Anda di halaman 1dari 11

AUDITING II

“LAPORAN AUDIT”

OLEH :
D2 AKUNTANSI
KELOMPOK 11

IDA AYU SURYA TRI WIDNYANI (1833121067)


NI KADEK DWI MAHAYANI (1833121081)
NI PUTU WINDA RAHMASWATI (1833121085)
I PUTU AGUS DHARMAYASA (1833121091)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS WARMADEWA
DENPASAR
2021
LAPORAN AUDIT

A. PENGERTIAN LAPORAN AUDIT


Laporan Audit merupakan media yang dipakai oleh auditor dalam berkomunikasi
dengan masyarakat lingkungannya. Dalam laporan tersebut auditor menyatakan
pendapatnya mengenai kewajaran laporan keuangan auditan. Pendapat auditor tersebut
disajikan dalan suatu laporan tertulis yang umumnya. Berikut beberapa pengertian laporan
audit:
Menurut Boynton Johnson Kell, laporan audit adalah media formal yang digunakan
oleh auditor dalam mengkomunikasikan kepada pihak yang berkepentingan tentang
kesimpulan atas laporan keuangan yang di audit.
Menurut Mulyadi, laporan audit adalah suatu media yang dipakai oleh auditor dalam
berkomunikasi dengan masyarakat lingkungannya. Dalam laporan tersebut auditor
menyatakan pendapatnya mengenai kewajaran laporan keuangan auditan.
Yang dimaksud dengan laporan audit atau audit report yaitu laporan auditor yang
menyatakan bahwa pemeriksaan telah dilakukan dengan norma pemeriksaan akuntan,
disertai dengan pendapat mengenai kewajaran atas laporan keuangan perusahaan yang
diperiksa, jenis pendapat yang dikenal ialah wajar tanpa syarat (unqualified clean), wajar
dengan syarat (qualified), menolak dengan memberikan pendapat (adverse), dan menolak
tanpa memberikan pendapat sama sekali (disclaimer) berupa laporan audit baku.

B. TUJUAN LAPORAN AUDIT


Laporan audit memiliki tiga tujuan utama. Jika auditor tidak dapat mencapai tujuan ini,
laporan mereka hanya akan membuang-buang waktu saja. Di dalam laporannya, auditor
hendaknya berusaha untuk :
a. Menginformasikan, yaitu menceritakan hal-hal yang mereka temui.
b. Mempengaruhi, yaitu meyakinkan manajemen mengenai nilai dan validasi dari
temuan audit.
c. Memberikan hasil, yaitu mengerakkan menajemen kearah perubahan dan perbaikan.

C. SYARAT-SYARAT LAPORAN AUDIT


Pada setiap akhir pelaksanaan audit, auditor harus menyiapkan konsep Laporan Audit. Isi
konsep Laporan Audit tersebut harus mudah dimengerti dan bebas dari penafsiran ganda
serta memenuhi standar pelaporan yaitu:
1. Lengkap. Laporan harus memuat semua informasi yang dibutuhkan untuk memenuhi
tujuan audit, meningkatkan pemahaman yang benar dan memadai atas hal yang
dilaporkan, dan memenuhi persyaratan isi laporan.
2. Akurat. Laporan harus menyajikan bukti yang benar dan menggambarkan temuan
dengan tepat. Satu ketidakakuratan dalam laporan dapat menimbulkan keraguan atas
validitas sebuah laporan dan dapat mengalihkan perhatian pembaca dari substansi
laporan tersebut. Laporan harus memasukkan hanya informasi, temuan, dan simpulan
yang didukung bukti kompeten dan relevan dalam KKP. Bukti yang dilaporkan harus
mencerminkan kebenaran logis atas masalah yang dilaporkan.
3. Obyektif. Laporan harus disajikan secara seimbang dalam isi dan nada. Ini berarti
auditor harus menyajikan hasil audit secara netral dan menghindari kecenderungan
melebih-lebihkan atau terlalu menekankan kinerja yang kurang.
4. Meyakinkan. Laporan audit harus menjawab tujuan audit, temuan disajikan secara
persuasif, dan kesimpulan serta rekomendasi disusun secara logis berdasarkan fakta
yang disajikan.
5. Jelas. Laporan audit harus mudah dibaca dan dipahami. Laporan harus ditulis dengan
bahasa yang jelas dan sesederhana mungkin, sepanjang hal ini dimungkinkan. Jika
digunakan istilah teknis, singkatan, dan akronim yang tidak begitu dikenal, hal itu harus
didefinisikan dengan jelas. Penggunaan akronim diusahakan seminimal mungkin.
Pengorganisasian materi laporan seara logis dan keakuratan serta ketepatan dalam
menyatakan fakta dan dalam mengambil simpulan, adalah penting untuk kejelasan dan
pemahaman bagi pembaca Laporan Audit.
6. Ringkas. Laporan audit harus disajikan secara ringkas tidak lebih panjang dari yang
diperlukan untuk mendukung pesan. Jika terlalu rinci, dapat menurunkan kualitas
laporan bahkan dapat menyembunyikan pesan yang sesungguhnya dan mengurangi
minat pembaca. Pengulangan yang tidak perlu juga harus dihindari.

