Anda di halaman 1dari 12

LECTURER NOTES

MATA KULIAH : AUDITING 1


MATERI : LAPORAN AUDIT
SESI PERTEMUAN : 3 (TIGA)
DOSEN : Nur Hidayah K Fadhilah, M.Ak

Laporan audit adalah tahap akhir dari keseluruhan proses audit. Laporan merupakan hal yang
sangat penting dalam penugasan audit dan assurance sebab mengomunikasikan berbagai temuan-
temuan auditor. Auditor kemungkinan besar akan bertanggung jawab bila menerbitkan laporan
audit yang tidak tepat.

Laporan Audit Standar Tanpa Pengecualian


Bagian dari laporan audit tanpa pengecualian yaitu:
1. Judul laporan
Standar auditing mensyaratkan bahwa laporan harus diberi judul yang mengandung kata
independen. Kewajiban mencantumkan kata independen ialah untuk memberi tahu
pemakai laporan bahwa audit tersebut di keseluruhan aspek dilaksanakan dengan tidak
memihak.
2. Alamat laporan audit
Laporan umumnya ditujukan pada perusahaan, pemegang saham atau dewan direksi.
Namun akhir-akhir ini laporan biasanya dialamatkan pada dewan direksi dan pemegang
saham untuk menunjukkan auditor independen terhadap perusahaan.
3. Paragraf pendahuluan
Menunjukkan: membuat penyataan sederhana bahwa kantor audit melaksanakan audit,
menyatakan laporan keuangan telah diaudit, dan menyatakan pendapat atas laporan
berdasarkan hasil audit.
4. Paragraf ruang lingkup
Merupakan pernyataan faktual tentang apa yang dilakukan auditor dalam proses audit,
yang menyatakan bahwa audit dirancang untuk memperoleh keyakinan yang memadai
bahwa laporan keuangan telah bebas dari salah saji material.
5. Paragraf pendapat

1
LECTURER NOTES
Menyatakan kesimpulan kesimpulan auditor berdasarkan hasil audit. dalam paragraf akhir
maka di buatlah kesimpulan dari pendapat auditor tentang kewajaran atas laporan keuangan
terhadap prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum.
6. Nama KAP
Nama mengidentifikasi KAP atau praktisi yang melaksanakan audit. Kantor akuntan
publik yang melaksanakan audit, untuk menunjukkan tanggung jawab dari KAP yang
melakukan proses audit, dan juga tanggung jawab atas pendapat atas kesimpulan nya.
7. Tanggal laporan audit
Tanggal yang tepat adalah ketika auditor telah selesai melaksanakan proses audit di
lapangan, menunjukkan tanggal terakhir tanggung jawab dari auditor.

Laporan audit standar tanpa pengecualian diterbitkan bila kondisi-kondisi berikut


terpenuhi:
1. Semua laporan – neraca, laporan laba rugi, laporan laba ditahan, dan laporan arus kas-
sudah termasuk dalam laporan keuangan.
2. Ketiga standar umum telah dipatuhi dalam hal yang kaitannya dengan penugasan.
3. Bukti audit yang memadai dan pelaksanaan audit, ketiga standar dipenuhi.
4. Laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku
umum.
5. Tidak terdapat situasi yang membuat auditor menambahkan paragraf penjelasan maupun
modifikasi kata-kata dalam laporan audit.

Jenis Opini Auditor


Menurut SPAP (PSA 29 SA Seksi 508) ada 5 jenis pendapat akuntan, yaitu:
1. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion)
Opini ini akan diberikan oleh akuntan publik jika auditor telah melaksanakan pemeriksaan
sesuai dengan standar auditing yang ditetapkan oleh IAI (Standar Profesional Akuntan
Publik), dan telah mengumpulkan bahan-bahan pembuktian yang cukup untuk mendukung
opininya, serta tidak menemukan adanya kesalahan material atau penyimpangan dari
prinsip akuntansi yang berlaku umum (SAK).

