Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH HUKUM PERBANKAN DAN SURAT-SURAT

BERHARGA
“PROMES UNTUK PEMBAWA ATAU ATAS TUNJUK, SURAT BERHARGA
KOMERSIL”

DOSEN PENGAMPU : YENI HAERANI, S.H.,M.H

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 2

1. Audrey Prisintia Lanibunggu (181120902)


2. Angga Saputra (181130889)
3. Dian Andriani (191130602)
4. Gilang Pratama (181120920)
5. Irma Erfiani (181120944)
6. Fanny Sri Riadi (181130917)
7. Muh. Alfiansyah Ahmar (181130967)

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SEMBILANBELAS NOVEMBER KOLAKA

KOLAKA

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Dalam makalah ini
kami menjelaskan mengenai Promes Untuk Pembawa Atau Atas Tunjuk, Surat Berharga
Komersil.Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam matakuliah tentang HukumPerbankan
Dan Surat-Surat Berharga.

Kami menyadari, dalam makalah ini masih banyak kesalahan dan kekurangan.hal ini
disebabkan terbatasnya kemampuan, pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki. Oleh karena
itu, kami mengharapkan kritik dan saran.Demi perbaikan dan kesempurnaan.Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua.

Kolaka, 13 November 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................i

DAFTAR ISI ............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.......................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah..................................................................................................................1

C. Tujuan.....................................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Promes Untuk Pembawa Atau Atas


Petunjuk…………………………………....................................................................................2

B. Pengertian Surat Berharga


Komersial.....................................................................................................................................7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.............................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................iii


BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam dunia perusahaan dan perdagangan, orang menginginkan segala sesuatunya


bersifat praktis dan aman, khususnya dalam lalu lintas pembayaran, artinya orang tidak
mutlak lagi menggunkan alat pembayaran berupa uang, melainkan cukup dengan
menerbitkan surat berharga baik sebagai alat pembayaran kontan maupun sebagai alat
pembayaran kredit.

Surat berharga sebagai alat pembayaran yang praktis artinya dalam setiap transaksi, para
pihak tidak perlu membawa mata uang dalam jumlah besar sebagai alat pembayaran,
melainkan dengan cukup hanya mengantongi surat berharga saja. Kemudian pengertian
aman adalah tidak setiap orang yang tidak berhak dapat menggunakan surat berharga, karena
pembayaran dengan surat berharga memerlukan cara-cara tertentu. Sedangkan jika
menggunakan mata uang, apalagi dalam jumlah besar, banyak sekali kemungkinannya
timbul bahaya atau kerugian, misalnya pencurian, penggarongan, perampokan dan lain-lain.

Pada umumnya banyak orang mengenal bermacam-macam surat yang kemudian


dikatakan itu surat berharga. Orang mengatakan itu surat berharga berdasarkan kenyataan
bahwa surat itu mempunyai nilai uang atau dapat ditukar dengan sejumlah uang. Pengertian
orang tentang surat berharga tersebut, sebenarnya tidak tepat. Karena yang dimaksud dengan
surat berharga dalam pengertian hukum bisnis tidaklah demikian. Supaya dapat dikatakan
surat berharga menurut pengertian hukum bisnis, perlu dipenuhi syarat-syarat tertentu yang
merupakan ciri surat berharga.

Untuk menuju kepada pengertian surat berharga yang menjadi objek pembahasan,
seperti yang diatur dalam KUHD, terlebih dahulu perlu dibedakan dua surat, yaitu :

1. Surat berharga, terjemahan dari istilah aslinya dalam bahasa Belanda, “waarde
papier” di Negara Anglo Saxon dikenal dengan isitlah “negotiable instruments”
2. Surat yang mempunyai harga atau nilai (surat yang berharga), terjemahan dari
istilah aslinya dalam bahasa Belanda “papier van waarde” dalam bahasa
Inggrisnya “letter of value”

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, kami dapat menentukan beberapa rumusan masalah yaitu
sebagai berikut :
1. Apakah pengertian dari Promes untuk Pembawa atau Atas tunjuk?
2. Apakah pengertian dari Surat Berharga Komersil?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan ditulisnya makalah ini adalah untuk :
1. Untuk mengetahui pengertian dari Promes untuk pembawa atau atas tunjuk
2. Untuk mengetahui pengertian dari surat berharga komersil
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Promes Untuk Pembawa Atau Atas Petunjuk

