Anda di halaman 1dari 12

Metode pirolisis ini adalah dengan cara memanaskan ruang tungku menggunakan burner terlebih dahulu,

memasukan briket kemudia akan dipanaskan didalam tungku reaktor yang memiliki suhu sekitar 350ºC - 480 ºC,
dan akan terjadi perubahan.)

Kualitas briket yang baik dihasilkan dari briket arang komposisi tempurung kelapa 100% yaitu 0,92 gr/cm3, kadar
air 7,48%, keteguhan tekan 43,24 kg/cm2, kadar zat mudah menguap 17,49%, kadar abu 2,07%, kadar karbon
terikat 80,44%, nilai kalor 7.008 kal/g, dan uji aplikasi 12,7menit.

cangkang kemiri yang telah mengalami proses karbonisasi mengandung energi sebesar 6.305 Kalori/gram.
Tingginya nilai kalor yang terkandung dalam cangkang kemiri ini dapat di gunakan untuk meningkatkan nilai kalor
briket arang yang dibuat dari campuran cangkang kemiri dan tepung tapioca.Kualitas briket arang juga dipengaruhi
oleh jenis bahan baku arang yang digunakan, komposisi perekat serta tingkat pengempaan)

tempurung kemiri mengandung holoselulosa 49,22% dan lignin 54,46%. Kandungan lignin yang tinggi berpotensi
untuk dibuat arang yang menghasilkan nilai kalor yang tinggi)

Kadar air dalam briket merupakan perbandingan antara massa air dan massa briket itu sendiri. Kandungan air pada
briket berpengaruh pada nilai kalor briket dan pembakaran. Kadar air briket dipengaruhioleh jenis perekat, metode
pengujian, dan jenis bahan baku yang digunakan. Selain itu, dipengaruhi kekuatan tekan pada pengepresan.NILAI
KADAR AIR YANG BAGUS 8%

Kadar abu adalah bahan sisa dari hasil pembakaran).

Karbonisasi biomassa atau yang lebih dikenal dengan pengarangan.

Silika atau silikon dioksida (SiO2) adalah senyawa kimia yang terbentuk dari atom silikon dan oksigen

Nilai kalor adalah energi kalor yang dapat dibebaskan oleh suatu bahan bakar dengan terjadinya reaksi/ proses
pembakaran. Nilai kalor digunakan untuk mengetahui nilai panas pembakaran yang dapat dihasilkan oleh biobriket
sebagai bahan bakar. Semakin tinggi nilai kalor yang dihasilkan oleh biobriket maka semakin baik mutu dan
kualitasnya. Nilai kalor juga dipengaruhi oleh besarnya kadar abu dan kadar air yang ada di dalam biobriket.

Briket juga barus memenuhi kriteria sebagai berikut:Mudah dinyalakan,Tidak mengeluarkan asap,Emisi gas hasil
pembakaran tidak mengandung racun,Kedap air hasil pembakaran tidak berjamur bila disimpan pada waktu
lama,Menunjukkan upaya laju pembakaran dan suhu pembakaran yang baik.

Q adalah kalor yang dibutuhkan (J). m adalah massa benda (kg). c adalah kalor jenis (J/kgC). (t2-t1) adalah
perubahan suhu (C)

Q: kalor yang diperlukan


c: kalor jenis benda
T2: suhu akhir
T1: suhu awal n
ma = massa air yang dipanaskan
mp = massa panci
mbb = massa briket yang telah terpakai
Cpair = kalor spesifik air
LHV = nilai kalor bawah briket
Tb = temperatur air awal
Ta = temperatur didih air dalam panci
Tc = temperatur api
Q : kalor (J) atau (kal)
k : konduktivitas termal (W/mK)
A : luas penampang (m2)
ΔT : perubahan suhu (K)
x : panjang (m)
t : waktu (sekon)