2
LECTURER NOTES
2. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian dengan bahasa penjelasan (Unqualified Opinion with
explanatory language)
Akan diberikan oleh akuntan publik jika terdapat keadaan tertentu yang mengharuskan
auditor menambahkan paragraf penjelasan dalam laporan audit, meskipun tidak
mempengaruhi pendapat wajar tanpa pengecualian yg dinyatakan oleh auditor.
Misal :
• Pendapat sebagian didasarkan atas laporan auditor independen lain.
• Adanya keadaan-keadaan yang luar biasa
• Di antara dua periode akuntansi terdapat suatu perubahan material dalam penggunaan
prinsip akuntansi atau dalam metode penerapannya.
• Keadaan tertentu yang berhubungan dengan laporan audit atas laporan keuangan
komparatif.
• Data keuangan kuartalan tertentu yang diharuskan oleh BAPEPAM, namun tidak
disajikan atau tidak review.
3. Pendapat Wajar Dengan Pengecualian (Qualified Opinion)
Laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi
keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum di Indonesia, kecuali untuk dampak hal yang berkaitan dengan yang
dikecualikan. Pendapat ini diberikan bilamana:
• Ketiadaan bukti kompeten yang cukup atau adanya pembatasan terhadap lingkup audit,
dan ia berkesimpulan bahwa ia tidak dapat menyatakan pendapat wajar tanpa
pengecualian, dan ia berkesimpulan tidak menyatakan tidak memberikan pendapat.
• Auditor yakin, atas dasar auditnya, bahwa laporan keuangan berisi penyimpangan dari
SAK, yang berdampak material, dan ia berkesimpulan utk tidak menyatakan pendapat
tidak wajar.
4. Pendapat Tidak Wajar (Adverse Opinion)
Laporan keuangan menyajikan secara tidak wajar posisi keuangan, hasil usaha, perubahan
ekuitas, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
Pendapat ini diberikan bila menurut pertimbangan auditor, laporan keuangan secara

3
LECTURER NOTES
keseluruhan tidak disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum di Indonesia.
• Auditor harus menjelaskan dalam paragraf terpisah sebelum paragram pendapat dlm
laporannya
• Semua alasan yang mendukung pendapat tidak wajar
• Dampak utama hal yang menyebabkan pemberian pendapat tidak wajar, terhadap
posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas.
5. Pernyataan Tidak Memberikan Pendapat (Disclaimer Opinion)
Opini tidak menyatakan pendapat diberikan auditor ketika auditor tidak memperoleh bukti
yang cukup dan tepat untuk mendasari opini, dan auditor tidak menyimpulkan bahwa
pengaruh kesalahan penyajian material yang tidak terdeteksi yang mungkin timbul
terhadap laporan keuangan, jika ada, dapat bersifat material dan pervasif.
Pendapat ini diberikan bilamana:
a. Suatu pernyataan tidak memberikan pendapat menyatakan bahwa auditor tidak
menyatakan pendapat atas laporan keuangan.
b. Auditor dapat tidak menyatakan suatu pendapat bilamana ia tidak dapat
merumuskan atau tidak merumuskan suatu pendapat tentang kewajaran laporan
keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum di Indonesia.
c. Jika auditor tidak melaksanakan audit yang lingkupnya memadai untuk
memungkinkannya memberikan pendapat atas laporan keuangan.

Laporan Gabungan Tentang Laporan Keuangan dan Pengendalian Internal Atas Pelaporan
Keuangan Menurut Section 404 dari Sarbanes-Oxley Act
Section 404 dari Sarbanes-Oxley Act mewajibkan auditor perusahaan publik menegaskan laporan
manajemen mengenai efektivitas pengendalian internal atas pelaporan keuangan. Auditor dapat
memilih untuk menerbitkan laporan terpisah atau laporan gabungan, yang kedua-duanya
menyajikan laporan keuangan maupun laporan manajemen tentang pengendalian internal atas
pelaporan keuangan

4
LECTURER NOTES
Laporan gabungan tentang laporan keuangan dan pengendalian internal atas pelaporan
keuangan menyajikan baik laporan keuangan maupun laporan manajemen tentang
pengendalian internal atas pelaporan keuangan :
a. Paragraf pendahuluan, ruang lingkup, dan pendapat dimodifikasi untuk menyertakan
referensi pada laporan manajemen tentang pengendalian internal atas pelaporan keuangan
dan ruang lingkup pekerjaan auditor serta pendapat tentang pengendalian internal atas
pelaporan keuangan.
b. Paragraf pendahuluan dan pendapat juga mengacu pada kerangka kerja yang digunakan
untuk mengevaluasi pengendalian internal.
c. Laporan itu menyertakan paragraf sesudah paragraf ruang lingkup yang menetapkan
pengendalian internal atas pelaporan keuangan.
d. Laporan itu menyertakan paragraf tambahan sebelum paragraf pendapat yang menyatakan
keterbatasan yang melekat dari penegndalian internal.
e. Meskipun pendapat audit atas laporan keuangan mencakup banyak periode pelaporan,
asersi manajemen tentang efektivitas pengendalian internal adalah untuk akhir tahun fiskal
yang paling baru.

