Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM K12142

PERCOBAAN E-2

KELARUTAN TIMBAL BALIK


Nama : Nasha Annabiila Risqulia

NIM : 12519024

Tanggal Percobaan : Kamis, 5 November 2020

LABORATORIUM KIMIA FISIK

PROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2020
I. Tujuan
1. Menentukan suhu kritis
2. Menggambarkan hubungan kelarutan dengan suhu dalam suatu diagram

II. Teori Dasar

Bila dua zat cair dicampur dengan komposisi yang berbeda-beda maka ada
tiga kemungkinan yang dapat terjadi yaitu:

• Kedua zat cair dapat bercampur dalam tiap komposisi


• Kedua zat cair tidak dapat bercampur sama sekali
• Kedua zat cair hanya dapat bercampur pada komposisi tertentu

Gambar 1. Kelarutan fenol dalam air

Kelarutan timbal balik adalah kelarutan dari suatu larutan yang bercampur
Sebagian bila suhunya di bawah suhu kritis. Jika mencapai suhu kritis, maka
larutan tersebut dapat bercampur sempurna (homogen) dan jika suhunya telah
melewati suhu kritis maka sistem larutan tersebut akan kembali dalam kondisi
bercampur sebagian lagi. Salah satu contoh dari kelarutan timbal balik adalah
kelrutan fenol dalam air yang membentuk kurva parabola berdasarkan pada
bertambahnya % fenol dalam setiap perubahan suhu baik di bawah suhu kritis
(gambar 1)

L1 adalah fenol dalam air, L2 adalah air dalam fenol, XA dan XF masing-
masing adalah mol fraksi air dan mol fraksi fenol, XC adalah mol fraksi
komponen pada suhu kritis (TC). Sistem ini mempunyai suhu kritis (TC) pada
tekanan tetap, yaitu suhu minimum pada saat dua zat bercampur secara
homogen dengan komposisi CC. Pada suhu T1 dengan komposisi di antara A2
dan B2 , sistem berada pada dua fase (keruh). Sedangkan di luar daerah kurva
(atau di atas suhu kritisnya, TC ), sistem berada pada satu fase (jernih). Suhu
kritis adalah kenaikan suhu tertentu dimana akan diperoleh komposisi larutan
yang berada dalam kesetimbangan.

III. Alat dan Bahan


• Fenol • Klem
• Laurtan Metanol 1% • Pipet tetes
• Larutan NaCl 1 % • Batang pengaduk
• Gelas kimia 500 mL • Spatula
• Gelas ukur 10 mL • Kaca arloji
• Tabung reaksi besar • Pipet ukur 25 mL
• Tabung reaksi sedang • Filer
• Termometer • Piknomete

IV. Langkah Kerja

Fenol ditimbang dengan beberapa variasi massa untuk dicampurkan


dengan air agar dihasilkan berbagai komposisi. Campuran fenol dengan air
disiapkan di dalam tabung reaksi sedang dengan berbagai macam komposisi.
Tiap campuran dipanaskan di dalam pemanas air. Campuran diaduk secara
perlahan. Suhu dicatat ketika campuran berubah dari keruh menjadi tak
bewarna. Lalu tabung reaksi dikeluarkan dari pemanas air. Campuran
didiamkan hingga dingin. Suhu dicatat ketika campuran kembali menjadi keruh.
Hal yang sama dilakukan untuk campuran lainnya dan untuk campuran dengan
pelarut NaCl 1%.

