Anda di halaman 1dari 16

BAB II

DISTILASI SISTEM BINER


6.1. Tujuan Percobaan
1. Mendefinisikan arti distilasi.
2. Membuat grafik antara komposisi larutan dengan berat jenis larutan dari
sistem biner.
3. Membuat kurva antara titik didih dengan komposisi dari sistem biner.
6.2. Tinjauan Pustaka
Distilasi adalah metode pemisahan zat dalam campuran bertitik didih
rendah. Suatu larutan adalah campuran homogen dari molekul, atom ataupun ion
dari dua zat atau lebih. Suatu larutan disebut homogen karena susunanna
seragam sehingga tak dapat diamati adana bagian!bagian ang berlainan, bahkan
dengan mikroskop optis sekalipun. Dalam campuran heterogen permukaan!
permukaan tertentu dapat dideteksi antara bagian!bagian atau fase!fase ang
terpisah. "iasana dengan larutan dimaksudkan fase cair. #azimna salah satu
komponen larutan semacam itu adalah suatu cairan sebelum campuran itu dibuat.
$airan ini disebut pelarut %solvent& dan komponen lain ang berbentuk gas, cair
atau padat dibaangkan sebagai terlarut kedalam komponen pertama disebut zat
terlarut %solute&.
%'eenan,1()*&
Distilasi sistem biner adalah suatu proses distilasi ang digunakan untuk
memisahkan suatu campuran biner. $ampuran biner atau ang lebih dikenal
sebagai campuran azeotrop, merupakan campuran ang terdiri dari dua atau lebih
komponen pada komposisi tertentu dimana komposisi tersebut tidak bisa berubah
hana melalui distilasi biasa. 'etika campuran azeotrop dididihkan, fasa uap ang
dihasilkan memiliki komposisi ang sama dengan fasa cairna. $ampuran
azeotrop disebut juga constant boiling mixture karena komposisina ang
senantiasa tetap jika campuran tersebut dididihkan.
%+++.majarimagazine.com, 2,-11-2.1.&
Distilasi dibagi menjadi ,, aitu /
1. Distilasi sederhana
0ada distilasi sederhana, dasar pemisahanna adalah perbedaan titik didih
ang jauh atau salah satu komponen bersifat volatil. 1ika campuran
dipanaskan maka komponen ang titik didihna lebih rendah akan menguap
lebih dulu. Selain perbedaan titik didih, juga perbedaan kevolatilan, aitu
kecenderungan sebuah substansi untuk menjadi gas. Distilasi ini dilakukan
pada tekanan atmosfer.
2. Distilasi fraksionasi
2ungsi distilasi fraksionasi adalah memisahkan komponen!komponen cair,
dua atau lebih, dari suatu larutan berdasarkan perbedaan titik didihna.
Distilasi ini juga dapat digunakan untuk campuran dengan perbedaan titik
didih kurang dari 2. 3$ dan bekerja pada tekanan atmosfer atau dengan
tekanan rendah.
3. Distilasi uap
Distilasi uap digunakan pada campuran sena+a!sena+a ang memiliki titik
didih mencapai 2.. 3$ atau lebih. Distilasi uap dapat menguapkan sena+a!
sena+a dengan suhu mendekati 1.. 3$ dalam tekanan atmosfer dengan
menggunakan uap atau air mendidih. Sifat ang fundamental dari distilasi uap
adalah dapat mendistilasi campuran sena+a di ba+ah titik didih dari masing!
masing sena+a campuranna. Selain itu distilasi uap dapat digunakan untuk
campuran ang tidak larut dalam air di semua temperatur, tapi dapat didistilasi
dengan air.
,. Distilasi vakum
Distilasi vakum biasana digunakan jika sena+a ang ingin didistilasi tidak
stabil, dengan pengertian dapat terdekomposisi sebelum atau mendekati titik
didihna atau campuran ang memiliki titik didih diatas 14. 3$. Metode
distilasi ini tidak dapat digunakan pada pelarut dengan titik didih ang rendah
jika kondensorna menggunakan air dingin, karena komponen ang menguap
tidak dapat dikondensasi oleh air. 5ntuk mengurangi tekanan digunakan
pompa vakum atau aspirator.
5mumna proses distilasi dalam skala industri dilakukan dalam menara, oleh
karena itu unit proses dari distilasi ini sering disebut sebagai menara distilasi.
Menara distilasi terbagi dalam 2 jenis kategori /
1. Menara Distilasi tipe Stagewise
Menara ini terdiri dari banak piringan ang memungkinkan kesetimbangan
terbagi!bagi dalam setiap piringanna.
2. Menara Distilasi tipe Continous
Menara ini terdiri dari pengemasan dan kesetimbangan cair!gasna terjadi di
sepanjang kolom menara.
%+++.+ikipedia.com, 2,-11-2.1.&
5ntuk distilasi campuran biner, perbandingan berat larutan sisa dan uapna
dapat dicari dari diagram titik didih. Misalkan, susunan campuran mula!mula 6 7.
Setelah dipanaskan, zat ini mulai mendidih pada 8
1
. 'arena adana uap ang
keluar, susunan larutan mendekati 9 dan titik didih naik. 1ika distilasi dilakukan
pada 8
2
maka /

