Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM K12142

PERCOBAAN A-1

TERMOKIMIA
Nama : Nasha Annabiila Risqulia

NIM : 12519024

Tanggal Percobaan : Kamis, 22 Oktober 2020

Asisten :

LABORATORIUM KIMIA FISIK

PROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2020
I. Tujuan
Menentukan kapasitas kalor kalorimeter dan kalor pembakaran
naftalena dengan parr Adiabatik Kalorimeter Bom.
II. Teori Dasar
Kalorimeter bom bekerja secara adiabatic. Kalor yang dilepaskan pada proses
pembakaran di dalam kalorimeter bom akan menaikan suhu kalorimeter dan
dapat dijadikan sebagai dasar penentuan kalor pembakaran menggunakan
diagram berikut :

Pereaksi Hasil rekasi


pada suhu pada suhu
T T’

Hasil reaksi
pada suhu
T

Gambar 1. Diagram penentuan kalor pembakaran

Berdasarkan diagram di atas, yang harus ditentukan ialah ∆𝑈, yaitu


perubahan energi dalam bagi proses dengan pereaksi dan hasil reaksi berada
pada suhu yang sama. Berdasarkan hukum Hess

∆𝑈𝑘 = ∆𝑈𝑇 + ∆𝑈′

= ∆𝑈𝑇 + C (T’-T)
Dengan C ialah kapasitas kalor kalorimeter (ember+air+bom). Karena proses
berlangsung secara aiabatik, ∆𝑈𝑘 = 0, maka
∆𝑈𝑇 = - C (T’-T)

Perubahan energi dalam dapat dihitung dengan mengukur kenaikan suhu


dan kapasitas kalor, C. Kapasitor kalor ditentukan dari pembakaran
sejumlah zat yang telah diketahui kalor pembakarannya, misalnya asam
benzoat, 𝐶6𝐻5𝐶𝑂𝑂𝐻.

Pada penentuan ini perlu dilakukan koreksi karena terbentuk asam nitrat
dan ada kalor yang dilepaskan oleh pembakar kawat pemanas. Jika zat yang
dibakar juga mengandung belerang, maka diperlukan koreksi tambahan
terhadap kalor pembentukan asam sulfat. Jika 𝑈1 = koreksi terhadap kalor
pembentukan asam nitrat, dan 𝑈2 = koreksi terhadap kalor pembakaran
kawat pemanas, maka persamaan (2) harus diubah menjadi

∆𝑈𝑇 + 𝑈1 + 𝑈2 = - C (T’-T)

Secara praktis

𝑈1 = volume larutan (mL) 𝑁𝑎2𝐶𝑂3 0,0725 N yang diperlukan untuk


menetralkan asam nitrat x (-1) kal/mL

𝑈2 = panjang kawat yang terbakar (cm) x (-2,3) kal/cm

Jika dalam percobaan m gram zat terbakar dan menimbulkan kenaikan suhu
sebesar ∆𝑇, maka kalor pembakaran zat ini (dalam kal/gram) dapat dihitung
dengan ungkapan

∆𝑈𝑇 − 𝐶 ∆𝑇 −𝑈1− 𝑈2
=
𝑚
Hasil pengukuran dapat juga dinyatakan sebagai perubahn entalpi,
∆𝐻𝑇 , melalui ungkapan ∆𝐻𝑇 = ∆𝑈𝑇 + = ∆(𝑛𝑅𝑇)

