Anda di halaman 1dari 23

DAFTAR ISI

Halaman

Daftar Isi
Resume Hasil Pemeriksaan 1
Bab I Gambaran Umum
1. Tujuan Pemeriksaan …………………………………………………… 3
2. Lingkup Pemeriksaan …………………………………………………. 3
3. Metode Pemeriksaan …………………………………………………... 3
4. Jangka Waktu Pemeriksaan …………………………………………… 3
5. Obyek Pemeriksaan ……………………………………………………. 4
a. Dasar Hukum ………………………………………………………… 4
b. Tujuan dan Kegiatan Usaha ………………………………………... 4
c. Realisasi Anggaran Atas Pendapatan dan Belanja PD Panca
Karya Tahun Buku 2004 dan 2005 …………………………………. 5
d. Analisa Laporan Keuangan ………………………………………… 5
e. Cakupan Pemeriksaan ………………………………………………. 6
Bab II Hasil Pemeriksaan Sistem Pengendalian Intern 8
Bab III Temuan Pemeriksaan
1. Pemborosan dalam kegiatan usaha cold storage sebesar
Rp308.488.700,00......................................................................................... 12
2. Pemberian Jasa Produksi Tahun Buku 2004 sebesar
Rp80.000.000,00 tidak sesuai Ketentuan. ............................................. 13
3. Penyetoran Bagian Laba Sebesar Rp600.000.000,00 tidak sesuai
Ketentuan. ................................................................................................. 15
4. Pemberian Gaji Ke-13 Tahun 2005 Sebesar Rp77.877.085,00
membebani keuangan perusahaan ...................................................... 17
5. Pembayaran Pesangon Sebesar Rp95.000.000,00 tidak sesuai
Ketentuan. ................................................................................................. 18
Lampiran – Lampiran
RESUME
HASIL PEMERIKSAAN TUJUAN TERTENTU
PADA
PERUSAHAAN DAERAH PANCA KARYA
TAHUN BUKU 2005
DI
AMBON

Berdasarkan ketentuan Pasal 23 E Perubahan Ketiga Undang-Undang Dasar Negara


Republik Indonesia Tahun 1945 dan Pasal 2 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1973, Badan
Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK-RI) telah melakukan pemeriksaan tujuan
tertentu pada Perusahaan Daerah Panca Karya Tahun Buku 2005 di Ambon. Pelaksanaan
pemeriksaan tersebut berpedoman pada Standar Audit Pemerintah (SAP) yang ditetapkan
oleh BPK-RI pada tahun 1995 dan Panduan Manajemen Pemeriksaan (PMP) BPK-RI Tahun
2002.
Tanpa mengurangi keberhasilan yang telah dicapai oleh Perusahaan Daerah Panca
Karya, dari hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern
pada Perusahaan Daerah Panca Karya belum memadai karena masih adanya kelemahan
dalam unsur organisasi, kebijakan, prosedur, pembukuan, pelaporan, dan pengawasan.
Kelemahan Sistem Pengendalian Intern tersebut telah mengakibatkan terjadinya
masalah-masalah antara lain sebagai berikut :
1. Pemborosan dalam kegiatan usaha cold storage sebesar Rp308.488.700,00.
2. Pemberian Jasa Produksi Tahun Buku 2004 Sebesar Rp80.000.000,00 tidak sesuai
Ketentuan.

1
3. Penyetoran Bagian Laba Sebesar Rp600.000.000,00 tidak sesuai Ketentuan.
4. Pemberian Gaji Ke-13 Tahun 2005 Sebesar Rp77.877.085,00 membebani keuangan
perusahaan.
5. Pembayaran Pesangon Sebesar Rp95.000.000,00 tidak sesuai Ketentuan.

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN


KEPALA PERWAKILAN BPK RI
DI JAYAPURA

SUDIN SIAHAAN, SH
NIP. 240000751

2
BAB I
GAMBARAN UMUM

1. Tujuan Pemeriksaan
a. Menilai apakah tujuan/target telah tercapai sesuai dengan rencana yang ditetapkan;
b. Menilai apakah pengelolaan sumber daya telah memperhatikan unsur ekonomis,
efektif dan efisien;
c. Menilai apakah pengelolaan pendapatan dan biaya operasional telah dilakukan
dengan memperhatikan segi ketertiban administrasi, ketaatan terhadap ketentuan/
peraturan serta efektifitas pengurusan umum perusahaan;
d. Menilai ketaatan perusahaan terhadap kewajiban kepada Pemerintah Daerah.
2. Lingkup Pemeriksaan
Pemeriksaan dilakukan atas pengeluaran belanja kegiatan operasional yang mempunyai
jumlah anggaran cukup besar, meliputi :
a. Pengelolaan umum perusahaan;
b. Pelaksanaan kegiatan unit usaha perdagangan, perikanan dan kehutanan;
c. Pengadaan/pembelian barang dan jasa;
d. Pengurusan kewajiban kepada Pemerintah Daerah.
3. Metode Pemeriksaan
Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan metode uji petik atas dokumen realisasi
pengeluaran belanja yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan operasional
perusahaan serta melakukan pengujian secara fisik atas pengadaan barang dan jasa.
4. Jangka Waktu Pemeriksaan
Pemeriksaan dilaksanakan selama 20 (dua puluh) hari mulai tanggal 25 Maret sampai
dengan 13 April 2006.
5. Obyek Pemeriksaan
a. Dasar Hukum
Perusahaan Daerah (PD) Panca Karya yang berkedudukan dan berkantor pusat di
Jalan Dr. Setiabudi Nomor 5 Ambon didirikan dengan Peraturan Daerah (Perda)
Nomor 5/DPRD-GR/63 tanggal 6 September Tahun 1963 tentang Perusahaan Daerah
Panca Karya. Perda ini kemudian ditindaklanjuti dengan Surat Keputusan Menteri
Dalam Negeri Nomor /59/29-161 tanggal 30 Desember 1963 tentang pendirian

