Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN AUDIT CHAPTER 3

LAPORAN AUDIT STANDAR TANPA


PENGECUALIAN

 IAImenetapkan standar baku untuk


laporan audit.
 Masing-masing auditor diberi kesempatan
untuk mengubah sedikit kata-kata atau
penyajian tetapi arti harus sama
Laporan audit tanpa pengecualian berisi 7
bagian :
1. Judul Laporan

harus mengandung kata independen (“LAPORAN


AUDIT INDEPENDEN atau “PENDAPAT AKUNTAN
INDEPENDEN”), untuk meyakinkan para pemakai
bahwa audit dalam segala aspek dilaksanakan secara
tidak memihak

2. Alamat Laporan Audit

ditujukan untuk dewan direksi & para pemegang


saham
3. Paragraf Pendahuluan

a) Pernyataan bahwa KAP telah melakukan audit.


Pernyataan dibuat utk membedakan laporan audit dari
laporan kompilasi atau laporan review
b) Menyatakan bahwa LK yang telah diaudit jelas periode
tanggal neraca dan jenis laporan (Laporan Posisi
Keuangan, R/L, Lap. Perubahan Modal & Lap. arus kas)

c) Harus menyatakan bahwa LK merupakan tanggung


jawab manajemen (penerapan prinsip2 akt menjadi
tanggung jawab manaj) & auditor hanya
memberikan pendapat
4. Paragraf Ruang Lingkup
merupakan pernyataan faktual tentang apa yg
dilakukan auditor dalam proses audit :
a. Pernyataan auditor bahwa audit telah melaksanakan
audit sesuai dengan standar akt yg berlaku umum
b. Audit dirancang untuk memperoleh keyakinan yg
memadai (audit memberikan kepastian yg tinggi,
tetapi bukan suatu jaminan) bahwa LK bebas dari
salah saji
c. Auditor yakin bahwa bukti audit yang dikumpulkan
sudah memadai guna pernyataan pendapat
5. Paragraf Pendapat
menyatakan kesimpulan auditor
berdasarkan hasil audit. Frasa menurut
pendapat kami menunjukkan bahwa
mungkin ada beberapa resiko informasi
yg berkaitan dengan LK
6. Nama KAP
menunjukkan nama KAP yang
melaksanakan audit
7. TANGGAL LAPORAN
AUDI T
menunjukkan tanggal auditor
menyelesaikan prosedur audit di lokasi
pemeriksaan/fieldwork (tanggal terakhir
dari tanggung jawab auditor untuk
mereview atas peristiwa setelah tanggal
neraca)
LAPORAN AUDIT STANDAR
TANPA PENGECUALIAN PADA
KONDISI SBB :
1. Semua laporan sudah termasuk dalam laporan
keuangan

2. Ketiga standar umum audit sudah dipatuhi


dalam penugasan

3. Bukti audit sudah cukup & memadai telah


terkumpul, dan ketiga standar pekerjaan
lapangan telah dipenuhi
4. Tidak ada salah saji yang material di dalam
akun-akun laporan keuangan

5. Tidak ada situasi yg membuat auditor merasa


perlu untuk menambah sebuah paragraf
penjelasan attau modifikasi kata-kata dalam
laporan audit
4 KATEGORI LAPORAN AUDIT
Kategori Kondisi
Wajar tanpa Kelima kondisi telah dipenuhi
pengecualian/Modifikasian
Wajar tanpa WTP, tetapi auditor yakin bahwa penting atau wajib untuk
pengecualian/modifikasian memberi informasi tambahan kepada Pengguna Laporan
dengan paragraf penjelasan atau Keuangan.
modifikasi kalimat
Wajar dengan pengecualian LK telah disajikan wajar, tetapi pada akun tertentu lingkup
audit dibatasi secara material / prinsip akt yg berlaku umum
tidak diterapkan pada akun tertentu

Tidak wajar LK telah disajikan tidak wajar, Prinsip akt yg berlaku umum
tidak diikuti saat penyusunan LK atau Akun tertentu tidak
disajikan secara wajar dan bersifat Perpasive.

