Anda di halaman 1dari 59

BAGIAN III

LAPORAN AUDIT

1
LAPORAN AUDIT
• merupakan media yang dipakai oleh
auditor dalam berkomunikasi dengan
pihak yang membutuhkan informasi hasil
audit. Dalam laporan tersebut auditor
menyatakan pendapatnya mengenai
kewajaran laporan keuangan auditan.
Pendapat auditor tersebut disajikan
dalam suatu laporan tertulis yang
umumnya berupa laporan audit baku.
2
LAPORAN AUDIT
• Kasus : Laporan audit yang tepat waktu, tetapi
dengan pengeluaran biaya seberapa besar ?

Merupakan hal yang esensial dalam penugasan audit dan


assurance, karena laporan audit berfungsi
mengkomunikasikan temuan auditor
Laporan Audit merupakan tahap akhir dari keseluruhan
proses audit
LAPORAN AUDIT BAKU
A.Paragraf pengantar dicantumkan sebagai paragraf pertama
laporan audit baku. Terdapat 3 fakta yang diungkapkan oleh
auditor dalam paragraf pengantar ;
1. Tipe jasa yang diberikan auditor
2. Objek yang diaudit   
3.Pengungkapan tanggung jawab manajemen atas laporan
keuangan dan tanggung jawab auditor atas pendapat yang
diberikan atas laporan keuangan berdasarkan hasil auditnya.
B.Paragraf lingkup berisi pernyataan ringkas mengenai lingkup
audit yang dilaksanakan auditor.
C. Paragraf pendapat berisi pernyataan ringkas mengenai
pendapat auditor tentang kewajaran laporan keuangan auditan

4
LAPORAN AUDIT BAKU
A.Paragraf pengantar dicantumkan sebagai paragraf pertama
laporan audit baku. Terdapat 3 fakta yang diungkapkan oleh
auditor dalam paragraf pengantar ;
1. Tipe jasa yang diberikan auditor
2. Objek yang diaudit   
3.Pengungkapan tanggung jawab manajemen atas laporan
keuangan dan tanggung jawab auditor atas pendapat yang
diberikan atas laporan keuangan berdasarkan hasil auditnya.
B.Paragraf lingkup berisi pernyataan ringkas mengenai lingkup
audit yang dilaksanakan auditor.
C. Paragraf pendapat berisi pernyataan ringkas mengenai
pendapat auditor tentang kewajaran laporan keuangan auditan

5
OPINI AUDITOR
• Bentuk laporan audit ditentukan oleh jenis opini
auditor atas laporan keuangan yang diaudit.
• Terdapat 4 (empat) jenis opini auditor:
1. Opini wajar tanpa pengecualian (unqualified
opinion)
2. Opini wajar dengan pengecualian (qualified
opinion)
3. Opini tidak wajar (adverse opinion)
4. Menolak memberikan opini (disclaimer of
opinion)
6
LATAR BELAKANG OPINI AUDITOR
1. Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP),
diberikan pada saat laporan keuangan secara
keseluruhan bebas dari salah saji material, atau
disajikan sesuai dengan Rerangka Pelaporan
Keuangan (Financial Reporting Framework).
Yang dimaksud dengan Rerangka Pelaporan
Keuangan adalah Standar Akuntansi Keuangan
(SAK/IFRS) dan peraturan yang berlaku di
negara tempat penerbitan laporan keuangan.