3
Perusahan Daerah Panca Karya. Sampai waktu pemeriksaan berakhir, PD Panca
Karya masih menggunakan Perda tersebut karena belum ada peraturan baru yang
mengatur tentang PD Panca Karya.
Modal awal perusahaan adalah sebesar Rp40.000.000,00 yang seluruhnya merupakan
kekayaan daerah. Pada akhir tahun 1965 perusahaan mengalami dampak dari
kebijakan pemerintah yaitu kebijakan moneter sanering, yaitu perbandingan
Rp1.000,00 menjadi Rp1,00 sehingga modal awal perusahaan dari Rp40.000.000,00
menjadi Rp40.000,00.
b. Tujuan dan Kegiatan Usaha
Tujuan pendirian PD Panca Karya sesuai Pasal 5 Perda Nomor 5 tahun 1963 adalah
turut serta melaksanakan pembangunan daerah khususnya dan pembangunan
ekonomi nasional umumnya dalam rangka ekonomi terpimpin untuk memenuhi
kebutuhan rakyat dengan mengutamakan industrialisasi dan ketentraman serta
kesenangan kerja dalam perusahaan menuju masyarakat yang adil dan makmur.
Tujuan pendirian tersebut secara yuridis masih berlaku karena belum terdapat
peraturan baru yang menggantikan Perda tersebut.
Kegiatan usaha yang dijalankan oleh PD Panca Karya sesuai Peraturan Daerah
tersebut terdiri dari :
1) Perindustrian/Pertambangan;
2) Pertanian/Perkebunan/Perkopraan;
3) Perikanan/Hasil Laut;
4) Kehutanan;
5) Pelayaran.

4
c. Realisasi anggaran atas pendapatan dan belanja PD Panca Karya Tahun Buku 2004
dan 2005.
dalam rupiah
Uraian Anggaran Realisasi %
TA 2005
Pendapatan 9.860.460.315,00 5.833.985.537,00 59,17
Belanja
a. Belanja Usaha 5.002.685.565,00 3.530.585.565,00 70,57
b. Belanja Kantor 448.740.000,00 232.810.000,00 51,88
c. Belanja Peralatan & Perlengkapan 414.240.000,00 213.140.000,00 51,45
d. Pembagian Laba 1.726.000.000,00 - -
Jumlah Belanja 7.591.665.565,00 3.976.535.565,00 52,38
cat : data anggaran diambil dari RABP perusahaan

d. Analisa Laporan Keuangan

1) Rasio Likuiditas
2005
Aktiva Lancar 1.761.374.967,00
Hutang Lancar 328.923.370,00
535,50 %
Tahun 2005 sebesar 5,3 Artinya PD Panca Karya memiliki asset likuid yang cukup
untuk memenuhi kewajiban jangka pendek dalam rangka membiayai kegiatan
operasional maupun pembayaran hutang dan bunga yang jatuh tempo dalam
waktu 1 (satu) Tahun Buku.

2) Rasio Solvabilitas
2005
Total Hutang 453.923.363,00
Total Asset 4.742.838.062,00
9,57 %
Tahun 2005 sebesar 9,5 % Artinya PD Panca Karya mempunyai jumlah aktiva
yang cukup untuk melunasi kewajiban-kewajibannya.

5
3) Rasio Profitabilitas
2005
Laba Bersih Setelah Pajak 682.180.025,00
Penjualan Bersih 3.716.673.549,00
18,35 %
Tahun 2005 sebesar 18,35 % Artinya rata-rata pendapatan pada tahun 2005 sudah
cukup baik dibandingkan rata-rata pendapatan tahun 2004.

e. Cakupan Pemeriksaan (Audit Coverage)


Cakupan Pemeriksaan atas pelaksanaan operasional Perusahaan Tahun Buku 2005
adalah Realisasi anggaran operasional perusahaan sebesar Rp3.976.535.565,00 yang
diperiksa sebesar Rp2.400.855.565,00 (Audit coverage sebesar 60,38%).

Secara terinci Hasil Pemeriksaan disajikan dalam bentuk matriks sebagai berikut :

6
MATRIKS HASIL PEMERIKSAAN TUJUAN TERTENTU
PADA
PERUSAHAAN DAERAH PANCA KARYA
TAHUN BUKU 2005

JUMLAH UANG TDK DPT


NILAI YANG TOTAL KODE INDIKASI
ANGGARAN REALISASI TERDIRI DARI: RINCIAN DIPERTANGGUNG PEMBOROSAN EFEKTIVITAS LAIN-LAIN
DIPERIKSA PENYIMPANGAN CATATAN KERUGIAN
BELANJA (Rp) PENYIMPANGAN JAWABKAN (Rp) (Rp) (Rp)
(Rp) (Rp) TEMUAN (Rp)
(Rp) (Rp)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
2.884.462.296,00 1.161.365.785,00 1. Pemborosan dalam kegiatan
7.591.665.565,00 3.976.535.565,00 1 - - 308.488.700,00 - -
(72,54%) (48,37%) usaha cold storage
2. Pemberian Jasa Produksi
Pada PD Panca Karya Tahun
2 80.000.000,00 - - - -
Buku 2004 Tidak Sesuai
Ketentuan;
3. Penyetoran Bagian Laba PD
Panca Karya Tahun Buku
3 600.000.000,00 - - - -
2004 Untuk Propinsi Maluku
Tidak Sesuai Ketentuan
4. Pemberian Gaji Ketigabelas
Tahun 2005 Membebani 4 77.877.085,00
Keuangan Perusahaan
5. Pembayaran Pesangon
Direksi Tidak Sesuai 5 95.000.000,00
Ketentuan
JUMLAH 775.000.000,00 - 386.365.785,00 -

7
BAB II
HASIL PEMERIKSAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN

Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap pelaksanaan RABP PD Panca Karya