V. Data Pengamatan
Massa pikno kosong = 18,22 g Massa pikno kosong = 18,22 g
Massa pikno + air = 44,37 g Massa pikno+metanol = 44,40 g

Massa pikno kosong = 22,18 g Volume piknometer = 26,24


Massa pikno + NaCl = 48,32 g mL

a. Komposisi air-fenol
Komposisi Tbening (°C) Tkerih (°C)
Fenol (gram) Air (mL)
4,03 4.00 62 59
4 5,00 66 63
4 6,00 65 63
4 8,00 67 64
5,00 10,00 66 64
6,00 6,50 63 62
7,00 8,50 64 63
8,00 10,50 64 63

b. Komposisi fenol-CH3OH
Massa fenol = 4 gram
Komposisi CH3OH= 6 mL
Tbening = 62 °C
Tkerih = 61 °C

c. Komposisi fenol NaCl


Massa fenol = 4 gram
Komposisi NaCl = 6 mL
Tbening = 74 °C
Tkerih = 73 °C

VI. Pengolahan Data


1. Menentukan Densitas Tiap Zat
𝑊𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜+𝑎𝑖𝑟 − 𝑊𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜
𝜌 air =
𝑉𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
44,37− 18,22
=
26,24

= 0,9966

𝑊𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜+𝑚𝑒𝑡ℎ𝑎𝑛𝑜𝑙 − 𝑊𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜
𝜌 CH3OH =
𝑉𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟

44,40−18,22
=
26,24

= 0,9977

𝑊𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜+𝑁𝑎𝐶𝑙− 𝑊𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜
𝜌 NaCl =
𝑉𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟

48,32− 22,18
=
26,24

= 0,9962

2. Menentukan Fraksi Mol Zat


a. Fenol-Air
𝑚𝑓𝑒𝑛𝑜𝑙
Mol Fenol =
𝑀𝑟𝑓𝑒𝑛𝑜𝑙

4,03
=
94,112

= 0,042821
𝑚𝑎𝑖𝑟
Mol Air =
𝑀𝑟𝑎𝑖𝑟
𝜌𝑎𝑖𝑟 × 𝑉𝑎𝑖𝑟
=
𝑀𝑟𝑎𝑖𝑟
0,9966× 4
=
18
= 0, 221467
𝑚𝑜𝑙𝑓𝑒𝑛𝑜𝑙
Fraksi mol fenol =
𝑚𝑜𝑙𝑎𝑖𝑟 +𝑚𝑜𝑙𝑓𝑒𝑛𝑜𝑙
0,042821
=
0,0428+0,221467

= 0,162025
Dengan menggunakan cara yang sama, didapatkan fraksi mol fenol
sebagai berikut pada masing-masing komposisinya.
Komposisi Mol Fenol Mol Air Fraksi Mol
Fenol Air Fenol
4,03 4.00 0,042821 0,221467 0,162025

4,00 5,00 0,042503 0,276833 0,133097

4,00 6,00 0,042503 0,3322 0,11343

4,00 8,00 0,042503 0,442933 0,087555

5,00 10,00 0,053128 0,553667 0,087555


6,00 6,50 0,063754 0,359883 0,150492
7,00 8,50 0,074379 0,470617 0,136477
8,00 10,50 0,085005 0,58135 0,127567

b. Fenol-CH3OH
𝑚𝑓𝑒𝑛𝑜𝑙
Mol Fenol =
𝑀𝑟𝑓𝑒𝑛𝑜𝑙

4,00
=
94,112

= 0,0425 mol
𝜌𝐶𝐻3𝑂𝐻 × 𝑉(𝐶𝐻3𝑂𝐻+𝑎𝑖𝑟) × 1%
Mol CH3OH =
𝑀𝑟𝐶𝐻3𝑂𝐻
0,9977 ×6 × 1%
= 32
= 0,00187 mol