7
LATAR BELAKANG OPINI AUDITOR
2. Opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP),
diberikan pada saat laporan keuangan secara
keseluruhan disajikan secara wajar, tetapi
pada bagian tertentu dari laporan keuangan
terdapat salah saji material, atau terdapat
keterbatasan luas pemeriksaan (scope
limitation). Keterbatasan luas pemeriksaan
terjadi pada saat auditor tidak bisa
memperoleh data atau informasi yang
diperlukan untuk pengujian audit.
8
LATAR BELAKANG OPINI AUDITOR
3. Opini tidak wajar, diberikan pada saat laporan
keuangan yang diaudit mengandung salah saji material
secara ekstrim, karena penyimpangan terhadap
SAK/IFRS.
4. Menolak memberikan pendapat, diberikan pada saat
terjadi keterbatasan luas pemeriksaan secara ekstrim.
Catatan:
Salah saji yang mengakibatkan pengecualian dari opini
wajar atau opini tidak wajar, adalah salah saji yang tidak
memungkinkan lagi untuk dibuatkan usulan revisi oleh
auditor, karena kesalahannya bersifat pervasive atau akut.

9
Materialitas Salah Saji vs Opini Auditor

LIHAT AREN HALAMAN 81 s.d. 82

10
BENTUK LAPORAN AUDIT
1. Laporan audit bentuk standar  dibuat pada
saat opini auditor Wajar Tanpa Pengecualian 
paragraf dan kalimat dalam laporan audit
bersifat standar.
2. Laporan audit yang menyimpang dari bentuk
standar  dibuat pada saat opini auditor selain
Wajar Tanpa Pengecualian (Wajar Dengan
Pengecualian, Tidak Wajar, atau Menolak
Memberikan Opini)  paragraf dan penjelasan
atas laporan audit tidak dibuat dalam bentuk
standar.
11
Laporan audit standar/baku
• Laporan audit yang berisi pendapat wajar
tanpa syarat
• Fungsinya:
– Mengadakan komunikasi antara auditor dengan
pemakai LK mengenai pekerjaan yang telah
dilakukan, sifat dan batasan dalam
penugasannya.
– Menjelaskan perbedaan tanggung jawab antara
auditor dengan pihak manajemen
ELEMEN LAPORAN AUDIT
1. Judul laporan
2. Alamat tujuan laporan audit
3. Paragraf pembuka
4. Paragraf tanggungjawab manajemen
5. Paragraf tanggungjawab auditor
6. Paragraf luas audit
7. Paragraf opini auditor
8. Paragraf tanggungjawab pelaporan lain (other
reporting responsibilities)  lihat ISA 700 hal 18
9. Tanda tangan auditor
10. Tanggal laporan audit (sesuai dengan tanggal
berakhirnya pekerjaan lapangan)
13
• Unsur pokok laporan audit bentuk standar:
– Judul
– Pihak yang dituju
– Paragraf pendahuluan
– Paragraf luas pemeriksaan
– Paragraf pernyataan pendapat
– Tanda tangan, nama auditor, nomor registrasi
– Tanggal laporan audit
• Paragraf pendahuluan
– Jenis jasa yang diberikan (audit)
– Obyek audit (laporan keuangan, nama perusahaan yang diaudit,
tanggal LK)
– Perbedaan tanggung jawab manajemen dan auditor
• Paragraf luas pemeriksaan
– Audit telah sesuai dengan SABU
– Memuat keyakinan auditor bahwa hasil auditnya telah
memberikan dasar yang memadai terhadap laporan pendapatnya
• Paragraf pernyataan pendapat
– Pernyataan bahwa LK wajar dalam seluruh aspek yang materiil
– Memuat informasi tentang posisi keuangan pada tanggal neraca
dan hasil operasi dan aliran kas periode tersebut
– Pernyataan bahwa LK telah disusun sesuai dengan PABU
Laporan audit tidak baku
• Laporan audit yang tidak berisi pendapat
wajar tanpa syarat.
• Penyebab dikeluarkannya:
– Auditor ingin menekankan sesuatu hal dalam laopran
– Luas dan lingkup audit dibatasi
– Auditor tidak dapat memperoleh bukti-bukti
– LK tidak disusun sesuai dengan PABU
– Penerapan prinsip akuntansi tidak konsisten
– Adanya ketidakpastian yang luar biasa
– Auditor tidak independen
Penyimpangan dari laporan baku
Laporan
Laporan baku dengan Pendapat auditor jenis
baku penjelasan lain
Keadaan
WTS WTS WDS Tidak Menolak
wajar

