PERTEMUAN 18:
PENDAPAT AKUNTAN
TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai jenis-jenis pendapat akuntan
dan contoh pendapat akuntan. Diharapkan Anda harus mampu:
1.1 Mengetahui jenis-jenis pendapat akuntan.
1.2 Mengetahui contoh pendapat akuntan.
URAIAN MATERI
Auditing II 249
Universitas Pamulang S1 Akuntansi
3. Paragraf Pengantar
Paragraf ini berisi pernyataan auditor tentang (1) Laporan keuangan yang
menjadi objek audit, (2) Pernyataan bahwa tanggungjawab tentang
laporan keuangan berada di tangan manajemen, (3) Pernyataan bahwa
tanggung jawab tentang pernyataan penapat atas laporan keuangan
berada di tangan auditor.
4. Paragraf Lingkup
Dalam paragraf ini auditor menyatakan bahwa audit atas laporan
keuangan didasarkan atas standar auditing yang ditetapkan IAI.
Standar audit yang secara implisit termasuk dalam paragraf lingkup audit
adalah semua standar dalam kelompok standar umum dan standar
pekerjaan lapangan. Dalam menyebutkan dalam paragraf lingkup
auditnya, bahwa auditor telah melaksanakan auditnya sesuai dengan
standar auditing, maka secara implisit auditor menyatakan bahwa :
1. Auditor adalah terlatih dan ahli dalam auditing.
2. Auditor adalah independen dalam hubungannya dengan klien.
3. Auditor telah menjalankan kemahiran profesionalnya dengan seksama.
4. Pekerjaan audit telah direncanakan dan disupervisi pelaksanaannya.
5. Pengendalian intern klien telah dipahami dan dinilai.
6. Telah diperoleh bukti kompeten dalam jumlah cukup.
5. Paragraf Pendapat
Dalam paragraf ini auditor menyatakan pendapat atas laporan keuangan
auditan. Dalam merumuskan paragraf pendapat ini, auditor berpedoman
pada 4 standar pelaporan ang terdapat dalam standar auditing berikut ini :
1. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah
disusun dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
2. Laporan auditor harus mennjukkan atau menyatakan, jika ada,
ketidakkonsitenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan
laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan
prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.
3. Pengungkapan informatife dalam laporan keuangan harus dipandang
memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.
4. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai
laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa
pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara
keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan.
Tujuan standar keempat dalam standar dalam pelaporan tersebut adalah
untuk memungkinkan pemegang saham, kreditur, dan pihak lain yang
menggunakan laporan keuangan menentukan seberapa jauh laporan
Auditing II 250
Universitas Pamulang S1 Akuntansi
6. Tanda Tangan
Penandatanganan audit adalah patner (sekutu) dalam kantor akuntan
yang bersangkutan. Tanda tangan yang dicantumkan dalam alporan audit
menunjukkan pengesahan oleh auditor atas laporan audit yang
bersangkutan.
7. Tanggal Laporan
SA Seksi 530 Pemberian atas Laporan Auditor Independen
menyebutkaan bahwa tanggal selesainya pekerjaan lapangan harus
digunakan oleh auditor sebagai tanggal laporan auditnya. Sebagai
contoh, auditor menyelesaikan pekerjaan lapangan pada tanggal 5 Maret
20X2, dengan demikian tanggal tersebut dicantumkan dalam laporan
audit sebagai tanggal laporan.
Dalam hal peristiwa yang memerlukan pengungkapan terjadi setelah
tanggal laporan audit, namun sebelum penerbitan laporan audit, dan
auditor mengetahui adanya pristiwa itu, peristiwa tersebut harus
diungkapkan oleh klien dalam catatan atau laporan keuangan, atau jika
tidak demikian, auditor harus memberikan pengecualian dalam
pendapatnya. Jika pengungkapan peristiwa tersebut dilakukan dalam
catatan atas laporan keuangan atau laporan audit, auditor dapat memilih
2 metode berikut ini:
1. Menggunakan tanggal ganda (dual dating)
Tanggal ganda. Auditor dapat memilih 1 dari 2 metode berikut ini untuk
memberikan tanggal laporan auditnya, jika peristiwa kemudian yang
diungkapkan dalam laporan keuangan terjadi setelah tanggal
selesainya pekerjaan lapangan namun sebelum penerbitan laporan
auditor:
(1) Auditor dapat menggunakan “tanggal ganda” (dual dating). Dalam
metode tanggal ganda, tanggung jawab auditor untuk peristiwa yang
terjadi setelah tanggal selesainya pekerjaan lapangan dibatasi pada
peristiwa tertentu yang secara spesifik disebut dalam catatan aatas
laporan keuangan (yang diungkapkan).
(2) Auditor dapat memberikan tanggal kemudian terhadap laporan
auditnya. Dengan menggunakan tanggal kemudian, tanggungjawab
auditor untuk peristiwa kemudian diperluas sampai dengan tanggal
laporan auditnya.
