SATUAN OPERASI 2
DISTILASI FRAKSIONASI 1 (OPERASI CONTINUE)
Oleh:
KELOMPOK 1
KELAS: 4 KC
(061430401220)
2. Julian Irawan
(061430401226)
3. Melva M. Pardede
(061430401229)
4. Siti Khodijah
(061430401240)
5. Teta Hoiriah
(061430401242)
(061430401989)
DISTILASI FRAKSIONASI
(OPERASI CONTINUE)
I.
II.
Tujuan
- Menjelaskan pengertian kurva baku
- Membuat campuran biner untuk kurva baku
- Menggambarkan kurva baku
- Menentukan fraksi mol residu berdasarkan perhitungan dan percobaan
Alat dan Bahan yang Digunakan
Alat
-
Refraktometer
:1
Pipet tetes
:1
:1
Aluminium foil
: secukupnya
Bola karet
:1
Pipet ukur 10 ml
:1
Bahan
- Etanol 96 %
- Aquadest
III.
IV.
Dasar teori
Operasi teknik kimia yang sering dilakukan pada industri kimia adalah
operasi perpindahan massa. Salah satu contoh operasi perpindahan massa adalah
distilasi. Distilasi adalah operasi pemisahan campuran cairan yang sering melarut
menjadi komponen-komponen yang didasarkan pada perbedaan daya penguapan
komponen-komponen tersebut.
Fraksionasi adalah cara pemisahan secara ditilasi yaitu membuat
kesetimbangan fase uap dan cair dengan jalan menambahkan energi, melakukan
pemisahan uap da cairan dan kembali menciptakan keadaan sistem batch, semua
umpan mengalami pemisahan dalam wadah boiler. Kemudian dilakukan
fraksionasi hingga didapat sisi residu dalam wadah.
Ada 4 jenis distilasi yang akan dibahas disini, yaitu distilasi sederhana,
distilasi fraksionasi, distilasi uap, dan distilasi vakum.
a. Distilasi Sederhana
Pada distilasi sederhana, dasar pemisahannya adalah perbedaan titik didih
yang jauh atau dengan salah satu komponen bersifat volatil. Jika campuran
dipanaskan maka komponen yang titik didihnya lebih rendah akan menguap lebih
dulu.
Selain
perbedaan
titik
didih,
kecenderungan sebuah substansi untuk menjadi gas. Distilasi ini dilakukan pada
tekanan atmosfer. Aplikasi distilasi sederhana digunakan untuk memisahkan
campuran air dan alkohol.
b. Distilasi Fraksionisasi
Fungsi distilasi fraksionasi adalah memisahkan komponen-komponen cair,
dua atau lebih, dari suatu larutan berdasarkan perbedaan titik didihnya. Distilasi
ini juga dapat digunakan untuk campuran dengan perbedaan titik didih kurang
dari 20 C dan bekerja pada tekanan atmosfer atau dengan tekanan rendah.
Aplikasi dari distilasi jenis ini digunakan pada industri minyak mentah, untuk
memisahkan komponen-komponen dalam minyak mentah
Perbedaan distilasi fraksionasi dan distilasi sederhana adalah adanya
kolom fraksionasi. Di kolom ini terjadi pemanasan secara bertahap dengan suhu
yang berbeda-beda pada setiap platnya. Pemanasan yang berbeda-beda ini
bertujuan untuk pemurnian distilat yang lebih dari plat-plat di bawahnya. Semakin
ke atas, semakin tidak volatil cairannya.
c.
Distilasi Uap
Distilasi uap digunakan pada campuran senyawa-senyawa yang memiliki
titik didih mencapai 200 C atau lebih. Distilasi uap dapat menguapkan senyawasenyawa ini dengan suhu mendekati 100 C dalam tekanan atmosfer dengan
menggunakan uap atau air mendidih. Sifat yang fundamental dari distilasi uap
adalah dapat mendistilasi campuran senyawa di bawah titik didih dari masingmasing senyawa campurannya. Selain itu distilasi uap dapat digunakan untuk
campuran yang tidak larut dalam air di semua temperatur, tapi dapat didistilasi
dengan air. Aplikasi dari distilasi uap adalah untuk mengekstrak beberapa produk
alam seperti minyak eucalyptus dari eucalyptus, minyak sitrus dari lemon atau
jeruk, dan untuk ekstraksi minyak parfum dari tumbuhan.