Ket: a = Massa awal briket b= Massa akhir

Ket: a = massa briket (gram) b = massa abu briket

Penelitian ini dilakukan untuk memanfaatkan limbah tempurung kelapa yang ada di masyarakat dengan
mengolahnya menjadi briket. Tujuan penelitian untuk mengetahui kualitas briket arang tempurung kelapa yang
baik untuk digunakan sebagai bahan bakar alternatif. Pembatasan masalah dalam penelitian ini yaitu tepung kanji
dan tepung sagu dengan perbandingan komposisi 90:10. Tekanan pengepresan yang digunakan yaitu 2000 kg/cm2.
Suhu pengeringan yaitu 100°C menggunakan panas matahari selama 3 hari. Suhu karbonisasi adalah 500°C.
Tempurung kelapa yaitu 1 kg, perbandingan perekat adalah 100 gram/0,2 liter air dan tidak menggunakan pelapis.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pirolisis dengan proses pembakaran menggunakan
tungku pembakaran tertutup dan pengayakan menggunakan ayakan dengan ukuran 40-60 mesh. Selanjutnya
pengujian kualitas briket yaitu kadar air briket (%), kadar abu briket (%), kadar zat menguap (volatile matters) (%),
kadar karbon terikat (fixed carbon) (%), pengukuran kerapatan (density) (g/cm2), berat jenis (kg/m3), pengukuran
laju pembakaran (gr/menit) dan keteguhan tekan (kg/cm2). Hasil pengujian kualitas briket arang tempurung
kelapa didapatkan nilai rata-rata kadar air adalah 3,42 %, nilai ratarata kadar abu adalah 3,318 %, nilai rata-rata
kadar zat menguap adalah 3,31%, nilai rata-rata kadar karbon terikat adalah 93,37%, nilai rata-rata kerapatan
adalah 1,55 g/cm3, nilai rata-rata berat jenis adalah 1,52×10-6 kg/m2.s2, nilai rata-rata laju pembakaran adalah
0,342 g/cm2, nilai rata-rata keteguhan tekan adalah 761,5 N/m2.

Perekat tapioka umum digunakan sebagai bahan perekat pada briket arang karena banyak terdapat di pasaran dan
barganya relatif murab. Pertimbangan lain bahwa perekat tapioca dalam bentuk cair sebagai perekat yang
menghasilkan fiberboard bemilai rendah dalam hal kerapatan, keteguhan tekan, kadar abu, dan zat mudab
mengu^, tapi akan lebib tinggi dalam karbon terikat dan nilai kalor, serta penggunaannya menimbulkan asap yang
lebib sedikit dibandingkan dengan mengunakan perekat lain.

Q = m.c.∆T (3)

Dimana, Q adalah nilai kalor (kal), m adalah massa

air (g), c adalah kalor jenis air (1 kal/g °C) dan ∆T

adalah perubahan temperatur (°C)


Diameter Sampel Tekanan Berat basah (gram) Berat kering
(MPa) (gram)
A1 0,1 (MPa) 25,08 20,08
P1(1 in) A2 0,2( MPa) 27,08 21,08
A3 0,3 M(Pa) 29,08 23,08
A4 0,4 (MPa) 32,08 22,08
B1 0,1 (MPa) 36,99 29,99
P2(1,5 in) B2 0,2( MPa) 44,99 32,99
B3 0,3 (MPa) 48,99 38,99
B4 0,4 (MPa) 52,99 36,99
C1 0,1 (MPa) 60,87 48,87
P3(2 in) C2 0,2(M Pa) 64,87 50,87
C3 0,3 (MPa) 62,87 38,87
C4 0,4 (MPa) 63,87 40,87

1V.1.1 Hasil Data Pembakaran Arang Briket


Tabel 4.1 Data hasil pembuatan briket sekam padi

Diameter Sampel Tekanan Berat basah (gram) Berat kering


(MPa) (gram)
A1 0,1 (MPa) 25,08 20,08
P1(1 in) A2 0,2( MPa) 27,08 21,08
A3 0,3 M(Pa) 29,08 23,08
A4 0,4 (MPa) 32,08 22,08
B1 0,1 (MPa) 36,99 29,99
P2(1,5 in) B2 0,2( MPa) 44,99 32,99
B3 0,3 (MPa) 48,99 38,99
B4 0,4 (MPa) 52,99 36,99
C1 0,1 (MPa) 60,87 48,87
P3(2 in) C2 0,2(M Pa) 64,87 50,87
C3 0,3 (MPa) 62,87 38,87
C4 0,4 (MPa) 63,87 40,87

Tabel 4.2 Data hasil pengujian pembakaran briket

Diameter Sampel Massa Massa abu Lama nyala api Temperatur


briket (gram) briket (menit) Nyala apioC
(gram)
A1 20,08 1,92 13.23 590
P1(1 in) A2 21,08 2,27 10.15 682
A3 23,08 2,77 10.52 635
A4 21,08 3,57 12.62 689
B1 29,99 2,75 13.32 568
P2(1,5in) B2 32,99 5,21 18.58 749
B3 38,99 6,47 15.79 690
B4 36,99 8,92 14.10 689
C1 48,87 8,97 10.55 670
P3(2 in) C2 50,87 9,21 12.55 650
C3 38,87 9,13 09.89 630
C4 40,87 9,93 11.60 660