Surat sanggup atau promes yang dalam bahasa Inggris disebut uga promissory note, dalam
akuntansi dapat juga disebut "nota yang dapat diuangkan "adalah merupakan suatu kontrak yang
berisikan janji secara terinci dari suatu pihak (pembayar) untuk membayarkan sejumlah uang
kepada pihak lainnya (pihak yang dibayar). Kewajiban ini dapat timbul dari adanya suatu
kewajiban pelunasan suatu hutang. Misalnya,dalam suatu aturan saksi penjualan barang dimana
pembayarannya mungkin saja dilakukan sebagian secara tunai dan sisanya dibayar dengan
menggunakan satu atau beberapa promes.

Dalam promes disebutkan jumlah pokok hutang serta bunga (apabila ada) dan tanggal jatuh
tempo pembayarannya. Kadangkala dicantumkan pula adanya suatu ketentuan yang mengatur
apabila sipembayar mengalami gagal bayar.

Promes atas unjuk adalah suatu promes yang tidak mencantumkan tanggal jatuh tempo
pembayaran dimana pembayaran harus dilakukan setiap saat apabila diminta oleh pemberi
pinjaman. Biasanya si pemberi pinjaman akan mengirimkan pemberitahuan dengan tenggang
waktu beberapa hari sebelum tanggal pembayaran yang diinginkan. Dalam hal pinjam meminjam
uang antar perorangan, penandatanganan promes ini adalah merupakan suatu cara terbaik guna
kepentingan perpajakan dan pembuktian.

Promes adalah berbeda dari surat pengakuan hutang biasa dimana pada surat pengakuan
hutang hanya merupakan bukti atas hutang seseorang, tetapi dalam promes tertera adanya suatu
persetujuan untuk melakukan pembayaran atas jumlah yang tercantum pada promes tersebut.
Kegunaan lain dari promes yaitu untuk pembiayaan atas kebutuhan dana suatu perusahaan yaitu
melalui penerbitan atapun pengalihan surat berharga.

Dasar hukumnya diatur dalam pasal 174-177 KUH Dagang. Ada dua macam surat sanggup,
yaitu surat sanggup kepada pengganti dan surat sanggup kepada pembawa. Agar jangan tinggal
keragu-raguan HMN Purwosutjipto, menyebutkan surat sanggup kepada pengganti dengan "surat
sanggup" saja, sedangkan surat sanggup kepada pembawa disebutnya "surat promes".

Dalam undang-undang tidak terdapat defenisi promes, namun dari sifatnya, promes dapat
digolongkan ke dalam surat tagihan hutang.Adapun syarat-syarat formal dari promes adalah
sebagai berikut :

1. Memuat kata: “surat sanggup” atau “Promes atas” (kepada) pengganti.


2. Kesanggupan tidak bersyarat untuk membayar sejumlah uang tertentu
3. Penunjukkan hari bayarnya
4. Penetapan dimana pembayaran harus terjadi
5. Nama orang yang kepadanya atau kepada orang lain yang ditunjuk oleh, pembayaran
harus dilakukan
6. Tanggal dan tempat surat sanggup ditanda tangani
7. Tanda tangan orang yang mengeluarkan surat sanggup (penandatangan)

Ada beberapa klausula yang harus diperhatikan didalam promes :

 Jika pada hari bayarnya tidak ditunjukkan, maka dianggap dapat dibayar
 Jika dasar bunga tidak ditentukan, maka bunga dianggap tidak ada
 Jika tempat penerbitan disebutkan, maka tempat penandatanganan dianggap tempat
penerbitan
 Jika tempat pembayaran tidak ditunjuk, tempat penandatanganan dianggap tempat
pembayaran
 Jika awal tidak menyebutkan untuk siapa diberikan, maka dianggap diberikan untuk
tanggungan penandatanganan surat sanggup

Surat sanggup adalah surat berharga yang memuat kata “aksep” atau promes dalam mana
penerbit menyanggupi untuk membayar sejumlah yang kepada orang yang disebut dalam surat
berharga itu atau penggantinya atau pembawanya pada hari bayar.