Audit sesuai SABU,


laporan keuangan sesuai V
PABU dan:
 tidak perlu penjelasan V
 perlu penjelasan

Laporan keuangan V V
menyimpang dari PABU
Pengauditan I - Sururi
Materiil Sangat
Halaman
Tanggung Jawab Auditor

• Tanggung jawab auditor hanya terbatas pada pemberian


pendapat atas kewajaran penyajian laporan keuangan.
• Tanggung jawab auditor timbul jika auditor gagal
menemukan kekeliruan, ketidakberesab atau kecurangan
karena kelalaiannya mematuhi norma-norma atau SABU.
• Tanggung jawab hukum.
– Tanggung jawab akibat pelanggaran kontrak
– Tanggung jawab atas kelalaiannya
– Tanggung jawab atas kecurangan yang dilakukan
– Tanggung jawab terhadap ketentuan bursa efek
• Tanggung menemukan kekeliruan dan
ketidakberesan.
• Tanggung jawab untuk menemukan unsur
pelanggaran hukum.
• Tanggung jawab menginformasikan kelangsungan
hidup klien.
ELEMEN LAPORAN AUDIT
1. Judul laporan
2. Alamat tujuan laporan audit
3. Paragraf pembuka
4. Paragraf tanggungjawab manajemen
5. Paragraf tanggungjawab auditor
6. Paragraf luas audit
7. Paragraf opini auditor
8. Paragraf tanggungjawab pelaporan lain (other
reporting responsibilities)  lihat ISA 700 hal 18
9. Tanda tangan auditor
10. Tanggal laporan audit (sesuai dengan tanggal
berakhirnya pekerjaan lapangan)
20
LAPORAN AUDIT BENTUK BAKU
• Kondisi bagi Laporan Audit Wajar Tanpa Syarat
1. Seluruh Laporan Keuangan, lengkap
2. Semua aspek dari ketiga standar umum GAAP/PSAK
telah dipatuhi dalam penugasan audit
3. Bukti audit yang cukup memadai telah terkumpul
4. Laporan Keuangan telah disajikan sesuai dengan PABU
5. Tidak terdapat situasi yang membuat auditor merasa
perlu untuk menambahkan sebuah paragraf penjelasan
atau modifikasi kalimat
LAPORAN AUDIT BENTUK BAKU
• Laporan Audit Wajar Tanpa Syarat dengan Paragraf
Penjelasan atau Modifikasi Kalimat, penyebabnya :
 Tidak adanya konsistensi dalam Penerapan
GAAP/PSAK (lihat Gambar 3.3)
 Kalangsungan hidup perusahaan (lihat Gambar 3.4)
 Auditor menyetujui terjadinya penyimpangan dari
PABU
 Penekanan masalah
 Laporan yang melibatkan auditor lainnya (lihat Gambar
3-5)
PENYIMPANGAN DARI LAPORAN AUDIT BENTUK BAKU
1. Ruang Lingkup Dibatasi
 Terjadi karena auditor tidak dapat mengumpulkan bukti audit yang
memadai untuk menyimpulkan apakah laporan keuangan telah disajikan
sesuai dengan GAAP/PSAK
2. Penyajian Laporan Keuangan Tidak Sesuai dengan Prinsip
Akuntansi yang Berlaku Umum (Penyimpangan dari
GAAP/PSAK)
3. Auditor Tidak Independen
 Ditentukan berdasarkan Aturan 101 dari Aturan Kode Etik Profesional
• Pendapat Wajar dengan Pengecualian (Qualified Opinion)
• Pendapat Tidak Wajar (Adverse Opinion)
• Tidak Memberikan Pendapat (Disclaimer Opinion)
MATERIALITAS
• Definisi Materialitas
 Kesalahan penyajian laporan keuangan dapat dianggap material jika
kesalahan penyajian tersebut dapat mempengaruhi keputusan yang diambil
oleh pengguna laporan
• Tingkat Materialitas
 digunakan untuk menentukan jenis pendapat
1. Nilainya tidak material
2. Nilainya material tetapi tidak mempengaruhi
keseluruhan penyajian laporan keuangan
3. Nilainya sangat material sehingga kewajaran seluruh
laporan keuangan dipertanyakan
• Hubungan antara Materialitas dan Jenis Opini (lihat Tabel
3-1)
MATERIALITAS
• Keputusan Materialitas
1. Kondisi Non GAAP
 Klien gagal mengikuti prinsip GAAP
2. Perbandingan Nilai Dollar pada suatu patokan tertentu
 Kesalahan penyajian harus dibandingkan dengan suatu patokan
tertentu sebelum dibuat keputusan tentang tingkat materialitas dari
kegagalan mematuhi prinsip GAAP
3. Terukur
 Nilai uang dari sejumlah kesalahan penyajian tidak dapat diukur
secara akurat