Menolak memberikan pendapat Terdapat keterbatasan ruang lingkup auditor untuk


menyatakan suatu opini
LAPORAN GABUNGAN TENTANG LK & PENGENDALIAN
INTERNAL ATAS PELAPORAN KEUANGAN MENURUT
SECTION 404 SARBANES-OXLEY ACT

Bab 1 section 404 dari Sarbanes Oxley Act mewajibkan


auditor publik utk menegaskan laporan manajemen
mengenai efektivitas pengendalian internal atas
pelaporan keuangan.

 Standart 2 PCAOB menyatakan auditor boleh


memilih untuk menerbitkan secara gabungan atau
terpisah (gambar)
LAPORAN AUDIT WAJAR TANPA PENGECUALIAN
DGN PARAGRAF PENJELASAN ATAU MODIFIKASI
KATA-KATA

Laporan audit wajar tanpa pengecualian dengan


paragraf penjelas  telah dilaksanakan sesuai
dengan kriteria audit yang lengkap dengan hasil
yang memuaskan dan KL disajikan secara wajar,
namun auditor merasa penting atau wajib untuk
memberikan informasi tambahan
Penyebab paling penting dari penambahan
paragraf penjelas :

1. Tidak ada konsistensi dari pelaksanaan prinsip-


prinsip akuntansi yang berlaku umum

2. Keraguan yang substansial mengenai going


concern
3. Penekanan pada suatu hal

4. Auditor setuju dengan penyimpangan dari prinsip


akuntansi
5. Laporan yang melibatkan auditor lain
TIDAK ADANYA PENERAPAN YG KONSISTEN
DARI GAAP/PSAK
Apabila ada perubahan material antara prinsip akuntansi
yang lama dengan yang baru  auditor harus
menambahkan paragraf penjelasan setelah paragraf
pendapat yang membahas perubahan tersebut 
mengarahkan pembaca ke catatan kaki

 Konsistensi vs komparabilitas  auditor harus


mampu membedakan antara perubahan yang
mempengaruhi konsistensi ; dengan perubahan yang
dapat mempengaruhi komparabilitas
BERIKUT PERUBAHAN YANG MEMPENGARUHI
KONSISTENSI :