Jenis- Jenis Surat Sanggup/ Promise

Ada dua macam surat sanggup, yaitu surat sanggup kepada pengganti dan surat sanggup kepada
pembawa atau untuk memudahkan menyebutkan surat sanggup kepada pengganti dengan “surat
sanggup”, sedangkan surat sanggup kepada pembawa disebut “surat promes”.

Surat sanggup mirip dengan surat wesel, tetapi beberapa syarat pada surat wesel tidak
berlaku pada surat sanggup, perbedaannya dengan surat wesel adalah:

1. Surat sanggup tidak mempunyai tersangkut


2. Penerbit dalam surat sanggup tidak member perintah untuk membayar,tetapi
menyanggupi untuk membayar
3. Penerbit surat sanggup tidak menjadi debitur regres,tetapi debitur surat sanggup
4. Penerbit tidak menjamin seperti pada penerbit wesel, tetapi melakukan pembayaran
sendiri sebagai debitur surat sanggup
5. Penerbit surat sanggup merangkap kedudukan sebagaian kesempatan pada wesel yaitu
mengaitkan diri untuk membayar

Sebagaimana dengan surat wesel,undang-undang juga mengharuskan beberapa syarat harus


terdapat dalam surat sanggup supaya dapat disebutkan surat seperti yang diatur dalam pasal 174
KUH Dagang yaitu :

 Baik Klausula :“sanggup”, maupun mana “surat sanggup” atau promes atas pengganti
yang dimuatkan didalam teks sendiri,dan dinyatakan dalam bahasa dengan mana surat itu
disebutkan
 Janji tidak bersayarat untuk membayar suatu jumlaht ertentu
 Penunjukan hari gugur
 Penunjukan tempat, dimana pembayaran harus terjadi
 Nama orang, kepada siapa atau kepada penggantinya pembayaran itu harus dilakukan
 Penyebutan hari penanggalan, besarta tempat, dimana surat sanggup itu ditanda tangani.
Tanda tangan orang yang mengeluarkan surat itu.

Dalam surat sanggup harus memuat istilah surat sanggup, bias juga istilah lainya itu:
“klausula order/promes atas pengganti” atau dapat pula dalam bahasa asing Promisorry Note
(bahasaInggris), Order Bieffe (bahasa Belanda), Biliet Ul Order ( bahasaPerancis).

Surat sanggup memuat kesanggupan tanpa syarat untuk membayar.Tanpa syarat adalah
sebuah kesanggupan dibuat tanpa adanya syarat apapun, dan membayar dengan nominal yang
terdiri dari angka dan huruf.
Surat sanggup mencantumkan hari bayar, yaitu:

1. Pada waktu diperlihatkan


2. Pada waktu/tanggal tertentu
3. Pada waktu tertentu setelah diperlihatkan

Sebelum dating mencairkan surat sanggup tersebut, maka ia melalui prosedur yaitu
pemegang harus dating pada penerbit, untuk minta pernyataan kepada penerbit yaitu pernyataan
bahwa surat sanggup tersebut telah dilihat oleh penerbit( disebut visum), dengan diberi
tandatangan. Kalau penerbit menolak membuat visum maka dapat diprotes yang disebut proses
non-visum. Masa visum satu tahun pada waktu tertentu setelah penerbitan.

Surat sanggup harus menyebutkan dimana akan dilakukan tempat pembayaran. Kalau dalam
surat sanggup tidak dicantumkan tempat pembayaran maka yang dipakai adalah tempat si
penerbit, kalau tidak dicantumkan pula tempat si penerbit maka tempat pembayarannya
dilakukan dimana surat sanggup itu diterbitkan.

Surat sanggup harus menyatakan kepada siapa surat sanggup tersebut diberikan. Pemegang
1/pengganti, klausulanya atas pengganti, cara pengalihannya dengan endosemen. Kata pengganti
lupa menyebutkan maka secara otomatis berklausula atas pengganti memakai asas klausula
preasumtif.Surat sanggup harus menyatakan juga dimana surat sanggup tersebut diterbitkan
beserta tanggalnyaSurat sanggup juga harus mencantumkan tanda tangan penerbit,
fungsinyauntuk mengetahui orang yang akan bertanggung jawab akan hal tersebut.