4. Karakteristik item itu sendiri
 Jenis kesalahan penyajian karena dipengaruhi oleh keputusan
pengguna laporan
5. Kondisi Pembatasan Lingkup Audit
 Lebih sulit dilakukan dibanding akibat adanya ketidakpatuhan pada
prinsip GAAP
 Harus diukur secara subjektif atas potensi terjadinya kesalahan
penyajian
DISKUSI ATAS KONDISI YANG MEMBUTUHKAN
PENYIMPANGAN
1. Lingkup Audit Auditor telah Dibatasi
 disebabkan oleh klien dan kondisi diluar kendali klien maupun
auditor
• Wajar Dengan Pengecualian Akibat Adanya Pembatasan
Lingkup Audit (lihat Gambar 3-6)
• Penolakan Pemberian Pendapat Audit Akibat Adanya
Pembatasan Lingkup Audit (lihat Gambar 3-7)
• Pemberian Pendapat Wajar Dengan Pengecualian Akibat
Tidak Dipatuhinya Prinsip dalam GAAP (lihat Gambar 3-8)
• Pemberian Pendapat Tidak Wajar akibat Tidak Dipatuhinya
Prinsip dalam GAAP (lihat Gambar 3-9)
2. Penyajian Laporan Keuangan Tidak Sesuai dengan GAAP
 Auditor harus menerbitkan Pendapat Wajar Dengan
Pengecualian (lihat Gambar 3-8) atau Pendapat Tidak Wajar,
tergantung dari tingkat materialitas item tersebut
 Saat nilainya sangat material atau sangat pervasive sehingga
diperlukan Pendapat Tidak Wajar, maka paragraf scope-nya sama
dengan bentuk baku, paragraf ketiga (qualifying paragraph)
dapat sama, tapi paragraf pendapat dibuat seperti dalam
Gambar 3-9
3. Auditor Tidak Independen (lihat Gambar 3-11)
 Penolakan pemberian pendapat harus dilakukan, walaupun
seluruh prosedur audit yang dilaksanakan dianggap telah sesuai
dengan kondisi yang ada
PROSES PEMBUATAN KEPUTUSAN AUDITOR UNTUK PENERBITAN LAPORAN AUDIT
1. Menentukan Apakah Terdapat Kondisi yang Memerlukan Penyimpangan dari
Laporan Audit Bentuk Baku (lihal Tabel 3-3)
 Jika ada kondisi terebut diidentifikasi dan dimasukkan dalam kertas kerja sebagai bahan diskusi
untuk menentukan laporan audit yang tepat untuk diterbitkan, jika tidak ada auditor akan
menerbitkan laporan audit bentuk baku
2. Memutuskan Tingkat Materialitas Tiap Kondisi (lihat Tabel 3-2)
 Ketika terdapat penyimpangan dari GAAP atau pembatasan ruang lingkup audit,
diputuskan apakah tidak material, material atau sangat material
 Semua kondisi, kecuali bila terjadi ketiadaan independensi bagi auditor, hanya
membedakan apakah tidak material atau material
 Merupakan hal yang sulit dan membutuhkan pertimbangan yang matang
3. Memutuskan Jenis Laporan Audit yang Tepat bagi Kondisi Tertentu
 Memutuskan jenis pendapat yang akan diberikan dengan bantuan suatu alat pembantu
pembuat keputusan (lihat Tabel 3-2)
4. Menuliskan Laporan Audit
 KAP memiliki suatu file komputer yang telah berisi kalimat yang tepat untuk masing-
masing kondisi yang berbeda
• Terdapat Lebih dari Satu Kondisi yang
Membutuhkan Penyimpangan atau Modifikasi
 Contoh situasi dimana auditor harus memodifikasi
pendapatnya
• Dampak E-Commerce pada Laporan Audit
 Standar audit menekankan bahwa situs elektronik
adalah sebuah cara mendistribusikan informasi dan
tidak dianggap “dokumen” seperti istilah yang
digunakan dalam GAAS
• Jumlah Paragraf dalam Laporan
 Tabel 3-3 menunjukkan Jenis Laporan yang diterbitkan
atas audit pada laporan keuangan, Jumlah Paragraf
serta Letak dari Paragraf Tambahan
CONTOH LAPORAN AUDIT
1. Laporan audit  pendapat wajar tanpa
pengecualian:
• Lihat Aren hal. 69
• Lihat ISA700 Illustration 1 s.d. 3
• Lihat Haryono hal. 70
2. Laporan audit  pendapat wajar dengan
pengecualian:
• Lihat Aren hal. 83/84
• Lihat ISA705 Illustration 1 s.d. 5
• Lihat Haryono hal. 82/84/86
31
CONTOH LAPORAN AUDIT
 [pihak yang dituju]
— Kami telah mengaudit neraca perusahaan XYZ tanggal 31 Desember 2xx1 serta
  

laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas untuk tahun yang
berakhir pada tanggal tersebut. Laporan keuangan adalah tanggung jawab
manajemen perusahaan. Tanggung jawab kami terletak pada pernyataan pendapat
atas laporan keuangan berdasarkan audit kami.
— Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan
   

Akuntan Iondonesia. Standar tersebut mengharuskan kami untuk merencanakan dan


melaksanakan audit agar kami memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan
keuangan bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar
pengujian. Audit juga meliputi penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan
estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian
laporan keuangan secara keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kami memberikan
dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat.
— Menurut pendapat kami, laporan keuangan yang kami sebut diatas menyajikan
  

secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan perushaan XYZ tanggal
31 Desember 2xx1, dan hasil usaha serta arus kas untuk tahun yang berakhir pada
tanggal tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
— [Tanda tangan, nama rekan, nomor izin akuntan publik, no izin KAP)
  

 [tanggal] 32
REDAKSI LAPORAN AUDITOR

Laporan bentuk standar


Opini: Wajar Tanpa Pengecualian

Kantor Akuntan Publik


Firzana dan Rekan
Jalan Mawar No. 1
Yogyakarta

Laporan Auditor Independen

Kepada Yth.
Pemegang Saham
PT Armada Jaya
Jalan P. Diponegoro
Yogyakarta
33
REDAKSI LAPORAN AUDITOR

Kami telah mengaudit Laporan Posisi Keuangan


PT Armada Jaya per 31 Desember 2017 dan
2016, serta Laporan Laba Rugi, Laporan
Perubahan Ekuitas, dan Laporan Arus Kas untuk
periode yang berakhir pada tanggal 31
Desember 2017 dan 2016, termasuk catatan
atas laporan keuangan.

