Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN AUDIT(AUDIT REPORT)

Nama Kelompok 11 :

Nur Putih Suciana (407220017)


Della Apriliana Putri (407220023)

Dosen Pengampu : Nur Rokhman, S.Pd., M.Ak


POIN PEMBAHASAN

1. Pengertian dan tujuan laporan audit


2. Syarat – syarat dalam laporan audit
3. Jenis-jenis opini audit
4. Unsur – unsur laporan audit
5. kriteria laporan audit
Pengertian Laporan Audit

Yang dimaksud dengan laporan audit atau audit report yaitu laporan auditor yang
menyatakan bahwa pemeriksaan telah dilakukan dengan norma pemeriksaan akuntan,
disertai dengan pendapat mengenai kewajaran atas laporan keuangan perusahaan yang
diperiksa, jenis pendapat yang dikenal ialah wajar tanpa syarat (unqualified clean), wajar
dengan syarat (qualified), menolak dengan memberikan pendapat (adverse), dan menolak
tanpa memberikan pendapat sama sekali (disclaimer).

Laporan audit baku terdiri dari tiga paragraf :

1. Paragraf pengantar , Terdapat 3 fakta


yang diungkapkan: Tipe jasa yang
2. Paragraf lingkup berisi pernyataan 3. Paragraf ketiga dalam laporan audit
diberikan auditor, Objek yang
ringkas mengenai lingkup audit yang baku merupakan paragraf yang digunakan
diaudit, dan Pengungkapan
dilaksanakan auditor. Dan paragraf oleh auditor untuk menyataka n
tanggung jawab manajemen atas
pendapat berisi pernyataan ringkas pendapatnya mengenai laporan keuangan
laporan keuangan dan tanggung
mengenai pendapat auditor tentang yang disebutkannya dalam paragraf
jawab auditor atas pendapat yang
kewajaran laporan keuangan auditan. pengantar.
diberikan atas laporan keuangan
berdasarkan hasil auditnya.
Tujuan Laporan Audit dan Syarat – syarat Laporan Audit

Laporan audit memiliki tiga


tujuan utama. Jika auditor tidak
Syarat – syarat Laporan Audit
dapat mencapai tujuan ini,
laporan mereka hanya akan 1. Lengkap. Laporan harus memuat semua informasi yang dibutuhkan untuk memenuhi
membuang-buang waktu saja. Di tujuan audit
dalam laporannya, auditor 2. Akurat. Laporan harus menyajikan bukti yang benar dan menggambarkan temuan
hendaknya berusaha untuk : dengan tepat.

a. Menginformasikan, yaitu 3. Obyektif. Laporan harus disajikan secara seimbang dalam isi dan nada. Ini berarti
menceritakan hal-hal yang auditor harus menyajikan hasil audit secara netral dan menghindari kecenderungan
mereka temui. melebih-lebihkan
b. Mempengaruhi, yaitu 4. Meyakinkan. Laporan audit harus menjawab tujuan audit, temuan disajikan secara
meyakinkan manajemen persuasif, dan kesimpulan serta rekomendasi disusun secara logis berdasarkan fakta
mengenai nilai dan yang disajikan
validasi dari temuan audit.
5. Jelas. Laporan audit harus mudah dibaca dan dipahami
c. Memberikan hasil, yaitu
mengerakkan menajemen 6. Ringkas. Laporan audit harus disajikan secara ringkas tidak lebih panjang dari yang
kearah perubahan dan diperlukan untuk mendukung pesan.
perbaikan.
Opini Audit

Alur auditor untuk merumuskan opini


berdasarkan kerangka tersebut dapat digambarkan
sebagai berikut:
Kerangka pelaporan keuangan
bertujuan umum, terdiri dari:

a. Kerangka pelaporan yang wajar (fair


presentation framework), yaitu kerangka
pelaporan keuangan yang mewajibkan
kepatuhan terhadap syarat-syarat dalam
kerangka tersebut.

b. Kerangka pelaporan kepatuhan


(Compliance framework). Adalah suatu
kerangka pelaporan yang mengharuskan
kepatuhan terhadap syarat-syarat dalam
kerangka tersebut, selain dari
ketentuanketentuan dalam pelaporan
keuangan yang wajar.
Lanjutan