Syarat- Syarat Surat Sanggup Adalah:

 Penyebutan surat sanggup dimuatkan dalam teksnya sendiri


 Kesanggupan tak bersyarat untuk membayar sejumlah uang tertentu
 Penetapan hari bayarnya
 Penetapan tempat dimana pembayaran dilakukan
 Nama orang yang dimana pembayaran dilakukan
 Tanggal dan tempat surat sanggup
 Tandatangan orang yang mengeluarkan surat sanggup itu

Apabila salah satu dari syarat ini tidak terpenuhi maka surat tersebut tidak dapat dikatakan
sebagai surat sanggup,kecuali:

1. Bila tidak menentukan hari bayarnya maka dianggap dibayar pada saat ditunjukkan
2. Bila tidak menyebutkan tempat pembayaran, maka tempat penandatangan dianggap
sebagai tempat pembayaran
3. Bila tidak menyebutkan tempat ditanda tanganinya maka dianggap ditandatangani
ditempat yang tertera disamping nama penandatangan.

Surat Sanggup dapat diterbitkan oleh subyek hukum, baik perorangan ataupun badan
hukum. Surat sanggup yang diterbitkan oleh badan hukum merupakan perusahaan pembiayaan
yang diatur dalam SK Menteri Keuangan no 606/KMK/1995, yang pada intinya mengatur bahwa:

-Perusahaan pembiayaan dalam menerbitkan surats anggup berlaku ketentuan:


- Perusahaan pembiayaan dilarang menerbitkan surat sanggup kecuali sebagai jaminan atas utang
kepada bank yang menjadi kreditor
- Perusahaan pembiayaan dilarang memberikan jaminan dalam segala bentuk pada pihak lain
-Surat sanggup yang diterbitkan sesuai dengan ketentuan pada huruf a, tidak dapat dialihkan dan
dikuasakan kepada pihak manapun juga (nonnegotiable)

- Berdasarkan poin b,maka perusahaan pembiayaan tidak memperbolehkan menjadi penjamin


utang dari pihak lain termasuk dalam bentuk corporatequarantee.

Pihak-pihak yang terlibat dalam promes

1. Penerbit ( issuer,penandatanganan, debtor) adalah debitur


2. Pemegang ( kreditur,holder,investor) adalah kreditur
3. Endosant ( indorser) adalah pemegang yang mengalihkan hak tagihnya kepada
pemegang lainnya dengan cara endosement; dan
4. Avalist adalah penjamin dari penerbit.

B. Pengertian Surat Berharga Komersil

Pada awalnya istilah Commercial Paper tidak dikenal dalam kerangka hukum Indonesia
walaupun belum merupakan aturan berbentuk Undang-undang. Hal ini tersebut dimaklumi karena
dewasa ini banyaknya perkembangan jenis surat berharga sebagai instrumen pasar uang. Namun
karena pengaruh globalisasi yang melanda di berbagai bidang, maka Commercial Paper kemudian
masuk dalam tatanan kehidupan masyarakat Indonesia. Istilah Commercial Paper kemudian
dicoba di Indonesia dengan istilah surat sanggup tanpa jaminan yang baru dikenal di Indonesia
karena perkembangan globalisasi dewasa ini. Menurut Dictionary of Business Term dalam buku
Munir Fuady yang berjudul Hukum Perkreditan Kontemporer : “Commercial Paper diartikan
sebagai suatu obigasi jangka pendek dengan jangka waktu jatuh tempo berkisar 2 sampai 270
hari, yang dikeluarkan oleh bank atau perusahaan atau peminjam lain kepada investor yang
mempunyai uang cash untuk sementara waktu. Instrumen tersebut tidak ada jaminannya
(unsecurer instrument) dan biasanya diberikan secara discount sungguhpun didapati juga yang
memberikan bunga tertentu”.

Dari beberapa rumusan di atas dapat ditarik pengertian mengenai karakteristik


Commercial Paper. Commercial Paper merupakan surat berharga berjangka waktu pendek dengan
tempo 2 sampai 270 hari atau kurang dari satu tahun, yang dikeluarkan oleh bank, perusahaan
atau peminjam lain kepada investoruntuk memenuhi kebutuhan pembiayaan yang cepat bagi
sipenerbit.