diketahui bahwa Sistem Pengendalian Intern telah dirancang namun dalam pelaksanaannya
belum memadai karena masih dijumpai kelemahan-kelemahan sebagai berikut :
1. Organisasi
Struktur Organisasi Perusahaan Daerah (PD) Panca Karya ditetapkan dengan
Peraturan Gubernur Maluku Nomor 5 Tahun 2005 tanggal 10 Maret 2005 tentang
Pembentukan Struktur Organisasi dan Uraian Tugas Perusahaan Daerah Panca Karya
yang menguraikan tugas, wewenang dan tanggung jawab masing-masing unsur pada
perusahaan daerah tersebut. Struktur Organisasi PD Panca Karya terdiri dari Unsur
Pimpinan yang meliputi Dewan Direksi dan Badan Pengawas serta Unsur Staf.
Berdasarkan SK Gubernur Nomor 055 Tahun 2004 tangga 5 Februari 2004
mengangkat Drs. Willem Therik sebagai Direktur Utama dan SK Gubernur Nomor 1059
tanggal 8 April 2004 mengangkat Yacob Wenano Christian Huwae, SE sebagai Direktur
Produksi/Pemasaran serta Drs. Muchlis Mocktar sebagai Direktur Keuangan.
Berdasarkan Surat Perintah Gubernur Maluku Nomor 821.22-114 Tahun 2005
Tanggal 19 September 2005 Jabatan Direktur Utama dirangkap oleh Direktur Produksi
dan Pemasaran sebagai Pelaksana tugas (Plt), sedangkan jabatan Direktur Keuangan
sejak bulan Juli 2005 belum terisi. Hal tersebut mengakibatkan fungsi Ordonatur dan
Comptabel dirangkap oleh Kepala Urusan Keuangan/Bendaharawan.
Berdasarkan Keputusan Gubernur Maluku Nomor 1293 Tahun 2004 Tanggal 22
Juni 2004 susunan Badan Pengawas PD Panca Karya terdiri dari 1 (satu) ketua, 1 (satu)
wakil ketua, 2 (dua) sekretaris dan 5 (lima) anggota yang seluruhnya pejabat eksekutif
Pemerintah Propinsi Maluku. Hal tersebut bertentangan dengan ketentuan Kepmendagri
Nomor 50 Tahun 1999 tanggal 9 Juni 1999 tentang Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)
yang menetapkan bahwa keanggotaan Badan Pengawas harus berasal dari orang
profesional sesuai bidang usaha BUMD yang bersangkutan, menyediakan waktu yang
cukup, dan mempunyai pengalaman di bidangnya minimal 5 tahun.

8
2. Kebijaksanaan
Pemerintah daerah dalam hal ini Gubernur yang juga sebagai Ketua Badan
Pengawas dan Direksi PD Panca Karya dalam menjalankan kegiatan perusahaan masih
mengacu pada Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri No. Des.9/59/29-161 Tanggal 30
Desember 1963 tentang Pendirian Perusahaan Daerah Panca Karya dan Peraturan Daerah
Tingkat I Maluku No.5/DPRD-GR/63 Tanggal 6 September 1963 tentang Perusahaan
Daerah Panca Karya serta Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 1999
tanggal 9 Juni 1999 tentang Kepengurusan Badan Usaha Milik Daerah.
Dalam rangka pengelolaan Keuangan perusahaan Direksi telah menunjuk dan
mengangkat bendaharawan perusahaan dengan Surat Keputusan Dirut PD Panca Karya
Nomor 26/PK-DR/KPTS/X/05 Tanggal 27 Oktober 2005, sedangkan dalam pengurusan
barang perusahaan Direksi belum menunjukan dan mengangkat Bendaharawan Barang,
sehingga inventaris daerah tidak dapat diketahui secara pasti baik jumlah maupun
keberadaannya.
3. Perencanaan
Badan Pengawas dan Direksi PD Panca Karya belum menyusun Rencana Strategis
Perusahaan, Arah Kebijakan Umum dan strategis dan Prioritas Perusahaan, sehingga
dalam penyusunan RAPB (Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja) Tahun Anggaran
2004 dan 2005 tidak didasarkan pada ketiga dokumen tersebut sehingga tidak ada
pedoman yang jelas, terarah dan terukur bagi perusahaan di dalam mengelola
perusahaan dalam jangka pendek, menegah dan panjang, yang menyulitkan untuk
dilakukannya evaluasi atas pelaksanaan kegiatan dan pencapaian tujuan/target
berdasarkan perencanaan yang ditetapkan.
4. Prosedur
Prosedur pelaksanaan kegiatan operasional dan mekanisme pembukuan
perusahaan belum disusun dan ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan
Gubernur/Badan Pengawas. Hal tersebut dapat diketahui dari prosedur pencairan dana
pada bendaharawan/kasir perusahaan dilaksanakan tanpa otorisasi dari pejabat yang
berwenang (dhi. Direktur Keuangan) dan dilakukan hanya dengan persetujuan lisan
Direktur Utama dan prosedur pengadaan barang dan jasa dilaksanakan secara langsung
oleh masing-masing unit kerja atau direksi tanpa mengacu pada ketentuan dan peraturan
yang ditetapkan oleh Gubernur/Badan Pengawas/Direksi.

9
5. Pencatatan/Pembukuan
a. Bagian Keuangan belum sepenuhnya menyelenggarakan buku-buku pembantu
seperti Buku Pembantu Piutang dan Buku Besar Piutang, dan belum
mengadministrasikannya secara tertib sehingga terdapat piutang – piutang yang
tidak didukung dengan sumber dokumen yang sah dan lengkap.
b. Bagian Umum belum mencatat barang inventaris kantor dengan tertib yaitu Buku
Inventaris, Daftar Inventaris dan nomor kode Inventaris belum dikerjakan dengan
baik sehingga nilai barang inventaris tidak dapat diketahui.
6. Pelaporan
a. Direksi PD Panca Karya tidak membuat/menyampaikan laporan secara berkala
setiap triwulan kepada Kepala Daerah/Badan Pengawas mengenai perhitungan hasil
usaha dan kegiatan perusahaan.
b. Direksi belum menyampaikan Laporan Keuangan 2004 dan 2005 yang terdiri dari
Neraca dan perhitungan Laba Rugi selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah
berakhit tahun buku dan telah di audit oleh Akuntan Publik Kepada Kepala Daerah
melalui Ketua Badan Pengawas untuk mendapat pengesahan.
7. Pengawasan
a. Satuan Pengawas Intern
Satuan Pengawas Internal yang ditetapkan melalui Surat Keputusan Plt. Direktur
Utama PD Panca Karya Nomor 26/PK-DR/KPTS/X/05 tanggal 27 Oktober 2005 yang
bertujuan untuk membantu direksi dalam mengadakan penilaian atas Sistem
Pengendalian Manajemen dalam pengelolaan perusahaan serta memberikan saran-
saran perbaikan kepada Direksi, namun pada pelaksanaannya belum
berjalan/berfungsi secara efektif sebagaimana mestinya karena baru dibentuk.
b. Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP)
Badan Pengawas Daerah (Bawasda) selaku Aparat Pengawas Intern Pemerintah telah
melakukan pemeriksaan khusus pada PD Panca Karya berdasarkan Surat Tugas dari
Gubernur Maluku Nomor 841.5 – 104 Tahun 2004 tanggal 7 Desember 2004.
Pemeriksaan tersebut menghasilkan 8 (delapan) buah Temuan Pemeriksaan, namun
sampai jangka waktu pemeriksaan berakhir atas hasil pemeriksaan tersebut belum
ditindak lanjuti oleh direksi diantaranya adalah :