Campuran dipanaskan melalui uap air yang dialirkan ke dalam campuran
dan mungkin ditambah juga dengan pemanasan. Uap dari campuran akan naik ke
atas menuju ke kondensor dan akhirnya masuk ke labu distilat.
d. Distilasi Vakum
Distilasi vakum biasanya digunakan jika senyawa yang ingin didistilasi
tidak stabil, dengan pengertian dapat terdekomposisi sebelum atau mendekati titik
didihnya atau campuran yang memiliki titik didih di atas 150 C. Metode distilasi
ini tidak dapat digunakan pada pelarut dengan titik didih yang rendah jika
kondensornya menggunakan air dingin, karena komponen yang menguap tidak
dapat dikondensasi oleh air. Untuk mengurangi tekanan digunakan pompa vakum
atau aspirator. Aspirator berfungsi sebagai penurun tekanan pada sistem distilasi
ini
Distilasi fraksionasi merupakan proses untuk memisahkan petroleum
menjadi fraksinya berdasarkan titik didihnya. Gas hasil penyulingan mengandung
propana dan butana yang kemudian dimampatkan menjadi cairan yang disebut
LPG (Liquefied Petroleum Gasses) atau gas elpiji. Bensin, kerosin, dan minyak
diesel digunakan untuk bahan bakar dikirim ke depo atau tempat penyimpanan.
Ter dan sejenis minyak yang lengket lain dipakai dalam ketel uap dan pembangkit
listrik. Tidak semua bahan petrokimia dari minyak mentah menjadi bahan bakar.
Residu dari distilasi fraksionasi ini dapat dibentuk minyak pelumas, lilin
hidrokarbon atau lilin parafin, dan bitumen atau aspal
Dalam percobaan ini dipelajari derajat pemisahan operasi distilasi batch
dengan refluks ratio tertentu. Derajat pemisahan perlu diketahui untuk
menggambarkan sampai sejauh mana operasi secara batch dapat dilakukan untuk
pemisahan dan berapa lama hal itu perlu dilakukan untuk mendapatkan derajat
pemisahan yang diinginkan.
HETP (Height Equivalent to Theoritiical Plate) adalah perbandingan tinggi
kolom (column height) terdapat jumlah tahap teoritis (Theoritical Plate) dimana
path kolom setinggi HETP akan dihasilkan uap dan cairan dengan komposisi yang
sama dengan komposisi kesetimbangan. HETP ditentukan dengan jalan membagi
tinggi kolom keseluruhan dengan jumlah tahap teoritis dan kolom.
Penentuan komposisi distilasi rata-rata didasarkan pada anggapan tidak
adanya kebocoran massa yang tertinggal di dalam kolom dapat diabaikan.
Neraca massa untuk sistem komponen biner
Neraca massa total
:F=D+B
: F Xf = D XD + B XB
Sehingga didapatkan
D X F X B
=
F
X D X
B
Indeks bias adalah suatu larutan yang dapat diukur dengan menggunakan
beberapa metode antara alin dengan metode interforometri yang meliputi
interforometermach 2 ender, interforometerfabry Perat dan interforometer
Michelson.
V.
Langkah kerja
a. Mempersiapkan Pencampuran
-
b. Proses distilasi
-
d. Penggunaan Hasil
-
Xf =
XD =
VI.
XD
R+ 1
Data Pengamatan
-
Volume, 10 mL
Etanol (mL)
Air (mL)
0
5
0,5
4,5
1
4
1,5
3,5
2
3
2,5
2,5
3
2
3,5
1,5
4
1
4.5
0,5
5
0
Indeks bias
1,3320
1,3335
1,3340
1,3380
1,3385
1,3395
1,3400
1,3410
1,3420
1,3425
1,3440
Fraksi mol
etanol
0
0,0331
0,0716
0,1169
0,1705
0,2359
0,3168
0,4188
0,5528
0,7356
1
Hasil Pengamatan
Waktu (menit)
Indeks Bias
10
20
30
40
50
1,3385
1,3365
1,3350
1,3340
1,3345
Temperature
Boiler (C)
85,7
87,4
90
92,6
95,6
Temperature
Column Top
(C)
70,5
78,5
83
86,5
90
60
VII.