Tanggungjawab Manajemen Terhadap Laporan


Keuangan
34
REDAKSI LAPORAN AUDITOR

Manajemen bertanggungjawab terhadap


kewajaran penyajian laporan keuangan, sesuai
dengan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku
di Indonesia, termasuk bertanggungjawab atas
perancangan, implementasi, serta pemeliharaan
Sistem Pengendalian Internal untuk
memungkinkan perusahaan mampu menyajikan
laporan keuangan secara wajar serta bebas dari
salah saji material, baik karena kesalahan maupun
karena kecurangan.

35
REDAKSI LAPORAN AUDITOR

Tanggungjawab Auditor Independen

Tanggungjawab kami adalah pada opini atas laporan


keuangan berdasarkan audit yang telah kami
laksanakan. Kami melaksanakan audit sesuai dengan
Standar Profesional Akuntan Publik yang ditetapkan
oleh Ikatan Akuntan Publik Indonesia. Standar
tersebut mewajibkan kami untuk merencanakan dan
melaksanakan audit untuk mendapatkan keyakinan
memadai tentang apakah laporan keuangan bebas
dari salah saji material.

36
REDAKSI LAPORAN AUDITOR

Audit yang kami lakukan mencakup pelaksanaan


prosedur audit untuk mendapatkan bukti audit
tentang jumlah dan pengungkapan dalam
laporan keuangan. Pemilihan prosedur audit
ditentukan berdasarkan pertimbangan
profesional auditor, termasuk asesmen atas
risiko salah saji material dalam laporan
keuangan, baik karena kesalahan maupun
karena kecurangan.

37
REDAKSI LAPORAN AUDITOR

Asesmen risiko dibuat dengan mempertimbangan


Sistem Pengendalian Internal yang relevan
dengan kewajaran penyajian laporan keuangan,
untuk dijadikan sebagai dasar perumusan
prosedur audit yang sesuai dengan kondisi latar
belakang lingkungan laporan keuangan, bukan
untuk tujuan pemberian opini atas efektifitas
Sistem Pengendalian Internal perusahaan, dan
oleh sebab itu kami tidak memberikan opini atas
Sistem Pengendalian Internal Perusahaan.

38
REDAKSI LAPORAN AUDITOR

Audit yang kami lakukan juga mencakup


evaluasi atas ketepatan kebijakan
akuntansi, kewajaran estimasi akuntansi
yang signifikan, serta penyajian laporan
keuangan secara keseluruhan.

Kami meyakini bahwa bukti audit yang telah


kami peroleh adalah cukup dan tepat untuk
kami dijadikan sebagai dasar pemberian
opini wajar tanpa pengecualian.

39
REDAKSI LAPORAN AUDITOR

Opini Auditor

Menurut opini kami, laporan keuangan PT Armada


Jaya tersebut di atas, yang terdiri dari Laporan Posisi
Keuangan per 31 Desember 2017 dan 2016, serta
Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Laba Rugi, dan
Laporan Arus Kas yang berakhir pada 31 Desember
2017 dan 2016, termasuk catatan atas laporan
keuangan, menyajikan secara wajar dalam semua hal
yang material, sesuai dengan Standar Akuntansi
Keuangan yang berlaku di Indonesia.
40
REDAKSI LAPORAN AUDITOR

KAP Firzana dan Rekan


Firzana Aulia Rachma

Firzana Aulia Rachma


Izin KAP No. AP.007
12 Maret 2018

41
REDAKSI LAPORAN AUDITOR

Laporan Tidak Dalam Bentuk Standar


Opini: wajar DENGAN pengecualian

Kantor Akuntan Publik


Firzana dan Rekan
Jalan Mawar No. 1
Yogyakarta

Laporan Auditor Independen

Kepada Yth.
Pemegang Saham
PT Armada Jaya
Jalan P. Diponegoro
Yogyakarta
42
REDAKSI LAPORAN AUDITOR

