Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK KI-2142

PERCOBAAN A-1
TERMOKIMIA

DISUSUN OLEH:

Nama : HENING PUJI PANGASTUTI


NIM : 13715039
Kelompok / Shift :3/1
Tanggal Percobaan : 19 OKTOBER 2016
Tanggal Pengumpulan : 02 NOVEMBER 2016
Nama Asisten : MOHAMMAD AHDIAT

LABORATORIUM KIMIA FISIK


PROGRAM STUDI KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2016
PERCOBAAN A-1

TERMOKIMIA

I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Menentukan kapasitas kalor kalorimeter.
2. Menentukan UT naftalena.
3. Menentukan HT naftalena dan % kesalahan pada percobaan.

II. TEORI DASAR


Kalorimeter bom bekerja secara adiabatik. Kalor yang dilepaskan
pada proses pembakaran didalam kalorimeter bom akan menaikkan suhu
kalorimeter dan dapat dijadikan sebagai dasar penentuan kalor
pembakaran menggunakan diagram berikut:

Pereaksi pada suhu


Hasil reaksi pada
T
suhu T

Hasil reaksi pada


suhu T

Gambar 2.1. Diagram Penentuan Kalor Pembakaran


Berdasarkan diagram diatas yang ditentukan adalah UT yaitu
perubahan energi dalam bagi proses dengan pereaksi dan hasil reaksi
berada pada suhu yang sama. Berdasarkan hukum Hess:

UK = UT + U
= UT + C ( T-T)
Dengan C adalah kapasitas kalor kalorimeter (ember + air + bom).
Karena proses berlangsung secara adiabatik, UK = 0, maka:
UT = - C ( T-T)

Jika U1 adalah koreksi terhadap kalor pembentukan asam nitrat, dan


U2 adalah koreksi terhadap kalor pembakaran kawat pemanas, maka:

UT + U1 + U2 = - C ( T-T)
U1 = volume larutan (mL) Na2CO3 0,0725 N untuk menetralkan asam
nitrat x 1 kal/mL.
U2 = panjang kawat yang terbakar (cm) x 2,3 kal/cm.
Jika dalam percobaan m gram zat terbakar dan menimbulkan
kenaikkan suhu sebesar T, maka kalor pembakaran zat ini (dalam
kal/gram) dapat dihitung dengan:
C TU 1U 2
UT =
m
Hasil pengukuran dapat dinyatakan sebagai perubahan entalpi ,
HT , dimana:

HT = UT + n(RT)

n = (jumlah mol produk jumlah mol pereaksi) yang dalam fasa


gas.

III. DATA PENGAMATAN


III.1 Data Penentuan Kapasitas Kalor Kalorimeter
Massa serbuk asam benzoat : 1 gram
Massa tablet asam benzoat : 0,99 gram
Panjang kawat terbakar ( l ) : 6,45 cm
Suhu ( T ) awal : 25,26oC (303,26 K)
Volume titrasi ( Na2CO3) : 7,2 mL
UT asam benzoat : -6318 kal/gram

Tabel 3.1. Data Pengamatan Asam Benzoat

No Waktu (t) ke- Suhu (oC)


(menit)
1. 1 27,03
2. 2 27,52
3. 3 27,62
4. 4 27,65
5. 5 27,66
6. 6 27,66
7. 7 27,66

III.2 Data Penentuan HT Naftalena


Massa serbuk asam naftalena : 1 gram
Massa tablet asam naftalena : 1 gram
Panjang kawat terbakar ( l ) : 4,9 cm
Suhu ( T ) awal : 25,44oC (303,44 K)
Volume titrasi ( Na2CO3) : 13,9 mL

Tabel 3.2. Data Pengamatan Naftalena

No Waktu (t) ke- Suhu (oC)


(menit)
1. 1 28,21
2. 2 28,84
3. 3 28,94
4. 4 28,96
5. 5 28,96
6. 6 28,96

IV. PENGOLAHAN DATA


IV.1 Penentuan Kapasitas Kalor Kalorimeter
a. Faktor Koreksi Asam Nitrat (U1)
U1 = V titrasi Na2CO3 (mL) x (1) kal/mL
= (7,2 mL) x (1) kal/mL
= 7,2 kal

b. Faktor Koreksi Pembakaran Kawat ( U2 )

U2 = l x (2,3) kal/cm
= (6,45 cm) x (2,3) kal/cm
= 14,835 kal
c. Kapasitas Kalor
( U x massa asam benzoat )U 1U 2
C = ( T )
T
kal
=
(
(
6318
gram )
x 0,99 gram (7,2 kal ) ( 14,835 kal )
)
( 27,66+27325,26273 K )
(6254,82 kal )+ (5,4 kal ) +(11,04 kal)
=
(2,52 K )
= 2488,595 kal/K