Auditing II 251
Universitas Pamulang S1 Akuntansi
Auditing II 252
Universitas Pamulang S1 Akuntansi
Auditing II 253
Universitas Pamulang S1 Akuntansi
Auditing II 254
Universitas Pamulang S1 Akuntansi
Auditing II 255
Universitas Pamulang S1 Akuntansi
tambahan paragraf
penjelas
Kerugian besar tentang Pendapat wajar tanpa Pendapat wajar tanpa
kelangsungan hidup entitas pengecualian pengeculian dengan
tambahan paragraf
penjelas
Penyimpangan dari prinsip Pendapat wajar tanpa Pendapat wajar tanpa
akuntansi berterima umum atau pengecualian pengeculian dengan
prinsip akuntansi lainyang dapat tambahan paragraf
dibenarkan penjelas
Penekanan atas suatu hal Pendapat wajar tanpa Pendapat wajar tanpa
(empbasis of a matter) pengecualian pengeculian dengan
tambahan paragraf
penjelas
Penggunaan hasil audit auditor Pendapat wajar tanpa pendapat wajar tanpa
lain pengecualian pengeculian dengan
modifikasi kata – kata
Auditing II 256
Universitas Pamulang S1 Akuntansi
paragraf lingkup audit dan auditor dapat memberikan pendapat wajar tanpa
pengecualian.
Jika auditor tidak dapat menempuh prosedur audit alternatif,
sehingga auditor tidak dapat memperoleh bukti dalam jumlah cukup dan
kompeten, maka biasanya auditor menambahkan kata – kata dalam paragraf
lingkup audit untuk manarik perhatian terhadap adanya pengecualian
tersebut. Auditor dapat menentukan bahwa ia dapat menyatakan pendapat
wajar tanpa pengecualian hanya jika audit telah dilaksanakan berdasarkan
standar auditing yang ditetapkan IAI. Pembatasan lingkup audit, baik yang
dikenakan oleh klien maupun oleh keadaan, seperti waktu pelaksanaan
audit, kegagalan memperoleh bukti kompeten yang cukup, atau tidak
cukupnya catatan akuntansi, dapat menjadikan auditor memberikan
pengecualian di dalam pendapatnya atau pernyataan tidak memberikan
pendapat. Dalam hal ini, alasan pengecualian atau pernyataan tidak
memberikan pendapat harus dijelaskan oleh auditor dalam laporan auditnya,
Keputusan auditor dalam memberikan pendapat wajar dengan pengecualian
atau pernyataan tidak memberikan pendapat karena pembatasan lingkup
audit tergantung atas penilaian auditor terhadap pentingnya prosedur yang
tidak dapat dilaksanakan tersebut bagi auditor dalam memberikan pendapat
atas laporan keuangan auditan. Penilaian ini akan dipengaruhi oleh sifat dan
besarnya dampak yang timbul sebagai akibat hal yang dikecualikan tersebut
dan peentingnya bagi laporan keuangan. Jika dampak yang mungkin timbul
menyaangkut banyak pos laporan keuangan, maka pentingnya hal yang
dikecualikan tersebut lebih besar jika dibandingkan dengan hanya
menyangkut pos laporan keuangan yang lebih sedikit.
Pembatasan terhadap lingkup audit umumnya berupa tidak dapat
dilaksanakannya pengamatan terhadap penghitungan fisik sediaan dan
konfirmasi piutang melaui komunikasi langsung debitur klien. Pembatasan
lain terhadap lingkup audit yang umum adalah dalam akuntansi investasi
jangka panjang, jika auditor tidak memperoleh laporan keuangan dari pihak
yang klien menginvestasikan dana di dalamnya.
Jika pembatasan terhadap lingkup audit ini kurang material
dampaknya terhadap informasi yang disajikan oleh klien dalam laporan
keuangannya, sehingga auditor masih dapat memberikan pendapat wajar
terhadap laporan keuangan secara keseluruhan, maka auditor akan
memberikan pendapat wajar dengan pengecualian. Jika pembatasan
terhadap lingkup audit mengakibatkan auditor sangat kekurangan bukti yang
kompeten untuk memberikan pendapat atas laporan keuangan auditan,
maka auditor akan menyatakan tidak memberikan pendapat atas laporan
keuangan tersebut.
Auditing II 257
Universitas Pamulang S1 Akuntansi
Auditing II 258
Universitas Pamulang S1 Akuntansi
Auditing II 259
Universitas Pamulang S1 Akuntansi
Auditing II 260
Universitas Pamulang S1 Akuntansi
Auditing II 261
Universitas Pamulang S1 Akuntansi
Auditing II 262
Universitas Pamulang S1 Akuntansi
LATIHAN SOAL
Carilah laporan auditor independen (opini) wajar tanpa modifikasian, wajar
tanpa modifikasian dengan paragraf penjelas, wajar dengan pengecualian,
tidak wajar dan tidak menyatakan pendapat pada perusahaan tbk. Setelah
itu, buatlah komentar mengenai alasan auditor membuat opini tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Arens, A Alvin, et. al. 2015. Auditing & Jasa Assurance : Pendekatan
Terintegrasi. Edisi Kelimabelas Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Arens, A Alvin, et. al. 2015. Auditing & Jasa Assurance : Pendekatan
Terintegrasi. Edisi Kelimabelas Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Auditing II 263