Alur Keputusan opini auditor, berdasarkan kerangka laporan keuangan bertujuan umum, diarahkan
oleh jawaban-jawaban atas pertanyaan:
1. Jika kerangka laporan keuangan yang digunakan adalah ‘fair presentation’, pertanyaan yang
digunakan adalah; apakah laporan keuangan disusun sesuai dengan kerangka laporan keuangan yang
berlaku? Jika di jawab ‘Ya’, maka auditor dapat memberikan opini tanpa modifikasi atau opini bentuk
baku ( standard audit opinion).
2. Jika kerangka laporan keuangan yang digunakan adalah ‘compliance’, auditor dapat menjawab
pertanyaan; ‘apakah laporan keuangan taat atau patuh terhadap ketentuan/persyaratan dalam
kerangka pelaporannya?’ Jika dijawab ‘ya’, maka auditor dapat memberikan opini bentuk baku.
3. Jika jawaban atas pertanyaan 1 atau 2 adalah ‘tidak’, maka auditor
akan diarahkan untuk ‘melaporkan masalah ke manajemen dan TCWG’. Jika auditor melakukan hal
ini, dan masalah terkait dapat diselesaikan, maka dapat diberikan opini bentuk baku. Sebaliknya, jika
masalah tersebut tidak dapat diselesaikan, maka dapat diberikan opini modifikasian.
Lanjutan

Berdasarkan alur keputusan tersebut, audit dapat merumuskan opini audit


atas laporan keuangan sebagai berikut:

a) Opini bentuk baku atau opini tanpa modifikasi. Opini ini diberikan apabila auditor
menyimpulkan bahwa laporan keuangan disusun, dalam semua hal yang material, sesuai dengan
kerangka pelaporan keuangan yang berlaku. Opini bentuk baku ini disebut dengan opini wajar
tanpa pengecualian (WTP).
b) Opini dengan modifikasi. Opini ini diberikan jika auditor;
(i) Menyimpulkan bahwa berdasarkan bukti audit yang diperoleh, laporan keuangan secara
keseluruhan tidak bebas dari salah saji material, atau
(ii) Tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat untuk menyimpulkan bahwa laporan
keuangan secara keseluruhan bebas dari salah saji material. SA.705 menetapkan tiga tipe opini
modifikasi, yaitu: opini wajar dengan pengecualian (WDP), opini tidak wajar (TW) dan opini tidak
menyatakan pendapat (TMP). Keputusan tentang ketepatan penggunaan tipe opini modifikasi
tergantung pada (a) sifat dari hal hal yang menyebabkan dilakukannya modifikasi, serta (b) seberapa
pervasif dampaknya atau kemungkinan dampaknya terhadap laporan keuangan.
Tabel berikut mengilustrasikan keputusan auditor
Dampak yang pervasif dalam menggunakan tiga tipe opini modifikasian:
. terhadap laporan keuangan
adalah dampak yang menurut
Pertimbangan auditor tentang seberapa
pertimbangan auditor:
pervasif dampaknya atau kemungkinan
• Tidak terbatas pada unsur, Sifat hal-hal yang
dampaknya terhadap laporan keuangan
akun, atau pos tertentu menyebabkan
laporan keuangan modifikasi opini Material tetapi tidak Material dan
• Jika dibatasi, merupakan pervasif pervasif
atau dapat merupakan Laporan keuangan
suatu proporsi yang mengandung WDP TW
substansial dari laporan salah saji material.
keuangan, atau Ketidakmampuan
• Dalam hubungannya dengan untuk memperoleh
WDP TMP
pengungkapan, bersifat bukti audit yang
undamental bagi pemahaman cukup dan tepat.
pengguna laporan keuangan.
Laporan Auditor
Laporan auditor harus dinyatakan dalam bentuk tertulis, mencakup laporan-
laporan yang diterbitkan dalam format kertas dan elektronik .