Sebagai imbalannya investor akan memperoleh bayaran diskonto yaitu selisih nilai harga
nominal dengan harga penjualan karena harga penjualan Commercial Paper tersebut di bawah
harga nominalnya. Commercial Paper memang merupakan produk dari perkembangan dunia
usaha yang berkembang pesat belakangan ini.Perkembangan ini membuat Kitab Undang-Undang
Hukum Dagang Indonesia praktik tertinggal. Mengingat perubahan ini maka bank Indonesia
sejak tanggal 11 Agustus 1995 mengeluarkan Surat Keputusan yang mengatur tentang persyaratan
penerbitan dan perdagangan Surat Berharga Komersial (Commercial Paper) melalui bank umum
di Indonesia. Menurut Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 28/52/KEP/DIR ini,
Commercial Paper adalah surat sanggup tanpa jaminan yang diterbitkan perusahaan bukan bank
atau perusahaan efek, berjangka waktu pendek dan diperdagangkan dengan sistem diskonto.

Sedangkan yang merupakan ciri-ciri dari suatu Commercial Paper menurut Surat
Keputusan Direksi Bank Indonesia yang dituangkan dalam Surat Edaran No. 28/49/UPG antara
lain :
1. Merupakan janji untuk membayar tanpa syarat.
1. Merupakan surat berharga yang tergolong ke dalam surat sanggup.
2. Berjangka waktu pendek yaitu tidak melebihi 9 bulan.
3. Umumnya diperjual belikan dalam bentuk discount
4. Tidak mempunyai jaminan hutang
5. Umumnya dikeluarkan oleh perusahaan yang sudah punya nama ataupun
6. perusahaan yang telah dirating bagus oleh perusahaan peringkat.
7. Merupakan instrumen pasar uang, sungguhpun dapat dikembangkan untuk menjadi
instrumen pasar modal.

Hingga saat ini belum ada pengaturan yang khusus mengenai Commercial Paper di
Indonesia.Oleh karena itu Commercial Paper tidak dapat disebutkan secara pasti. Ada yang
membedakannya berdasarkan apakah Commercial Paper itu memakai pengaturan penerbitan
(arranger) atau tidak, apakah Commercial Paper tersebut memakai perjanjian jual beli atau tidak,
atau apakah Commercial Paper itu memakai jaminan atau tidak. Ada juga yang membedakan
berdasarkan kriteria yang ada dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang yaitu merupakan
surat promes atau bukan.

Syarat-Syarat Sah Commercial Paper

Syarat-syarat formal penerbitan Commercial Paper melalui bank umum di Indonesia


menjadi jelas sebagaimana diatur dalam Pasal 2 sampai dengan Pasal 5 Surat Keputusan Direksi
Bank Indonesia No. 28/52/KEP/DIR tanggal 11 Agustus 1995 termasuk persyaratan mengenai
pemeringkatan yang dilakukan oleh lembaga pemeringkat yang diakui di dalam negeri. Pasal 2
yang mengatur persyaratan formal Commercial Paper, yaitu sebagai berikut :

