Anda di halaman 1dari 13

Tugas Makalah

OPINI AUDIT

Di Susun Oleh :

1. Lilik Hanifa (101901144)


2. La Ode Azaludin (101901147)
3. Yuliati (101901153)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BUTON

FAKULTAS EKONOMI PRODI AKUNTANSI

TAHUN AJARAN 2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkatrahmat-Nya dan
penyertaan-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “OPINI AUDIT”. Makalah
ini kami buat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pemerikasaan Akuntansai II.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari apa yang diharapkan dalam mencapai
kesempurnaan. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
Dosen dan Mahasiswa-Mahasiswi supaya kiranya makalah ini dapat mencapai kesempurnaan agar
makalah ini nantinya juga dapat bermanfaat bagi kita semua.Atas perhatiannya kami ucapkan terima
kasih.

Baubau, 2022

PENYUSUN

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .............................................................................................ii

Daftar Isi ............................................................................................iii

Bab I Pendahuluan.......................................................................................4

A. Latar Belakang.....................................................................................4
B. Rumusan Masalah................................................................................4
C. Tujuan Permasalahan...........................................................................4

Bab II Pembahasana.....................................................................................5

A. Tipe Opini Auditor..............................................................................5


B. Laporan Audit Bentuk Baku................................................................6
C. Penyimpangan dari Laporan Keuangan...............................................9
D. Persyaratan Lain.................................................................................10

Bab III Saran ............................................................................................12

A. Kesimpulan.........................................................................................12
B. Saran ............................................................................................12

Daftar Pustaka ............................................................................................13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Opini auditor merupakan sumber informasi bagi pihak di luar perusahaan
sebagai pedoman untuk pengambilan keputusan. Hanya auditor yang berkualitas yang
dapat menjamin bahwa laporan (informasi) yang dihasilkan reliable (dapat
diandalkan). Selama ini, penelitian mengenai kualitas auditor banyak dikaitkan
dengan ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP) dan reputasi Kantor Akuntan Publik
(KAP). Craswell (2005) telah melakukan penelitian tentang reputasi auditor kurang
bernilai ketika dalam suatu industri juga terdapat auditor spesialis. Auditor yang
memiliki spesialisasi pada industri tertentu pasti akan memiliki pemahaman dan
pengetahuan yang lebih baik mengenai kondisi lingkungan industri tersebut.
Kebutuhan akan industri spesialisasi mendorong auditor untuk menspesialisasikan diri
dan mulai mengelompokkan klien berdasarkan bidang industri. Untuk industri yang
memiliki teknologi akuntansi khusus, auditor spesialis akan memberikan jaminan
kualitas audit yang lebih tinggi dibandingkan auditor yang tidak spesialis.

B. Rumusan Masalah
A. Apa saja Tipe-Tipe Opini auditor itu?
B. Apa itu Laporan Audit Bentuk Baku
C. Apa saja Penyimpangan dari Laporan Keuangan
D. Apa Saja Persyaratan Lain Dalan Opini Audit

C. Tujuan Permasalahan
A. Pembaca Dapat Mengetaui Jenis-Jenis Dari Opini Auditor
B. Memberikan Informasi Kepada Pembaca Tentang Laporan Audit Bentuk Baku
C. Pembaca dapat Mentahui Penyimpangan dari Laporan Keuangan
D. Pembaca Dapat Mengetahui Persyaratan Lain Dalam Opini Audit