Unsur-unsur laporan auditor untuk audit yang dilaksanakan berdasarkan


standar audit, harus mencakup:
i. Judul. Laporan auditor harus memiliki sebuah judul yang mengindikasikan secara jelas
bahwa laporan tersebut adalah laporan auditor independen.
ii. Pihak yang dituju. Laporan auditor harus ditujukan kepada pihak sebagaimana yang
diharuskan menurut ketentuan perikatan.
iii. Paragraf pendahuluan.
iv. Tanggung jawab manajemen atas laporan keuangan.
v. Tanggung jawab Auditor.
vi. Opini auditor.
vii. Tanggungjawab pelaporan lainnya.
viii. Tanda tangan auditor.
ix. Tanggal laporan auditor.
Laporan Auditor
Laporan auditor harus dinyatakan dalam bentuk tertulis, mencakup laporan-
laporan yang diterbitkan dalam format kertas dan elektronik .

Unsur-unsur laporan auditor untuk audit yang dilaksanakan berdasarkan


standar audit, harus mencakup:
i. Judul. Laporan auditor harus memiliki sebuah judul yang mengindikasikan secara jelas
bahwa laporan tersebut adalah laporan auditor independen.
ii. Pihak yang dituju. Laporan auditor harus ditujukan kepada pihak sebagaimana yang
diharuskan menurut ketentuan perikatan.
iii. Paragraf pendahuluan.
iv. Tanggung jawab manajemen atas laporan keuangan.
v. Tanggung jawab Auditor.
vi. Opini auditor.
vii. Tanggungjawab pelaporan lainnya.
viii. Tanda tangan auditor.
ix. Tanggal laporan auditor.
Laporan Auditor

 Pertimbangan Dalam Merumuskan Opini


Materialitas
C:Apakah materialitas masih tepat dalam konteks hasil keuangan entitas yang sebenarnya?
Bukti Audit
C:Apakah bukti audit yang cukup dan tepat sudah diperoleh?
Kebijakan Akuntansi
C: Apakah laporan keuangan cukup mengungkapkan kebijakan akuntansi yang signifikan yang dipilih dan ditetapkan?
Pengungkapan dalam Laporan Keuangan
C: Apakah laporan keuangan merujuk atau menjelaskan dengan cukup, kerangka pelaporan keuangan yang berlaku?
Fair Prentation Framework
C: Apakah laporan keuangan sesudah memasukan penyesuaian yang dibuat manajemen sebagai bagian dari proses audit, konsisten
dengan pemahaman auditor mengenai entitas dan lingkungannya?
Compliance Framewoks
Apakh laporan keuangan menyesatkan?
Bentuk Opini
Bentuk laporan auditor dipengaruhi oleh:
a) Kerangka pelaporan keuangan yang digunakan
b) Persyaratan tambahan yang mungkin ada, seperti yang ditetapkan oleh ketentuan perundangan
c) Adanya informasi tambahan
Lanjutan

Adapun bentuk opini auditor ini terdiri atas 2 yaitu:

1) Opini tanpa modifikasian


Auditor wajib mengevaluasi apakah laporan keuangan merujuk atau menjelaskan dengan cukup, kerangka pelaporan keuangan
yang berlaku (ISA 700.15). Auditor wajib memberikan opini yang tidak dimodifikasi (WTP) ketika auditor menyimpulkan
bahwa laporan keuangan dibuat, dalam segala hal yang material, sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.
ISA 700.35 menjelaskan bahwa ketika memberikan pendapat yang tidak dimodifikasi atas laporan keuangan dibuat sesuai dengan
kerangka penyajian wajar, pendapat auditor harus, kecuali ditetapkan lain oleh ketentuan perundang-undangan, menggunakan
rasa, yang dipandang ekuivalen dengan:
a) Laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan
yang berlaku, atau
b) Laporan keuangan memberikan gambaran yang benar dan wajar sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.
ISA 700. 46, Ketika memberikan pendapat yang tidak dimodifikasi atas laporan keuangan dibuat sesuai dengan kerangka
kepatuhan, pendapat auditor harus menyatakan laporan keuangan yang dibuat, dalam semua hal yang material, sesuai dengan
kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.
2) Opini modifikasian (ISA 705)
Jika laporan keuangan dibuat sesuai dengan kerangka penyajian yang wajar, tidak mencapai penyajian yang wajar, auditor wajib
membahas ini dengan manajemen dan tergantung pada persyaratan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku dan bagaimana
masalah itu diselesaikan, auditor wajib menentukan apakah perlu memodofikasi opini sesuai dengan ISA 705
Thanks!
Contoh Laporan Auditing ada di Makalah

Anda mungkin juga menyukai