Laporan
Laporan
Tiohidantoin adalah sulfur analog dari hidantoin dengan satu atau dua karbonil grup
digantikan dengan tiokarbonil grup. Turunan tiohidantoin telah dikenal luas sebagai
prekursor beberapa senyawa biologis aktif yang banyak diaplikasikan untuk berbagai obat-
obatan. Berbagai macam motode telah banyak digunakan untuk mensintesis senyawa turunan
tiohidantoin, salah satu metode yang banyak digunakan yaitu sintesis dari asam-α-amino
dengan berbagai rute sintesis. (S)-fenilalanin (L-fenilalanin) merupakan suatu asam-α-amino
esensial yang dapat digunakan untuk sintesis senyawa benzil tiohidantoin, dengan senyawa
antara turunan tiourea.
Thiohydantoins are sulfur analogs of hydantoins with one or both carbonyl groups replaced
by thiocarbonyl groups. Thiohydantoin derivatives have been known as precursor several
biological active compounds which can be applicated to be many medicines. Various
methods have been used to synthesize thiohydantoin derivatives, one of the most commonly
used method is the treatment of α-amino acids with various synthesis route. (S)-
phenylalanine (L-phenylalanine) is one of α-amino acids essential that can be used to
synthesize benzyl thiohydatoin, thiourea derivative as intermediate compound.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya
penulis dapat melaksanakan praktikum dan menyelesaikan laporan ini. Penulis mengucapkan
terima kasih kepada dosen Senyawa Organik Polifungsi, Ibu Deana Wahyuningrum, asisten
praktikum modul 5, dan pimpinan praktikum yang telah membimbing penulis dalam
melaksanakan praktikum ini. Terima kasih juga kepada teman-teman kelompok 4 praktikum
kimia organik kelas genap yang telah bersama-sama melaksanakan praktikum ini.
Semoga Allah SWT membalas setiap kebaikan dengan kebaikan yang berlipat ganda.
Penulis
Daftar Isi
Abstrak..........................................................................................................................iii
Abstract.........................................................................................................................iv
Ucapan Terima Kasih.....................................................................................................v
Daftar Isi.......................................................................................................................vi
Daftar Tabel................................................................................................................viii
Daftar Gambar..............................................................................................................ix
Daftar Lampiran.............................................................................................................x
1 Pendahuluan.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................1
1.3 Tujuan Percobaan.................................................................................................2
2 Tinjauan Pustaka..................................................................................................3
2.1 Tiohidantoin.........................................................................................................3
2.2 Fenilalanin............................................................................................................3
2.3 Sintesis Tiohidantoin............................................................................................4
2.4 Identifikasi Gugus Fungsi dan Struktur Tiohidantoin..........................................4
3 Metodologi Penelitian..........................................................................................5
3.1 Bahan...................................................................................................................5
3.2 Peralatan...............................................................................................................5
3.3 Cara Kerja............................................................................................................6
3.3.1 Sintesis Tahap I....................................................................................................6
3.3.2 Sintesis Tahap II...................................................................................................6
3.3.3 Uji KLT................................................................................................................7
4 Hasil dan Pembahasan.........................................................................................8
4.1 Reaksi Pembentukan Tiohidantoin......................................................................8
4.2 Analisis Uji KLT................................................................................................11
4.3 Analisis Uji Identifikasi Gugus Fungsi dan Struktur Tiohidantoin...................12
5 Kesimpulan........................................................................................................16
5.1 Kesimpulan........................................................................................................16
5.2 Saran..................................................................................................................16
Daftar Pustaka..............................................................................................................17
LAMPIRAN.................................................................................................................18
Daftar Tabel
2.1 Tiohidantoin
2.2 Fenilalanin
Identifikasi gugus fungsi dan struktur suatu senyawa hasil sintesis dapat dilakukan
dengan melakukan uji spektroskopi. Spektroskopi adalah studi dari interaksi
energi dengan suatu zat. Ketika energi digunakan oleh suatu zat, maka energi
tersebut akan diserap atau dipancarkan karena perubahan kimia (Solomon, 2011:
385). Jenis spektroskopi yang sering digunakan untuk mengidentifikasi gugus
fungsi dan struktur suatu senyawa adalah spektroskopi IR dan NMR.