10
1) Terdapat variasi struktur gaji diantara para manajer yaitu gaji manajer personalia
dan Umum (Pieter Futwembun, BBA dengan gaji Rp3.514.000,00) serta manajer
Perdagangan dan Usaha lainnya ( Ir. Nawawi Bandjar dengan gaji Rp3.514.000,00)
gajinya ditetapkan berdasarkan Keputusan Direktur Utama Panca Karya,
sedangkan Manajer Kehutanan dan Industri Hilir Terkait (Ir. Sumar dengan gaji
Rp1.994.194,00) dan manajer Hasil Laut dan Industri lainnya (James Pelupessy
dengan gaji Rp1.740.553,00) yang ditetapkan berdasarkan gaji PNS tahun 1993.
2) Bahwa perjalanan dinas yang dilakukan Direksi Perusahaan Daerah Panca Karya
di dalam maupun keluar Maluku tidak semuanya dilakukan dengan
sepengetahuan Kepala Daerah dan Badan Pengawas.

11
BAB III
HASIL PEMERIKSAAN

1. Pemborosan dalam kegiatan usaha cold storage sebesar Rp308.488.700,00.


Dalam Tahun Buku 2005 di dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja
(RAPB) PD Panca Karya menganggarkan pendapatan usaha dari Divisi Kelautan dan
Perikanan sebesar Rp1.875.000.000,00. Perolehan pendapatan usaha tersebut
direncanakan dari hasil kegiatan usaha coldstorage sebagai fasilitator dalam kerjasama
dengan PT Mina Morela dengan perkiraan target penjualan ikan sebanyak 104 ton/bulan
atau 1.250 ton/tahun dengan perhitungan penerimaan fee sebesar Rp500,00/kg sebagai
fasilitator dan Rp1.000,00/kg sebagai trader (1.250 ton x Rp1.500,00).
Untuk merealisasikan pendapatan usaha tersebut, PD Panca Karya telah
menganggarkan pengeluaran untuk Divisi Perikanan dan Kelautan sebesar
Rp350.000.000,00 yang direncanakan dalam rangka kerjasama dengan investor lokal
swasta lainnya dan sebagai fasilitator.
Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap dokumen bukti realisasi pengeluaran
untuk usaha cold storage tersebut telah digunakan sebesar Rp308.488.700,00 untuk
keperluan membayar sewa gedung, biaya listrik dan air, biaya pembuatan kantor dan
mess serta biaya rehabilitasi gedung sebagai tempat cold storage (tempat penyimpanan
dan pendinginan ikan). Sedangkan untuk keperluan kerjasama tersebut pihak PT Mina
Morela telah menyerahkan cold storage.
Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik terhadap kegiatan operasi cold storage
diketahui bahwa sejak bulan Januari 2006 usaha tersebut telah terhenti/tidak berproduksi
dan belum didapat kepastian kelanjutan usaha cold storage. Keadaan tersebut dikarena
mesin cold storage tidak dapat berfungsi/bekerja dengan baik (dalam kondisi rusak).
Dalam kerjasama bidang perikanan antara PD Panca Karya dan PT Mina Morela tidak
diatur/dibuat perjanjian kerjasama secara tertulis mengenai hak dan kewajiban kedua
belah pihak.
Kondisi tersebut tidak sesuai ketentuan dalam melakukan kerjasama dimana
seharusnya dituangkan dalam bentuk perjanjian kerjasama secara tertulis yang mengatur
mengenai hak dan kewajiban kedua belah pihak. Sehingga target pendapatan sebesar

12
Rp1.875.000,00 tidak tercapai dan pengeluaran sebesar Rp308.488.700,00 merupakan
pemborosan keuangan PD Panca Karya.
Hal tersebut disebabkan mesin cold storage yang diberikan oleh PT Mina Morela
tidak dapat di operasikan.
Direksi PD Panca Karya pada prinsipnya setuju dengan temuan BPK RI, namun dapat
dijelaskan sebagai berikut :
a. Direksi PD Panca Karya telah mengajukan alternatif solusi kepada PT. Mina Karya
untuk mengefektifkan kembali PT. Mina Karya, yaitu pengelolaan coldstorage
diusulkan akan ditangani sepenuhnya oleh manajemen PD Panca Karya yang telah
mengundang beberapa investor untuk melakukan kerjasama operasional.
b. Sesungguhnya proses investasi ini telah dilaporkan kepada Badan Pengawas, namun
demikian di waktu mendatang kami akan meminta persetujuan secara tertulis.
BPK RI merekomendasikan kepada Gubernur Maluku agar :
a. Direksi PD Panca Karya untuk mempertanggungjawabkan pemborosan sebesar
Rp308.488.700,00 dan agar pada masa yang akan datang apabila membuat kerjasama
dengan pihak lain, agar dituangkan dalam suatu bentuk perjanjian kerjasama secara
tertulis.
b. Dalam melakukan pengembangan usaha seyogyanya melakukan study kelayakan
dan meminta persetujuan dari badan pengawas.

2. Pemberian Jasa Produksi Tahun Buku 2004 sebesar Rp80.000.000,00 tidak sesuai
Ketentuan.
Dalam Tahun Buku 2004 di dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja
(RAPB) PD Panca Karya menganggarkan Jasa Produksi sebesar Rp98.800.000,00 atau 10%
dari estimasi keuntungan usaha 2004 sebesar Rp980.000.000,00 dan telah direalisasikan
sebesar Rp80.000.000,00. Sedangkan pada Tahun Buku 2005 dianggarkan sebesar
Rp181.500.000,00 atau 10% dari estimasi keuntungan usaha tahun 2005 sebesar
Rp1.815.000.000,00 dan belum direalisasikan sampai pemeriksaan berakhir. Pemberian
Jasa Produksi ini dimaksudkan sebagai kompensasi kepada seluruh direksi dan
karyawan atas hasil kinerja perusahaan Tahun 2004. Menurut Laporan Keuangan yang
dibuat oleh Direktur Keuangan saat itu (belum diaudit) mengalami keuntungan usaha.