+
1
6 berat larutan
+
2
6 berat uap
Distilasi campuran biner tergantung dari jenis campuranna. 1enis campuran
:, ::, dan ::: memberikan hasil berbeda. "ila campuran biner jenis : didistilasi
terjadi hasil sebagai berikut/
Misalkan campuran dengan susunan a dipanaskan, campuran ini mulai mendidih
pada pada 8
a
. 5ap ang setimbang dengan larutan mempunai susunan a
1
.
;ambar <.2.1. Destilasi larutan jenis :
Dengan keluarna uap ini, titik didih larutan naik, misalna menjai 8
b
karena
larutan berisi lebih banak komponen 9. 0ada pemanasan terus, susunan larutan
bergerak menuju 8d
9
dan akhirna diperoleh 9 murni sebagai residu. "ila ditinjau
uapna, uap ini berisi lebih banak ", kalau uap diembunkan, kemudian
diuapkan, maka susunanna menuju ke 8d
"
. 9khirna diperoleh " murni sebagai
destilat.
$ampuran biner jenis ::, pada destilasi bertingkat tidak menghasilkan 9 dan
" murni. "ila campuran terletak antara 9 dan $ diperoleh 9 murni sebagai residu
dan $ sebagai destilat. 5ntuk campuran air dan alkohol, $ mempunai susunan
(4,4<= dengan titik didih <),133$ %minimal&.
;ambar <.2.2. Distilasi larutan jenis :: dan jenis :::
$ampuran biner jenis :::, dengan susunan antara 9 dan D pada distilasi
akhirna menghasilkan D sebagai residu dan 9 sebagai destilat. 5ntuk campuran
air dan asam klorida %titik didih )43$& dengan susunan 2.,2,= %maksimal&.
>ukum Raoult/
8ekanan parsial uap komponen ang mudah menguap dari larutan, sama
dengan tekanan uap murni kali fraksi molena.
"
"
"
9
9
9
? . 0 0
? . 0 0

=
=
Dimana /
?
9
6 fraksi mol 9
?
"
6 fraksi mol "
0@
9
6 tekanan uap 9 murni
0@
"
6 tekanan uap " murni
%Sukardjo, 1()(&
0ada larutan non ideal dapat menggunakan persamaan sebagai berikut /