III. Alat dan Bahan


Alat

1. Labu Erlenmeyer
2. Gelas kimia
3. Corong
4. Klem
5. Pipet tetes
6. Spatula
7. Buret
8. Satu set alat bom calorimeter

Bahan

1. Asam benzoat
2. Naftalen
3. Larutan natrium karbonat
4. Paraffin
5. Indikator metil merah

IV. Cara Kerja


A. Penentuan Kapasitas Kalor Kalorimeter
Pertama-tama asam benzoat ditimbang, lalu dipadatkan kemudian
ditaruh di dudukan bom calorimeter. Setelah itu, kawat disiapkan dan
panjangnya diukur lalu dipasan di kedua elektroda. Sebelum dudukan
dimasukan ke dalam bom kalorimeter, kawat dipastikan sudah menyentuh asam
benzoat. Lalu bom kalorimeter ditutup dan dikencangkan. Bom kalorimeter
diisikan dengan oksigen sampai tekanan pada manomter menjadi 20 atm.
Setelah itu, a ir sebanyak 2 L disiapkan, lalu suhu air diatur hingga mencapai
±1,5° C di bawah suhu kamar. Kemudian ember dimasukkan kedalam
kalorimeter, lalu bom diletakkan di dalam ember. Air sebanyak 2 L yang sudah
diatur suhunya dimasukkan ke dalam ember. Lalu kalorimeter ditutup. Setelah
ditutup, kalorimeter dinyalakan dan suhu air kalorimeter diatur hingga
setimbang dengan cara ditambahkannya air dingin dan air panas serta
ditekannya tombol di alat calorimeter. Lalu, arus listrik dijalankan untuk
membakar cuplikan. Perubahan suhunya diamati selama proses berlangsung.
Suhu air dalam ember setelah pembakaran selama 6 menit dicatat. Kemudian
perubahan suhunya setiap menit juga dicatat hingga mencapai nilai maksimum
yang konstan. Setelah selesai, bom dikeluarkan dan gas hasil reaksi dibuang.
Bagian dalam bom dicuci dan hasil cuciannya ditampung dalam Erlenmeyer.
Lalu beberapa tetes indikator metil merah ditambahkan ke Erlenmeyer. Setelah
itu, hasil cucian dititrasi dengan larutan natrium karbonat hingga berubah
menjadi bening. Setelah bening, volume titran yang digunakan dicatat. Terakhir,
kawat pemanas yang tidak terbakar dilepaskan dari elektroda lalu diukur
panjangnya untuk menentukan panjang kawat yang terbakar

b. Penentuan Kalor Pembakaran Zat

Langkah yang dilakukan sama, namun larutan azam benzoat diganti dengan
larutan naftalena yang ingin dihitung kalor pembakarannya

V. Data Pengamatan
a. Penentuan Kapasitas Kalor Kalorimeter
Massa Asam benzoat = 0,516 g
Suhu sistem awal = 26,26 C
Q asam benzoate = -6318 kal/g

Waktu (s) Suhu (ºC)

60 27,31
120 27,40

180 27,41

240 27,41

300 27,41

[𝑁𝑎2𝐶𝑂3] = 0.0725 N
V titrasi 𝑁𝑎2𝐶𝑂3 = 3.5 mL
Panjang kawat (cm)
Awal Akhir

12 5,5

b. Penentuan Kalor Pembakaran Zat


Massa Naftalen = 0,325 g
Suhu sistem awal = 25,9 ºC

Waktu (s) Suhu (ºC)

60 26,85

120 27,05

180 27,10

240 27,10

300 27,10

[𝑁𝑎2𝐶𝑂3] = 0.0725 N
V titrasi 𝑁𝑎2𝐶𝑂3 = 3.4 mL

Panjang kawat (cm)


Awal Akhir

12 8,1
VI. Pengolahan Data
a. Menentukan Kapasitas Kalor Kalorimeter
1. Perhitungan U1 sebagai faktor koreksi terhadap kalor pembakaran asam
nitrat :

U1 = V 𝑁𝑎2𝐶𝑂3 × (-1) kal/mL

= 3,5 x (-1)

= -3,5 kal

2. Perhitungan U2 sebagai faktor koreksi terhadap kalor pembakaran kawat


pemanas:

U2 = ∆ L kawat pemanas × (-2,3) kal/cm

= 6,5 × (-2,3)

= -14,95

3. Perhitungan kapasitas kalor kalorimeter

(− C × ∆𝑇 ) − U1 − U2
∆𝑈 =
𝑚Na2CO3

( −C × ∆𝑇 ) − U1 − U2
Q =
𝑚Na2CO3

Q × 𝑚Na2CO3 = (− C × ∆𝑇 ) − U1 − U2

− C × ∆𝑇 = Q × 𝑚Na2CO3 + U1 + U2

Q × 𝑚Na2CO3 + U1 + U2
C =
−∆𝑇

(−6318 × 0,516)−3,5−14,95
=
−1,15

= 2850,903 kal/ ºC
b. Menentukan Kalor Pembakaran Naftalena
1. Perhitungan U1 sebagai faktor koreksi terhadap kalor pembakaran asam
nitrat :