13
Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap Laporan Keuangan Tahun 2005 yang
telah diaudit oleh Auditor Independen diketahui bahwa dalam Tahun 2005 Direksi PD
Panca Karya telah mengeluarkan biaya Jasa Produksi Tahun 2004 sebesar Rp80.000.000,00
dan telah diberikan kepada seluruh direksi dan karyawan (tetap dan honorer) dan diakui
sebagai pengeluaran tahun 2005 yang dicatat sebagai komponen biaya untuk Tahun Buku
2005 sesuai Bukti Pengeluaran Kas nomor 345/K tanggal 16 Maret 2005.
Selanjutnya diketahui bahwa pemberian Jasa Produksi tersebut hanya didasari
oleh Laporan Keuangan Internal yang dibuat oleh Direktur Keuangan (saat itu) dan
belum diaudit oleh Auditor Independen yang menunjukkan terdapat keuntungan/laba
usaha Tahun 2004 sebesar Rp269.719.003,00. Laporan Keuangan tersebut yang menjadi
dasar dalam pemberian Jasa Produksi tersebut. Namun setelah Laporan Keuangan
tersebut diaudit oleh Auditor Independen A. Kusnanto diketahui bahwa dalam Tahun
Buku 2004 PD Panca Karya mengalami kerugian usaha sebesar Rp97.396.234,00 dengan
rincian sebagai berikut :
Pendapatan Usaha : Rp 3.807.104.505,00
Biaya-Biaya : : Rp 3.904.500.739,00
Keuntungan (Kerugian) Usaha : (Rp 97.396.234,00)

Kondisi tersebut diatas menunjukan bahwa meskipun dalam Tahun Buku 2004
perusahaan mengalami kerugian, PD Panca Karya tetap memberikan Jasa Produksi
sebesar Rp80.000.000,00 kepada seluruh Direksi dan karyawan yang pemberiannya tidak
mendapat persetujuan resmi dan tertulis dari Badan Pengawas serta penetapan besarnya
masing-masing jasa produksi yang diberikan tidak diatur dalam SK Direksi.
Hal tersebut tidak sejalan dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 50
Tahun 1999 Pasal 29 yang antara lain menetapkan bahwa :
a. Ayat (1) yang menyatakan bahwa besarnya Jasa Produksi untuk Direksi, Badan
Pengawas, Pegawai, dan Tenaga Kerja lainnya ditetapkan maksimum 20% dari laba
bersih tahun bersangkutan setelah diaudit.
b. Ayat (2) yang menyatakan bahwa besarnya Jasa Produksi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) untuk Direksi, Badan Pengawas, Pegawai dan Tenaga Kerja lainnya
ditetapkan oleh Direksi.
Dalam pemberian Jasa Produksi kepada Direksi dan seluruh karyawan pada
tahun buku 2004 tidak sesuai dengan Keputusan Menteri Dalam Negri Nomor 50 Tahun

14
1999 Pasal 29 ayat (1) dan (2), sehingga PD Panca Karya dirugikan sebesar Rp 80.000.000,-
(lihat ampiran - 1).
Masalah tersebut disebabkan karena Direksi PD Panca Karya (Direktur Utama)
dalam hal pemberian Jasa Produksi tidak berdasarkan pada hasil laporan keuangan yang
telah di audit oleh Auditor independen terlebih dahulu.
Direksi PD Panca Karya menanggapi bahwa pemberian Jasa Produksi ini hanya
didasarkan pada Laporan Keuangan Intern yang disusun oleh Direktur Keuangan Tahun
Buku 2004 yang menunjukkan terdapat keuntungan usaha sebesar Rp269.719.003,00,
namun setelah diaudit oleh KAP A.Kusnanto pada Tahun 2005 ternyata perusahaan
mengalami kerugian usaha sebesar Rp97.396.234,00.
BPK RI merekomendasikan kepada Gubernur Maluku agar :
a. Menegur secara tertulis Direksi PD Panca Karya agar dalam memberikan Jasa
Produksi hendaknya berdasarkan pada Laporan Keuangan yang telah diaudit oleh
Auditor Independen.
b. Memerintahkan kepada Direktur Utama PD Panca Karya untuk menarik kembali
seluruh pemberian Jasa Produksi dalam Tahun 2004 sebesar Rp80.000.000,00 untuk
disetor ke Kas PD Panca Karya.

3. Penyetoran Bagian Laba sebesar Rp600.000.000,00 tidak sesuai Ketentuan.


Dalam Tahun Buku 2004 PD Panca Karya menganggarkan Bagian Laba untuk
Pendapatan Asli Daerah Propinsi Maluku sebesar Rp600.000.000,00 sebagaimana
ditetapkan dalam RAPB tahun 2005 dan direalisasikan sebesar Rp600.000.000,00.
Penyetoran bagian laba tersebut dalam Peraturan Daerah Nomor 02 Tahun 2004 tanggal 6
Maret 2004 tentang Penetapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2004
ditetapkan sebesar Rp600.000.000,00.
Penetapan besarnya jumlah bagian laba yang disetor tersebut tidak didasari oleh
perhitungan yang jelas, namun hanya berdasarkan hasil kesepakatan bersama antara
pihak Direksi PD Panca Karya dengan Panitia Anggaran Eksekutif dan Legislatif namun
tidak dapat ditunjukan dokumen hasil kesepakatan yang dapat dipertanggungjawabkan
pada saat pemeriksaan. Penyetoran bagian laba ini merupakan bentuk kontribusi BUMD
kepada Pemerintah Daerah yang penyetorannya kepada Pemda dilakukan pada tanggal
30 Desember 2004 sebesar Rp600.000.000,00.