i
n
1
i
n 0, 8,
6
i
1
Dimana
i
1 adalah sifat molal parsial dari komponen ke!i.
Sifat termodinamika molal parsial dibagi menjadi tiga, aitu/
1. Aolume molal parsial dari komponen!komponen dalam larutan.
2. Bntalpi molal parsial %panas differensial larutan&.
3. Bnergi bebas molal parsial %potensial kimia&.
%Dogra, 1((.&
6.3. Aat !an Ba"an
9. 9lat!alat ang digunakan ". "ahan!bahan
ang digunakan
- beakerglass C aDuadest %>
2
E&
- Erlenmeyer C etanol %$
2
>
4
E>&
- gelas ukur C pasir
- karet penghisap
- ka+at kasa
- kompor listrik
- labu destilasi
- neraca digital
- panci pasir
- pendingin leibig
- piknometer
- pipet tetes
- pipet volume
- statif dan klem
- termometer
6.#. Prose!ur Percobaan
9. Membuat kurva kalibrasi
- Menentukan berat kosong piknometer
- Menentukan suhu aDuadest %menetapkan pada 24@$&, kemudian
memasukkanna ke dalam piknometer sampai penuh
- Menentukan berat aDuadest dalam piknometer
- Menentukan volume piknometer
- Memasukkan larutan etanol dalam piknometer dan menentukan berat
jenisna
- Membuat grafik antara berat jenis dengan komposisi larutan etanol.
". 0roses destilasi
- Mencampurkan 1.. m# etanol p.a. dengan , m# aDuadest kemudian
memasukkanna ke dalam labu destilasi
- Melakukan destilasi pada larutan tersebut kemudian menampung
destilatna F 3. m# %:& dan menetapkan suhuna pada 24@$
- Memasukkan destilat tersebut ke dalam piknometer dan menentukan
berat jenisna, kemudian destilat dibuang
- Mengambil residu F 3. m# pada destilat %:& mencapai F 24 m#,
kemudian mengukur suhu pada labu destilat dan mencatat %8
1
&
- Menambahkan 1* m# aDuadest pada labu destilasi
- Menetapkan suhu residu pada 24@$, kemudian memasukkan residu ke
dalam piknometer dan menentukan berat jenisna
- Memasukkan kembali residu ang telah ditentukan berat jenisna ke
dalam labu destilasi
- Melanjutkan proses destilasi dengan cara seperti di atas dengan
penambahan aDuadest 3. m# dan 4. m#.
6.$. Data Pen%a&atan
9. Membuat kurva kalibrasi
8abel *.4.1 Data kurva kalibrasi etanol
?o
'omposisi
Btanol %=&
"erat Btanol
%gram&
"erat 1enis
%g-cm
3
&
"erat total
%massa G piknometer&
1.
2.
3.
,.
4.
*.
<.
).
(.
1..
11.
.
1.
2.
3.
,.
4.
*.
<.
).
(.
(*
2,,<1<)
24,1<41
2,,.<34
2,,.3.4
23,,*((
23,12)<
22,42(1
21,(1(2
21,3).*
2.,*11(
2.,2(43
.,())<
.,(<34
.,(*2(
.,(*12
.,(3)<
.,(241
.,(.11
.,)<*)
.,)442
.,)2,4
.,)11)
,4,24..
,,,)<2)
,,,*1..
,,,4**)
,,,..*2
,3,**4.
,3,.*4,
,2,,444
,1,(1*(
,1,1,)2
,.,2444
". 0roses Destilasi
8abel *.4.2 Data destilat ang dihasilkan pada destilasi
0enambahan
"erat Destilat
%gram&
"erat 1enis
Destilat
%g-cm
3
&
"erat 8otal
%massaGpiknometer&
, m#
1* m#
3. m#
4. m#
23,.3..
23,2<..
2,,,4,1
2,,<)21
.,(212
.,(3.)
.,(<)1
.,((12
3(,33
,.,23
,1,1,
,1,<,
0iknometer ang digunakan beratna sebesar 1*,(*.1 g.
8abel. *.4.3 Data residu ang dihasilkan pada destilasi
0enambahan
"erat
Hesidu
%gr&
"erat 1enis
Hesidu
%g-cm
3
&
"erat 8otal
%massa G
piknometer&
8itik Didih
, m#
1* m#
3. m#
4. m#
2.,,**,
22,.3,*
23,.(..
2,,4*.1
.,)1)<
.,))1,
.,(23*
.,().2,
,1,..2<
,2,4<.(
,3,*2*3
,4,.(*,
<(
.
$
)4
.
$
(2
.
$
()
.
$
0iknometer ang digunakan beratna sebesar 2.,43*3 g
6.6. 'asi Per"itun%an
9. Membuat kurva kalibrasi
a. Menentukan berat jenis air
I
A
J ! J

. 1
larutan
=
Dimana /
J
1
6 berat piknometer berisi aDuadest 6 ,4,24.. gram
J
.
6 berat piknometer kosong 6 2.,43*3 gram
A 6 volume piknometer 6 24 m#
I
3 . 1
air
g-cm .,())<
m# 24
g 2.,43*3& ! %,4,24..