IV.2 Penentuan UT Naftalena

a. Faktor Koreksi Asam Nitrat (U1) untuk Naftalena

U1 = V titrasi Na2CO3 (mL) x (1) kal/mL


= (16 mL) x (1) kal/mL
= 16 kal

b. Faktor Koreksi Pembakaran Kawat ( U2 ) untuk Naftalena

U2 = l x (2,3) kal/cm
= (6,5 cm) x (2,3) kal/cm
= 14,95 kal

c. UT Naftalena
C T +U 1 +U 2 R
UT = x Mr naftalena x
mnaftalena R

kal
(
2488,595
K )x (302,45 K 298,67 K )+ ( 16 kal ) +(14,95 kal)

0,99 gram
x (128,2 gram/mol) x

8,314 J mol1 K1
1,987 kalmol1 K 1

= - 9470,646 kal/gram x (128,2 gram/mol) x (4,2 J/kal)


= - 5099,375 kJ/mol

IV.3 Penentuan HT Naftalena


Reaksi pembakaran naftalena:

C10H8 (s) + 12 O2 (g) ----> 10 CO2 (g) + 4 H2O(l)


n = (jumlah mol produk jumlah mol pereaksi)
= 10 12
=-2
HT = UT + ( n)RT
= - 5099,375 kJ/mol + (-2)(8,314 J mol-1 K-1 )(302,45 K)
= - 5099,375 kJ/mol + (-5029,1386 J/mol)(10-3 kJ/J)
= - 5104,404 kJ/mol

Presentase Kesalahan
Hc naftalena berdasarkan literatur = - 5150,09 kJ/mol
Hc literatur
% Kesalahan = Hc literatur Hc percobaan x 100 %


5150,09
= 5150,09(5104,404) x 100 %


= 0,887 %

V. PEMBAHASAN

Kalorimeter Bom merupakan kalorimeter yang khusus digunakan


untuk menentukan kalor dari reaksi-reaksi pembakaran. Kalorimeter bom
ini digunakan untuk mengukur jumlah kalor atau nilai kalori yang
dibebaskan pada pembakaran sempurna (dalam O2 berlebih) pada suatu
senyawa, bahan makanan, maupun bahan bakar. Pengukuran kalorimeter
bom dilakukan pada kondisi volume konstan tanpa aliran, atau dengan
kata lain reaksi pembakaran dilakukan tanpa menggunakan nyala api
melainkan menggunakan gas oksigen sebagai pembakar dengan volume
konstan atau tekanan tinggi. Prinsip kerja alat kalorimeter Bom adalah
sebagai contoh, bahan bakar yang akan diukur dimasukkan kedalam
bejana logam yang kemudian diisi oksigen pada tekanan tinggi. Bom itu
ditempatkan didalam bejana berisi air dan bahan bakar itu dinyalakan
dengan sambungan listrik dari luar. Suhu itu diukur sebagai fungsi waktu
setelah penyalaan. Pada saat pembakaran, suhu bom tinggi oleh karena
itu keseragaman suhu air disekeliling bom harus dijaga dengan suatu
pengaduk. Selain itu dalam beberapa hal tertentu diberikan pemanasan
dari luar melalui selubung air untuk menjaga supaya suhu seragam agar
kondisi bejana air adiabatik.
Reaksi pembakaran yang terjadi pada percobaan ini, diantaranya
adalah reaksi pembakaran kawat (Fe) : 4Fe(s) + 3O2(g) ----> 2Fe2O3(s) , hal
ini bertujuan untuk menentukan faktor koreksi pada kalorimeter bom,
serta mengoksidasi nitrogen yang mengakibatkan terbentuknya NO 2 :
N2(g) + 2O2(g) ----> 2NO2(g) , yang kemudian NO2 bereaksi dengan air,
sehingga terjadilah reaksi pembentukan asam nitrat : NO 2(g) + H2O(g) --->
HNO2(g) . Reaksi pembakaran lain yang juga terjadi pada percobaan ini
adalah reaksi pembakaran asam benzoat : 2C6 H5COOH(s) + 13O2(g) ---->
12CO2(g) + 6H2O(l) , dan reaksi pembakaran naftalena : C10H8(s) + 12O2(g)
----> 10CO2(g) + 4H2O(l) , kedua reaksi pembakaran ini terjadi karena
adanya percikan listrik yang dialirkan pada kawat sehingga terjadi
pembakaran pada kedua zat ini. Pembakaran asam benzoat dan naftalena
itu sendiri bertujuan untuk menaikkan suhu sistem dalam kalorimeter
bom.