a. Mencantumkan
1. Klausula sanggup dan kata-kata “SURAT SANGGUP” di dalam teksnya dan dinyatakan
dalam bahasa Indonesia.
2. Janji tidak bersyarat untuk membayar sejumlah uang tertentu.
3. Penetapan hari bayar
4. Penetapan pembayaran
5. Nama pihak yang harus menerima pembayaran atau penggantinya
6. Tanggal dan tempat surat sanggup diterbitkan
7. Tanda tangan penerbit
b. Berjangka waktu paling lama 270 (dua ratus tujuh puluh) hari
c. Diterbitkan oleh perusahaan bukan bank dalam Pasal 1 angka 9 surat keputusan
ini.
d. Pada halaman muka Commercial Paper sekurang-kurangnya dicantumkan halhal
sebagai berikut :
1. Kata-kata “SURAT BERHARGA KOMERSIAL (COMMERCIAL PAPER)” yang
ditulis kata-kata “SURAT SANGGUP” sebagaimana dimaksud dalam huruf a butir I
diatas ;
2. Pernyataan “tanpa protes” dan “tanpa biaya” sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal
176 jo Pasal 145 KUHD ;
3. Nama bank atau perusahaan efek dan nama serta tanda tangan pejabat bank atau
perusahaan efek yang ditunjuk sebagai agen tanda keaslian Commercial Paper, tanpa
penempatan logo atau perusahaan efek secara mencolok ;
4. Nama dan alamat bank atau perusahaan yang ditunjuk sebagai pembayar tanpa
penempatan logo bank atau perusahaan secara mencolok ;
5. Nomor seri Commercial Paper ;
6. Keterangan cara penguangan Comm ercial Paper sebagaimana diatur dalam pasal 4 surat
keputusan ini.
e. Pada halaman belakang Commercial Paper dicantumkan hal-hal sebagai berikut :
1. Pernyataan mengenai endosemen blanko tanpa hak regres dengan klausula “Untuk saya
kepada pembawa tanpa hak regres”.
2. Cara perhitungan nilai tunai
Sebagaimana diatur dalam Pasal 2 Surat Keputusan yang dimaksud tidak bersifat
liminatif dalam arti boleh ditambah.Sifatnya adalah sebagai persyaratan minimal hingga
halaman muka dan halaman belakang dan Commercial Paper sekurang-kurangnya
memuat hal-hal yang ditetapkan.Penambahan dapat dilakukan sepanjang tidak
bertentangan dengan maksdu ketentuan tersebut.

Hubungan Para Pihak Dalam Commercial Paper

Dalam penerbitan Commercial Paper, pihak-pihak yang berperan adalah insuer, arranger,
issuing agent, paying agent, dealer, investor. Akan dijelaskan lebih rinci mengenai masing-
masing pihak yang terkait dengan Commercial Paper :

1. Issuer
Adalah perusahaan atau pihak penerbit Commercial Paper.Dapat juga dikatakan sebagai
“peminjam” yang membutuhkan pinjaman jangka pendek.
2. Arranger (pengaturan penerbitan)
Adalah bank atau perusahaan efek yang berdasarkan perjanjian tertulis dengan penerbit
Commercial Paper mengatur rencana penerbitan Commercial Paper.
3. Issuing Agent
Adalah bank atau perusahaan efek yang berdasarkan perjanjian tertulis dengan calon
penerbit Commercial Paper melakukan pengabsahan Commercial Paper.
4. Dealer (pedagang efek)
Adalah bank atau perusahaan efek yang ditunjuk oleh calon penerbit Commercial Paper
untuk mengusahakan penjualan dan atau penjualan Commercial Paper,baik untuk
kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabahnya.
5. Investor (pemodal)
Adalah perorangan atau badan hukum domestik maupun asing yang membeli
Commercial Paper.
Selain para pihak yang telah diuraikan tadi, ada satu pihak yang sangat dibutuhkan dalam
melancarkan jalannya penerbitan Commercial Paper.Lembaga ini adalah LEMBAGA
PEMERINGKAT (CREDIT RATING). Di Indonesia dikenal dengan nama PT. PEFINDO
(Pemeringkat Efek Indonesia) yang berdiri pada tahun 1993. Kehadiran lembaga pemeringkat ini
akan sangat bermanfaat karena pada dasarnya lembaga ini melakukan penilaian atas resiko kredit
dari suatu perusahaan berdasarkan beberpa faktor seperti kinerja usaha, aspek manajemen dan
prospek usaha. Dengan adanya penilaian yang dilakukan oleh lembaga ini masyarakat akan
memperoleh gambaran mengenai resiko yang terkandung dalam suatu surat hutang oleh
perusahaan yang dinilai. Jelas dengan adanya lembaga ini tidak hanya memecahkan masalah
dalam Commercial Paper tetapi akan dapat bermanfaat dalam menentukan resiko dalam surat
hutang yang diterbitkan, baik di pasar uang maupun pasar modal. Hal ini akan memudahkan
calon-calon investor dalam menentukan pilihan dalam menanamkan modalnya.

Fungsi Surat Berharga

Fungsi pokok suatu surat berharga adalah sebagai alat pembayaran, yang kedudukannya
menggantikan uang. Selain itu surat berharga juga mempunyai fungsi:
1. Sebagai bukti surat hak tagih
2. Alat memindahkan hak tagih
3. Alat pembayaran
4. Pembawa hak
5. Sebagai alat memindahkan hak tagih diperjual belikan dengan mudah dan sederhana.