FIFO  LIFO
penambahan perusahaan baru dalam lap.
Gabungan/Merger akuisisi
adanya koreksi kesalahan yang melibatkan
prinsip akuntansi  dari prinsip yang tidak
umum, ke prinsip yang berlaku umum
PERUBAHAN YANG MEMPENGARUHI
KOMPARABILITAS TETAPI TIDAK
MEMPENGARUHI KONSISTENSI :
Perubahan estimasi, co : penurunan umur manfaat aktiva
untuk tujuan penyusutan
Koreksi kesalahan yang tidak mempengaruhi prinsip
akuntansi
Variasi format dan penyajian informasi keuangan
Perubahan yang terjadi akibat transaksi atau peristiwa yang
sangat berbeda
KERAGUAN YG BESAR
TENTANG GOING CONCERN
Faktor-faktor yang mempengaruhi keyakinan going concern :
1. Kerugian operasi atau kekurangan modal kerja yang berulang dan
signifikan
2. Ketidakmampuan perusahaan untuk membayar kewajiban ketika
jatuh tempo
3. Kehilangan pelanggan utama, terjadi bencana yang tidak diasuransi
4. Pengadilan, perundang-undangan, atau hal serupa lainnya yang sudah
terjadi dan dapat membahayakan kemampuan entitas untuk
beroperasi
AUDITOR MENYETUJUI
PENYIMPANGAN DARI PRINSIP
AKUNTANSI YG BERLAKU UMUM
Pada peraturan 203 AICPA/SA 700 menyatakan
untuk situasi yang tidak biasa, penyimpangan prinsip
yang berlaku umum tidak perlu diberi penjelasan.
Namun auditor harus yakin dan memberikan
penjelasan dalam beberapa paragraf terpisah pada
laporan audit
PENEKANAN PADA
SUATU MASALAH
Contoh informasi penjelasan dimana auditor
melaporkan penekanan pada suatu masalah :
1. Adanya transaksi dengan pihak terkait yang bernilai
besar
2. Peristiwa penting yang terjadi setelah tanggal neraca
3. Uraian tentang masalah akuntansi yang mempengaruhi
komparabilitas LK tahun sebelumnya dan tahun
sesudahnya
4. Ketidakpastian material yang diungkapkan dalam
catatan kaki
LAPORAN YG
MELIBATKAN AUDITOR
LAIN
Terjadi apabila klien memiliki cabang atau divisi yang
tersebar letaknya maka, kantor akuntan publik utama
mempunyai alternatif :
1. Tidak memberikan referensi dalam laporan audit
2. Memberikan referensi dalam laporan (hanya alternatif
ini yang memberikan laporan audit wajar tanpa
pengecualian dengan modifikasi kata-kata)
3. Mengeluarkan pendapat wajar dengan pengecualian
PENYIMPANGAN DARI
LAPORAN AUDIT WAJAR
TANPA PENGECUALIAN
Dalam Laporan audit yang menyimpang dari alporan audit
wajar tanpa pengecualian ada 3 hal yang dibahas : kondisi
yang memerlukan penyimpangan dari pendapat wajar
tanpa pengecualian, jenis pendapat selain wajar dan
materialitas
Ketiga kondisi yang memerlukan penyimpangan :
1. Ruang lingkup auditor dibatasi Material (WDP akunt
tertentu/TMP kalo semua akun atau bersifat perpasive)
2. Laporan akuntansi yang tidak sesuai dengan GAAP/PSAK dan
material (WDP kalo akun tertentu/TW kalo semua akun atau
bersifat perpasive)
3. Auditor tidak independent (TMP)
Apabila salah satu dari ketiga kondisi tersebut
ada penyimpangan maka pendapat selain dari
wajar tanpa pengecualian harus diterbitkan :
1. Pendapat wajar dengan pengecualian  auditor
menyimpulkan bahwa laporan keuangan secara
keseluruhan telah disajikan secara wajar.
Pengecualian atas ruang lingkup (karena auditor
tidak mampu mengumpulkan bukti yang
disyaratkan oleh standar auditing) dan pendapat
audit maupun pengecualian atas pendapat saja
2. Pendapat tidak wajar  apabila auditor yakin
bahwa laporan keuangan secara keseluruhan
mengandung salah saji yang material atau
menyesatkan, dan auditor telah melakukan
investigasi yang mendalam bahwa tidak ada
kesesuaian dengan prinsip
3. Menolak memberikan pendapat  auditor
tidak dapat meyakinkan dirinya sendiri bahwa
laporan keuangan telah disajikan secara wajar:
ada batasan ruang lingkup dan/atau auditor
tidak independen
MATERIALITAS

Materialitas adalah suatu pertimbangan penting


dalam menentukan jenis laporan yang tepat
untuk diterbitkan dalam situasi tertentu.
Tingkat materialitas  salah saji dapat dikatakan
material apabila pengetahuan akan salah saji
tersebut akan mempengaruhi dalam pengambilan
keputusan
Tingkat materialitas digunakan untuk
menentukan jenis pendapat yang akan diterbitkan
1. Apabila jumlahnya tidak material  tidak
mempengaruhi dalam pengambilan keputusan :
pendapat wajar tanpa pengecualian
2. Jumlahnya material tetapi tidak memperburuk
laporan keuangan secara keseluruhan  salah saji
dalam LK akan mampengaruhi keputusan tetapi LK
secara keseluruhan wajar sehingga masih berguna 
wajar dengan pengecualian (dengan menggunakan
‘kecuali untuk’)
3. Jumlahnya sangat material sehingga LK secara
keseluruhan diragukan  menolak memberikan
pendapat
Keputusan materialitas  tidak ada pedoman yang
sederhana dan didefinisikan dengan jelas kapan suatu
hal dianggap tidak material,material atau sangat
material.
Evaluasinya tergantung pada situasi :
1. Kondisi perusahaan Non GAAP
2. Jumlah dollar dibandingkan dengan dasar tertentu
3. Kondisi pembatasan ruang lingkup

Anda mungkin juga menyukai