Faktor koreksi pembakaran kawat perlu ditentukan karena pada


saat percobaan kita menggunakan kawat untuk mengalirkan listrik untuk
membakar zat yang kita amati, sehingga kita perlu mengamati berapa
panjang kawat yang terbakar yang nantinya dimasukkan dalam
perhitungan faktor koreksi. Faktor koreksi asam nitrat juga perlu
ditentukan karena pada reaksi pembakaran kawat akan mengoksidasi
nitrogen yang mengakibatkan terbentuknya NO2 dan bereaksi dengan air
sehingga membentuk asam nitrat, terbentuknya asam nitrat pada proses
percobaan ini harus diperhitungkan sehingga harus ada faktor koreksi
asam nitrat. Adanya faktor koreksi ini juga bertujuan untuk
meminimalisir kesalahan perhitungan pada percobaan. Pada percobaan
ini juga digunakan air, yang berfungsi sebagai penangkap kalor hasil
reaksi, sehingga tidak ada kalor yang lepas ke lingkungan.

Pada percobaan ini dilakukan titrasi menggunakan Na 2CO3 karena


bertujuan untuk menentukan volume HNO3 yang terbentuk dalam
kalorimeter bom selama terjadinya proses pembakaran.
Dalam percobaan ini, kita mendapatkan hasil HT naftalena
sebesar - 5104,404 kJ/mol, akan tetapi nilai Hc naftalena
berdasarkan literatur adalah - 5150,09 kJ/mol. Perbedaan nilai HT
naftalena dengan Hc naftalena berdasarkan literatur memperlihatkan
bahwa adanya kesalahan dalam percobaan ini, dimana % kesalahannya
adalah 0,887 % . Perbedaan ini dikarenakan kesalahan yang dilakukan
pratikan, yaitu tekanan pada kalorimeter bom tidak 30 atm,
ketidakakuratan dalam melihat suhu menggunakan termometer untuk
menentukan suhu konstan, pada saat melakukan pencucian bagian
dalam kalorimeter bom tidak bersih sehingga masih ada HNO3 yang
menempel pada kalorimeter bom, dan kesalahan yang terjadi pada saat
proses titrasi menggunakan larutan Na2CO3.

VI. KESIMPULAN
Kapasitas kalor kalorimeter bom yang diperoleh adalah sebesar
2488,595 kal/K, dan UT naftalena adalah sebesar 5099,375 kJ/mol,
serta entalpi pembakaran naftalena ( HT) adalah sebesar 5104,404
kJ/mol dengan presentase kesalahan sebesar 0,887 %.

VII. DAFTAR PUSTAKA


1. Azarghobar,R.,Jacobson,K.L.2013.Evaluation of Properties of Fast
Pyrolisis Products Obtained from Canadian Waste Biomass.
2. Yu,X.,Zhou,C.R,Han,X,W.2013.Study on Thermodynamic Properties
of Gliphosate by Oxygen-bomb Calorimeter and DSC.
3. Atkins, P dan Paula, J. d. 2006. Physical Chemistry 8th Edition.
Danvers: John Wiley.
4. Lide, David R.2005.CRC Handbook of Chemistry and Physics.Boca
Raton : CRC PressLCCC.

VIII. LAMPIRAN
VIII.1 Jawaban Pertanyaan

1. Apakah perbedaan U dan H?

Jawab :

U adalah energi dalam yang dihasilkan yang besarnya sama


dengan kalor yang dihasilkan pada volume tetap, karena volume
tetap maka V = 0 dan W = 0, maka U = qv . Sedangkan H
adalah entalpi yang nilainya sama dengan kalor yang dilepaskan
pada tekanan tetap , dP= 0, maka H= qP .

2. Mengapa U pada persamaan (1) sama dengan nol?

Jawab :

Bernilai nol karena proses yang berlangsung adalah proses


adiabatik yaitu proses tanpa adanya kalor yang masuk ke sistem
maupun kalor yang keluar dari sistem.

3. Turunkan persamaan (5)!

Jawab :
H = U + PV
H= U+P V

PV = nRT

nRT
V =
P

RT
V = n
P

H= U+P V

RT
= U + P n
P

HT = UT + ( n)RT

4. Perkirakan kalor pembakaran naftalena dari energi ikatan dan data


lain yang diperoleh dari literatur !

Jawab :

Menurut reaksi pembakaran naftalena:

C10H8(s) + 12O2(g) 10CO2(g) + 4H2O(l)


dalam reaksi tersebut terdapat 6 ikatan C-C, 5 ikatan C=C, 8 ikatan
C-H, 12 ikatan O=O, 20 ikatan C=O dan 8 ikatan O-H

Ikatan Energi Ikatan


(kJ/mol)
C-C 348
C-H 413
C=C 614
C=O 803
O=O 498
O-H 366

HC = (6 C-C + 5 C=C + 8 C-H + 12 O=O) - (8 O-H + 20 C=0)

HC = (6(348) + 5(614) + 8(413) + 12 (498)) - (8(366) + 20 (803))

HC = (14438 - 18988) kJ/mol

HC = - 4550 kJ/mol
8.2 Hc Literatur Naftalena

Anda mungkin juga menyukai