(Paragraf pendahuluan, tanggungjawab


manajemen, dana tanggungjawab auditor,
sama dengan laporan auditor bentuk standar)
Pada alenia terakhir kalimat diubah menjadi
sebagai berikut:

Kami meyakini bahwa bukti audit yang telah


kami peroleh adalah cukup dan tepat untuk
kami dijadikan sebagai dasar pemberian opini
wajar dengan pengecualian.
43
REDAKSI LAPORAN AUDITOR

Dasar Pengecualian Opini

PT Armada Jaya melakukan investasi saham


pada PT Sumber Perkasa yang dibukukan dengan
metode ekuitas senilai Rp475.000.000,00,
dilaporkan dalam laporan posisi keuangan per 31
Desember 2017, dan laba bersih PT Sumber
Perkasa senilai Rp37.500.000,00 ada dalam
laporan laba rugi PT Armada Jaya untuk periode
yang berakhir pada 31 Desember 2017.

44
REDAKSI LAPORAN AUDITOR

Kami tidak memperoleh bukti yang cukup dan


tepat tentang nilai investasi dan laba investasi
pada PT Sumber Perkasa tersebut, oleh sebab itu
kami tidak bisa menentukan kewajaran asersi
manajemen tentang investasi tersebut.
Opini Dengan Pengecualian

Menurut opini kami, kecuali atas asersi


manajemen yang kami jelaskan pada paragraf
Dasar Pengecualian Opini tersebut di atas,
45
REDAKSI LAPORAN AUDITOR

laporan keuangan PT Armada Jaya, yang


terdiri dari Laporan Posisi Keuangan per 31
Desember 2017 dan 2016, serta Laporan
Perubahan Ekuitas, Laporan Laba Rugi, dan
Laporan Arus Kas yang berakhir pada 31
Desember 2017 dan 2016, termasuk catatan
atas laporan keuangan, menyajikan secara
wajar dalam semua hal yang material, sesuai
dengan Standar Akuntansi Keuangan yang
berlaku di Indonesia.
46
REDAKSI LAPORAN AUDITOR

Laporan Tidak Dalam Bentuk Standar


Opini: Opini Tidak Wajar

Kantor Akuntan Publik


Firzana dan Rekan
Jalan Mawar No. 1
Yogyakarta

Laporan Auditor Independen

Kepada Yth.
Pemegang Saham
PT Armada Jaya
Jalan P. Diponegoro
Yogyakarta
47
REDAKSI LAPORAN AUDITOR

(Paragraf pendahuluan, tanggungjawab


manajemen, dana tanggungjawab auditor,
sama dengan laporan auditor bentuk standar)
Pada alenia terakhir kalimat diubah menjadi
sebagai berikut:

Kami meyakini bahwa bukti audit yang telah


kami peroleh adalah cukup dan tepat untuk
kami dijadikan sebagai dasar pemberian opini
tidak wajar.
48
REDAKSI LAPORAN AUDITOR

Dasar Pemberian Opini Tidak Wajar


(Penjelasan tentang permasalahan signifikan
yang menyebabkan pemberian opini tidak
wajar).

Opini Tidak Wajar


Menurut opini kami, disebabkan karena
permasalah signifikan yang kami jelaskan pada
paragraf Dasar Pemberian Opini Tidak Wajar,
laporan keuangan PT Armada Jaya tersebut di
atas, tidak menyajikan secara wajar, sesuai
49
REDAKSI LAPORAN AUDITOR
dengan Standar Akuntansi Keuangan yang
berlaku di Indonesia, Laporan Posisi
Keuangan per 31 Desember 2017 dan
2016, serta Laporan Perubahan Ekuitas,
Laporan Laba Rugi, dan Laporan Arus Kas
yang berakhir pada 31 Desember 2017 dan
2016, termasuk catatan atas laporan
keuangan.