Jenis-Jenis Surat Berharga Komersil

Surat-surat berharga yang dibeli didebitkan dalam rekening surat-surat berharga dengan
jumlah sebesar harga perolehannya. Harga perolehan surat berharga adalah harga kurs ditambah
komisi, provisi, materai dan biaya-biaya lain yang timbul pada saat pembelian. Dengan kata lain
harga perolehan adalah harga beli ditambah semua biaya pembelian. Apabila surat berharga yang
dibeli berupa obligasi dan pembeliannya dilakukan tidak pada tanggal pembayaran bunga, maka
timbul masalah bunga berjalanya itu bunga yang dibayarkan oleh pembeli untuk jangka waktu
tanggal bunga terakhir sampai tanggal pembelian. Bunga berjalan ini tidak termasuk dalam harga
perolehan obligasi tetapi dicatat sendiri.Ada dua rekening yang dapat didebit untuk mencatat
pembayaran bunga berjalan, yaitu rekening pendapatan bunga atau rekening piutang pendapatan
bunga.Pemilihan salah satu rekening diatasakan berakibat pada pencatatan bunga yang diterima
pertama kali.

Berikut ini adalah contoh pencatatan surat-surat berharga:


1. Obligasi
a. Jenis obligasi berdasarkan issuernya
1. Obligasi pemerintah
2. Obligasi perusahaan milik Negara
Contoh penerbit obligasinya adalah: BTN, Bapindo, PLN, Jasa Marga, Pegadaian,
Pelabuhan Indonesia, dll.
3. Obligasi perusahaan swasta
Contoh penerbit obligasinya adalah : Astra Intl., BII, CMNP, Ciputra Development,
Tjiwi Kimia, dll.
b. Jenis obligasi berdasarkan sistim pembayaran bunga
a. Coupon Bond
Obligasi yang bunganya dibayarkan secara periodic (triwulan, semesteran, tahunan).
b. Zero Coupon Bond
Obligasi yang tidak mempunyai kupon.Investor tidak menerima bunga secara
periodik, tetapi bunga dibayarkan sekaligus pada saat pembelian.
c. Jenis obligasi berdasarkan tingkat bunga
a. Obligasi dengan bunga tetap (fixed rate bond)
Bunga pada obligasi ini ditetapkan pada awal penjualan obligasi dan tidak berubah
sampai jatuh tempo.
b. Obligasi dengan bunga mengambang (floating rate bond)
Biasanya obligasi dengan bunga mengambang ini ditentukan relatif terhadap suatu
patokan suku bunga.
c. Obligasi dengan bunga campuran (mixed rate bond)
Obligasi jenis ini merupakan gabungan dari obligasi dengan bunga tetap dan dengan
bunga mengambang.
d. Jenis obligasi berdasarkan jaminannya
a. Secured Bond (obligasi dengan jaminan)
Biasanya berupa adanya guarantor atau jaminan berupa aktiva tetap.
b. Unsecured Bond (obligasi tanpa jaminan)/ Debentures
e. Jenis obligasi berdasarkan tempat penerbitannya/tempat perdagangan
a. Domestic Bond (obligasi domestik)
b. Foreign Bond (obligasi asing)
c. Global Bond
f. Jenis obligasi berdasarkan rating
a. Investment Grade Bond
b. Non Investment Grade Bond

Obligasi ini sering disebut Junk Bond karena memberikan tingkat bunga yang lebih
tinggi.

g. Jenis obligasi berdasarkan Callable Feature


a. Freely Callable Bond

Obligasi yang dapat dibeli kembali oleh penerbitnya sebelum obligasi tersebut jatuh
tempo.

b. Non Callable Bond

Penerbit obligasi ini tidak dapat membeli kembali obligasi yang diterbitkannya sebelum
obligasi tersebut jatuh tempo.

c. Deferred Callable Bond

Obligasi ini merupakan kombinasi antara freely callable bond dengan noncallable bond.

h. Jenis obligasi berdasarkan Sifat Convertible


a. Convertible Bond/ Exchangable Bond (obligasi konversi)
Obligasi jenis ini dapat ditukarkan dengan saham, baik saham penerbit obligasi sendiri
(convertible bond) maupun saham perseroan lain yang dimiliki penerbit obligasi (exchangable
bond).

b. Non-Convertible Bond (obligasi non konversi)

Obligasi ini merupakan obligasi yang tidak dapat dikonversi menjadi saham.

