Ikhtisar Laba
Rugi”. Setiap akun yang dikreditkan adalah sebesar saldo debetnya dan sebagai
imbangannya akun ikhtisar Laba Rugi dikredit dengan jumlah yang sama. Dengan adanya
jurnal penutup ini seluruh akun biaya tidak akan bersaldo lagi.
BAB III
KESIMPULAN
KESIMPULAN
1. Proses akuntansi bank meliputi Laporan L/R, Neraca, Laporan Perubahan Posisi
Keuangan, Penutupan Buku, dan lain sebagainya. Laporan keuangan dibuat sebagai
bagian dari proses pelaporan keuangan yang lengkap, dengan tujuan untuk
mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepada manajemen
2. Laporan laba/rugi bank (Profit and Loss Statement) atau lebih dikenal juga dengan
Income Statement dari suatu Bank umum adalah suatu laporan keuangan bank yang
menggambarkan pendapatan dan biaya operasional dan non operasional bank serta
keuntungan bersih bank untuk suatu periode tertentu. Laporan Laba Rugi mempunyai 2
unsur yaitu Pendapatan dan Beban.
3. Laporan neraca ini merupakan sebuah laporan mengenai jumlah harta atau kekayaan,
jumlah modal, dan juga jumlah kewajiban atau hutang dari sebuah bank. Secara
mudahnya, laporan ini berisi mengenai kekayaan dan juga modal yang dimiliki oleh
sebuah bank dalam jangka waktu tertentu. Semua aset kekayaan baik yang berupa uang
4. Laporan posisi keuangan (statement of financial position) adalah bagian dari laporan
keuangan suatu entitas yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menunjukkan
posisi keuangan entitas tersebut pada akhir periode tersebut. Neraca terdiri dari tiga unsur,
yaitu aset, kewajiban, dan ekuitas
SARAN
Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari masih banyak kekurangan- kekurangan
baik dalam teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki
penulis, maka penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pihak lain.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.99.co/blog/indonesia/contoh-jurnal-umum/
https://accurate.id/akuntansi/jenis-neraca/
https://www.jurnal.id/id/blog/aktiva-tetap-pengertian-jenis-dan-cara-memperolehnya/
https://text-id.123dok.com/document/rz3x0d69z-ayat-jurnal-penyesuaian-dan-kertas-
kerja-kelas-xii-sma-dan-ma.html
http://reynold-maidangkay.blogspot.com/2011/02/jurnal-umum-buku-besar-neraca-saldo-
pos.html