IV.1.2 Hasil Hitungan a. Hitungan kadar air

Kadar air (%) =


Ket: a = Massa awal briket b= Massa akhir briket. Sumber (Satmoko,

2013)

Perlakuan 1 = 1 in

A1
A2
A3 =
A4
Perlakuan 2= 1,5in

B1 %

B2 %

B3 %

B4 %

Perlakuan 3 = 2 in

C1 %

C2 %

C3 %
C4= %

b. Laju pembakaran

Lajupembakaran =

Ket: a = Massa briket (gram) b= Lama nyala api briket (menit), sumber (Santoso,

2010)
Perlakuan 1 = 1 in
A1 =

A2 =

A3

A4

Perla kuan 2= 1,5 in

B1
B2
B3 =
B4
Perlakuan 3= 2 in

C1
C2
C3
C4

c. Hitungan kadar abu

Kadar abu %= x100%

Ket: a = massa briket (gram) b = massa abu briket (gram) sumber (Ndraha, 2009)

Perlakuan 1 = 1 in

A1 %

A2 %

A3 x 100 = 833,21 %

A4 %

Perlakuan2 =1,5 in
B1 %

B2 %

B3 %

B4 %

Perlakuan 3= 2 in

C1
C2 %
C3 %
C4

IV.2 Pembahasan
IV.2.1Hubungan Tekanan dan Temperatur

Gambar 4.1 Grafik Tekanan (MPa) dan Temperatur nyala api (Oc).

Dari grafik ini menunjukkan bahwa pada briket arang sekam padi pada P1 dengan diameter 1 in. Sampel A1 tekanan 0,1 (MPa)
dengan temperatur nyala api 590oC. pada sampel A2 dengan tekanan 0,2 (MPa) temperatur nyala api689 oC.Pada sampel A3 dengan tekanan 0,3
(MPa) dengan temperatur nyala api 682 oC pada sampel A4 dengan tekanan 0,4 (MPa) dengan temperatur nyala api 635 oC.

Gambar 4.1 grafik bahwa tekanan rendah dan temperatur tertinggi 689 oC terdapat pada sampel A2 dengan tekanan 0,2 (MPa) hal ini
semakin besar tekanan pada waktu pengeperesan bahan briket semakin tinggi sehingga dapat mempengaruhi ikatan antar partikel jadi dapat
disimpulkan semakin besar ukuran partikel maka waktu pembakaran. Akan seakin cepat karena rendahnya kerapatan yang terjadi pada briket dan
kenaikan temperatur nyala api pembakaran semakin pendeknya waktuk pembakaran. bahwa massa briket yang mengpegaruhi tekanan rendah
akan berpengaruh pada tempertur nyala api tinngi.
V1.2.2 Tekanan dan Temperatur

Dari grafik ini menunjukkan bahwa pada briket arang sekam padi pada P2 dengan diameter 1,5 in. Sampel B1 tekanan 0,1 (MPa) dengan
temperatur nyala api 568oC. pada sampel B2 dengan tekanan 0,2 (Pa) temperatur nyala api 749 oC.Pada sampel B3 dengan tekanan 0,3 (MPa)
temperatur nyala api 690 oC pada sampel B4 dengan tekanan 0,4 (MPa) temperatur nyala api 689 oC.

Gambar 4.2 grafik tekanan rendah 0,1 (MPa) dan temperatur nyalai api tertinggi 749 oC terdapat pada sampel A2 dengan tekanan 0,2
(MPa) hal ini semakin besar tekanan pada waktu pengeperesan bahan briket semakin tinggi sehingga dapat mempengaruhi ikatan antar partikel
jadi dapat disimpulkan semakin besar ukuran partikel maka waktu pembakaran. Akan seakin cepat karena rendahnya kerapatan yang terjadi pada
briket dan kenaikan temperatur nyala api pembakaran semakin pendeknya waktuk pembakaran. bahwa massa briket yang mengpegaruhi tekanan
rendah akan berpengaruh pada temperatur nyala api tinngi.