99%×𝑉(𝐶𝐻3𝑂𝐻+𝑎𝑖𝑟) ×𝜌𝑎𝑖𝑟
Mol air = 𝑀𝑟 𝑎𝑖𝑟

99% × 6 × 0,997
=
18

= 0,329 mol

𝑚𝑜𝑙𝑓𝑒𝑛𝑜𝑙
Fraksi mol fenol =
𝑚𝑜𝑙𝐶𝐻3𝑂𝐻 +𝑚𝑜𝑙𝑓𝑒𝑛𝑜𝑙 +𝑚𝑜𝑙𝑎𝑖𝑟

0,0425
=
0,00187+0,0425+0,329

= 0,1138 mol

c. Fenol-NaCl
𝑚𝑓𝑒𝑛𝑜𝑙
Mol Fenol =
𝑀𝑟𝑓𝑒𝑛𝑜𝑙

4,00
=
94,112

= 0,0425 mol
𝜌𝑁𝑎𝐶𝑙 × 𝑉(𝑁𝑎𝐶𝑙+𝑎𝑖𝑟) × 1%
Mol NaCl =
𝑀𝑟𝑁𝑎𝐶𝑙
0,9962 × 6 × 1%
=
58,5

= 0,00102 mol

99%×𝑉(𝐶𝐻3𝑂𝐻+𝑎𝑖𝑟) ×𝜌𝑎𝑖𝑟
Mol Air = 𝑀𝑟 𝑎𝑖𝑟

99% × 6 × 0,997
=
18

= 0,329 mol

𝑚𝑜𝑙𝑓𝑒𝑛𝑜𝑙
Fraksi mol fenol = 𝑚𝑜𝑙 +𝑚𝑜𝑙
𝑁𝑎𝐶𝑙 𝑓𝑒𝑛𝑜𝑙 +𝑚𝑜𝑙𝑎𝑖𝑟

0,0425
=
0,00102+0,0425+0,329

= 0,114 mol
3. Menentukan Temperatur Rata-rata
a. Fenol dengan Air
Tbening + Tkeruh
Trata-rata =
2
62 + 59
=
2

= 60,5 °C
Dengan menggunakan cara yang sama, didapatkan hasil sebagai berikut

Komposisi
Tbening Tkerih T Rata-rata
Fenol Air (°C) (°C) (°C)
(gram) (mL)
4,03 4 62 59 60.5
4 5,00 66 63 64.5
4 6,00 65 63 64
4 8,00 67 64 65.5
5,00 10,00 66 64 65
6,00 6,50 63 62 62.5
7,00 8,50 64 63 63.5
8,00 10,50 64 63 63.5

b. Fenol-CH3OH
Tbening + Tkeruh
Trata-rata =
2
62 + 61
=
2

= 61,5 °C
c. Fenol-NaCl
Tbening + Tkeruh
Trata-rata =
2
73 + 74
=
2

=73,5 °C

4. Membuat Diagram Fasa


a. Fenol dengan Air
Komposisi Fraksi Mol Fenol Trata-rata (°C)
Fenol Air
4,03 4.00 0,162025 60,5
4,00 5,00 0,133097 64,5
4,00 6,00 0,11343 64
4,00 8,00 0,087555 65,5
5,00 10,00 0,087555 65
6,00 6,50 0,150492 62,5
7,00 8,50 0,136477 63,5
8,00 10,50 0,127567 63,5
b. Fenol dengan CH3OH
Fraksi Mol Fenol = 0,329 mol
Trata-rata = 61,5 °C
c. Fenol dengan NaCl
Fraksi Mol Fenol = 0,114 mol
Trata-rata = 73,5 °C

Diagram Fasa
74

72
Fenol-Air

70 Fenol-CH3OH
Fenol-NaCl
Temperatur

68
Poly. (Fenol-Air)

66

64

62
y = -831,22x2 + 150,4x + 58,331
60
0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 0.14 0.16 0.18
Fraksi Mol Fenol

5. Menentukan Temperatur Kritis


𝑑𝑦
Temperatur Kritis = 𝑑𝑥
𝑑(−831.22𝑥 2 + 150.4𝑥 + 58.331)
= 𝑑𝑥

= -1662,44 x + 150,4
X = 0,09
y = -831,22x2 + 150,4x + 58,331
y(0,09) = -6,7329 + 13,536 + 58,331
= 65, 1341 °C