D. ISI LAPORAN AUDIT


Laporan audit baku adalah laporan audit yang berisi pendapat wajar tanpa pengecualian.
Unsur penting laporan audit baku adalah:
1. Judul Laporan
Laporan audit harus diberi judul dan judul tersebut harus mencantumkan kata
independen. Sebagai contoh, judul sebuah laporan audit berbunyi: “Laporan
Auditor Independen”. Maksud pencantuman kata independen tersebut adalah
untuk memberitahukan kepada pemakai laporan tentang tidak adanya
keberpihakan di semua aspek audit yang dilaksanakan oleh auditor.
2. Pihak Yang Dituju
Dalam perikatan umum, biasanya pembuat perikatan dengan auditor adalah direksi
perusahaan atau dewan komisaris. Kepada siapa laporan audit dialamatkan dapat
ditentukan berdasarkan surat permintaan audit yang diterima klien.
3. Paragraf Pengantar
Paragraf ini berisi pernyataan auditor tentang:
1) Laporan keuangan yang menjadi objek audit
2) Pernyataan bahwa tanggung jawab tentang laporan keuangan berada
ditangan manajemen
3) Pernyataan bahwa tanggung jawab tentang pernyataan pendapat atas
laporan keuangan berada ditangan auditor
4. Paragraf Lingkup
Dalam paragraf ini auditor menyatakan bahwa audit atas laporan keuangan
didasarkan atas standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia,
penjelasan singkat tentang standar aditing, dan pernyataan tentang keyakinan
auditor bahwa audit yang dilaksanakan oleh auditor memberikan dasar memadai
untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditor.
Standar auditing yang secara implisit termasuk dalam paragraf lingkup audit adalah
standar dalam kelompok standar umum dan satandar pekerjaan lapangan. Dengan
menyebutkan dalam paragraf lingkup auditnya, bahwa auditor telah melaksanakan
auditnya sesuai dengan standar auditing, maka secara implisit auditor menyatakan
bahwa:
a. Auditor adalah terlatih dan ahli dalam auditing.
b. Auditor adalah independen dalam hubungannya dengan klien.
c. Auditor telah menjalankan kemahiran professional dengan seksama.
d. Pekerjaan audit telah direncanakan dan disupervisi pelaksanaannya.
e. Pengendalian intern klien telah dipahami dan dinilai.
f. Telah diperbolehkan bukti kompeten dalam jumlah cukup.
5. Paragraf Pendapat
Paragraf ketiga dalam laporan audit baku merupakan paragraf yang digunakan oleh
auditor untuk menyataka dan pendapatnya mengenai laporan keuangan yang
disebutkannya dalam paragraf pengantar. Dalam paragraf ini auditor menyatakan
pendapatnya mengenai kewajaran laporan keuangan auditan, dalam semua hal
yang material, yang didasarkan atas kesesuaian penyusunan laporan keuangan
tersebut dengan prinsip akuntansi berterima umum.
6. Tanda Tangan
Tanda tangan yang dicantumkan dalam laporan audit menunjukkan pengesahan
oleh auditor atas laporan audit yang bersangkutan. Penandatanganan laporan audit
adalah partner (sekutu) dalam kantor akuntan yang bersangkutan. Disamping tanda
tangan, auditor harus mencantumkan nama rekan (partner) yang menandatangani
laporan audit, nomor izin akuntan publik dan nomor izin kantor akuntan publik.
7. Tanggal Laporan
SA Seksi 530 Pemberian Tanggal atas Laporan Auditor Independen menyebutkan
bahwa tanggal selesainya pekerjaan lapangan harus digunakan oleh auditor sebagai
tanggal laporan auditnya. Setelah pekerjaan lapangan selesai dilakukan auditor
beserta asisten auditor meninggalkan perusahaan klien dan untuk selanjutnya
mengolah penerbitan di kantornya.
Jika Pengungkapan peristiwa dilakukan dalam catatan atas laporan keuangan atau
laporan audit, auditor dapat memiliki da metode berikut ini: (1) menggunakan
tanggal ganda (dual dating) atau (2) menggunakan tanggal kemudian.