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Tipe Opini Auditor


Opini yang terdapat dalam laporan audit sangat penting sekali dalam proses audit atapun
proses atestasi lainnya karena opini tersebut merupakan informasi utama yang dapat
diinformasikan kepada pemakai informasi tentang apa yang dilakukan auditor dan
kesimpulan yang diperolehnya. Berdasarkan standar professional akuntan publik seksi 508,
pendapat auditor dikelompokkan ke dalam lima tipe, yaitu :
1. Pendapat wajar tanpa pengecualian
Pendapat ini dikeluarkan auditor jika tidak adanya pembatasan terhadap auditor
dalam lingkup audit dan tidak ada pengecualian yang signifikan mengenai kewajaran
dan penerapan standar akutansi keuangan dalam laporan keuangan disertai dengan
pengungkapan yang memadai dalam laporan keuangan. Laporan audit tipe ini
merupakan laporan yang paling diharapkan dan dibutuhkan oleh semua pihak. Baik oleh
klien maupun oleh auditor.
Ada beberapa kondisi laporan keuangan yang harus dipenuhi untuk menilai laporan
keuangan yang dianggap menyajikan secara wajar kepada posisi keuangan dan hasil
suatu organisasi agar sesuai dengan standar akuntansi keuangan yaitu:
 Standar akuntansi keuangan digunakan sebagai pedoman untuk menyusun laporan
keuangan,
 Perubahan standar akuntansi keuangan dari periode ke periode telah cukup
dijelaskan.
 Informasi dalam catatan-catatan yang mendukungnya telah digambarkan dan
dijelaskan dengan cukup dalam laporan keuangan, sesuai dengan standar akuntansi
keuangan.
.
2. Pendapat wajar dengan pengecualian
Ada beberapa kondisi yang mengharuskan seorang auditor memberikan pendapat
wajar dengan pengecualian, diantaranya yaitu :
 Klien membatasi ruang lingkup audit
 Kondisi-kondisi yang ada diluar kekuasaan klien ataupun auditor menyebabkan
auditor tidak dapat melaksanakan prosedur audit penting
 Laporan keuangan tidak disusun berdasarkan standar akuntansi keuangan

5
 Ketidakkonsistenan penerapan standar akuntansi keuangan yang digunakan dalam
menyusun laporan keuangan
3. Pendapat tidak wajar
Pendapat ini merupakan kebalikan dari pendapat wajar tanpa pengecualian. Auditor
memberikan pendapat tidak wajar jika laporan keuangan klien tidak menyajikan secara
wajar posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas dan arus kas perusahaan klien.
Hal ini disebabkan karena laporan keuangan tidak disusun berdasar standar akuntansi
keuangan. Selain itu pendapat tidak wajar disebabkan karena ruang lingkup auditor
dibatasi sehingga bukti kompeten yang cukup untuk mendukung pendapatnya tidak
dapat dikumpulkan. Jika laporan keuangan diberi pendapat tidak wajar oleh auditor
maka informasi yang disajikan klien dalam laporan keuangan sama sekali tidak dapat
dipercaya, sehingga tidak dapat dipakai oleh pemakai informasi keuangan untuk
pengambilan keputusan.
4. Pernyataan tidak memberikan pendapat
Jika auditor tidak memberikan pendapat atas objek audit, maka laporan ini disebut
lampiran tanpa pendapat (adverse opinion). Hal ini disebabkan beberapa kondisi, yaitu
adanya pembatasan yang sifatnya luar biasa terhadap lingkungan auditnya, kemudian
karena auditor tidak independen dalam hubungan dengan kliennya. Perbedaan antara
pernyataan tidak memberikan pendapat dengan pendapat tidak wajar adalah pendapat
tidak wajar ini diberikan dalam keadaan auditor mengetahui adanya ketidakwajaran
dalam laporan keuangan klien, sedangkan auditor menyatakan tidak memberikan
pendapat (no opinion) karena ia tidak cukup memperoleh bukti mengenai kewajaran
laporan keuangan auditan atau karena ia tidak independen dalam hubungannya dengan
klien.

B. Laporan Audit Bentuk Baku


Laporan audit adalah media formal yang digunakan oleh auditor dalam
mengkomunikasikan kepada pihak yang berkepentingan tentang kesimpulan atas laporan
keuangan yang diaudit. Dalam menerbitkan laporan audit, auditor harus memenuhi empat
standar pelaporan yang ditetapkan dalam standar auditing yang berlaku umum.
 Laporan Standar
Suatu laporan standar merupakan laporan yang lazim diterbitkan. Laporan ini
memuat pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion) yang menyatakan
bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material,
posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas sesuai dengan prinsip akuntansi yang

