Nama
NIM
: 10513029
Kelompok
: II
Tanggal Percobaan
: 10 Maret 2015
Tanggal Pengumpulan
: 17 Maret 2015
Asisten
: Kak Astri
Kak
I. JUDUL PERCOBAAN
Senyawa Heterosiklik: Sintesis Senyawa Turunan Indol
II. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mensintesis senyawa turunan 2-fenilindol, yaitu asetofenon fenilhidrazin dan
fenilindol
2. Mensintesis senyawa turunan 1,2,3,4-tetrahidrokarbazol
3. Menentukan rendemen, titik leleh, nilai Rf, FTIR dan NMR dari produk sintesis
senyawa turunan 2-fenilindol dan senyawa turunan 1,2,3,4-tetrahidrokarbazol
4. Membandingkan 2 metode sintesis senyawa turunan 2-fenilindol, yaitu dengan
menggunakan siklisasi dengan ZnCl2 anhidrat dan dengan siklisasi menggunakan
asam sulfat pekat
III.DATA PENGAMATAN
1. Sintesis Senyawa Turunan 2-Fenilindol
Hasil KLT =
Untuk yang Cara II
Jarak tempuh pelarut = 3,9 cm
Jarak tempuh noda fenilhidrazin= 1,8 cm
Jarak tempuh noda asetofenon hidrazon = 2,9 cm
Jarak tempuh noda fenilindol = 3 cm
Untuk yang Cara II
Jarak tempuh pelarut = 3,75 cm
Jarak tempuh noda fenilhidrazin= 1,2 cm
Jarak tempuh noda asetofenon hidrazon = 2,7 cm
Jarak tempuh noda fenilindol = 2,6 cm
1. Tahap I Sintesis Asetofenon Fenilhidrazon
Massa sebelum rekristalisasi = 1,66 gram
Massa setelah rekristalisasi = 0,81 gram
Titik leleh setelah rekristalisasi = 98 100
2. Sintesis 2-Fenilindol
(i) Cara I: Siklisasi dengan ZnCl2 Anhidrat
Massa produk = 0,3 gram
Titik leleh = 101 102
(ii) Cara II: Siklisasi dengan Asam Sulfat Pekat
Massa produk = 0,6032 gram
Titik leleh = 87 88
2. Sintesis Senyawa Turunan 1,2,3,4-Tetrahidrokarbazol
Massa sebelum rekristalisasi = 0,55762 gram
Massa sesudah rekristalisasi = 0,1141 gram
Titik leleh Cara II= 68
Hasil KLT=
Jarak tempuh pelarut = 4 cm
Jarak tempuh noda fenilhidrazin= 1,2 cm
Jarak tempuh noda asetofenon hidrazon = 2,7 cm
Jarak tempuh noda 1,2,3,4-tetrahidrokarbazol = 3 cm
3. Uji Kelarutan
Senyawa
2-fenilindol
1,2,3,4-tetrahidrokarbazol
A.
Air
Tidak larut
Tidak larut
Kelarutan
HCl encer
Sedikit larut
Sedikit larut
H2SO4
Larut
Larut
1,66 gram
2,772 gram
x 100%
% Rendemen = 59,88%
Maka %Rendemen produk asetofenon fenilhidrazon setelah rekristalisasi adalah
% Rendemen =
% Rendemen =
0,81 gram
2,772 gram
x 100%
x 100%
% Rendemen = 29,221%
% Galat titik leleh
nilai teoritisnilai hasil percobaan
% Galat =
106 98
% Galat =
106 100
% Galat =
x 100%
x 100% = 7,55%
x 100% = 5,66%
7,55%
2. Sintesis 2-Fenilindol
(i) Cara I: Siklisasi dengan ZnCl2 Anhidrat
Massa asetofenon fenilhidrazon = 0,5 gram
Massa ZnCl2 = 0,1751
Menghitung mol asetofenon fenilhidrazon dan ZnCl2
0,5 gram
- nasetofenon fenilhidrazin = 198 gram = 2,525 x 10-3 mol
mol
n ZnC l
0,1751 gram
gram
136,29
mol
pembatas)
Sehingga diketahui bahwa
n ZnC l
n2-fenilindol =
= 1,2847 x 10-3 mol
2
gram
mol
% Rendemen =
0,3 gram
0,24795 gram
x 100%
% Rendemen = 120,9%
% Galat titik leleh
nilai teoritisnilai hasil percobaan
% Galat =
96 101
% Galat =
x 100% = 5,2%
96 102
% Galat =
x 100% = 6,25%
x 100%
6,25%
pembatas)
V H SO
mH
SO4
pekat = 1 mL
pekat = 1 mL x 1,84
1,84 gram
gram
98
mol
gram
mL
= 1,84 gram
= 0,0188 gram
0,6032 gram
0,98254 gram
x 100%
% Rendemen = 6.139%
% Galat titik leleh
nilai teoritisnilai hasil percobaan
% Galat =
x 100%
96 87
% Galat =
x 100% = 9,37%
96 88
% Galat =
x 100% = 8,33%
9,37%
0,55762 gram
4,281 gram
x 100%
% Rendemen = 13,025%
Maka %Rendemen produk setelah rekristalisasi adalah
massa hasil percobaan
% Rendemen =
x 100%
massa teoritis
% Rendemen =
0,1141 gram
4,281 gram
x 100%
% Rendemen = 2,665%
C.
