Anda di halaman 1dari 15

FALSAFAH ILMU PENGETAHUAN

TEORI PROSEDUR ILMIAH

Oleh

Prof. Em. Mohamad Sahari Besari MSc. Ph.D


Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan
Institut Teknologi Bandung
TEORI PROSEDUR ILMIAH

Teori Metode Ilmiah John Herschel


• Buku Perliminary Discourse On Natural Philosophy (1830), karya John
Herschel (1792–1871) pada saatnya dianggap oleh banyak ilmuwan
sebagai yang peling seimbang dan komprehensif dalam bidang filsafat
ilmu pengetahuan.
Herschel pada zamannya dianggap ilmuwan yang paling terkemuka di
Inggris. Tulisannya mengenai metode ilmiah menonjol karena analisis
yang dilakukan sangat hati-hati terhadap berbagai temuan baru dalam
fisika, astronomy, kimia dan geologi.

• Salah satu konstribusi Herschel yang penting dalam bidang filsafat


ilmu pengetahuan adalah pembedaan yang jelas antara “konteks
temuan’ dan “konteks justifikasi’. Ia bersikeras bahwa prosedur yang
digunakan dalam mefomulasikan suatu teori sepenuhnya tidak relefan
dengan masalah akseptibilitasnya. Suatu perkiraan sembarang selama
konsekuensi dedukatifnya dibenarkan oleh apa yang didapat dari
fenomena.

1
TEORI PROSEDUR ILMIAH

Konteks Temuan
• Herschel menghargai pendangan Francis Bacon mengenai penelitian
ilmiah (scientific inquiry), namun ia sadar bahwa banyak temuan ilmiah
penting tidak duperoleh mengikuti pola yang diberikannya. Oleh karena itu
ia berpendapat bahwa ada dua cara berbeda yang dapat ditempuh
ilmuwan dalam kegiatannya mulai dari observasi sampai pada hukum dan
teori.

• Pendekatan yang pertama adalah menerapkan skema induksi tertentu,


dan yang lainnya adalah formulasi dari hipotesis. Pandangan Herschel
mengenai konteks temuan dapat dipresentasikan sebagai skema di
bawah ini (lihat gambar).

• Menurut Herschel, langkah pertama dalam prosedur ilmiah adalah


membagi-bagi fenomena yang kompleks dalam bagian-bagian
konstituennya atau menurut aspeknya. Kemudian perhatiannya difokuskan
pada berbagai properti yang krusial bagi penjelasan mengenai fenomena
tersebut. Misalnya, mengenai gerakan dari benda, maka ilmuwan harus
fokus pada properti dari gaya, massa dan velositas (kecepatan).
2
TEORI PROSEDUR ILMIAH
Teori Prosedur Ilmiah

Theories

Introduction Hypothesis

I aws of Nature

Inductive schema Hypotesis

agreement Relevant Aspects


difference
concomilant variations
residues Complex Phenomena

Herschel’s Pattern of Discovery

3
TEORI PROSEDUR ILMIAH

• Contoh utama yang diberikan Herschel dalam reduksi fenomena


kompleks kedalam aspek-aspeknya yang relevan adalah analisis dari
suara yang mengarah pada vibrasi dari sumbernya, transmisi dari
gerakan vibrasi melalui medium, penangkapannya oleh telinga dan
produlsi dari sensasinya. Ia berpendapat bahwa untuk mengetahui
secara penuh mengenai suara, yang dibutuhkan pengetahuan
mengenai fenomena tumbukan yang menimbulkan vibras,
pengetahuan mengenai interaksi antara partiker-partikel yang
bergerak dan berbagai partikel yang ada disekitarnya, dan
pengetahuan mengenai fisiologi dari sensasi pendengaran.

4
TEORI PROSEDUR ILMIAH

Hukum Alam
• Fenomena yang dianalisis sebagaimana mestinya merupakan bahan
baku bagi ilmuwan untuk memformulasikan ‘hukum alam’. Herschel
memasukkan kedua-duanya yaitu korelasi dari properti dan urutan
kejadian kedalam hukum alam. Diantara korelasi properti,
dimasukkannya Hukum Boyle dan generalisasi bahwa zat yang
merefraksi ganda (double refrection) menampilkan warna secara
periodik dibawah cahaya yang terpolarisasi. Herschel menyebutkan
korelasi yang demikian sebagai ‘fakta general’. Diantara urutan
kejadian dimasukkannya hukum Galileo mengenai terjun bebas dan
trayektori parabolik dan proyektil.