A
J ! J
= = =
b. Menentukan berat jenis etanol
1. "erat jenis etanol 1. =
I
3
3
g-cm .,(<34
cm 24
g 2.,43*3& ! %,,,)<2)
= =
2. "erat jenis etanol 2.=
I
( )
3
3
g-cm .,(*2(
cm 24
g 2.,43*3 ! *1.. , ,,
= =
3. "erat jenis etanol 3.=
I
( )
3
3
g-cm .,(*12
cm 24
g 2.,43*3 ! 4**) , ,,
= =
,. "erat jenis etanol ,.=
I
( )
3
3
g-cm .,(3)<
cm 24
g 2.,43*3 ! ,,..*2
= =
4. "erat jenis etanol 4.=
I
( )
3
3
g-cm .,(241
cm 24
g 2.,43*3 ! **4. , ,3
= =
*. "erat jenis etanol *.=
I
( )
3
3
g-cm .,(.11
cm 24
g 2.,43*3 ! .*4, , ,3
= =
<. "erat jenis etanol <. =
I
( )
3
3
g-cm .,)<*)
cm 24
g 2.,43*3 ! ,2,,444
= =
). "erat jenis etanol ). =
I
( )
3
3
g-cm .,)442
cm 24
g 2.,43*3 ! ,1,(1*(
= =
(. "erat jenis etanol (. =
I
( )
3
3
g-cm .,)2,4
cm 24
g 2.,43*3 ! ,1,1,)2
= =
1.."erat jenis etanol (* =
I
( )
3
3
g-cm .,)11)
cm 24
g 2.,43*3 ! ,.,)1*
= =
". 0roses destilasi
Menentukan berat jenis etanol dalam destilat dan residu
1. "erat jenis larutan etanol pada penambahan , m# aDuadest dengan titik
didih <(@$
Massa destilat 6 %3(,(( C 1*,(*& g 6 23,.3 gram
I
destilat
6
cm 24
23,.3g

A
m
3
= = .,(212 g-cm
3
Massa residu 6 %,1,..2< C 2.,43*3& g 6 2.,,**, gram
I
residu
6
cm 24
g ,**, , 2.

A
m
3
= = .,)1)< g-cm
3
2. "erat jenis larutan etanol pada penambahan 1* m# aDuadest dengan titik
didih )4@$
Massa destilat 6 %,.,23 C 1*,(*& g 6 23,2< g
I
destilat
6

cm 24
g 2< , 23

A
m
3
= =
.,(3.) g-cm
3
Massa residu 6 %,2,4<.( C 2.,43*3& g 6 22,.3,* g
I
residu
6

cm 24
g .3,* , 22

A
m
3
= =
.,))1, g-cm
3
3. "erat jenis larutan etanol pada penambahan 3. m# aDuadest dengan titik
didih (2@$
Massa destilat 6 %,2,,1,1 C 1*,(*& g 6 2,,,4,1 g
I
destilat
6

cm 24
g ,4,1 , 2,

A
m
3
= =
.,(<)1 g-cm
3
Massa residu 6 %,3,*2*3C 2.,43*3& g 6 23,.( g
I
residu
6
= =
cm 24
g .( , 23

A
m
3
.,(2*3 g-cm
3
,. "erat jenis larutan etanol pada penambahan 4. m# aDuadest dengan titik
didih ()@$
Massa destilat 6 %,1,<,C 1*,(*& g 6 2,,<)21g
I
destilat
6

cm 24
g <)21 , 2,

A
m
3
= =
.,((12 g-cm
3
Massa residu 6 %,4,.(*,C 2.,43*3& g 6 2,,4*.1g
I
residu
6

cm 24
g 4*.1 , 2,

A
m
3
= =
.,().2 g-cm
3
$. 'urva 'alibrasi
8abel *.*.1. Data kurva kalibrasi
?o
'omposisi
%=& %7&
"erat 1enis
%g-cm
3
& %&
7
2
7
1
2
3
.
1.
2.
.,())<
.,(<34
.,(*2(
.
1..
,..
.
(,<34
1(,24)
,
4
*
<
)
(
1.
11
3.
,.
4.
*.
<.
).
(.
(*
.,(*12
.,(3)<
.,(241
.,(.11
.,)<*)
.,)442
.,)2,4
.,)11)
(..
1*..
24..
3*..
,(..
*,..
)1..
(21*
2),)3*
3<,4,)
,*,244
4,,.**
*1,3<*
*),,1*
<,,2.4
<<,(33
4,* 1.,.1(4 3<<1* ,<<,*2)
D. Menentukan persamaan 6 aGb7
0ersamaan garis lurus / 6 a G b7
2 2
2
& K7 % & K7 % n
& K7 &% K7 % & K7 &% K %
a