V1.2.3 Tekanan dan Temperatur

Gambar 4.3 grafik hubungan tekanan (Pa) dan temperatur nyala api (oC)

Dari grafik ini menunjukkan bahwa pada briket arang sekam padi pada P3 dengan diameter 2 in. Sampel C1 tekanan 0,1 (MPa)
dengan temperatur nyala api 670oC. pada sampel C2 dengan tekanan 0,2 (MPa) temperatur nyala api 650 oC.Pada sampel C3 dengan tekanan 0,3
(MPa) temperatur nyala api 630 oC pada sampel C4 dengan tekanan 0,4 (MPa) temperatur nya api 660 oC.
Gambar grafik 4.3 bahwa tekanan rendah 0,3 MPa 630 oC dan temperatur nyala api tertinggi 670 oC terdapat pada sampel C2 dengan
tekanan 0,1 (MPa) hal ini semakin besar tekanan pada waktu pengeperesan bahan briket semakin tinggi sehingga dapat mempengaruhi ikatan
antar partikel jadi dapat disimpulkan semakin besar ukuran partikel maka waktu pembakaran. Akan seakin cepat karena rendahnya kerapatan
yang terjadi pada briket dan kenaikan temperatur nyala api pembakaran semakin pendeknya waktuk pembakaran. bahwa massa briket yang
mengpegaruhi tekanan rendah akan berpengaruh pada temperatur nyala api tinngi.

Hal ini karna briket sekam padi memiliki kalori yang lebih tinggi dan semakin besar tekanan pada waktu pencetakan massa briket
sehingga dapat mempegaruhi ikatan antar briket yang menyebabkan tinggi temperatur nyala api dan lama nyala api briket sekam padi. Bahwa
suatu pembakaran akan megalami penurunan pada lama nyala api briket sekam padi, hal ini dipengaruhi oleh pengurangan massa pada briket
sekam padi dan tekanan tinggi akan mempengaruhi temperatur nyala api briket sekam padi yang disebabkan oleh aliran massa udara yang
sedikit, sehingga temperatur nyala api briket sekam padi akan mempengaruhi tekanan rendah dan tenperatur nyala api briket besar. Hingga
dapat mempegaruhi ikatan antar partikel bahan baku, briket yang menyebabkan rendahnya tekanan dan tingginya temperatur nyala api briket
sekam padi

V1.2.4 Lama nyala api dan Tekanan

Gambar 4.4 grafik hubungan lama nyala api (menit) dan Tekanan (MPa)

Dari grafik ini menunjukkan bahwa pada briket arang sekam padi pada P1 dengan diameter 1 in. Sampel A1 tekanan 0,1 (MPa)
dengan waktu lama nyala api 13 (menit) pada sampel A4 dengan tekanan 0,4 (MPa) waktu lama nyala api 12 ( menit). Pada sampel A3 dengan
tekanan 0,3 (MPa) dengan waktu lama nyala api 10 (menit) pada sampel A4 dengan tekanan 0,4 (MPa) dengan waktu lama nyala api 10 (menit).

Gambar 4.5 grafik hubungan lama nyala api dan tekanan dapat dianalisa bahwa tekanan terendah dan waktu lama nyala api tertinggi
13 (menit) terdapat pada briket sekam padi dengan tekanan 0,1 (MPa) hal ini semakin kecil tekanan pada waktu pengeperesan bahan briket
semakin tinggi sehingga dapat mempengaruhi ikatan antar partikel bahwa briket yang menyebabkan tekanan terendah dan waktu nyala api
terlama.
V1.2.5 Lama nyala api (nenit) dan Tekanan (MPa)

Gambar 4.5 grafik hubungan Lama nyala api (menit) dan Tekanan (MPa)

Dari grafik ini menunjukkan bahwa pada briket arang sekam padi pada P1 dengan diameter 1,5 in. Sampel B1 tekanan 0,1 (MPa)
dengan waktu lama nyala api 13 (menit) pada sampel B4 dengan tekanan 0,4 (MPa) waktu lama nyala api 12 (menit). Pada sampel B3 dengan
tekanan 0,3 (MPa) dengan waktu lama nyala api 10 (menit) pada sampel B4 dengan tekanan 0,4 (MPa) dengan waktu lama nyala api 10 (menit).

Gambar 4.5 grafik hubungan lama nyala api dan tekanan dapat dianalisa bahwa tekanan terendah dan waktu lama nyala api tertinggi
18 (menit) terdapat pada briket sekam padi dengan tekanan 0,2 (MPa) hal ini semakin kecil tekanan pada waktu pengeperesan bahan briket
semakin tinggi sehingga dapat mempengaruhi ikatan antar partikel bahwa briket yang menyebabkan tekanan terendah dan waktu nyala api
terlama.