5
TEORI PROSEDUR ILMIAH

• Herschel melihat bahwa hukum alam dibenarkan secara implisit dengan


persyaratan bahwa kondisi batas tertentu harus dipenuhi. Misalnya, hukum
terjun bebas adalah benar (absah) hanya bagi gerakan dalam vakum, hukum
Boyle adalah benar untuk perubahan temperatur yang konstan.
• Herschel menunjukkan dua route yang berbeda mulai dari fenomena ke hukum
alam. Route yang pertama menuju pada temuan dari hukum adalah penerapan
skema induksi tertentu. Misalnya hukum Boyle ditemukan dari pengkajian
terhadap variasi volume gas dengan tekanannya, dan generalisasi dari hasil
eksperimen. Sebagai contoh adalah sebagai berikut:
• Diketahui data:

P V
0.5 2.0
1.0 1.0
2.0 0.5
5.0 0.2

• Si peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa P ~ (1/V)

6
TEORI PROSEDUR ILMIAH

• Route yang kedua dalam mencari hukum adalah melalui formulasi


hipotesis. Herschel menekankan bahwa route yang kedua menuju
temuan hukum alam tidak dapat direduksi menjadi penerapan dari
aturan yang tetap.
Sebagai contoh ia menyebutkan hipotesis Huygens bahwa sinar
ekstraordiner pada refraksi ganda yang terjadi dalam Icelandic spar
dipropagansikan secara eliptik. Meskipun Huygens tidak memiliki
konsepsi menganai gerakan gelombang transversal dari cahaya,
namun ia berhasil menformulasikan suatu hukum yang menjelaskan
refraksi ganda menggunakan hipotesis propagansi eliptik. Menurut
Herschel, hipotest Huygens tidak dapat dipresentasikan sebagai
kongklusi dari suatu skema induksi.

7
TEORI PROSEDUR ILMIAH

Teori
• Penemuan dari hukum alam merupakan langkah pertama dalam suatu
interpretasi ilmiah. Langkah yang kedua adalah inkorporasi dari hukum-hukum
tersebut kedalam teori
• Menurut Herschel teori timbul, atau dari generalisasi induktif lanjutan, atau dari
menciptakan hipotesis yang berani yang mendirikan interrelasi dari hukum-
hukum yang semula tidak berhubungan (unconnected).
• Herschel mengkompilasikan ideal Baconian mengenai suatu hierarki dari
generalisasi ilmiah dengan penekanan pada peran imajinasi kreatif dalam
mengkonstruksi hierarki tersebut. Suatu teori imajinatif yang memberikan
impresi padanya adalah teori elektromagnetisme dari Ampere. Ampere
menjelaskan bahwa gaya tolak atau tarik magnet timbul karena adanya aliran
listrik didalam magnet tersebut. Ia sampai pada teori tersebut tidak dengan
menerapkan skema induksi pada hukum listrik dan magnetisme. Namun teori
tersebut memiliki konsekuensi yang dapat diuji, dan Herschel bersikeras
bahwa akseptabilitasnya ditentukan tidak karena metode formulasinya, tetapi
dari konfirmasi eksperimental dari berbagai konsekuensi tersebut.

8
TEORI PROSEDUR ILMIAH

Konteks Justifikasi
• Herschel menekankan bahwa kecocokan pada observasi adalah kriteria
aksebilitas yang terpenting bagi hukum ilmiah dan teori. Lagi pula ia bersikeras
bahwa kejadian yang memberikan konfirmasi adalah lebih penting dari peda
kejadian yang lainnya.
• Suatu tipe kofirmasi yang sangat penting adalah konfirmsi dari ekstensi hukum
sampai batas yang cukup jauh (ekstrapolasi). Misalnya, Herschel mencatat
bahwa percepatan (acceleration) dari koin dan bulu yang didapat dari
ekperimental dalam suatu vakum adalah sama. Hal ini merupakan pengujian
dari hukum terjun yang dinyatakan oleh Galileo.
• Tipe konfirmasi penting yang kedua adalah hasil yang tidak diperkirakan dari
hukum atau teori yang mengindikasikan ruang lingkup yang tidak terbatas
(undesigned scope). Misalhnya ia mencatat bahwa penemuan (discovery) orbit
eliptis dari sistem bintang biner (binary stars) merupakan konfirmasi tak
terduga dari mekanika Newton;
Perbedaan yang terjadi pada hasil kalkulasi dan observasi dari kecepatan
suara adalahkonfiemasi tak terduga dari hukum terjadinya pembangkitan
panas dalam fluida elastid akibat kempa (compression).

9
TEORI PRSEDUR ILMIAH

• Tipe konfirmasi penting yang ke-3 adalah ‘eksperimen krusial’. Herschel


menganggap ‘eksperimen krusial’ adalah test menjatuhkan yang harus dilalui
dengan berhasil oleh suatu hukum atau teori.
Herschel mengagumi eksperimen yang disarankan oleh Francis Bacon untuk
menentukan apakah percepatan vertikal yang dialami benda adalah akibat
suatu gaya tarik bumi atau sebagai akibat dari suatu mekanisme internal dari
benda yang bersangkutan.
Bacon menyarankan masalah tersebut diselesaikan dengan membandingkan
kinerja dua pendalum, sebuah digerakkan oleh bobot dan yang lainnya oleh
pegas, yang dioperasikan dipuncak gunung dan didalam tambang.
• Herschel juga menghargai Pascal untuk merancang sebuah eksperimen
krusial untuk menentukan apakah naiknya merkuri dalam tabung tertutup
adalah akibat tekanan atmosfir atau akibat ‘kejahatan vakum’ dan mendukung
hipotesis ‘samudera udara’ (sea of air) dari Torricelli.
• Suatu eksperimen pada tempatnya disebut krusial hanya apabila semua
alternatif yang mungkin adalah inkonsisten dengan hasil yang diperoleh.

10
TEORI PRSEDUR ILMIAH

• Tanpa persyaratan eksperimen krusial yang terakhir ini, Herschel juga


ilmuwan lainnya menerima eksperimen Foucault sebagai eksperimen
krusial. Eksperimen Foucault membuktikan bahwa kecepatan cahaya
di udara adalah lebih besar dari pada di dalam air.
Hasil yang didapat Foucault konsisten dengan teori gelombang dari
Huygens dan tidak cocok dengan teori korpuskular dari Newton.
Ilmuwan berkesimpulan bahwa cahaya adalah gelombang.
Asumsi implisit bahwa hanya kedua teori tersebut merupakan
kemungkinan interpretasi bagi fenomena optis kenudian terbukti tidak
benar.
• Kendati banyak sekali perhatian telah diberikan kepada berbagai
eksperimen untuk menilai teori yang saling bersaing, namun sikap
yang mendukung pencarian bukti-bukti yang menyalahkan telah
menjadi perkembangan yang sangat penting dalam sejarah ilmu
pengetahuan.

11
TEORI PRSEDUR ILMIAH

• Herschel mendukung sikap tersebut. Ia menuntut bahwa ilmuwan


harus menjadi antagonis dari teorinya sendiri, dan mencari
penyangkalan langsung maupun pengecualian yang membatasi teori
tersebut.
• Herschel percaya bahwa nilai suatu teori terbukti dari kemampuannya
untuk melawan serangan yang demikian

12
TEORI PRSEDUR ILMIAH

Whewell dari Sejarah Ilmu Pengetahuan

Morfologi Kemajuan Ilmiah


• William Whewell (1794-1866), hidup sejaman dengan Herschel,
berusaha untuk mendasarkan filsafat ilmu pengetahuan pada suatu
survai sejara sains yang komprehensif. Whewell mengusulkan untuk
mengkaji proses penentuan yang sebenarnya terjadi dalam berbagai
sains agar dapat melihat adanya suatu pola tertentu.
• Whewell menyatakan bahwa pendekatan yang diusulkannya adalah
orijinil dari dirinya. Ia menunjukkan bahwa para penulis filsafat
sebelumnya telah menganggap sejarah ilmu pengetahuan hanya
sebagai gudang dari contoh-contoh yang dapat dirujuk dalam ilustrasi
mengenai berbagai hal dalam metode ilmiah.
• Whewell mengusulkan agar membalikkan relasi yang menjadikan
sejarah ilmu pengetahuan bargantung pada filsafatnya; jadi filsafat
bergantung pada sejarah ilmu pengetahuan.

13
TEORI PRSEDUR ILMIAH

• Whewell sangat canggih (sophisticated) dalam metodologi riset


sejarah yang diusulkannya. Ia melihat bahwa untuk menemukan
kembali sesuatu dari masa lalu diperlukan suatu sintesis yang harus
dilakukan para ilmuwan. Oleh karena itu ia memilih beberapa kategori
interpretatif untuk memandu kajian sejarah yang dilakukannya.
Ia manganggap bahwa kemajuan ilmiah sebagai suatu unfikasi yang
berhasil dari fakta dan pemikiran (idea). Whewell mengambil polatiras
antara fakta dan ide sebagai prinsip metodologi yang mendasar bagi
interpretasi sejarah ilmu pengetahuan. Dilengkapi degan prinsip
tersebut ia berusaha menunjukkan bahwa kemajuan setiap bidang
sains dengan carra merunut kembali penemuan fakta-fakta yang
terkait erat dan integrasi dari berbagai fakta tersebut berdasarkan
pemikiran yang semestinya.
(Note: Important fot dissertation)

14

Anda mungkin juga menyukai