Laporan Audit Wajar Tanpa Pengecualian dengan Paragraf Penjelasan Atau


Modifikasi Kata-Kata
Penyebab paling penting dari penambahan paragraf penjelasan atau modifikasi kata-kata pada
laporan wajar tanpa pengecualian standar yaitu:
1. Tidak adanya aplikasi yang konsisten dari prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum
(GAAP)
Standar pelaporan kedua mewajibkan auditor untuk memperhatikan situasi di mana standar
akuntansi tidak dilaksanakan secara konsisten dalam periode berjalan dihubungkan dengan
periode sebelumnya. Standar akuntansi yang berlaku umum menetapkan bahwa perubahan
dalam standar akuntasi, atau metode aplikasinya standar akuntans yang dipilih dan bahwa
sifat dan dampak perubahan itu diungkapkan secara memadai. Jika perubahan terjadi
auditor harus memodifikasi laporan audit dengan memberikan paragraph penjelasan di

5
LECTURER NOTES
bawah paragraf pendapat yang membahas sifat perubahan tersebut dan menunjukkan
kepada pemakai catatan kaki yang membahas perubahan itu.
2. Keraguan yang substansial mengenai going concern
Ada juga situasi yang tidak begitu khusus, di mana kemampuan perusahaan untuk menjaga
kelanjutan usaha perlu dipertanyakan S. AS5 9 (AU 341) menyinggung masalah ini dengan
judul “Pertimbangan Pemeriksa Atas Kemampuan Satuan Usaha
Dalam Mempertahankan Hidupnya”. Sebagai contoh, terdapatnya satu atau dua faktor di
bawah ini menimbulkan ketidakpastian mengenai kelangsungan hidup:
• Kerugian usaha yang besar secara berulang atau kekurangan modal kerja.
• Ketidakmampuan perusahaan untuk membayar kewajibannya pada saat jatuh
tempo.
• Kehilangan pelanggan utama, terjadinya bencana yang tidak diasuransikan seperti
gempa bumi atau banjir, atau masalah perburuhan yang tidak biasa.
• Perkara pengadilan, gugatan hukum, atau masalah-masalah serupa yang sudah
terjadi dan dapat membahayakan kemampuan perusahaan untuk beroperasi.
Auditor harus mempertimbangkan secara cermat adanya kemungkinan bahwa klien
tidak mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya atau memenuhi kewajiban-
kewajibannya untuk suatu periode yang wajar. Untuk tujuan ini, periode yang wajar
dianggap tidak melebihi satu tahun dari tanggal laporan keuangan yang sedang
diaudit. Jika auditor menyimpulkan adanya keraguan atas kemampuan perusahaan
mempertahankan kelangsungan hidupnya, pendapat wajar tanpa pengecualian
dengan paragraf penjelas perlu dibuat.
3. Auditor setuju dengan penyimpangan dari prinsip akuntansi yang dirumuskan Peraturan
203 dari Kode Etik Profesi AICPA menyatakan bahwa dalam keadaan tidak biasa,
penyimpangan dari standar akuntansi yang ditetapkan oleh badan yang dibentuk oleh
AICPA untuk menetapkan standar akuntansi tidak harus menghasilkan pendapat wajar
dengan pengecualian, atau pernyataan tidak memberikan pendapat. Tetapi untuk
membenarkan pendapat wajar tanpa pengecualian, auditor harus yakin dan harus
menyatakan dalam paragraf-paragraf terpisah dalam laporan auditing, bahwa dalam