6
berlaku umum. Mengingat pentingnya audit laporan keuangan, maka pemahaman yang
mendasar tentang bentuk dan isi laporan standar menjadi sangat penting.
 Paragraf Pendahuluan
Paragraf pendahuluan (introductory paragraph) membuat tiga penyataan faktual.
Tujuan utama paragraf ini adalah untuk membedakan tanggung jawab manajemen dan
tanggung jawab auditor.
Kami telah mengaudit … neraca … Perusahaan Y … untuk tahun-tahun yang
berakhir pada tanggal tersebut.
Kalimat pada paragraf pertama seperti di atas menunjukkan bahwa auditor telah
mengaudit laporan keuangan tertentu dari perusahaan yang ditunjuk. Setiap laporan
keuangan disebutkan satu per satu berikut tanggal penerbitan setiap tanggal penerbitan
setiap laporan keuangan tersebut.
Laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen.
Kalimat di atas menegaskan bahwa tanggung jawab  atas laporan keuangan
terletak di tangan manajemen.
Tanggung jawab kami adalah menyatakan … berdasarkan auditor kami.
Kalimat di atas secara khusus menunjukkan tanggung jawab auditor. Auditor
berperan untuk melaksanakan audit dan menyatakan pendapat berdasarkan temuan-
temuan.
 Paragraf Ruang Lingkup
Paragraf ruang lingkup menguraikan sifat dan lingkup audit. Paragraf ruang
lingkup audit menunjukkan dengan jelas sifat yang dilakukan dan menunjukkan
beberapa keterbatasan audit. Kalimat dalam paragraf ini adalah :
Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang berlaku umum.
Kalimat ini menjelaskan bahwa auditor telah memenuhi standar yang digunakan.
Namun, sumber standar apakah berasal dari AICPA atau standar yang bersifat spesifik
tidak disebutkan.
Standar tersebut mengharuskan kami … audit agar memperoleh keyakinan yang
memadai …         laporan keuangan bebas dari salah saji material
Kalimat di atas menunjukkan dua keterbatasan penting suatu audit, yaitu :
pemberitahuan bahwa auditor hanya mencari keyakinan yang memadai saja, bukan
keyakinan yang absolut dan memperkenalkan konsep mateialitas.
Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang
mendukung … laporan keuangan.
Kalimat di atas menunjukkan lebih jauh sifat audit.

7
Audit juga meliputi penilaian atas prinsip akuntansi … estimasi signifikan …
penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan.
Kalimat di atas menyebutkan bahawa auditor menggunakan pertimbangan dalam
menilai dan mengevaluasi  respresentasi laporan keuangan manajemen dan juga
menunjukkan bahwa laporan keuangan tidak seluruhnya disadarkan fakta.
Kami yakin bahwa audit kami memberikan dasar yang memadai untuk
menyatakan pendapat.
Kalimat di atas mengatakan bahwa hanya dasar yang memadai saja yang
diperlukan untuk memberikan pendapat.
 Paragraf Pendapat
Paragraf pendapat memenuhi (opinion paragraph) memenuhi empat standar
pelaporan. Kalimat paragraf pendapat dijelaskan sebagai berikut.
Menurut pendapat kami, laporan keuangan yang kami sebut di atas …
Dalam menafsirkan arti dan pentingnya kalimat ini, hendaknya disimpulkan bahwa
pendapat tersebut dinyatakan oleh orang atau orang-orang yang professional,
berpengalaman, dan ahli. Bagian kedua dari kalimat tersebut berkaitan dengan laporan
keuangan yang disebutkan dalam paragraf pendahuluan: sehingga judul setiap laporan
tidak diulang kembali. Pernyataan pendapat memenuhi keempat standar pelaporan.
… menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material … posisi keuangan
            … hasil usaha dan arus kas …
Pendapat wajar tanpa pengecualian menyatakan kepercayaan auditor bahwa laporan
keuangan mancapai tujuan yang ditetapkan dengan menyajikan secara wajar posisi
keuangan (neraca) entitas, hasil usaha (laporan rugi-laba dan laporan laba ditahan), serta
arus kas (laporan arus kas).  
… sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum …
Kalimat ini memenuhi setandar pelaporan pertama yang menyatakan bahwa laporan
harus menunjukkan apakah laporan keuangan disusun sesuai dengan GAAP.
Standar pelaporan kedua dan ketiga mensyaratkan komentar dalam laporan auditor
hanya jika terdapat ketidakkonsistenan dalam penerapan GAAP atau manajemen gagal
mengungkapkan sesuatu yang wajib diungkapkan. Oleh karena itu, dengan tidak adanya
komentar atas hal ini dalam laporan auditor, dapat disimpulkan bahwa kedua standar
pelaporan tersebut telah terpenuhi.