E. TIPE PENDAPAT AUDITOR


Auditor dapat memilih tipe pendapat yang akan dinyatakan atas laporan keuangan auditan:
1. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian (unqualified Opinion)
Akan diberikan oleh akuntan publik jika auditor telah melaksanakan pemeriksaan
sesuai dengan standar auditing yang ditetapkan oleh IAI (Standar Profesional
Akuntan Publik), dan telah mengumpulkan bahan-bahan pembuktian yang cukup
untuk mendukung opininya, serta tidak menemukan adanya kesalahan material
atau penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum (SAK).
2. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian dengan bahasa penjelasan (Unqulified
Opinion with explanatory language)
Akan diberikan oleh akuntan publik jika terdapat keadaan tertentu yang
mengharuskan auditor menambahkan paragraf penjelasan dalam laporan audit,
meskipun tidak mempengaruhi pendapat wajar tanpa pengecualian yang
dinyatakan oleh auditor.
Misal:
• Pendapat sebagian didasarka natas laporan auditor independen lain.
• Adanya keadaan-keadaan yang luar biasa
• Diantara dua periode akuntansi terdapat suatu perubahan material dalam
penggunaan prinsip akuntansi atau dalam metode penerapannya
• Keadaan tertentu yang berhubungan dengan laporan audit atas laporan
keuangan komparatif
• Data keuangan kuartalan tertentu yang diharuskan oleh BAPEPAM, namun
tidak disajikan atau tidak review.
• Pendapat Wajar Dengan Pengecualian (Qualified Opinion)
3. Laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi
keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, kecuali untuk dampak hal yang
berkaitan dengan yang dikecualikan.
Pendapat ini diberikan bilamana:
• Ketiadaan bukti kompeten yang cukup atau adanya pembatasan terhadap
lingkup audit, dan ia berkesimpulan bahwa ia tidak dapat menyatakan
pendapat wajar tanpa pengecualian, dan ia berkesimpulan tidak
menyatakan tidak memberikan pendapat.
• Auditor yakin, atas dasar auditnya, bahwa laporan keuangan berisi
penyimpangan dari SAK, yang berdampak material, dan ia berkesimpulan
untuk tidak menyatakan pendapat tidak wajar.
4. Pendapat Tidak Wajar (Adverse Opinion)
Laporan keuangan menyajikan secara tidak wajar posisi keuangan, hasil usaha,
perubahan ekuitas, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum di Indonesia.
Pendapat ini diberikan bila menurut pertimbangan auditor, laporan keuangan
secara keseluruhan tidak disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum di Indonesia.
Auditor harus menjelaskan dalam paragraf terpisah sebelum paragraph pendapat
dalam laporannya, semua alasan yang mendukung pendapat tidak wajar, dampak
utama hal yang menyebabkan pemberian pendapat tidak wajar, terhadap posisi
keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas.
5. Pernyataan Tidak Memberikan Pendapat (Disclaimer Opinion)
• Suatu pernyataan tidak memberikan pendapat menyatakan bahwa auditor
tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan.
• Auditor dapat tidak menyatakan suatu pendapat bilamana ia tidak dapat
merumuskan atau tidak merumuskan suatu pendapa tentang kewajaran
laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum di
Indonesia.
• Jika auditor tidak melaksanakan audit yang lingkupnya memadai untuk
memungkinkannya memberikan pendapat atas laporan keuangan.

