Dibuat tablet dari serbuk Asam benzoat, ditimbang beratnya. Dimasukkan asam
benzoat ke dalam bom dan dipasang kawat pemanas pada kedua elektroda dengan
kawat harus menyentuh asam benzoat. Diisi bom dengan oksigen hingga tekanan pada
manometer mencapai 30 atm. Diisi ember kalorimeter dengan air sebanyak 2 Liter.
Dimasukkan bom di dalam ember, dan dimasukkan ember ke dalam kalorimeter.
Didiamkan hingga suhu lingkungan (air) setimbang lalu dijalankan arus listrik untuk
membakar cuplikan dan diamati perubahan suhunya setiap menit hingga mencapai
suhu konstan dalam 3 kali pencatatan suhu.
Dikeluarkan bom dan dibuang gas hasil reaksinya dan dicuci bagian dalam bom
dan ditampung hasil cuciannya dalam labu erlenmeyer. Dititrasi hasil cuciannya
dengan larutan Na2CO3 menggunakan indikator metil merah. Dilepaskan
kawat pemanas yang tidak terbakar dari elektroda dan diukur panjangnya untuk
menentukan panjang kawat yang terbakar. Terakhir dihitung kapasitas kalor
kalorimeter. Diulangi percobaan dengan menggunakan naftalen dan dihitung entalpi
pembakaran dari naftalen.
Dengan menggunakan 1 set kalorimeter bom yang sudah disetting dianalisis
besarnya entalpi pembakaran batu bara.
VII. Data Pengamatan
I. Data Pengamatan
1. Asam Benzoat 2. Naftalena 3. Batubara (instrumen
modern
lf = 5,2 cm lf = 4.5 cm
Ti = 26.4 oC Ti = 26,3 oC
Tf =28.98 oC Ti = 28,7 oC
U1 = -6,7 kal
U2 = Δl (-2.3) kal/cm
U2 = -11,04 kal
C = -2442,45 kal / oC
a) Hitung U1 dan U2
U1 = -6,25 kal
U2 = Δl (-2,3) kal/cm
b) Hitung ΔUT
Kalorimeter Modern
= 0,19 %
= 0,33%
= 0,29 %
IX. Kesimpulan
1) Dalam suatu reaksi kimia akan selalu disertai perubahan energi yang ditandai
dengan perubahan temperatur.
X. Daftar Pustaka
5. Chang, Raymond. (2004). Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti. Edisi Ketiga Jilid
I. Jakarta: Erlangga
Tabel Entalpi Pembakaran