Rffenilhidrazin
1,8 cm
3,9 cm
= 0,4615
Rfasetofenon fenilhidrazon
2,9 cm
3,9 cm
= 0,7435
3 cm
3,9 cm
= 0,7692
Rf2-fenilindol
2,7 cm
3,75 cm
= 0,72
2,6 cm
3,75 cm
= 0,693
Rfasetofenon fenilhidrazon =
Rf2-fenilindol
3 cm
4 cm
= 0,675
= 0,75
V. PEMBAHASAN
Pada percobaan ini dilakukan sintesis senyawa-senyawa turunan indol, yaitu
asetofenon fenilhidrazin dan 1,2,3,4-tetrahidrokarbazol. Keduanya melalui dua tahapan. Pada
tahapan kedua, senyawa turunan indol yang akan disintesis dengan memilih salah satu cara
dari dua cara yang ada, yaitu dengan siklisasi dengan ZnCl 2 dan siklisasi menggunakan asam
sulfat pekat.
Pada sintesis turunan 2-fenilindol, maka dilakukan tahap pertama terlebih dahulu,
yaitu pembentukan asetofenon fenilhidrazon. Pada saat asetofenon ditambahkan dengan
fenilhidrazon, maka diperlukan asam asetat glacial dalam pelarut etanol. Hal ini dapat
menyebabkan terjadinya protonasi pada oksigen karbonil dan akan terlepas sebagai gugus
H2O. Sebagai pelarut, etanol dibutuhkan untuk membantu dan memudahkan gugus H2O
lepas, karena sifat etanol yang polar. Untuk berlangsungnya reaksi, maka campuran
dipanaskan untuk memberika energi pada pembentukan rangkap C N yang akan
menggantikan gugus karbonil yang sebelumnya. Lalu setelah reaksi selesai, yaitu pada saat
tidak ada lagi padatan, atau padatan yang ada sebelumnya terlarut seluruhnya, maka
dilakukan pendinginan pada campuran larutan. Pendinginan dalam penangas es ini berfungsi
untuk memperkecil kelarutan produk di dalam etanol, serta untuk membuat kristal produk
asetofenon fenilhidrazon terbentuk. Apabila Kristal belum mulai terbentuk, maka dinding
labu atau gelas kimia yang digunakan digosok perlahan dengan menggunakan batang
pengaduk kaca. Hal ini bertujuan untuk menginisiasi terbentuknya kristal. Lalu, kristal yang
telah terbentuk perlu direkristalisasi lagi dengan menggunakan etanol panas. Hal ini bertujuan
untuk menghilangkan pengotor-pengotor yang mungkin masih terdapat dalam kristal, jadi
dengan kata lain, rekristalisasi bertujuan untuk membuat kristal semakin murni. Mekanisme
reaksi pembentukan asetofenon fenilhidrazon dari sikloheksanon fenilhidrazin adalah sebagai
berikut:
kristal indol akan terbentuk ketika dimasukkan air ke dalam larutan. Ketika kristal indol ini
tidak terlarut, keadaan asam yang sangat polar akan menyebabkan air larut dan kristal indol
akan terpisah. Penambahan air berguna untuk memisahkan senyawa-senyawa asam yang
ditambahkan sehingga dapat diperoleh murni produk kristal 2-fenilindolnya saja.
Berikut ini mekanisme pembentukan 2-fenilindol dari siklisasi asetofenon
fenilhidrazon dengan ZnCl2:
2-fenilindol
dari
siklisasi
asetofenon
Mekanisme yang terjadi pada pembentukan senyawa turunan 1,2,3,4tetrahidrokarbazol sama dengan mekanisme pembentukan 2-fenilhindol. Mekanisme yang
terjadi dalam pembentukan 1,2,3,4-tetrahidrokarbazol dari siklisasi asetofenon fenilhidrazon
dengan ZnCl2:
Dari hasil yang diperoleh, rendemen yang diperoleh masih jauh dari nilai literatur, hal
ini juga mungkin karena reaksi terjadi kurang sempurna. Kemudian titik leleh yang diperoleh
memiliki galat yang cukup besar dari nilai literatur. Hal ini menunjukkan bahwa produk yang
diperoleh merupakan produk yang belum murni, masih terdapat pengotor-pengotor. Hal ini
juga dibuktikan dari hasil uji KLT yang menunjukkan bahwa tidak diperoleh senyawa turunan
indol dan 1,2,3,4-tetrahidrokarbazol yang murni karena nilai Rf pada produk menunjukkan
nilai yang sama dengan reaktan, yang mengindikasikan bahwa produk yang diperoleh belum
murni. Kemudian dilakukan uji kelarutan dengan menggunakan air, HCl encer dan H2SO4.
Senyawa indol akan larut pada H2SO4sedikit larut dalam HCl encer dan tidak larut dalam air.
Hal ini dikarenakan indol merupakan bas lemah yang hanya bereaksi dengan asam kuat saja
untuk membentuk garam
VI. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Rendemen 2-fenilindol dengan menggunakan siklisasi dengan ZnCl2 adalah
120,9%, dan dengan menggunakan siklisasi dengan asam sulfat pekat adalah
6.139% serta rendemen 1,2,3,4-tetrahidrokarbazol adalah 2,665%
2. Dari hasil uji titik leleh, dan juga uji KLT dapat diindikasikan bahwa senyawa
turunan indol yang diperoleh belum murni