VII. Pembahasan

Dari hasil percobaan yang didapatkan, diketahui bahwa larutan fenol-air


hanya memiliki suhu konsolut bawah karena ketika larutan itu dicampurkan,
larutan akan menjadi bening dan setelah dipanaskan kembali larutan akan
menjadi keruh karena mengandung endapan. Sistem fenol-metanol berada di
bawah titik konsolut maksimum fenol-air yang disebut peristiwa salting in,
sedangkan sistem fenol-NaCl berada di atas titik konsolut maksimum fenol-air
yang merupakan peristiwa salting out. Hal ini terjadi karena pada sistem fenol-
NaCl, kelarutannya menurun sehingga terjadi endapan yang meningkatkan suhu
konsolut maksimum. Dan pada sistem fenol-metanol, larutannya menyatu
sehingga suhu konsolut maksimumnya menjadi lebih rendah dibanding suhu
konsolut maksimum pada sistem awal. Dari sini juga dapat disimpulkan
hubungan antara kelarutan dengan temparatur, yaitu semakin rendahnya
kelarutan maka temperaturnya akan meningkat, begitu juga sebaliknya.

VIII. Kesimpulan
1. Suhu kritis yang didapat sebesar 65, 1341 °C
2. Diagram fasa yang diperoleh dari ketiga percobaan di atas adalah sebagai
berikut
Diagram Fasa
74

72 Fenol-Air

70 Fenol-CH3OH

Temperatur
68 Fenol-NaCl

66

64

62
y = -831,22x2 + 150,4x + 58,331
60
0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 0.14 0.16 0.18
Fraksi Mol Fenol

Dari hasil percobaan didapatkan kesimpulan berupa hubungan antara


kelarutan dengan temparatur, yaitu semakin rendahnya kelarutan maka
temperaturnya akan meningkat, begitu juga sebaliknya.

IX. Daftar Pustaka


Atkins, P.W.. 2010. Physical Chemistry, Ninth Edition. Great Britain:
W. H. Freeman and Company, p. 172-175.

Escoda, A., Fievet, P., Lakard, S., Szymczyk, A., Deon, S. Influence of
salts on the rejection of polyethylenegycol by an BF organic membrane : Pore
Swelling and Salting-out effects. Journal of Membrane Science. 2010,347, 174-
182.

Gutkowski, K.I., Prini, R., Aramendia, P.F., Japas, M.L., Critical Effects
on Attractive Solutes in Binary Liquid Mixtures Close to Their Consulate Point
: A New Experimental Strategy. J. Phys. Chem. A. 2011, 115(51), 15303-15312.
Lampiran
Pertanyaan
1. Apakah yang dimaksud dengan suhu konsolut atas atau suhu larutan
kritik? Berapa derajat kebebasan sistem pada T>T konsolut atas?
Suhu konsolut maksimum merupakan suhu dimana suatu larutan berubah
dari 1 fasa menjadi 2 fasa dan juga sebaliknya atau bisa dibilang suhu yang
menunjukkan komposisis sudah setimbang. Derajat kebebasan sistem pada
T>T konsolut atas yaitu dua.
2. Sebutkan sistem yang mempunyai titik konsolut bawah dan sistem
yang memiliki dua suhu konsolut (atas dan bawah)!

-Sistem yang memiliki titik konsolut bawah : Sistem Air-Trilena

-Sistem yang memiliki dua suhu konsolut : Sistem air-CO2, sistem air-H2S

3. Apakah yang dimaksud dengan larutan konjugasi?


Larutan yang dapat mempertahankan pH-nya dengan menambahkan
sedikit asam, basa, atau dilakukan pengenceran.

4. Apakah yang dimaksud dengan efek salting out? Tunjukkan terjadinya


efek tersebut pada percobaan yang telah dilakukan!
Kondisi dimana larutan memiliki kelarutan yang menurun sehingga terjadi
endapan yang meningkatkan suhu konsolut maksimum.

Anda mungkin juga menyukai