F. PENGARUH METERIALITAS TERHADAP PENDAPAT AUDITOR


Pada saat auditor mempertimbangkan keputusan mengenai pendapat yang akan
dinyatakan dalam laporan audit, material atau tidaknya informasi mempengaruhi jenis
pendapat yang akan diberikan oleh auditor. Informasi yang tidak material atau tidak
penting biasanya diabaikan oleh auditor dan dianggap tidak pernah ada. Namun jika
informasi tersebut melampaui batas materialitas (materiality), pendapat auditor akan
terpengaruh. Perilaku tidak etis dan tidak bermartabat yang dilakukan seorang akuntan
public tidak hanya dapat merugikan para investor saja namun ini juga berpengaruh
negative terhadap reputasi auditor dalam masyarakat, contoh yang paling terkenal dapat
kita lihat pada kasus Kantor Akuntan Publik (KAP) yang merupakan KAP terbesar didunia
dan terlibat skandal degan klienya yaitu KAP Arthur Anderson yang melakukan rekayasa
informasi pada laporan keuangan Enron.
Materiality menurut FABS No. 2 dalam Boynton et al (2003:200) “Materialitas
(materiality) adalah besarnya pengabaian atau salah saji informasi akuntansi yang dalam
kaitannya dengan kondisi di sekitarnya, akan memungkinkan pertimbangan pihak yang
berkepentingan yang mengandalkan informasi tersebut akan berubah atau terpengaruh
oleh pengabaian atau salah saji tersebut.”

Tingkatan Materialitas dalam audit yaitu:

• Tingkat laporan keuangan karena pendapat auditor mengenai kewajaran meluas


sampai laporan keuangan secara keseluruhan.
• Tingkat saldo akun karena auditor menguji saldo akun dalam memperoleh
kesimpulan keseluruhan kewajaran laporan keuangan.
G. PEMBATASAN TERHADAP LINGKUP AUDIT
Dari materialitas tersebut, maka auditor akan menentukan sejauh mana ruang lingkup
audit yang akan diperiksa. Ruang lingkup audit adalah batasan yang harus dipatuhi auditor
dalam pelaksanaan audit. Tujuan dari ruang lingkup audit adalah untuk menetapkan
luasnya pemeriksaan yang menjadi tanggung jawab auditor serta memfokuskan pada
bagian yang dianggap penting dalam pelaksanaan audit. Ruang lingkup dalam pelaksanaan
audit adalah terbatas pada laporan keuangan dari organisasi atau badan usaha yang
diperiksa. Selain materialitas, ruang lingkup juga dapat ditentukan dari hasil audit tahun
lalu. Ruang lingkup audit dapat membantu auditor untuk menentukan bukti audit yang
harus diperoleh dan dikumpulkan untuk mendukung kesimpulan dari pelaksanaan audit.

Dalam praktiknya auditor akan menemui beberapa kesulitan dalam memperoleh bukti
audit. Salah satunya bisa diakibatkan oleh pembatasan ruang lingkup audit. Pembatasan
ini bisa terjadi dari dua faktor yakni:

a. Pembatasan yang disebabkan oleh klien.

Pembatasan ini dilakukan oleh klien karena klien ingin menutupi sesuatu yang akan
diperiksa oleh auditor sehingga auditor tidak mendapatkan izin dari klien untuk
memeriksa atau memperoleh bukti audit. Contohnya adalah auditor tidak
diperkenankan untuk melakukan konfirmasi utang piutang ke pihak eksternal dan
tidak diperbolehkan untuk mengecek aset tertentu yang dimiliki klien.

b. Pembatasan yang disebabkan oleh keadaan di luar kekuasaan auditor atau klien.

Pembatasan ruang lingkup audit ini disebabkan dari faktor eksternal yang di luar
kendali manajemen klien. Misalnya auditor tidak dapat melakukan pemeriksaan
fisik karena lokasi yang sulit dijangkau akibat adanya bencana seperti longsor atau
banjir, selain itu adanya piutang ke pihak lain yang sudah tidak beroperasi atau
bangkrut sehingga tidak dapat mengirimkan konfirmasi.

H. PENYIMPANGAN DARI PRINSIP AKUNTANSI BERTERIMA UMUM


Penyimpangan dari laporan audit
Penyimpangan dari laporan audit sangat mungkin terjadi, penyimpangan tersebut dibagi
kedalam dua kategori:
1. Penambahan bahasa penjelas dalam laporan audit baku yang memberikan pendapat
wajar tannpa pengecualian.
2. Pernyataan pendapat selain pendapat wajar tanpa pengecualian.

I. PENERAPAN PRINSIP AKUNTANSI BERTERIMA UMUM YANG TIDAK


KONSISTEN DENGAN TAHUN SEBELUM

Standar pelaporan kedua (disebut di sini sebagai standar konsistensi) berbunyi:


“Laporan auditor harus menunjukkan, jika ada, ketidakkonsistenan penerapan prinsip
akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan
penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya”.