3 Metodologi Penelitian
3.1 Bahan
3.2 Peralatan
Analisis KLT dilakukan terhadap senyawa A, B, dan C pada pelat KLT yang sama,
sedikit senyawa A dilarutkan dalam beberapa tetes larutan KOH dalam etanol;
sedikit senyawa B dilarutkan dalam aseton atau metanol atau etanol; serta sedikit
senyawa C dilarutkan dalam aseton atau metanol atau etanol. Pelat KLT dielusi
dengan menggunakan eluen 2% asam format dalam etil asetat. Proses KLT
diulangi lagi menggunakan pelat baru dan eluen 5% asam format dalam etil asetat.
Proses KLT diulangi lagi menggunakan pelat baru dan eluen 10% asam format
dalam etil asetat. Penampakkan noda diamati di bawah lampu UV dan nilai Rf
setiap noda ditentukan untuk setiap proses KLT.
4 Hasil dan Pembahasan
Pada sintesis tahap pertama, campuran antara fenilalanin dan natrium tiosulfat
dilarutkan dalam air pada jumlah tertentu. Campuran reaksi ini akan membentuk
suspensi karena fenilalanin bersifat nonpolar akibat memiliki gugus benzena,
sedangkan air bersifat sangat polar. Untuk mereaksikan campuran tersebut
dilakukan refluks dalam suasana basa dengan menambahkan larutan NaOH
kedalam campuran reaksi. Basa yang ditambahkan berperan sebagai katalis.
Campuran reaksi direfluks pada suhu 80oC selama 45 menit. Dilakukan pada suhu
tersebut karena suhu tersebut merupakan suhu optimum agar reaksi berlangsung
sempurna. Untuk menjaga suhu tersebut stabil, proses refluks dilakukan dalam
penangas pasir.
Pemisahan antara padatan yang terbentuk dengan sisa cairan, dilakukan dengan
penyaringan vakum. Pada penyaringan vakum digunakan corong Buchner dan
pengisap yang memiliki daya isap tinggi. Untuk menghilangkan sisa campuran
reaksi, pada padatan yang diperoleh dibilas dengan sedikit air es, kemudian dibilas
lagi dengan sedikit aseton untuk menghilangkan air yang berlebih. Penyaringan
vakum dilakukan lebih lama agar padatan benar-benar kering dan semua cairan
telah terisap. Pada sintesis tahap pertama, mekanisme reaksi yang terjadi
ditunjukkan oleh gambar 4.1.
Pada sintesis tahap dua, senyawa turunan tiourea hasil sintesis pada tahap pertama
direfluks dalam suasana asam dengan menambahkan larutan HCl 4 M. Kondisi
saat proses refluks yang dilakukan sama seperti tahap pertama. Mekanisme reaksi
yang terjadi ditunjukkan pada gambar 4.2.
Benzil tiohidantoin
Pada percobaan ini, didapatkan produk C yang diduga merupakan senyawa benzil
tiohidantoin dengan rendemen sebesar 7,81%.
4.1 Analisis Uji KLT
Gambar 4.3 Pelat hasil uji KLT (A) L-fenilalanin; (B) produk B (senyawa turunan
tiourea); (C) produk C (benzil tiohidantoin)
Selain uji titik leleh, identifikasi lain yang dilakukan yaitu dengan melakukan uji
KLT terhadap produk masing-masing tahap sintesis dan membandingkan faktor
retensi yang diperoleh dengan faktor retensi reagen, L-fenilalanin. Hasil uji KLT
yang dilakukan dengan menggunakan eluen 2% asam format dalam etil asetat. Uji
KLT pada prinsipnya bertujuan untuk melakukan pemisahan pada senyawa.