=
6
( ) ( ) ( ) ( )
( ) ( )
2
4,* 3<<1* 11
4,* ,<<,*2) 3<<1* 1.,.1(4


6 1,..3
2 2
& K7 % & K7 % n
& K &% K7 % & K7 % n
b

=
6
( ) ( ) ( )
( ) ( )
2
4,* 3<<1* 11
.1(4 , 1. 4,* *2) , ,<< 11


6 !.,..1)*
1adi, persamaan adalah 61,.1.3!.,..1)* 7
B. Data komposisi etanol dalam destilat dan residu %=&
1ika 61,.1.3!.,..1)* 7
Dimana/ 6 berat jenis destilat atau residu
7 6 = berat destilat atau residu
Maka/
1. 0ada titik didih <($
Destilat / .,(212 6 1,.1.3!.,..1)* 7
7 6 ,<,(.32 =
Hesidu / .,)1)< 6 1,.1.3!.,..1)* 7
7 6 1.3,.1.< =
2. 0ada titik didih )4$
Destilat / .,(3.) 6 1,.1.3!.,..1)* 7
7 6 ,2,<,1( =
Hesidu / .,))1, 6 1,.1.3!.,..1)* 7
7 6 *(,3.11 =
3. 0ada titik didih (2$
Destilat / .,(<)1 6 1,.1.3!.,..1)* 7
7 6 1<,311) =
Hesidu / .,(2*3 6 1,.1.3!.,..1)* 7
7 6 ,4,1*13 =
4. 0ada titik didih ()$
Destilat / .,((12 61,.1.3!.,..1)* 7
7 6 1.,2*)) =
Hesidu / .,().2 6 1,.1.3!.,..1)* 7
7 6 1*,1)2< =
8abel *.*.2. = komposisi etanol
?o 8itik Didih %$&
'omposisi Btanol %=&
Destilat Hesidu
1
2
3
,
<1
<*
)4
(*
,<,(.32
,2,<,1(
1<,311)
1.,2*))
1.3,.1.<
*(,3.11
,4,1*13
1*,1)2<
6.(. )ra*ik
;rafik *.<.1. >ubungan antara komposisi etanol dengan berat jenis etanol
;rafik *.<.2. >ubungan antara titik didih etanol dengan komposisi etanol
destilat
;rafik *.<.3. >ubungan antara titik didih etanol dengan komposisi etanol
residu
6.+. Pe&ba"asan
1. 0ada proses distilasi sistem biner ang pertama keluar sebagai distilat
adalah etanol. >al ini sesuai dengan pengertian distilasi bah+a distilasi
berarti memisahkan komponen!komponen ang mudah menguap dari
suatu campuran air dengan cara menguapkanna ang diikuti dengan
kondensasi uap ang terbentuk dan menampung kondensat ang
dihasilkan. 5ap ang dikeluarkan dari campuran disebut sebagai uap
bebas, kondensat ang jatuh sebagai destilat dan bagian cairan ang tidak
menguap sebagai residu.
2. "erdasarkan grafik *.<.1. tentang hubungan antara komposisi larutan
dengan berat jenis larutan menunjukkan hubungan ang berbanding
terbalik, akni semakin kecil komposisi etanol, maka semakin besar berat
jenis etanol. >al ini disebabkan berat jenis etanol lebih rendah daripada
berat jenis air, aitu <),,
o
$ untuk titih didih etanol dan 1..
o
$ untuk titik
didih air.
3. "erdasarkan grafik *.<.2. tentang hubungan antara titik didih dengan
komposisi destilat menunjukkan hubungan berbanding terbalik, sedangkan
grafik *.<.3 tentang hubungan antara titik didih dengan komposisi residu
menunjukkan hubungan bah+a semakin tinggi komposisi etanol maka
semakin tinggi pula titik didihna.
6.,. -esi&.uan
1. Distilasi adalah metode pemisahan zat dalam campuran bertitik didih
rendah.Suatu larutan adalah campuran homogen dari molekul, atom
ataupun ion dari dua zat atau lebih
2. >ubungan antara komposisi larutan dengan berat jenis larutan
menunjukkan hubungan ang berbanding terbalik, dimana semakin besar
komposisi larutan etanol, maka semakin rendah berat jenis etanol sesuai
perhitungan data pengamatan di atas.

Anda mungkin juga menyukai