1,3390
98,2
Perhitungan
-
X =
Mol Etanol
Mol Aquadest+ Mol Etanol
etanol x volume etanol
BM etanol
air x volume air etanol x volume etanol
+
BM air
BM etanol
0,5 mL etanol
gr
x 0,5 mL
cm3
46,07 gr /mol
gr
gr
0,998
x 4,5 mL 0,7894
x 0,5 mL
cm3
cm3
+
18 gr /mol
46,07 gr /mol
0,7894
= 0,0331
1 mL etanol
gr
x 1 mL
cm3
46,07 gr /mol
gr
gr
0,998
x 4 mL 0,7894
x 1mL
cm3
cm 3
+
18 gr /mol
46,07 gr / mol
0,7894
= 0,0716
1,5 mL etanol
93,5
gr
x 1,5 mL
cm 3
46,07 gr /mol
gr
gr
0,998
x 3,5 mL 0,7894
x 1,5 mL
cm3
cm3
+
18 gr /mol
46,07 gr /m ol
0,7894
= 0,1169
2 mL etanol
gr
x 2mL
cm 3
46,07 gr /mol
gr
gr
0,998
x 3 mL 0,7894
x 2 mL
cm3
cm3
+
18 gr / mol
46,07 gr /mol
0,7894
= 0,1705
2,5 mL etanol
gr
x 2,5 mL
cm 3
46,07 gr /mol
gr
gr
0,998
x 2,5 mL 0,7894
x 2,5 mL
cm3
cm3
+
18 gr /mol
46,07 gr /mol
0,7894
= 0,2359
3 mL etanol
gr
x 3 mL
cm 3
46,07 gr /mol
gr
gr
0,998
x 2 mL 0,7894
x 3 mL
cm3
cm 3
+
18 gr / mol
46,07 gr /mol
0,7894
= 0,3168
3,5 mL etanol
gr
x 3,5 mL
cm 3
46,07 gr /mol
gr
gr
0,998
x 1,5 mL 0,7894
x 3,5 mL
cm3
cm3
+
18 gr /mol
46,07 gr /mol
0,7894
= 0,4188
4 mL etanol
gr
x 4 mL
cm 3
46,07 gr /mol
gr
gr
0,998
x 1 mL 0,7894
x 4 mL
cm3
cm 3
+
18 gr / mol
46,07 gr /mo l
0,7894
= 0,5528
4,5 mL etanol
gr
x 4,5 mL
cm 3
46,07 gr /mol
gr
gr
0,998
x 0,5 mL 0,7894
x 4,5 mL
cm3
cm3
+
18 gr /mol
46,07 gr /mol
0,7894
= 0,7356
5 mL etanol
gr
x 5 mL
cm 3
46,07 gr /mol
gr
gr
0,998
x 0 mL 0,7894
x 5 mL
cm3
cm3
+
18 gr /mol
46,07 gr /mol
0,7894
=1
-
Mencari Nilai X1
yy1
xx 1
y 2 y 1
x 2x 1
Waktu = 10 menit
X = 1,3385
Y = 0,1705 X1
Waktu = 20 menit
y 0,0716
1,33651,3340
0,11690,7807
0,33801,3340
0,11690,7807
1,33801,3340
0,11690,7807
1,33801,3340
0,23590,1705
1,33951,3385
Y = 0,0999 X1
Waktu = 30 menit
y 0,0716
1,33501,3340
Y = 0,0829 X1
Waktu = 40 menit
X = 1,3340
Y = 0,0716 X1
Waktu = 50 menit
y 0,0716
1,33451,3340
Y = 0,0772 X1
Waktu = 60 menit
y 0,1705
1,33901,3385
= 0,2032 X1
-
sat
Ln P1 (kPa) = A -
Hasil Destilat 1
3674,49
85,7+266,45
Ln P1sat
= 16,68
Ln P1sat
= 6,2456
P1sat
= 515,7385 kPa
Hasil Destilat 2
3674,49
87,4+266,45
Ln P1sat
= 16,68
Ln P1sat
= 6,2967
P1sat
= 542,2352 kPa
Hasil Destilat 3
3674,49
90+266,45
Ln P1sat
= 16,68
Ln P1sat
= 6,3715
P1sat
= 584,9345 kPa
Hasil Destilat 4
3674,49
92,6+266,45
Ln P1sat
= 16,68
Ln P1sat
= 6,4461
P1sat
= 630,2395 kPa
Hasil Destilat 5
3674,49
95,6+266,45
Ln P1
sat
= 16,68
Ln P1sat
= 6,5309
P1sat
= 686,0153 kPa
Hasil Destilat 6
3674,49
98,2+ 266,45
Ln P1
sat
= 16,68
Ln P1sat
= 6,6033
P1sat
= 737,5250 kPa
-
Ln P2sat = (kPa) = A -
B
t C +C
Hasil Destilat 1
Ln P2sat
= 16,262
Ln P2sat
= 4,0848
P2sat
= 59,43 kPa
3799,89
85,7+226,35
Hasil Destilat 2
3799,89
87,4+226,35
Ln P2sat
= 16,262
Ln P2sat
= 4,1508
P2sat
= 63,4847 kPa
Hasil Destilat 3
Ln P2sat
= 16,262
Ln P2sat
= 4,2503