6
LECTURER NOTES
keadaan tersebut, hasil yang menyesarkan dapat terjadi jika tetap berpegang pada standar
akuntansi yang berlaku.
4. Penekanan pada suatu hal atau masalah
Dalam keadaan tertentu mungkin akuntan publik ingin memberikan penekanan pada hal-
hal spesifik mengenai laporan keuangan yang diperiksanya, meskipun dia bermaksud
untuk memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian. Umumnya, penjelasan terrsebut
dipisahkan pada paragraf tersendiri di tengah-tengah laporan. Berikut ini adalah beberapa
penjelasan yang biasanya dianggap perlu oleh para auditor untuk dinyatakan di dalam
laporannya adanyatansaksi yang siginifikan di antara pihak-pihak yang mempunyai
hubungan istimewa, peristiwa penting yang terjadi setelah tanggal neraca, dan penjelasan
mengenai masalah akuntansi yang mempengaruhi daya banding laporan keuangan tahun
ini dengan laporan keuangan tahun sebelumnya.
5. Laporan yang melibatkan auditor lain
Jika akuntan publik menyerahkan sebagian tanggung jawab auditingnya kepada kantor
akuntan publik lain, yang merupakan hal yang lazim jika kliennya memiliki beberapa
perusahaan anak dan divisi yang tersebar luas. auditor lain tersebut tetap bertanggung
jawab atas hasil kerja dan laporannya dalam menghadapi gugatan hukum atau sanksi
BAPEPAM.

Keempat laporan yang pertama memerlukan penjelasan, hanya laporan yang pembuatannya
melibatkan auditor lain yang memerlukan modifikasi kata-kata Perubahan yang memerlukan
paragraf penjelasan jika perubahan tersebut material yaitu perubahan prinsip akuntansi, perubahan
entitas pelaporan, dan koreksi kesalahan yang melibatkan prinsip-prinsip akuntansi. Sedangkan
perubahan yang tidak perlu dimasukkan dalam laporan audit yaitu perubahan estimasi, koreksi
kesalahan yang tidak menyebabkan prinsip akuntansi, variasi format dan penyajian informasi
keuangan, serta perubahan yang terjadi akibat transaksi atau peristiwa yang sangat berbeda.
Peraturan 203 dari Kode Perilaku Profesional AICPA menyatakan dalam situasi tidak biasa,
penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum mungkin tidak memerlukan pendapat
wajar dengan pengecualian atau pendapat tidak wajar, tetapi untuk menjustifikasi pendapat wajar
tanpa pengecualian auditor harus yakin dan menyatakan serta menjelaskan dalam satu atau

7
LECTURER NOTES

beberapa paragraf terpisah pada laporan audit. apabila akuntan publik mengandalkan KAP lain
untuk pelaksanaan sebagian audit, maka KAP utama memiliki 3 alternatif, yaitu:
1. Tidak memberikan referensi dalam laporan audit; apabila tidak ada referensi ynag diberikan
auditor lainnya, maka pendapat wajar tanpa pengecualian standar akan diberikan kecuali ada
situasi lain yang mengharuskan adanya penyimpangan.
2. Memberikan referensi dalam laporan (Laporan dengan modifikasi kata-kata) ; laporan yang
tepat untuk diterbitkan apabila tidak praktis untuk mereview pekerjaan auditor lain, atau
apabila proporsi laporan keuangan yang diaudit oleh auditor lain material terhadap keseluruhan
laporan.
3. Mengeluarkan pendapat wajar dengan pengecualian; bergantung pada materialitas, diperlukan
jika auditor utama tidak ingin memikul tanggungjawab apapun atas pekerjaan auditor lain.

Penyimpangan dari Laporan Audit Wajar Tanpa Pengecualian


1. Ruang lingkup audit (pembatasan ruang lingkup)
Apabila auditor tidak dapat mengumpulkan bukti yang mencukupi untuk menyimpulkan
apakah laporan keuaangan telah disajikan sesuai GAAP/PSAK, maka terjadi pembatasan
ruang lingkup audit. penyebab pembatasan ada 2, yaitu pembatasan oleh klien dan pembatasan
yang disebabkan oleh situasi yang berada di luar kendali klien atau auditor.
2. Laporan keuangan tidak sesuai rinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (penyimpangan
GAAP)
3. Auditor tidak independen
Tiga jenis utama laporan audit yang diterbitkan menurut ketiga kondisi tersebut adalah
pendapat wajar tanpa pengecualian (Qualified Opinion), pendapat tidak wajar (Adverse
Opinion) serta menolak memberikan pendapat (Disclaimer of Opinion). Laporan pendapat
wajar tanpa pengecualian (Qualified Opinion) dapat diterbitkan akibat pembatasan ruang
lingkup audit untuk mematuhi prinsip akuntasi yang berlaku umum. Laporan ini cuman bisa
diterbitkan apabila auditor menyimpulkan bahwa laporan keuangan secara keseluruhan telah
disajikan secara wajar.