15
Hasil pemeriksaan lebih lanjut diketahui bahwa berdasarkan Laporan Keuangan
Tahun 2005 yang telah diaudit oleh KAP A.Kusnanto menunjukan bahwa pada tahun
2004 PD Panca Karya mengalami kerugian usaha sebesar Rp97.396.234,00. Dengan
demikian, meskipun PD Panca Karya mengalami kerugian usaha tetap melakukan
penyetoran Bagian Laba Tahun 2004 sebesar Rp600.000.000,00 yang dicatatkan pada Pos
Pembagian Laba ke Daerah dalam Laporan Keuangan Tahun 2005.
Penyetoran bagian laba ini dilakukan pada tahun berjalan (Tahun 2004) sebelum
Laporan Keuangan Tahun 2004 diaudit oleh Auditor Independen.
Dalam Peraturan Daerah Tingkat I Propinsi Maluku Nomor 5/DPRD-GR/63
tanggal 6 September 1963 tentang Perusahaan Daerah Panca Karya Bab XIII Pasal 25 yang
menyatakan bahwa penggunaan laba bersih, setelah terlebih dahulu dikurangi dengan
penyusutan, cadangan tujuan dan pengurangan lain yang wajar ditetapkan :
a. Untuk Dana Pembangunan Daerah 30% (tiga puluh persen)
b. Untuk Anggaran Belanja Daerah 25% (dua puluh lima persen)
Sesuai dengan ketentuan tersebut, berdasarkan Laporan Perhitungan Laba Rugi
yang menunjukkan perusahaan mengalami kerugian usaha, seharusnya bagian laba
perusahaan tidak dapat/tidak layak diberikan kepada Pemerintah Daerah.
Penyetoran Bagian Laba kepada pemerintah daerah tidak sesuai dengan
Peraturan Daerah Tingkat I Provinsi Maluku Nomor 5/DPRD-GR/63 tanggal 6
September 1963 Bab XIII Pasal 25 point (a) dan (b), sehingga penyetoran bagian laba
kepada Provinsi Maluku sebesar Rp 600.000.000,00 tersebut membebani keuangan PD
Panca Karya.
Hal tersebut disebabkan pemberian bagian laba kepada pemerintah daerah yang
dilakukan oleh Direksi PD Panca Karya tidak berdasarkan perhitungan laba perusahaan
yang di audit oleh Auditor independen.
Direksi PD Panca Karya mengakui temuan BPK RI dan selanjutnya akan menjadi
perhatian di waktu yang akan datang.
BPK RI merekomendasikan kepada Gubernur Maluku menegur Direksi PD Panca Karya
agar pemberian bagian laba kepada pemerintah daerah berdasarkan hasil perhitungan
laba perusahaan setelah laporan keuangannya di audit oleh Auditor Independen.

16
4. Pemberian Gaji Ke-13 Tahun 2005 sebesar Rp77.877.085,00 tidak sesuai Ketentuan.
Dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja PD Panca Karya Tahun
Buku 2005 pada Pos Belanja Personil dianggarkan antara lain Gaji Direksi, Karyawan dan
Pegawai Honorer, Honor Badan Pengawas, Tunjangan Hari Raya dan Insentif Kasir
dengan total anggaran sebesar Rp1.608.379.326,00 dan telah direalisasikan seluruhnya,
namun untuk pos gaji ke-13 tidak dianggarkan di dalam RAPB Tahun 2005.
Berdasarkan hasil pemeriksaan secara uji petik terhadap Laporan Keuangan PD
Panca Karya Tahun Buku 2005 yang telah diaudit oleh Auditor Independen serta bukti
kuitansi pengeluaran diketahui pada bulan Juli 2005 terdapat pengeluaran untuk
pembayaran biaya gaji ke-13 kepada para Direksi, Manajer Divisi, Karyawan dan
Pegawai Honorer dengan total pengeluaran sebesar Rp77.877.085,00 dengan rincian
sebagai berikut :

No Tgl
No Keterangan Jumlah
Buku Kas Kuitansi
1. 854/K 5 Juli 2005 Gaji Ke-13 Direktur Utama 15.000.000,00
2. 855/K 5 Juli 2005 Gaji Ke-13 Direktur Produksi & Pemasaran 9.750.000,00
3. 856/K 5 Juli 2005 Gaji Ke-13 Manajer Divisi 7.028.000,00
4. 857/K 5 Juli 2005 Gaji Ke-13 Direktur Keuangan 9.750.000,00
5. 858/K 5 Juli 2005 Gaji Ke-13 Pegawai Panca Karya 33.049.085,00
6. 858/K 5 Juli 2005 Gaji Ke-13 Pegawai Honorer 3.300.000,00
TOTAL 77.877.085,00

Hasil pemeriksaan lebih lanjut diketahui bahwa pembayaran gaji ke-13 kepada
seluruh direksi dan karyawan PD Panca Karya hanya didasarkan oleh adanya pemberian
gaji ke-13 kepada Pegawai Negeri Sipil (PNS) Pusat/Daerah dan tanpa didasari oleh
suatu Surat Keputusan Direksi yang telah disetujui oleh Badan Pengawas tentang dasar
pemberian, rincian penerima dan masing-masing besarannya. Pembayaran gaji ke-13 ini
merupakan kebijaksanaan Direksi dalam rangka meningkatkan kesejahteraan
karyawannya, namun pengeluaran tersebut belum mendapatkan persetujuan secara
resmi dan tertulis dari Badan Pengawas PD Panca Karya.
Dalam Peraturan Perusahaan Daerah Tingkat I Maluku Nomor 5/DPRD-GR/63
Tanggal 6 September 1963 tentang Perusahaan Daerah Panca Karya BAB XIV Pasal 26
ayat (1) Kedudukan hukum, gadji,pension dan sokongan serta penghasilan lain dari
direksi dan pegawai/pekerja Perusahaan Daerah diatur dengan Peraturan Daerah.

17
Berdasarkan ketentuan tersebut diatas pemberian gaji ke-13 sebesar
Rp77.877.085,00 merugikan keuangan PD Panca Karya (lihat lampiran - 2).
Hal tersebut disebabkan Direksi PD Panca Karya di dalam memberikan
penghasilan gaji ke-13 kepada seluruh Direksi dan karyawan tidak mempertimbangkan
keadaan keuangan perusahaan
Direksi PD Panca Karya mengakui temuan Tim BPK-RI dan selanjutnya akan
ditindaklanjuti untuk menjadi perhatian di waktu yang akan datang.
BPK RI merekomendasikan kepada Gubernur Maluku menegur secara tertulis Direksi PD
Panca Karya agar dalam memberikan gaji ke-13 kepada seluruh Direksi dan karyawan
mempertimbangkan kondisi keuangan perusahaan.