2. Saham

Pembelian saham dicatat dalam rekening surat berharga dengan jumlah sebesar harga
perolehanya itu harga kurs ditambah biaya-biaya pembelian yang terdiri dari komisi, provisi dan
meterai.

Kadang-kadang investasi surat-surat berharga dilakukan dengan beberapa kali pembelian


dimana masing-masing pembelian harga perolehannya berbeda-beda. Perbedaan harga perolehan
ini akan menimbulkan masalah menentukan besarnya laba atau rugi pada waktu penjualan surat
berharga.

Ciri –Ciri Surat Berharga

Menurut H.M.N. Purwosutjipto, S.H., ciri khusus surat berharga itu adalah
bersenyawanya hak menagih dengan akta yang merupakan tempatnya, karenanya surat berharga
itu dapat menjadi benda perdagangan yang dapat diperjual belikan. Atas dasar-dasar alasan
tersebut, maka pembentuk undang-undang menetapkan bentuk surat berharga yang disebut surat
wesel, surat sanggup, surat cek, promes kepada pembawa, polis umum, konosemen, dan
sebagainya. Ciri-ciri surat berharga sebagaimana yang dikutip Roedjiono, Pennington dan
Hudson dalam bukunya Commercial banking law mengemukakan, sebagai berikut:

1. Persyaratan dari dokumen tersebut harus tidak melarang dokumen tersebut diperalihkan;
2. Mengandung suatu kewajiban membayar sejumlah uang;
3. Perpindahan atas hak;
4. Memiliki sumber peralihan.

Selanjutnya, menurut George Gleason Bogert sebagaimana dikutip oleh Rachmadi


Usman dalam bukunya Introduction to Business law, memberikan ciri-ciri surat berharga sebagai
berikut, Presumptive consideration dan negotiability.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Promes atas unjuk adalah suatu promes yang tidak mencantumkan tanggal jatuh tempo
pembayaran dimana pembayaran harus dilakukan setiap saat apabila diminta oleh pemberi
pinjaman. Biasanya si pemberi pinjaman akan mengirimkan pemberitahuan dengan tenggang
waktu beberapa hari sebelum tanggal pembayaran yang diinginkan. Dalam hal pinjam meminjam
uang antar perorangan, penandatanganan promes ini adalah merupakan suatu cara terbaik guna
kepentingan perpajakan dan pembuktian.

Dasar hukumnya diatur dalam pasal 174-177 KUH Dagang. Ada dua macam surat sanggup,
yaitu surat sanggup kepada pengganti dan surat sanggup kepada pembawa. Agar jangan tinggal
keragu-raguan HMN Purwosutjipto, menyebutkan surat sanggup kepada pengganti dengan "surat
sanggup" saja, sedangkan surat sanggup kepada pembawa disebutnya "surat promes".

Surat berharga adalah Surat yang mempunyai harga atau nilai. Yang fungsinya ialah sebagai:

a) Sebagai alat pembayaran (alat ukur uang)


b) Sebagai alat untuk memindahkan hak tagih (diperjual belikan dengan mudah atau
sederhana)
c) Sebagai surat bukti hak tagih (surat legitimasi)

Macam-macam atau Jenis-jenis surat ada banyak diantara ialah wesel, cek, surat sanggup,
kuitansi atas tunjuk, promes atas tunjuk, Giro, dan Obligasi yang semuanya merupakan sebuah
kertas (surat) yang mempunyai nilai/harga karena nominal yang tercantum dalam surat-surat
tersebut.
Daftar Pustaka

KUH Dagang Pasal 174-177

https://www.cekkembali.com/promes/

https://m.bisnis.com/amp/read/20200929/92/1298038/mengenal-surat-berharga-komersil-sbk-
berbeda-dengan-obligasi-korporasi

http://jurnalrahasiamahasiswa.blogspot.com/2014/06/surat-surat-berharga-komersial.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai