PELAKSANAAN
PEMERIKSAAN
KEPATUHAN
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran III.1 Contoh Hal Pokok, Informasi Hal Pokok, dan Kriterianya
Lampiran III.3 Contoh Kertas Kerja Identifikasi Hal Pokok dan Kriteria
Pemeriksaan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
01 Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Latar belakang
untuk:
a. menciptakan kesamaan persepsi dan keseragaman
metodologi sehingga tercapai pemeriksaan yang sistematis,
efektif, dan efisien;
b. menjabarkan langkah-langkah yang terdapat di dalam SPKN;
dan
c. menjaga mutu pemeriksaan BPK.
adalah:
a. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4400);
b. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan
Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 85, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4654);
D. Lingkup Juklak
06 Juklak Pemeriksaan Kepatuhan ini mengatur metodologi Lingkup
UUD
UU Nomor 15 Tahun 2004 Mandat
UU Nomor 15 Tahun 2006
PDTT Juklak
Keuangan Kinerja
Kepatuhan Investigatif
Juknis Juknis
F. Sistematika Juklak
08 Juklak Pemeriksaan Kepatuhan ini disusun dengan sistematika Sistematika
sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan
Bab II Konsep Pemeriksaan Kepatuhan
Bab III Perencanaan Pemeriksaan Kepatuhan
Bab IV Pelaksanaan Pemeriksaan Kepatuhan
Bab V Pelaporan Pemeriksaan Kepatuhan
Bab VI Penutup
Glosarium
Daftar Singkatan dan Akronim
Referensi
Lampiran
BAB II
KONSEP PEMERIKSAAN KEPATUHAN
d. Materialitas Materialitas
1. Identifikasi Pengguna
Hasil Pemeriksaan dan
Pihak yang Bertanggung
Jawab
10. Pemerolehan
2. Penentuan Hal Pokok, dan Analisis Bukti 13. Penyusunan
Tujuan, dan Lingkup LHP
Pemeriksaan
3. Identifikasi Kriteria
4. Pemahaman Entitas
dan Lingkungannya
11. Pengembangan
Temuan
5. Pemahaman Sistem
Pengendalian Intern
6. Penentuan Materialitas
BAB III
PERENCANAAN PEMERIKSAAN KEPATUHAN
A. Pendahuluan
01 Secara umum, perencanaan pemeriksaan kepatuhan memiliki Aspek dalam
perencanaan
2 (dua) aspek. Pertama, pemeriksa membangun strategi
keseluruhan mencakup lingkup, fokus, waktu, dan pelaksanaan
pemeriksaan. Kedua, berdasarkan strategi tersebut, pemeriksa
menyiapkan rencana pemeriksaan yang menunjukkan
pendekatan secara detail dan langkah-langkah khusus terkait
sifat, waktu, dan luas prosedur yang akan dilaksanakan, serta
alasan pemilihannya. Sifat dan luas aktivitas perencanaan akan
bervariasi tergantung pada kondisi pemeriksaan, seperti
kompleksitas dari hal pokok dan kriteria.
Hal Pokok
08 Hal pokok dapat berbentuk kuantitatif yang dapat diukur Hal Pokok
Tujuan Pemeriksaan
010 Pemeriksa harus menyatakan secara jelas tujuan pemeriksaan Tujuan
pemeriksaan
atas hal pokok atau informasi hal pokok yang akan diperiksa.
Dalam pemeriksaan kepatuhan, mendeteksi kecurangan bukan
merupakan tujuan utama, namun pemeriksa harus
memasukkan faktor risiko terjadinya kecurangan dalam
penilaian risiko dan tetap waspada terhadap indikasi
kecurangan saat melaksanakan pekerjaan mereka.
011 Tujuan pemeriksaan akan memengaruhi hal-hal sebagai Pengaruh
tujuan
berikut: pemeriksaan
a. hal pokok/informasi hal pokok yang akan diperiksa; dan
b. kriteria pemeriksaan.
012 Tujuan pemeriksaan harus memiliki karakteristik: Karakteristik
tujuan
a. realistis; pemeriksaan
b. dapat dicapai; dan
c. memberikan informasi yang cukup kepada entitas serta
pemangku kepentingan lainnya tentang fokus pemeriksaan.
013 Dalam menyusun dan menetapkan tujuan, pemeriksa perlu Faktor-faktor
yang
memperhatikan harapan penugasan. Selain itu, faktor-faktor
22 Badan Pemeriksa Keuangan Direktorat Litbang
Juklak Pemeriksaan Kepatuhan Bab III
3. Identifikasi Kriteria
018 Kriteria adalah alat ukur yang digunakan untuk menilai hal Identifikasi
kriteria
pokok yang sedang diperiksa. Kriteria merupakan hal yang
utama dalam pemeriksaan kepatuhan karena tujuan
pemeriksaan adalah untuk menilai apakah hal pokok yang
diperiksa sesuai (patuh) dengan aturan yang berlaku yang
menjadi kriteria. Kriteria yang digunakan dalam pemeriksaan
kepatuhan diinformasikan kepada pihak yang diperiksa pada
awal pemeriksaan (entry meeting) agar diperoleh kesamaan
pemahaman antara pemeriksa dan pihak yang diperiksa.
Kesamaan pemahaman mencegah ketidaksepakatan atas
kriteria pada saat pembahasan temuan.
019 Kriteria dapat spesifik atau lebih umum, dan dapat diambil dari Sifat kriteria
6. Penentuan Materialitas
7. Penilaian Risiko
BAB IV
PELAKSANAAN PEMERIKSAAN KEPATUHAN
A. Pendahuluan
01 Tahap pelaksanaan pemeriksaan kepatuhan merupakan Pendahuluan
c. permintaan keterangan;
d. konfirmasi ekstern;
e. re-performance;
f. perhitungan ulang;
g. pengujian substantif;
h. uji pengendalian; dan
i. prosedur analitis.
010 Pengamatan adalah melihat proses atau prosedur yang Pengamatan
C. Pengembangan Temuan
021 Unsur temuan yang harus ada adalah kondisi, kriteria, dan Unsur temuan
BAB V
PELAPORAN PEMERIKSAAN KEPATUHAN
A. Pendahuluan
01 Pelaporan adalah suatu kegiatan memberikan kesimpulan Pengertian
B. Penyusunan LHP
1. Prinsip Laporan yang Baik
BAB VI
PENUTUP
A. Pemberlakuan Juklak
01 Juklak Pemeriksaan Kepatuhan berlaku pada saat Pemberlakuan
juklak
ditetapkannya Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan tentang
Petunjuk Pelaksanaan Pemeriksaan Kepatuhan.
B. Pemutakhiran Juklak
02 Pemutakhiran Juklak Pemeriksaan Kepatuhan dapat berupa Pemutakhiran
juklak
perubahan juklak yang dimaksud atau penjelasan atas
substansi juklak tersebut.
03 Perubahan atas juklak ini akan disampaikan secara resmi
melalui keputusan tentang perubahan petunjuk dimaksud.
04 Penjelasan atas substansi juklak ini disampaikan secara tertulis
dari Tim Pemantauan Juklak pada Direktorat Penelitian dan
Pengembangan.
C. Pemantauan Juklak
05 Juklak Pemeriksaan Kepatuhan ini merupakan dokumen yang Pemantauan
juklak
dapat berubah sesuai dengan perubahan peraturan
perundang-undangan dan kondisi lain. Oleh karena itu,
pemantauan atas juklak ini akan dilakukan oleh Tim
Pemantauan Juklak Pemeriksaan Kepatuhan di BPK. Selain itu,
masukan atau pertanyaan terkait dengan Juklak ini dapat
disampaikan kepada:
Ditama Revbang
Direktorat Penelitian dan Pengembangan
Subdirektorat Litbang PDTT
Lantai II Gedung Arsip R.216
ttd. ttd.
GLOSARIUM
B
Badan : Sebutan untuk BPK-RI yang terdiri dari
Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota BPK.
E
Entitas Pemeriksaan : Unit organisasi yang menjadi objek
pemeriksaan BPK.
H
Hal Pokok : Hal-hal yang diperiksa dan/atau hal-hal yang
menjadi perhatian dalam suatu penugasan
pemeriksaan, yang dapat berupa informasi,
kondisi, atau aktivitas yang dapat
diukur/dievaluasi berdasarkan kriteria
tertentu.
Harapan Penugasan : Keinginan dari yang memberi tugas, dhi.
Pemberi Tugas Pemeriksaan (PTP), terhadap
pelaksanaan tugas pemeriksaan.
Hasil Pemeriksaan : Produk dari pelaksanaan tugas pemeriksaan
yang terdiri dari KKP, LHP, dan dokumen
pemeriksaan lainnya.
I
Informasi Hal Pokok : Hasil evaluasi atau hasil pengukuran hal
pokok terhadap kriteria.
ISSAI : International Standards of Supreme Audit
Institutions adalah standar yang dikeluarkan
oleh Organisasi Lembaga Pemeriksa Sedunia
atau The International Organisation of
Supreme Audit Institutions (INTOSAI) untuk
menjadi pedoman bagi Lembaga Pemeriksa
(Supreme Audit Institutions).
K
Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan 63
Kepatutan (Propriety) : Ketaatan pada prinsip umum pelaksanaan
tata kelola keuangan yang baik dan perilaku
pejabat publik.
Kerugian Negara : Kekurangan uang, surat berharga, dan
barang, yang nyata dan pasti jumlahnya
sebagai akibat perbuatan melawan hukum
baik sengaja maupun lalai (Pasal 1 Angka 22
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004
tentang Perbendaharaan Negara).
Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP) : Catatan-catatan yang dibuat dan data yang
dikumpulkan oleh Pemeriksa secara
sistematis pada saat melaksanakan tugas
pemeriksaan mulai tahap perencanaan
pemeriksaan sampai dengan tahap
pelaporan pemeriksaan.
L
LHP : Laporan Hasil Pemeriksaan adalah bentuk
pertanggungjawaban tertulis dari proses
pemeriksaan yang berisi hasil analisis atas
temuan pemeriksaan yang diperoleh saat
pelaksanaan pemeriksaan.
LHPP : Laporan Hasil Perencanaan Pemeriksaan
adalah bentuk pertanggungjawaban tertulis
dari pelaksanaan pemahaman objek
pemeriksaan yang menjadi bahan
penyusunan konsep program pemeriksaan.
O
Objek Pemeriksaan : Entitas/instansi/satuan kerja/kegiatan yang
menjadi sasaran pemeriksaan.
P
Pemeriksa : Orang yang melaksanakan tugas
pemeriksaan pengelolaan dan tanggung
jawab keuangan negara untuk dan atas
R
Rencana Aksi : Merupakan aksi yang akan dilaksanakan
oleh entitas yang diperiksa berdasarkan
rekomendasi BPK yang termuat dalam LHP.
Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan 65
RKP : Rencana Kegiatan Pemeriksaan adalah
dokumen yang memuat rencana
pemeriksaan yang meliputi urutan
pengelompokan tema pemeriksaan, waktu,
kebutuhan pemeriksa, anggaran, dan
infrastruktur lainnya.
S
SPKN : Standar Pemeriksaan Keuangan Negara
adalah standar pemeriksaan yang menjadi
acuan dalam pelaksanaan pemeriksaan
keuangan negara.
Standar : 1. Ukuran tertentu yang dipakai sebagai
patokan atau ukuran baku.
2. Sesuatu yang dianggap tetap nilainya
sehingga dapat dipakai sebagai ukuran nilai
(harga).
T
Temuan Pemeriksaan : Indikasi permasalahan yang ditemui di
dalam pemeriksaan di lapangan.
Tim Pemeriksa : Terdiri dari Pengendali Mutu yang bertindak
sebagai Penanggung Jawab, Pengendali
Mutu lainnya (jika diperlukan), Pengendali
Teknis, Ketua Tim, dan Anggota Tim.
A
APBN : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
B
BMN : Barang Milik Negara
BPK : Badan Pemeriksa Keuangan
BPP : Buku Pedoman Perusahaan
C
CMOB : Credit Manual For Overseas Branch
CR : Control Risk
D
DBH : Dana Bagi Hasil
DR : Detection Risk
E
ESDM : Energi dan Sumber Daya Mineral
I
IR : Inherent Risk
J
Juklak : Petunjuk Pelaksanaan
Juknis : Petunjuk Teknis
K
KCLN : Kantor Cabang Luar Negeri
Keppres : Keputusan Presiden
KKP : Kertas Kerja Pemeriksaan
L
LBMN : Laporan Barang Milik Negara
LHP : Laporan Hasil Pemeriksaan
LHPP : Laporan Hasil Perencanaan Pemeriksaan
N
NIP : Nomor Induk Pegawai
P
PBB : Pajak Bumi Bangunan
PDTT : Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu
Direktorat Litbang Badan Pemeriksa Keuangan 67
Perda : Peraturan Daerah
Perpres : Peraturan Presiden
PKP : Program Kerja Perorangan
REFERENSI
BPK RI. (2017). Pedoman Penyusunan dan Revisi Perangkat Lunak di BPK. Jakarta:
Direktorat Litbang.
BPK RI. (2017). Standar Pemeriksaan Keuangan Negara. Jakarta: Direktorat Litbang.
OCEG. (2015). GRC Capability Model Red book version 3. Diakses dari
https://go.oceg.org/grc-capability-model-red-book.
1 Pengelolaan operasional Laporan pengelolaan loans, Ketentuan intern bank terkait pengelolaan loans,
Kantor Cabang Bank xxx trade finance, securities, trade finance, securities, funding, dan operasional
funding, dan operasional lainnya.
lainnya a. Anggaran Dasar Perusahaan PT Bank xx
b. Rencana Jangka Panjang tahun 20xx-20xx
c. Rencana Bisnis Bank tahun 20xx s.d 20xx
d. Ketentuan Intern Bank xx yang meliputi:
1) Buku Pedoman Perusahaan (BPP)
Perencanaan Strategis
2) Buku Pedoman Performance Management
System (PMS) dan Service Level Agreement
(SLA)
3) Buku Pedoman Kebijakan Akuntansi
4) BPP Divisi Internasional dan masing-
masing Kantor Cabang Luar Negeri (KCLN)
5) BPP tata kerja transaksi impor dan ekspor
6) BPP tata kerja letter of intent
7) Credit Manual for Overseas Branch (CMOB)
8) BPP Surat Berharga
9) Ketentuan pembentukan A dan P account
e. Ketentuan-ketentuan lainnya yang terkait,
baik ketentuan intern maupun dari otoritas
lokal KCLN yang relevan dengan pengelolaan
operasional Bank xx KCLN kota xx
2 Pengadaan barang dan jasa Tahap perencanaan: Peraturan terkait pengadaan barang/jasa
dokumen penganggaran pemerintah dan surat perjanjian/kontrak.
Rencana Kerja dan Anggaran a. Peraturan Pemerintah (PP) tentang Sistem
Kementerian Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP)
Negara/Lembaga (RKA-K/L) b. Peraturan Presiden (Perpres) tentang
hingga dokumen pengadaan barang/jasa pemerintah dan
usulan/proposal dari perubahannya
masing-masing pimpinan c. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan
tinggi utama/madya tentang mekanisme pelaksanaan pembayaran
atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja
Tahap pelaksanaan:
Negara (APBN)
dokumen
d. Surat perjanjian/kontrak
pengadaan/Rencana Kerja
dan Syarat (RKS),
pelaksanaan pelelangan,
serah terima barang hingga
pembayaran
8 Pelaksanaan karantina Laporan realisasi PNBP atas Peraturan terkait PNBP atas pelaksanaan
komoditi hortikultura pelaksanaan karantina karantina komoditi hortikultura.
komoditi hortikultura a. UU tentang karantina hewan, ikan, dan
tumbuhan
b. UU tentang kepabeanan
c. UU tentang hortikultura
d. PP tentang tarif atas jenis penerimaan negara
bukan pajak yang berlaku pada Departemen
Pertanian dan perubahannya
e. PMK tentang penetapan sistem klasifikasi
barang dan pembebanan tarif bea masuk atas
barang impor
9 Pelaksanaan kegiatan Laporan realisasi Peraturan terkait pelaksanaan kegiatan
pengerukan pelaksanaan kegiatan pengerukan.
pengerukan a. UU tentang pelayaran
b. UU tentang jasa konstruksi
c. PP tentang angkutan di perairan
d. PP tentang penyelenggaraan jasa konstruksi
e. PP tentang kepelabuhanan
f. PP tentang kenavigasian
g. Keppres tentang pelaksanaan APBN
h. Perpres tentang pengadaan barang/jasa
pemerintah
i. Peraturan menteri tentang standar biaya
j. Peraturan menteri tentang pengerukan dan
reklamasi
k. Peraturan menteri tentang alur pelayaran di
laut
l. Pedoman teknis kegiatan pelabuhan dan
pengerukan
m. Peraturan tentang juklak penatausahaan dan
penyusunan laporan pertanggungjawaban
bendahara kementerian
negara/lembaga/kantor/satker
10 Pencetakan dan Kontrak pengadaan bahan Peraturan terkait pencetakan dan pemusnahan
pemusnahan Rupiah uang dan persediaan bahan uang.
uang a. UU tentang mata uang
b. Nota kesepahaman tentang pelaksanaan
koordinasi dalam rangka perencanaan dan
pencetakan serta pemusnahan Rupiah
c. Peraturan pelaksanaan terkait pencetakan
dan pemusnahan uang
ttd. ttd.
Nizam Burhanuddin
(Tempat), (tanggal)…………………….
ttd. ttd.
Nizam Burhanuddin
Catatan:
Sebaiknya kriteria yang digunakan adalah kriteria yang berkaitan langsung dengan hal pokok dan tujuan
pemeriksaan.
Nizam Burhanuddin
XI. Kesimpulan
[Isi dengan kesimpulan mengenai pemahaman atas entitas berdasarkan kondisi yang telah
dijelaskan pada romawi I s.d. IX antara lain kesimpulan mengenai kompleksitas pemeriksaan
dan kebutuhan tenaga ahli]
(Nama Jelas)
ttd. ttd.
Nizam Burhanuddin
1. Setelah tujuan dan hal pokok ditetapkan maka pemeriksa perlu mem-breakdown hal pokok.
2. Hal pokok di-breakdown menjadi beberapa aspek utama yang relevan dengan tujuan
pemeriksaan.
3. Setelah aspek ditentukan, maka dilanjutkan dengan membobot masing-masing aspek tersebut
(lihat Membobot Aspek).
4. Selanjutnya masing-masing aspek tersebut dirinci menjadi beberapa subaspek yang relevan
yang didasarkan pada kriteria.
5. Setelah subaspek ditentukan, maka dilanjutkan dengan membobot subaspek (lihat Membobot
Subaspek/Kriteria).
6. Temuan-temuan yang muncul dikelompokkan dan disatukan pada subaspek yang relevan.
7. Temuan yang sudah terkelompokkan ke dalam subaspek selanjutnya dibobot (lihat Membobot
Temuan).
8. Masing-masing hasil/skor temuan tertimbang selanjutnya dikurangkan dengan Nilai
Tertimbang untuk mencari Penyimpangan Temuan Tertimbangnya.
9. Selanjutnya masing-masing Penyimpangan Temuan Tertimbang tersebut dikurangkan dengan
masing-masing Batas Penyimpangan Tertimbang.
10. Bila hasilnya melebihi batas penyimpangan tertimbang berarti dinyatakan “Menyimpang
Secara Material”.
11. Bila hasilnya tidak melebihi batas penyimpangan tertimbang berarti dinyatakan “Tidak
Menyimpang Secara Material”.
Membobot Aspek
Yang dimaksud aspek di sini mencakup antara lain:
• Tahapan proses bisnis dari hal pokok.
• Hal/bagian/unsur utama dari hal pokok yang menjadi isu sentral dari tujuan pemeriksaan.
• Contoh aspek dalam pemeriksaan:
o Hal pokok "pengadaan barang dan jasa", aspek yang dinilai antara lain: perencanaan
pengadaan, pemilihan penyedia barang, dan pelaksanaan kontrak.
o Hal pokok "pengelolaan Barang Milik Negara (BMN)", aspek yang dinilai antara lain:
penatausahaan, pengamanan, pemeliharaan, dan pelaporan BMN.
Membobot Subaspek/Kriteria
1. Masing-masing aspek yang telah disusun selanjutnya di-breakdown menjadi beberapa
subaspek yang didasarkan pada kriteria utama yang relevan dengan tujuan pemeriksaan.
2. Yang sangat penting diperhatikan dalam membobot subaspek/kriteria adalah substansi, tujuan
utama, dan latar belakang kriteria itu sendiri.
3. Pemeriksa dapat mendiskusikan dengan ahli terkait sifat (nature) dan konteks dari peraturan
yang akan dijadikan sebagai kriteria pemeriksaan.
4. Dengan memahami nature dan konteks peraturan (kriteria) pemeriksa diharapkan mampu
menganalisis aspek kekakuan dan kelenturan dari sebuah kriteria.
5. Selain itu pemeriksa juga harus mempertimbangkan konsekuensi/implikasi dari peraturan.
6. Selanjutnya pemeriksa dapat menilai pengaruh/kontribusi rincian kriteria terhadap
keberhasilan kriteria dalam mencapai tujuannya.
Membobot Temuan
Beberapa faktor/parameter yang perlu dipertimbangkan ketika membobot temuan antara lain:
1. Nilai temuan (nominal atau frekuensi terjadinya atau luasnya kejadian).
2. Dampak (dampak finansial, dampak hukum, dampak reputasi, dampak fisik/operasional,
dampak lingkungan, atau dampak sosial politik).
3. Sensitivitas atau harapan publik.
4. Indikasi kecurangan.
5. Pertimbangan lainnya (menurut judgment pemeriksa).
3. Sensitivitas atau harapan Tinggi Mencederai rasa keadilan publik secara luas,
publik tingginya pengaduan
Sedang Mencederai rasa keadilan publik secara
terbatas, pengaduan cukup
Rendah Pengaduan rendah
Pembobotan di atas tidak semata-mata mendasarkan pada angka hasil formulasi pembobotan saja,
pemeriksa masih dapat menggunakan beberapa pertimbangan kualitatif lainnya apabila diperlukan
sampai pemeriksa merasa yakin dengan judgment profesionalnya meskipun sebenarnya formulasi
pembobotan ini sudah mengakomodasi pertimbangan kualitatif.
Dalam kasus ini pemeriksa dapat saja memutuskan bentuk simpulannya “Tidak Sesuai Dengan
Kriteria” karena total skornya berada di atas 1,8. Di sisi lain pemeriksa juga harus
mempertimbangkan apakah penyimpangan pada aspek subkontrak bersifat pervasif atau
terlokalisir pada aspek tersebut saja. Bila pemeriksa merasa yakin penyimpangan pada aspek
subkontrak tidak pervasif/menyeluruh ke subaspek lainnya maka bentuk kesimpulannya “Sesuai
Kriteria Dengan Pengecualian” pada aspek subkontrak.
Tujuan Pemeriksaan : Menilai Apakah Pelaksanaan Kontrak Pengadaan Jalan Telah Sesuai dengan Peraturan Perundangan
Hal pokok : Pelaksanaan Kontrak Pengadaan Jalan
Lingkup : Kontrak Pengadaan Jalan pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten "X" Tahun 2017
Total Kontrak : Rp100 Miliar. Sampling: Rp50 Miliar
Batas
Skor Penyimpangan
Pembo- Bobot Nilai Skala Skor Selisih
Aspek Subaspek/Kriteria Temuan Penyimpangan (Tertimbang) Kesimpulan per Subaspek
botan Kriteria Tertimbang Temuan Temuan Penyimpangan
Tertimbang yang Bisa
Ditoleransi
(1) (2) (3) (4) (5) = (2)*(4) (6) (7) = (8)=(7)-(5) (9)=0,3X (5) (10) = (8) -(9)
(5)*(6)
A Kuantitas 40% PPHP telah melakukan 20% 0,08 Temuan 1 1 0,08 0,00 0,02 -0,02 Di Bawah Batas Tidak Me-
dan pengecekan jumlah atau Penyimpangan nyimpang
Kualitas volume dan kualitas atau Secara
spesifikasi barang/jasa sesuai Material
Badan Pemeriksa Keuangan
Lampiran V.1
Penyedia barang/jasa telah 15% 0,053 Temuan 5 1,25 0,065625 0,01 0,02 0,00 Tidak Melebihi Tidak Me-
dikenakan sanksi/denda Batas nyimpang
keterlambatan sesuai dengan Penyimpangan Secara
ketentuan dalam Surat Material
Perjanjian
89
Batas
90
Skor Penyimpangan
Pembo- Bobot Nilai Skala Skor Selisih
Aspek Subaspek/Kriteria Temuan Penyimpangan (Tertimbang) Kesimpulan per Subaspek
botan Kriteria Tertimbang Temuan Temuan Penyimpangan
Tertimbang yang Bisa
Ditoleransi
C Subkon 25% Pihak lain dilarang mengambil 60% 0,15 Temuan 6 4 0,6 0,45 0,05 0,41 Melebihi Batas Me-
alih tanggung jawab penyedia Penyimpangan nyimpang
barang/jasa untuk Secara
Juklak Pemeriksaan Kepatuhan
ttd. ttd.
Nizam Burhanuddin
Direktorat Litbang
90 Badan Pemeriksa Keuangan Direktorat Litbang
Juklak Pemeriksaan Kepatuhan Lampiran V.2
FORMAT KESIMPULAN
Tanggung jawab BPK adalah menyatakan kesimpulan atas (sebutkan hal yang diperiksa)
berdasarkan hasil pemeriksaan. BPK melaksanakan pemeriksaan berdasarkan Standar
Pemeriksaan Keuangan Negara. Standar tersebut mengharuskan BPK mematuhi kode etik
BPK, serta merencanakan dan melaksanakan pemeriksaan untuk memperoleh keyakinan
yang memadai.
Kesimpulan
Tanggung jawab BPK adalah menyatakan kesimpulan atas (sebutkan hal yang diperiksa)
berdasarkan hasil pemeriksaan. BPK melaksanakan pemeriksaan berdasarkan Standar
Pemeriksaan Keuangan Negara. Standar tersebut mengharuskan BPK mematuhi kode etik
BPK, serta merencanakan dan melaksanakan pemeriksaan untuk memperoleh keyakinan
yang memadai.
Kesimpulan
Dikarenakan signifikansi hal-hal yang dijelaskan pada paragraf di atas, maka BPK
menyimpulkan bahwa ...... <sebutkan hal pokok yang diperiksa> dilaksanakan tidak sesuai
dengan <sebutkan kriteria yang telah ditetapkan atau telah dinyatakan> dalam semua hal
yang material.
Tanggung jawab BPK adalah menyatakan kesimpulan atas (sebutkan hal yang diperiksa)
berdasarkan hasil pemeriksaan. BPK melaksanakan pemeriksaan berdasarkan Standar
Pemeriksaan Keuangan Negara. Standar tersebut mengharuskan BPK mematuhi kode etik
BPK, serta merencanakan dan melaksanakan pemeriksaan untuk memperoleh keyakinan
yang memadai.
Kesimpulan
Berdasarkan pemeriksaan yang telah dilakukan, kecuali hal-hal yang dijelaskan pada
paragraf di atas, BPK menyimpulkan bahwa…. <sebutkan hal pokok yang diperiksa>, telah
dilaksanakan sesuai dengan <sebutkan kriteria yang telah ditetapkan atau telah
dinyatakan> dalam semua hal yang material.
Tanggung jawab BPK adalah menyatakan kesimpulan atas (sebutkan hal yang diperiksa)
berdasarkan hasil pemeriksaan. BPK melaksanakan pemeriksaan berdasarkan Standar
Pemeriksaan Keuangan Negara. Namun, karena hal yang dijelaskan dalam paragraf Dasar
Kesimpulan Tidak Menyatakan Kesimpulan, BPK tidak dapat memperoleh bukti
pemeriksaan yang cukup dan tepat untuk menyediakan suatu dasar bagi kesimpulan
pemeriksaan.
Dikarenakan BPK tidak memperoleh bukti yang cukup dan tepat sebagaimana dijelaskan
pada paragraf di atas, maka BPK tidak menyatakan suatu kesimpulan atas …<sebutkan hal
pokok yang diperiksa>.
ttd. ttd.
Nizam Burhanuddin