8
C. Penyimpangan dari Laporan Standar
Dalam praktik, dapat muncul kondisi-kondisi tertentu yang tidak memungkinkan
auditor menerbitkan laporan standar. Penyimpangan dari laporan standar tergolong
dalam salah satu dari dua kategori berikut ini :
1. Laporan standar dengan bahasa penjelasan
Karakteristik berbeda yang ada dalam kategori jenis laporan ini adalah bahwa
paragraf pendapat tetap menyatakan pendapat wajar tanpa pengecualian
(unqualified), karena laporan keuangan sesuai dengan GAAP. Namun terdapat
beberapa kondisi yang mengharuskan auditor menambahkan paragraf
penjelasan (explanatory paragraph) atau bahasa penjelasan lain pada laporan
standar. Biasanya informasi penjelasan diletakkan ada paragraf penjelasan
yang mengikutiparagraf pendapat.
2. Jenis-jenis pendapat lain
Kategori kedua penyimpangan dari laporan standar adalah apabila terjadi salah
satu kondisi berikut ini :
 Laporan standar mengandung penyimpangan yang material dan GAAP.
 Auditor tidak mampu mandapatkan bukti kompeten yang cukup berkenaan
dalam satu atau lebih asersi manajemen, sehingga tidak memiliki dasar yang
memadai untuk memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian atas laporan
keuangan secara keseluruhan.
Dalam hal ini, auditor akan menyatakan salahsatu pendapat dari jenis pendapat
berikut ini :
 Pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion)
 Pendapat tidak wajar (adverse opinion)
 Menolak memberikan pendapat (disclaimer of opinion)
Penyimpangan dari GAAP, meliputi prinsip akuntansi yang tidak berlaku
umum, penerapan GAAP yang salah, dan kegagalan untuk membuat pengungkapan
yang diwajibkan oleh GAAP. Pada kondisi dimana auditor tidak mampu
mendapatkan bukti kompeten yang cukup membuktikan apakah satu atau lebih
asersi sesuai dengan GAAP atau tidak, dikenal dengan istilah pembatasan
lingkup (scope limitations). Dalam hal ini, auditor akan memberikan pendapat
wajar dengan pengecualian atau menolak memberikan pendapat. Penolakan untuk
memberikan pendapat hanya digunakan jika terdapat pembatasan lingkup yang
berkaitan dengan masalah yang dapat memberikan dampak sangat material terhadap
laporan keuangan.