50
REDAKSI LAPORAN AUDITOR

Laporan Tidak Dalam Bentuk Standar


Opini: Menolak Memberikan Opini

Kantor Akuntan Publik


Firzana dan Rekan
Jalan Mawar No. 1
Yogyakarta

Laporan Auditor Independen

Kepada Yth.
Pemegang Saham
PT Armada Jaya
Jalan P. Diponegoro
Yogyakarta
51
REDAKSI LAPORAN AUDITOR
Kami telah menerima penugasan* audit terhadap
Laporan Posisi Keuangan PT Armada Jaya per 31
Desember 2017 dan 2016, serta Laporan Laba
Rugi, Laporan Perubahan Ekuitas, dan Laporan
Arus Kas untuk periode yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2017 dan 2016, termasuk
catatan atas laporan keuangan.

*Kalimat pertama dimodifikasi ..... Bukan “Kami


telah mengaudit ....”, tetapi “Kami telah menerima
penugasan audit......”
52
REDAKSI LAPORAN AUDITOR
Paragraf tanggungjawab manajemen tidak
berubah.

Paragraf Tanggungjawab Auditor


Tanggungjawab kami adalah pada opini atas
laporan keuangan tersebut di atas
berdasarkan audit yang kami laksanakan
sesuai dengan Standar Profesional Akuntan
Publik yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan
Publik Indonesia. Disebabkan karena

53
REDAKSI LAPORAN AUDITOR
permasalahan yang kami jelaskan pada
paragraf Dasar Penolakan Pemberian Opini,
yaitu bahwa kami tidak bisa memperoleh bukti
yang cukup dan tepat untuk kami jadikan
sebagai dasar pemberian opini auditor.

Dasar Penolakan Pemberian Opini


(Penjelasan tentang keterbatan luas
pemeriksaan yang signifikan yang
menyebabkan penolakan pemberian opini
auditor).
54
REDAKSI LAPORAN AUDITOR
Penolakan Pemberian Opini Auditor
Disebabkan karena permasalahan signifikan
yang kami jelaskan pada paragraf Dasar
Penolakan Pemberian Opini Auditor, yaitu
bahwa kami tidak bisa memperoleh bukti
yang cukup dan tepat untuk kami jadikan
sebagai dasar pemberian opini auditor,
maka kami tidak memberikan opini atas
laporan keuangan tersebut di atas.

55
MANFAAT AUDIT LAPORAN KEUANGAN
Keterlibatan audit yang independen akan
memberikan manfaat-manfaat antara lain:
menambah kredibilitas laporan keuangan,
mengurangi kecurangan perusahaan, dan
memberikan dasar yang lebih dipercaya
untuk pelaporan pajak dan laporan
keuangan lain yang harus diserahkan
kepada pemerintah

56
BATASAN AUDIT
1. Beberapa kesimpulan audit dibuat atas
pemeriksaan atas contoh dari bukti yang ada.
Biasanya laporan keuangan didukung oleh
ribuan bahkan jutaan dokumen. Proses audit
biasanya terbentur dengan biaya dan waktu
dan membutuhkan sebuah pemeriksaan yang
mendukung pengungkapan laporan keuangan.
Beberapa contoh dapat memberikan
keterbatasan untuk dipertimbangkan,
meskipun demikian, kesimpulan dapat ditarik
dari pemeriksaan contoh bukti yang ada
sebagai subjek ketidakpastian. 57
BATASAN AUDIT
2. Beberapa bukti yang mendukung laporan
keuangan harus didapatkan dari perwakilan
manajemen meskipun auditor dapat
memperoleh bukti yang menguatkan atau
bahkan tidak menguatkan. Oleh sebab itu
dibutuhkan kepercayaan penuh kepada
perwakilan manajemen. Jika integritas
manajemen kurang, maka auditor dapat
memberikan pendapat yang tidak benar atas
laporan keuangan
58
Terimakasih

59

Anda mungkin juga menyukai