U1 = V 𝑁𝑎2𝐶𝑂3 × (-1) kal/mL

= 3,4 x (-1)

= -3,4 kal

2. Perhitungan U2 sebagai faktor koreksi terhadap kalor pembakaran kawat


pemanas:

U2 = ∆ L kawat pemanas × (-2,3) kal/cm

= 3,9 × (-2,3)

= -8,97 kal

3. Perhitungan kalor pembakaran naftalena :


Q pembakaran naftalena = ∆𝑈naftalena
(− C × ∆𝑇 ) − U1 − U2
∆𝑈naftalena =
𝑚𝑛𝑎𝑓𝑡𝑎𝑙𝑒𝑛𝑎

(− 2850,903× 1,2 )+ 3,4 +8,97


=
0,325

= -10488,349 kal/ g
𝑗𝑜𝑢𝑙𝑒
8,314
𝐾.𝑚𝑜𝑙
= -10488,349 kal/ g×128 g/mol × 𝑘𝑎𝑙
1,987
𝐾.𝑚𝑜𝑙

= -5617,321 Kj/mol
4. Perhitungan entalpi :
𝑚𝑛𝑎𝑓𝑡𝑎𝑙𝑒𝑛𝑎
Mol naftalena =
𝑀𝑟𝑛𝑎𝑓𝑡𝑎𝑙𝑒𝑛𝑎

= 2,54 ×10-3 mol

Reaksi pembakaran naftalena :

𝐶10 𝐻8 (s) + 12𝑂2 (𝑔) → 10 𝐶𝑂2(g) + 4 𝐻2 𝑂(l)


Dari reaksi kesetimbangan pembakaran naftalena didapatkan :

𝑛𝑂2 = 0,0305 mol dan 𝑛𝐶𝑂2 = 0,0254 mol

∆𝐻 = ∆𝑈 + ∆𝑛𝑔𝑅𝑇

= -5617,321 + (-5,1 × 10-3 ) × 8,314 × 10-3 × 298,9

= -5617,334 kJ/mol

5. Perhitungan persentase kesalahan


(∆Hliteratur − ∆Heksperimen)
%𝐾𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 = x 100 %
∆Hliteratur
[−5156,3−(−5617,334)]
= x 100 %
−5156,3

= 8,94%

VII. Pembahasan
Tujuan dari praktikum kali ini adalah menentukan kapasitas kalor
kalorimeter dan juga kalor pembakaran dari naftalena. Untuk menentukan
kedua besaran tersebut dibutuhkan 2 buah faktor koreksi, yaitu koreksi terhadap
kalor pembentukan asam nitrat dan juga koreksi terhadap kalor pembakaran
kawat pemanas. Dua faktor koreksi tersebut dibutuhkan tentunya disebabkan
oleh hal-hal tertentu.
U1 sebagai faktor koreksi terhadap pembentukan asam nitrat dibutuhkan
untuk menetralkan kalor yang dihasilkan dari pembentukan asam nitrat. Hal ini
juga yang mengharuskan dilakukannya titrasi, karena kemungkinan besar di
dalam sistem masih ada nitrogen yang tersisa. Nitrogen ini dapat mengalami
pembakaran dan menghasilkan dinitrogen pentaoksida lalu bereaksi dengan air
menghasilkan HNO3. Berikut reaksi dari titrasi 𝑁𝑎2𝐶𝑂3 :
5
N2(g) + 2 𝑂2(𝑔) → N2O5(g)

N2O5(g) + H2O(l) → 2HNO3(g)


2HNO3(l) + Na2CO3(l) → 2NaNO3(l) + H2CO3(l)
U2 sebagai faktor koreksi terhadap kalor pembakaran dari kawat
pemanas juga dibutuhkan karena ada kalor yang dihasilkan dari pembakaran
kawat pemanas.