8
LECTURER NOTES
Pendapat tidak wajar (Adverse Opinion) digunakan apabila auditor tidak yakin bahwa laporan
keuangan secara keseluruhan mengandung salah saji material atau menyesatkan sehingga tidak
secara wajar menyajikan posisi keuangan. Menolak memberikan pendapat (Disclaimer of
Opinion) diterbitkan apabila auditor tidak dapat menyakinkan dirinya sendiri bahwa laporan
keuangan yang secara keseluruhan telah disajikan secara wajar

Laporan pendapat wajar dengan pengecualian dapat diterbitkan akibat pembatasan ruang lingkup
audit atau kelalaian untuk mematuhi prinsip akuntansi yang berlaku umum. Penggunaan
kualifikasi atau pengecualian atas pendapat audit saja terbatas pada situasi laporan keuangan tidak
disajikan sesuai GAAP.
1. Pendapat tidak wajar, digunakan hanya apabila auditor yakin bahwa laporan keuangan secara
keseluruhan mengandung salah saji yang material sehingga tidak menyajikan secara wajar
posisi keuangan sesuai GAAP.
2. Menolak memberikan pendapat, diterbitkan apabila auditor tidak dapat meyakinkan diri sendiri
bahwa laporan keuangan secara keseluruhan telah disajikan secara wajar. Menolak memberi
pendapat akan timbul jika terdapat pembatasan ruang lingkup audit atau ada hubungan yang
tidak independen antara auditor dengan klien.

Materialitas
Materialitas adalah pertimbangan penting dalam menentukan jenis laporan yang tepat untuk
diterbitkan dalam situasi tertentu. Dalam penerapan definisi ini, tiga tingkat materialitas digunakan
untuk menentukan jenis pendapat yang akan diterbitkan. Tingkat Materialitas terdiri dari 3
tingkatan yaitu:
1. Jumlahnya tidak material, jika ada salah saji dalam laporan keuangan tetapi cenderung tidak
mempengaruhi keputusan pemakai laporan keuangan, hal tersebut dianggap tidak material,
karena itu pendapat wajar tanpa pengecualian layak diterbitkan.
2. Jumlahnya material tetapi tidak memperburuk laporan keuangan secara keseluruhan, terjadi
jika salah saji dalam laporan keuangan akan mempengaruhi keputusan para pemakai laporan,
tetapi laporan keuangan secara keseluruhan tetap disajikan secara wajar dan karenanya masih
berguna.

9
LECTURER NOTES
3. Jumlahnya sangat material atau begitu pervasif sehingga kewajaran keseluruhan laporan
keuangan diragukan, jika terwujud tingkat materialitas yang tertinggi, maka auditor harus
menolak memberikan pendapat atau memberikan pendapat tidak wajar, tergantung pada
kondisi yang ada. Saat menentukan apakah pengecualian tersebut terhadap bagian laporan
keuangan yang berbeda. Misklasifikasi antara kas dan piutang usaha hanya mempengaruhi
kedua akun tersebut. Di pihak lain, kelalaian mencatat penjualan yang material dikatakan
sangat pervasif karena hal itu mempengaruhi akun-akun seperti penjualan, piutang usaha, dan
akun-akun yang terkait.
Dalam aplikasinya, pemutusan materialitas aktual merupakan pertimbangan yang sulit dalam
situasi tertentu. Evaluasi terhadap materialitas tergantung pada situasi melibatkan kegagalan
untuk mengikuti GAAP atau pembatasan ruang lingkup audit.

Pembahasan Tentang Kondisi yang Memerlukan Penyimpangan


Kategori utama pembatasan ruang lingkup audit ada 2, yaitu :
1. pembatasan yang disebabkan oleh klien, dan
2. pembatasan oleh kondisi-kondisi yang berada di luar kendali klien dan auditor.
Bila ada pembatasan ruang lingkup maka responsnya ialah menerbitkan pendapat wajar tanpa
pengecualian, kualifikasi ruang lingkup dan pendapat audit, atau menolak memberikan
pendapat tergantung materialitasnya. Pembatasan yang disebabkan oleh klien perlu
dipertimbangkan kemungkinan bahwa manajemen kemungkinan berusaha mencegah
ditemukannya informasi yang slaah saji.