3799,89
90+226,35
P2sat
= 70,1299 kPa
Hasil Destilat 4
3799,89
92,6+226,35
Ln P2sat
= 16,262
Ln P2sat
= 4,3485
P2sat
= 77,3468 kPa
Hasil Destilat 5
Ln P2sat
= 16,262
Ln P2sat
= 4,4593
P2sat
= 86,426 kPa
3799,89
95,6+226,35
Hasil Destilat 6
sat
3799,89
98,2+ 226,35
Ln P2
= 16,262
Ln P2sat
= 4,5538
P2sat
= 94,9927 kPa
-
Mencari Nilai P
Mencari Harga y
P 1 sat . X
P
Hasil Destilasi 1
Y1 =
515,7385 x 1705
137,2404
= 0,6407
Hasil Destilasi 2
Y1 =
542,2352 x 0,0999
111,3233
= 0,4298
Hasil Destilasi 3
Y1 =
584,9345 x 0,0829
112,8104
= 0,4298
Hasil Destilasi 4
Y1 =
630,2395 x 0,0716
116,9339
= 0,3859
Hasil Destilasi 5
Y1 =
686,0153 x 0,0772
132,7151
= 0,3390
Hasil Destilasi 6
Y1 =
737,5250 x 0,2032
225,5627
= 0,6644
-
Xf =
= 0,3167 = 0,317
XD =
XD
R+ 1
0,95
2+1
= 0,317
VIII.
Analisa Percobaan
Dari percobaan yang dilakukan, dapat dianalisa bahwa selama pengamatan
untuk membuat kurva baku dengan campuran antara etanol dengan aquadest,
apabila semakin tinggi indeks biasnya maka semakin tinggi fraksi mol etanolnya.
Dalam percobaan destilasi, digunakan rentang waktu tiap 10 menit. Dimana
semakin lama waktu destilasi, semakin kecil indeks biasnya. Hal ini dikarenakan
etanol yang awalnya lebih banyak dari air menguap dan masuk ke dalam wadah
penampung. Diikuti dengan penguapan air karena pemanasan dari boiler. Yang
mengakibatkan indeks biasnya mengecil karena kandungan etanolnya yang telah
menguap duluan dan telah bercampur dengan penguapan air. Dengan masingmasing indeks bias pada t = 10 menit adalah 1,3385; pada t = 20 menit indeks
biasnya 1,3365; t = 30 menit indeks biasnya 1,3350; t = 40 menit indeks biasnya
1,3340; t = 50 menit indeks biasnya 1,3345; dan t = 60 menit indeks biasnya
1,3390.
Jika berdasarkan kurva kesetimbangan, nilai x atau fraksi mol akan meningkat
dan nilai y juga semakin meningkat. Dengan nilai X f (fraksi mol etanol umpan)
yang didapat, yakni 0,3167 dan nilai XD yang didapat 0,317 serta jumlah stagenya
sebanyak 9,5 buah.
Dari percobaan, dapat dilihat bahwa tekanan sangat berpengaruh dalam
pembentukan produk. Dimana semakin lama waktu destilasi, maka tekanan pada
kolom fraksionasi dan wadah penampung akan semakin tinggi atau besar. Hal ini
karena semakin banyak uap yang dihasilkan dan semakinpanas kondisi pada
kolom dan wadah penampung.
Pada percobaan, terjadi beberapa kesalahan sehingga indeks bias tiap waktu
tidak konstan (nilai indeks bias meningkat dan menurun). Dan tekanan tiap waktu
yang juga meningkat dan menurun (tidak konstan).
IX.
Kesimpulan
Pada percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
- Semakin tinggi indeks bias antara aquadest dan etanol, maka
-
DAFTAR PUSTAKA
pemisahan
Kurva Baku
Indeks Bias Vs Fraksi Mol Etanol
1.35
R = 0.79
Linear ()
Lampiran :
Refraktometer