J. LAPORAN AUDIT YANG MENCAKUP DUA PERIODE AKUNTANSI

Laporan audit atas laporan keungn perusahaan-perusahaan yang go public, untuk


memenuhi persyaratn Badan Pelaksana Pasar Modal (Bapepam) mencakup periode dua
tahuno buku. Jika laporan keuangan klien tahun sebelumnya tidak diaudit oleh akuntan
publik, auditor harus mencantumkan kata-kata di atas judul laporan keuangan tahun
sebelumnya tersebut, yang menunjukkan bahwa auditor tidak mengauditnya.

K. LAPORAN KEUANGAN KLIEN TAHUN SEBELUMNYA DIAUDIT OLEH


AUDITOR INDEPENDEN LAIN
Jika laporan keuangan klien tahun sebelumnya diaudit oleh auditor independen lain,
dan laporan keuangan tersebut tidak dicantumkan dalam laporan audit tahun kini, maka
informasi mengenai hal ini harus dijelaskan dalam laporan audit sekarang. Jika laporan
auditor pendahulu bukan merupakan laporan audit baku, auditor pengganti harus
menjelaskan sifat dan alasan yang terdapat dalam paragraph penjelasan yang
ditambahkan dalam laporan auditor pendhulu atau pengecualian pendapatnya. Jika
laporan keuangan tersebut disajikan kembali, paragraph pengantar harus menunjukkan
bahwa auditor pendahulu membuat laporan audit atas laporan keuangan periode yang lalu
sebelum disajikan kembali.
Jika kantor akuntan utama tersebut memperoleh keyakinan mengenai reputasi dan
kebebasan auditor lain tersebut, kantor akuntan utama dapat menyatakan pendapat WTP
terhadap laporan keuangan perusahaan secara keseluruhan, tanpa menyebut bahwa
sebagian laporan keuangan klien diaudit oleh kantor akuntan lain, setelah kantor akuntan
utama tersebut melakukan langkah-langkah berikut ini :
2. Mengunjungi kantor akuntan lain untuk membicarakan prosedur audit yang telah
dilakukan oleh auditor dan hasil auditnya
3. Me-review program audit yang digunakan oleh kantor akuntan lain tersebut dalam
audit terhadap bagian dari perusahaan tersebut
4. Me-review kertas kerja yang dihasilkan oleh kantor akuntan lain tersebut dalam
pemeriksaan terhadap bagian dari perusahaan tersebut
5. Melakukan pengujian tambahan

L. JUMLAH PARAGRAF DALAM LAPORAN AUDIT


Jumlah paragraph yang dicantumkan dalam laporan audit, modifikasi kata-kata yang
dilakukan oleh auditor, dan pencantuman paragraf yang modifikasi ditentukan tipe
pendapat yang diberikan oleh auditor yang melukiskas ringkasan dari beberapa tipe audit,
jumlah paragraf, modifikasi kata-kata, lokasi paragraf tambahan, dan contoh laporan audit.

M. LAPORAN AUDIT BENTUK PANJANG (LONG-FARM AUDIT REPORT)


Laporan audit bentuk panjang merupakan perluasan laporan audit bentuk pendek.
Keputusan audit hars menerbitkan laporan audit bentuk panjang atau pendek tergantung
kepada kebutuhan klien. Kebutuhan klien ini ditentukan oleh kebutuhan penerimaan
laporan audit, isi laporan audit bentuk panjang adalah sebagai berikut:
1. Laporan Audit.
2. Daftar rincian unsure-unsur tertentu yang dicantumkan dalam laporan keuangan
(seperti daftar umur panjang).
3. Daftar statistic (misalnya distribusi penjualan kepada pelangan besar dan pelangan
kecil, kepada pemerintah dan swasta).
4. Komentar yang bersifat penjelasan (misalnya penjelasan mengenai metode akuntansi,
penjelasan mengenai kebijkan pemberian kredit, penjelasan mengenai transaksi antar
pihak intern perusahaan).
5. Penjelasan mengenai lingkup audit (misalnya mengenai jumlah surat konfirmasi
piutang yang dikirimkan, diterima jawabannya, dan jumlah yang berisi kesalahan dan
yang tidak).
DAFTAR PUSTAKA

Mulyadi.2016.Auditing.Jakarta:Salemba Empat
https://pdfcoffee.com/qdownload/laporan-audit-26-pdf-free.html

https://www.academia.edu/33303536/Laporan_Audit?auto=download

https://www.academia.edu/19608801/LAPORAN_AUDIT

https://www.academia.edu/12806819/LAPORAN_AUDIT

Anda mungkin juga menyukai