Jika jumlahnya sangat material yang harus diterbitkan ialah menolak memberikan pendapat,
bukannya pendapat wajar dengan pengecualian, auditor hanya perlu menggunakan 3 paragraf. Jika
auditor tahu bahwa laporan keuangan dapat menyesatkankarena tidak disiapkan sesuai GAAP dan
klien tidak bersedia mengkoreksi salah saji itu, harus menerbitkan pendapat wajar dengan
pengecualian atau pendapat tidak wajar. Peraturan 203 dalam Kode Perilaku Profesional
memperkenankan penyimpangan dari prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum apabila
auditor yakin bahwa ketaatan pada prinsip tersebut akan menghasilkan laporan keuangan yang
menyesatkan.

10
LECTURER NOTES
Jika auditor auditor tidak dapat memenuhi persyaratan independensi maka penolakan memberikan
pendapat harus dilakukan walaupun semua prosedur audit yang dianggap perlu dalam situasi
tersebut telah dilaksanakan. Tidak adanya independensi akan mengesampingkan semua
pembatasan ruang lingkup audit lainnya. Sehingga, tidak ada alasan lain untuk menolak
memberikan pendapat disinggung kembali. Akibatnya laporan audit ini merupakan laporan audit
1 paragraf.

Proses Pengambilan Keputusan Auditor Untuk Laporan Audit


1. Menentukan apakah ada kondisi yang memerlukan penyimpangan dari laporan wajar tanpa
pengecualian standar
Auditor mengidentifikasi kondisi-kondisi yang ada ketika mereka melaksanakan audit dan
mencantumkan informasi tentang kondisi itu dalam file audit sebagai bahan diskusi guna
pelaporan audit. laporan audit wajar tanpa pengecualian diterbitkan jika kondisi-kondisi
tersebut tidak ada.
2. Memutuskan materialitas untuk setiap kondisi
Apabila ada kondisi yang memerlukan penyimpangan dari pendapat wajar tanpa pengecualian
standar, auditor mengevaluasi pengaruh potensialnya terhadap laporan keuangan.
3. Memutuskan jenis laporan audit yang tepat untuk kondisi tertentu berdasarkan tingkat
materialitas
Memutuskan jenis pendapat yang tepat dengan menggunakan alat bantu pembuat keputusan.
4. Menuliskan laporan audit
Sebagian KAP memiliki template komputer yang berisi kata-kata yang tepat untuk situasi
berbeda guna membantu penuliskan laporan audit, selain itu ada partner yang memliki
kemampuan khusus menulis atau mereview seluruh laporan audit sebelum diterbitkan.

Berikut situasi yang membutuhkan lebih dari 1 modifikasi dalam pelaporan:


1. Auditor tidak independen dan mengetahui bahwa perusahaan tidak mengikuti prinsip
akuntansi yang berlaku umum
2. Terdapat pembatasan ruang lingkup audit

11
LECTURER NOTES
3. Keraguan yang substansial tentang kemampuan perusahaan untuk terus bertahan dan
informasi penyebabnya tidak diungkapkan secara memadai di catatan kaki
4. Penyimpangan terhadap GAAP dan prinsip akuntansi lainnya dengan tidak konsisten
dengan tahun sebelumnya

Dampak e-commerce Terhadap Pelaporan Audit


Kebanyakan perusahaan publik memberikan akses ke informasi keuangan melalui websitenya
seperti laporan keuangan tertentu perusahaan yang telah diaudit termasuk laporan auditor. Menurut
standar auditing yang berlaku saat ini, auditor tidak diwajibkan untuk membaca informasi dalam
situs elektronik. Standar auditing menyatakan bahwa situs elektronik adalah sarana untuk
mendistribusikan informasi dan bukan dianggap “dokumen” seperti istilah yang digunakan dalam
standar auditing.

Sumber Referensi: Arens, Alvin & Loebbecke, JK (2013), Auditing an Integrated Approach,
Prentice Hall;

12

Anda mungkin juga menyukai