5. Pembayaran Pesangon sebesar Rp95.000.000,00 tidak sesuai Ketentuan.


Dalam Tahun 2004 PD Panca Karya telah melakukan pergantian Direksi yang
ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Maluku Nomor 055 Tahun 2004
tanggal 5 Februari 2004 yaitu memberhentikan dengan hormat Drs. E. Talaohu Roholessy
sebagai Direktur Utama dan Drs. Amin Mukmin sebagai Direktur Keuangan dan Umum
serta mengangkat Drs. Willem Therik sebagai Direktur Utama.
Pada tanggal 14 September 2005 Drs. Willem Therik mengajukan surat
permohonan pengunduran diri atas permintaan sendir sebagai Direktur Utama dengan
alasan sakit. Surat permohonan pengunduran diri tersebut disampaikan kepada
Gubernur Maluku yang kemudian ditindaklanjuti dengan menerbitkan Surat Perintah
Nomor 821.22-114 Tahun 2005 tanggal 19 September 2005 dan mengangkat J.W.C Huwae,
SE, MM sebagai Plt. Direktur Utama. Surat permohonan pengunduran diri dengan alasan
sakit tidak didukung dengan surat keterangan Dokter yang menyatakan bahwa yang
bersangkutan dalam keadaan sakit.
Hasil pemeriksaan lebih lanjut diketahui bahwa Drs. Willem Therik yang
mengajukan surat permohonan pengunduran diri tersebut telah mencairkan dana sebesar
Rp75.000.000,00 (5 x Rp15.000.000,00) sebagai pesangon untuk dirinya sendiri sesuai
dengan bukti pengeluaran kas Nomor 1251/K tanggal 28 September 2005 tanpa
persetujuan dari Direksi dan Badan Pengawas.
Selanjutnya diketahui pula bahwa selain kepada Drs. Willem Therik, pembayaran
pesangon juga dilakukan kepada 2 orang mantan direktur lainnya yaitu sdr. Eci Talaohu

18
(mantan Direktur Utama) dan sdr. Amin Mukmin (mantan Direktur Keuangan) yang
diberhentikan tanpa alasan yang jelas dan bukan karena alasan kesehatan. Berdadsarkan
keadaan tersebut diatas 2 mantan direksi mengajukan permohonan pembayaran
pesangon dengan alasan sakit tanpa didukung dengan surat keterangan dari dokter
bahwa yang bersangkutan dalam keadaan sakit. Terhadap permohonan pesangon
tersebut telah disetujui oleh Plt. Direktur Utama dan membayar kepada yang
bersangkutan tanpa persetujuan dari Badan Pengawas sebesar Rp20.000.000,00 sesuai
dengan bukti kas Nomor 1438/K sebesar Rp10.000.000,00 dan Nomor 1439/K sebesar
Rp20.000.000,00 tanggal 26 Oktober 2005.
Dalam Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 1999,
a. Pasal 12 huruf (c), yang menyatakan bahwa Direksi dapat diberhentikan salah
satunya karena alasan kesehatan (sakit) sehingga tidak dapat melaksanakan tugasnya.
b. pasal 15 ayat (4), yang menyatakan bahwa Direksi yang diberhentikan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 12 huruf (c) selain diberikan uang pesangon sebesar 5 (lima)
kali penghasilan yang diterima pada bulan terakhir juga diberikan uang penghargaan
yang besarnya ditetapkan secara proporsional sesuai masa jabatannya.
Sesuai dengan ketentuan tersebut seharusnya pesangon hanya dapat diberikan
kepada mantan direksi yang diberhentikan karena alasan kesehatan yang jelas dan dapat
dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan.
Pemberian pesangon kepada para mantan direksi tersebut mengakibatkan
kerugian keuangan PD Panca Karya sebesar Rp95.000.000,00.
Hal tersebut disebabkan :
a. adanya itikad tidak baik dari Drs. Willem Therik untuk mendapatkan pesangon
b. Plt. Direktur Utama tidak teliti dalam memberikan uang pesangon kepada mantan
Direksi PD Panca Karya.
Direksi PD Panca Karya mengakui temuan BPK-RI tersebut dan akan berupaya
untuk menghubungi para mantan direksi yang menerima pesangon tersebut agar
menarik kembali pembayaran pesangon tersebut dan menyetorkannya ke Kas PD Panca
Karya.
BPK RI Merekomendasikan kepada Gubernur Maluku agar :
a. Saudara Drs. Willem Therik mengembalikan uang pesangon sebesar Rp75.000.000,00
ke kas perusahaan.

19
b. Plt. Direktur Utama mempertanggungjawabkan pemberian pesangon kepada 2 orang
mantan Direktur PD Panca Karya atau menarik kembali dari kedua mantan direktur
dan menyetorkannya ke kas Panca Karya.

Lampiran – 1

Rekapitulasi Daftar Karyawan PD Panca Karya Penerima Jasa Produksi Tahun Anggaran 2004