V1.2.6 Lama nyala api(menit) dan Tekanan (MPa)


Gambar 4.6 grafik hubungan Lama nyala api (menit) dan Tekanan (MPa)

Dari grafik ini menunjukkan bahwa pada briket arang sekam padi pada P3 dengan diameter 2 in. Sampel C1 dengan tekanan 0,1
(MPa) dengan waktu lama nyala api 10 (menit) pada sampel C4 dengan tekanan 0,2 (MPa) waktu lama nyala api 12 (menit). Pada sampel C3
dengan tekanan 0,3 (MPa) dengan waktu lama nyala api 9 (menit) pada sampel C4 dengan tekanan 0,4 (MPa) dengan waktu lama nyala api 11
(menit).

Gambar 4.6 grafik hubungan lama nyla api dan tekanan dapat dianalisa bahwa tekanan terendah dan waktu lama nyala api tertinggi 12
(menit) terdapat pada briket sekam padi dengan tekanan 0,2 (MPa) hal ini semakin kecil tekanan pada waktu pengeperesan bahan briket
semakin tinggi sehingga dapat mempengaruhi ikantan antar partikel bahwa briket yang menyebabkan tekanan terendah dan waktu nyala api
terlama.

Dari pengujian variasi tekanan 1, 1,5 dan 2 in dan temperatur nyala api ini dapat dianalisis bahwa briket dengan perlakuan P1 A2
tekanan 0,2 (MPa) dengan temperatur 689 oC P2 sampel B2 tekanan 0,2 (MPa) temperatur lama nyala 749oC P3 sampel A1 tekanan 0,1 M(Pa)
temperatur nyala api 670 oC. dari pengujian tekanan dan lama nyala api P1 sampel A1 tekanan 0,1 (MPa) lama nyala api 13 (menit) P2 Sampel
B4 tekanan 0,4 (MPa) lama nyala api 12 (menit) P3 Sampel C2 tekanan 0,2 (MPa) lama nyala api 12 (menit).
Hal ini karna briket sekam padi memiliki kalori yang lebih tinggi dan semakin besar tekanan pada waktu pencetakan massa briket
sehingga dapat mempegaruhi ikatan antar briket yang menyebabkan tinggi temperatur dan lama nyala api briket sekam padi. Bahwa suatu
pembakaran akan megalami penurunan pada lama nyala api briket sekam padi, hal ini dipengaruhi oleh pengurangan massa pada briket sekam
padi dan tekanan tinggi akan mempengaruhi lama nyala api briket yang disebabkan oleh aliran massa udara yang sedikit, sehingga lama nyala
api briket sekam padi akan mempengaruhi tekanan rendah lama nyala api briket besar.

1. Data hasil pembuatan briket sekam padi

Diameter Sampel Tekanan


Berat awal Berat akhir
(gram) (gram)
(MPa)

P1(1 in) A1 0,1 (MPa) 25,08 20,08


A2 0,2( MPa) 27,08 21,08

A3 0,3 (MPa) 29,08 23,08

A4 0,4 (MPa) 32,08 22,08

P2(1,5in) B1 0,1 (MPa) 36,99 29,99

B2 0,2(M Pa) 44,99 32,99

B3 0,3 (MPa) 48,99 38,99

B4 0,4 (MPa) 52,99 36,99

P3(2 in) C1 0,1 (MPa) 60,87 48,87

C2 0,2( MPa) 64,87 50,87

C3 0,3 (MPa) 62,87 38,87

C4 0,4 (MPa) 63,87 40,87

2. Data hasil pengujian pembakaran briket

Diameter Sampel Lama nyala


Massa
Temperatur nyala
api
briket Massa abu apioC
(gram) briket
(gram) (gram/menit)

P1 A1 20,08 1,92 13.23 590


1 in A2 21,08 2,27 10.15 682

A3 23,08 2,77 10.52 635

A4 21,08 3,57 12.62 689

P2 1,5in B1 29,99 2,75 13.32 568

B2 32,99 5,21 18.58 749

B3 38,99 6,47 15.79 690

B4 36,99 8,92 14.10 689

P3 C1 48,87 8,97 10.55 670

2 in
C2 50,87 9,21 12.55 650

C3 38,87 9,13 09.89 630

C4 40,87 9,93 11.60 660

Q = m.c.ΔT

Keterangan:

Q : banyaknya kalor yang diterima atau dilepas oleh suatu benda (J)

m : massa benda yang menerima atau melepas kalor (kg)

c : kalor jenis zat (J/kg⁰C)

ΔT : perubahan suhu (⁰C)

Anda mungkin juga menyukai