Dibutuhkan oksigen berlebih dalam percobaan ini yaitu dengan


memberikan tekanan sebesar 20 atm agar pembakaran yang terjadi mendekati
pembakaran sempurna.

Pengamatan dihentikan ketika pembakaran sudah mendapatkan suhu


maksimalnya yang konstan.

VIII. Kesimpulan
1. Dari hasil pengamatan didapatkan kapasitas kalor kalorimeter sebesar
2850,903 kal/ ºC
2. Dari hasil pengamatan didapatkan kalor pembakaran naftalena sebesar
-5617,321 Kj/mol

IX. Daftar Pustaka

Azargohar, R., Jacobson, K.L., Powell, E.E., Dalai, A.K. Evaluation of Properties
of Fast Pyrolisis Products Obtained from Canadian Waste Biomass. Journal of
Analytical and Applied Pyrolisis. 2013.
Yu, X., Zhou, C.R., Han, X. W., Li, G.P. Study on Thermodynamic Properties
of Glyphosate by Oxygen-bomb Calorimeter and DSC. J. Therm. Anal.
Calorim. 2013, 111. 943-949.
Lampiran
PERTANYAAN
1. Apa perbedaan ∆𝑼 dan ∆𝑯?
Perubahan energi dalam merupakan perubahan dari energi yang
dibutuhkan untuk membuat suatu sistem, sedangkan perubahan
entalpi merupakan perubahan energi dalam ditambah dengan
perubahan kerja yang terjadi.
2. Mengapa ∆𝑼 pada persamaan (1) sama dengan nol?
Karena proses berlangsung secara adiabatik
3. Turunkan persamaan (5)!
H = U+ PV
dH = dU + d(PV)
dH = dU + d(nRT)
∆𝐻 = ∆𝑈 + ∆𝑛𝑔𝑅𝑇
4. Perkirakan kalor pembakaran naftalena dari energi ikatan dan data
lain yang diperoleh dari literatur
C=O : 743 kJ/mol
O=O : 497 kJ/mol
O–H : 463 kJ/mol
C–H : 412 kJ/mol
C–C : 348 kJ/mol
C=C : 612 kJ/mol
C10H8(s) + 12O2(g) → 10CO2(g) + 4H2O(l)
∆𝐻𝑐 ° = [8(C–H) + 6(C–C) + 5(C=C) + 12(O=O)] – [20(C=O) +
8(O–H)]
= 8(412) + 6(348) + 5(612) + 12(497) – 20(743) – 8(463)
= – 4156 kJ/mol
TUGAS PENDAHULUAN
1. Tuliskan satu perbedaan utama antara kalorimeter biasa dengan
kalorimeter bom!
Kalorimeter biasa digunakan untuk mengukur kalor dalam keadaan
tekanan tetap, sedangkan kalorimeter bom digunakan dalam volume
yang tetap.
2. Bagaimana menentukan perubahan entalpi pembakaran gas
propane menjadi CO2 dan H2O dari data perubahan energi
dalamnya?
Jika kita memiliki data perubahan energi dalamnya, kita dapat
menentukan perubahan entalpi suatu zat dari persamaan di bawah ini
∆𝐻 = ∆𝑈 + ∆𝑛𝑔𝑅𝑇
Dalam perhitungan pembakaran gas propana menjadi 𝐶𝑂2 dan H2O,
dibutuhkan persamaan reaksinya untuk dapat mengetahui perubahan
mol gasnya. Di bawah ini merupakan persamaan reaksinya
𝐶3 𝐻8 (g) + 5𝑂2 (𝑔) → 3 𝐶𝑂2(g) + 4 𝐻2 𝑂(l)
3. Bagaimana wujud asam benzoat murni dan naftalena murni pada
suhu kamar?
Asam benzoat murni pada suhu kamar berwujud kristal tidak
berwarna, sedangkan naftalena memiliki wujud serpihan kristal yang
tidak berwarna.
4. Apa fungsi 2 L air digunakan dalam percobaan penentuan kalor
pembakaran dengan calorimeter bom?
Air digunakan untuk menahan kalor agar tidak keluar dari sistem.
5. Buat diagram alir percobaan ini (di jurnal)!

Anda mungkin juga menyukai