20
Nama Penerima Jasa No Buku Tanggal
No Jabatan Jumlah
Produksi Kas Kuitansi
1 Drs. Willem Therik Direktur Utama 345/K 16-Mar-05 15.000.000
2 J.W.C. Huwae, SE, MM Direktur Produksi & Pemasaran 345/K 16-Mar-05 9.750.000
3 Drs. Muchlis Muchtar Direktur Keuangan 345/K 16-Mar-05 9.750.000
4 Drs. Amin Mukmin Ass Direktur 345/K 16-Mar-05 2.500.000
5 Ir. Nawawi Bandjar Ass Direktur 345/K 16-Mar-05 2.500.000
6 Pieter Futwembun, BBA Ass Direktur 345/K 16-Mar-05 2.500.000
7 Ir. Sumar Kepala Bagian Kehutanan 345/K 16-Mar-05 2.500.000
8 James Pelupessy, SE Kepala Bagian Perikanan 345/K 16-Mar-05 2.500.000
9 N. Malaiholo Ka Sie Keuangan 345/K 16-Mar-05 2.000.000
10 J. Ririhena Ka Sie Bagian Kontr 345/K 16-Mar-05 2.000.000
11 A. Tuarita Ka Sie bag Keuangan 345/K 16-Mar-05 2.000.000
12 Fredy Hehanusa Ka Sie Bag Kehutanan 345/K 16-Mar-05 2.000.000
13 Kasman Dima Ka Sie Bagian RT 345/K 16-Mar-05 2.000.000
14 Zadrak Hanoatubun Ka Sie Bag Kehutanan 345/K 16-Mar-05 2.000.000
15 Erna Nahusona Ka Sie Bag Umum 345/K 16-Mar-05 2.000.000
16 E. Hehanusa Ka Sie Bag Kehutanan 345/K 16-Mar-05 2.000.000
17 Frans Toisuta Ka Sie Bag Kehutanan 345/K 16-Mar-05 2.000.000
18 R.A Ririhena Staf Bagian Umum 345/K 16-Mar-05 1.500.000
19 Johanis Latuhihin Staf Bagian Umum 345/K 16-Mar-05 1.500.000
20 Oemar Lisaholet Staf Bagian Umum 345/K 16-Mar-05 1.500.000
21 Roepdiyanti Staf Bagian Umum 345/K 16-Mar-05 1.500.000
22 Rustam Kone Staf Bagian Umum 345/K 16-Mar-05 1.500.000
23 Johan Andries Staf Bagian Umum 345/K 16-Mar-05 1.500.000
24 Said Kasturian Staf Bagian Umum 345/K 16-Mar-05 1.500.000
25 Venty Persulessy Staf 345/K 16-Mar-05 500.000
26 Gina T. Lekahena Staf 345/K 16-Mar-05 500.000
27 Cornelis Pattinama Staf 345/K 16-Mar-05 500.000
28 Shandra Bremer Staf 345/K 16-Mar-05 500.000
29 Erwin Koto Staf 345/K 16-Mar-05 500.000
30 Juliana Horowura Staf 345/K 16-Mar-05 500.000
31 E. Tetelepta Staf 345/K 16-Mar-05 500.000
32 J. Pattipeluhu Staf 345/K 16-Mar-05 500.000
33 Lain-Lain 345/K 16-Mar-05 500.000

Jumlah Pengeluaran Untuk Jasa Produksi Tahun 2004 Pada PD.Panca Karya 80.000.000

Lampiran – 2

Rekapitulasi Daftar Karyawan PD Panca Karya Penerima Gaji Ke-13

21
No
Nama Penerima Gaji Tanggal
No Jabatan Buku Jumlah
Ke-13 Kuitansi
Kas
1 Drs. Willem Therik Direktur Utama 854/K 05-Jul-05 15.000.000
2 J.W.C. Huwae, SE, MM Direktur Produksi & Pemasaran 855/K 05-Jul-05 9.750.000
3 Drs. Muchlis Muchtar Direktur Keuangan 857/K 05-Jul-05 9.750.000
4 Ir. Nawawi Bandjar Staf Ahli Kehutanan 856/K 05-Jul-05 3.514.000
5 Pieter Futwembun, BBA Staf Direksi 856/K 05-Jul-05 3.514.000
6 Ir. Sumar Kepala Perwakilan Namlea 858/K 05-Jul-05 2.182.550
7 James Pelupessy, SE Kepala SPI 858/K 05-Jul-05 1.906.150
8 R.A Ririhena Kepala Unit Usaha Bengkel 858/K 05-Jul-05 1.466.670
9 J. Ririhena 858/K 05-Jul-05 1.770.180
10 A. Tuarita Ka Ur Keuangan Div Keuangan 858/K 05-Jul-05 1.905.250
11 Fredy Hehanusa Ka Ur Controlling Div Kehutanan 858/K 05-Jul-05 1.632.480
12 Kasman Dima Ka Ur Umum Div Personalia & Umum 858/K 05-Jul-05 1.735.410
13 Zadrak Hanoatubun Ka Ur Perencanaan Div Kehutanan 858/K 05-Jul-05 1.475.050
14 Erna Nahusona Ka Ur Personalia Div Personalia & Umum 858/K 05-Jul-05 1.588.370
15 E. Hehanusa Ka Ur Pembukuan Div Keuangan 858/K 05-Jul-05 1.581.770
16 Frans Toisuta Kepala Unit Usaha Sawmill Buru 858/K 05-Jul-05 1.575.060
17 Johanis Latuhihin Kepala Gudang Div Bengkel 858/K 05-Jul-05 1.394.400
18 Oemar Lisaholet Pengawas Unit Usaha Sawmill Laha 858/K 05-Jul-05 1.614.375
19 Roepdiyanti Ka Ur Sekretariat badan Pengawas 858/K 05-Jul-05 1.230.500
20 Rustam Kone Kepala Urusan LHP Div Kehutanan 858/K 05-Jul-05 1.366.250
21 Johan Andries Mekanik Bengkel 858/K 05-Jul-05 1.284.070
22 Said Kasturian Pengawas Unit Usaha Coldstorage 858/K 05-Jul-05 1.452.290
23 Venty Persulessy Ka Ur Humas Div Personalia Umum 858/K 05-Jul-05 1.053.426
24 Gina T. Lekahena Ka Ur Pupuk Div Perdagangan 858/K 05-Jul-05 950.910
25 Cornelis Pattinama Kepala Satker Mekanik Bengkel 858/K 05-Jul-05 1.127.434
26 Shandra Bremer Ka Ur Anggaran & Pajak Div Keuangan 858/K 05-Jul-05 918.830
27 Erwin Koto Mekanik Bengkel 858/K 05-Jul-05 918.830
28 Juliana Horowura Staf Urusan Umum Div Personalia Umum 858/K 05-Jul-05 918.830
29 Romana Y. Sopacua Pegawai Honorer 859/K 05-Jul-05 550.000
30 Yaneman Da Costa Pegawai Honorer 859/K 05-Jul-05 550.000
31 Jantje J. Kastanja Pegawai Honorer 859/K 05-Jul-05 550.000
32 Dirck B. Ramschie Pegawai Honorer 859/K 05-Jul-05 550.000
33 Fadly Marasabessy Pegawai Honorer 859/K 05-Jul-05 550.000
34 La Ode Rahman Pegawai Honorer 859/K 05-Jul-05 550.000
Jumlah Pengeluaran Untuk Gaji Ke-13 Direksi dan Karyawan PD.Panca Karya 77.877.085

22

Anda mungkin juga menyukai