9
D. Persyaratan Lain
1. Kepatuhan Terhadap Standar Akuntansi Keuangan
Standar pelaporan pertama menyatakan : “Laporan audit harus menyatakan apakah
laporan keuangan telah disusun sesuai dengan standar keuangan di Indonesia.”
Standar pelaporan pertama tidak mengharuskan auditor untuk menyatakan tentang
fakta (statement of fact), namun standar tersebut mengharuskan auditor untuk
menyatakan suatu pendapat menegnai apakah laporan keuangan telah disajikan sesuai
prinsip akuntansi tersebut. Istilah “standar akuntansi keuangan di Indonesia” adalah
suatu istilah teknis akuntansi yang mencakup konvensi, aturan, dan prosedur yang
diperlukan untuk membatasi praktik akuntansi yang berlaku umum di wilayah tertentu
pada saat tertentu. Standar pelaporan pertama akan terpenuhi dengan cara
mengungkapkan dalam laporan auditor apakah laporan keuangan telah disajikan sesuai
dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia.
2. Konsistensi Penerapan Standar Akuntansi Keuangan
Standar pelaporan kedua (standar konsistensi) berbunyi : “Laporan auditor harus
menunjukkan, jika ada, ketidakkonsistensian penerapan prinsip akuntansi dalam
penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan
prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.”
Tujuan standar konsistensi adalah untuk memberikan jaminan bahwa jika daya
banding laporan keuangan di antara dua periode dipengaruhi secara material oleh
perubahan prinsip akuntansi, auditor akan mengungkapkan perubahan tersebut dalam
laporannya. Standar pelaporan secara tersirat mengandung arti bahwa auditor puas
bahwa daya banding laporan keuangan di antara dua periode dipengaruhi secara material
oleh perubahan prinsip akuntansi dan bahwa prinsip akuntansi tersebut telah diterapkan
secara konsisten diantara dua atau lebih periode akuntansi baik karena (1) tidak terjadi
perubahan prinsip, atau (2) terdapat perubahan prinsip akuntansi atau metode
penerapannya, namun dampak perubahan prinsip akuntansi terhadap daya banding
laporan keuangan tidak material.
Perbandingan laporan keuangan suatu entitas di antara beberapa periode dapat
dipengaruhi oleh (a) perubahan akuntansi, (b) kesalahan dalam laporan keuangan yang
diterbitkan sebelumnya, (c) perubahan penggolongan, dan (d) peristiwa atau transaksi
yang sangat berbeda dengan yang dipertanggungjawabkan dalam pelaporan keuangan
yang disajikan dalam periode sebelumnya.

10
Perubahan dalam prinsip akuntansi yang mempunyai pengaruh material atas
laporan keuangan memerlukan penjelasan dalam laporan auditor independen dengan
cara menambahkan paragraf penjelasan.
3. Pengungkapan Memadai Dalam Laporan Keuangan
Standar pelaporan ketiga berbunyi : “Pengungkapan informatif dalam laporan
keuangan harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.”
Penyajian laporan keuangan sesuai dengan standar akutansi keuangan di Indonesia
mencakup dimuatnya pengungkapan informatif yang memadai atas hal-hal material.
Hal-hal tersebut mencakup bentuk, susunan, dan isi laporan keuangan, serta catatan atas
laporan keuangan, yang meliputi, sebagai contoh, istilah yang digunakan, rincian yang
dibuat, penggolongan unsur dalam laporan keuangan, dan dasar-dasar yang digunakan
untuk menghasilkan jumlah yang dicantumkan dalam laporan keuangan.
Jika manajemen menghilangkan informasi yang seharusnya diungkapkan sesuai
dengan standar, auditor harus memberikan pendapat wajar dengan pengecualian atau
pendapat tidak wajar karena alasan tersebut dan harus memberikan informasi cukup
dalam laporannya.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan standar professional akuntan publik seksi 508, pendapat auditor
dikelompokkan ke dalam lima tipe, yaitu :
1. Pendapat wajar tanpa pengecualian
2. Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelas
3. Pendapat wajar dengan pengecualian
4. Pendapat tidak wajar
5. Pernyataan tidak memberikan pendapat
Dalam menerbitkan laporan audit, auditor harus memenuhi empat standar pelaporan
yang ditetapkan dalam standar auditing yang berlaku umum.
a. Paragraf pendahuluan
b. Paragraf ruang lingkup
c. Paragraf pendapat
d. Laporan standar dengan bahasa penjelasan
B. Saran
 Auditor dalam mengaudit suatu laporan harus memperhatikan opini atau pendapat
tentang laporan yang sudah diaudit. Pendapat tersebut sangat penting karena opini
merupakan informasi utama yang dapat diinformasikan kepada pemakai informasi
tentang apa yang dilakukan auditor dan kesimpulan yang diperolehnya.
 Dalam mengeluarkan pendapat, seorang auditor sangat mempertaruhkan kredibilitas
sebagai seorang auditor. Jika terdapat kesalahan dalam mengeluarkan pendapat
terdapat sanksi yang sangat tegas.

12
DAFTAR PUSTAKA

http://sebioke.blogspot.co.id/2014/01/opini-atau-pendapat-auditor.html
http://supriakuntansisy.blogspot.co.id/2011/04/opini-audit.html?m=1

13

Anda mungkin juga menyukai