Dengan menggunakan eluen dengan konsentrasi asam format yang berbeda-beda
bertujuan untuk melihat eluen dengan kadar yang mana yang dapat memisahkan
senyawa dengan baik. Dari ketiga eluen yang disebutkan pada metode percobaan,
eluen 2% asam format dalam etil asetat merupakan eluen yang paling baik untuk
melakukan pemisahan dibandingkan dengan kadar asam fosfat yang lebih besar.
Dari hasil uji KLT, masing-masing senyawa menghasilkan dua penampakkan noda
seperti yang ditunjukkan pada gambar 4.3 dengan nilai faktor retensi (R f) untuk
kedua noda adalah 0,57 dan 0,8. Penampakkan noda muncul dengan jarak yang
sama dan faktor retensi yang sama untuk ketiga senyawa tersebut. Hal ini
menunjukkan bahwa, dari hasil sintesis tidak didapatkan produk senyawa turunan
tiourea maupun benzil tiohidantoin yang diharapkan.
Uji identifikasi gugus fungsi dan struktur senyawa benzil tiohidantoin tidak
didapatkan data dari asisten praktikum. Oleh karena itu, saya melampirkan data
spektroskopi IR dan NMR yang didapatkan dari referensi yang terlampir.
Spektroskopi Infrared (IR) adalah teknik instrumental yang dapat memberikan
petunjuk untuk keberadaan berbagai macam gugus fungsi dari suatu senyawa.
Tabel 4.1 Karakteristik serapan inframerah gugus fungsi
Uji spektroskopi lain yaitu NMR (Nuclear Magnetic Resonance). Struktur suatu
senyawa diidenstifikasi melalui spektrum NMR untuk proton ( 1H) dan karbon-13
(13C). Sinyal NMR yang muncul lebih dulu atau berada di sebelah kanan
menandakan bahwa sinyal tersebut upfield sedangkan sinyal yang berada di
sebelah kiri menandakan bahwa sinyal tersebut downfield. Upfield dan downfield
suatu sinyal ditentukan oleh posisi karbon atau proton tersebut. Jika dekat dengan
gugus penarik elektron, maka akan downfield dan sebaliknya jika posisinya
berada jauh dari gugus penarik elektron maka akan upfield.
Tabel 4.2 Chemical shift Carbon-13
Untuk menentukan angka chemical shifts karbon yang muncul, dapat dilihat dari
data chemical shifts carbon-13 pada tabel 4.2. Dan berikut perkiraan chemical
shifts untuk masing-masing atom C gugus tertentu pada senyawa benzil
tiohidantoin :
δ10-50 ppm
δ10-65 ppm
δ150-180 ppm
δ100-170 ppm
Gambar 4.4 Chemical shift atom karbon pada senyawa benzil tiohidantoin
Untuk atom hidrogen, selain dari chemical shift, penentuan struktur dari sinyal
yang muncul dapat dianalisis dari tinggi sinyal dan banyaknya puncak (siglet,
doublet, triplet, quarter, dll). Tinggi sinyal menandakan banyaknya hidrogen yang
sejenis, sedangkan banyaknya puncak menandakan jumlah hidrogen atom
tetangga, jika singlet maka atom tetangganya tidak memiliki hidrogen, sedangkan
jika doublet maka atom tetangganya memiliki satu hidrogen, dll.
5 Kesimpulan
5.1 Kesimpulan
Dari hasil percobaan didapatkan rendemen produk benzil tiohidantoin sebesar 7,81%,
dengan faktor retensi (Rf) sebesar 0,57 dan 0,8. Dari hasil sintesis tahap I dan tahap II,
tidak didapatkan produk tiourea dan benzil tiohidantoin yang diinginkan. Produk yang
diperoleh masih berbentuk senyawa L-fenilalanin, yang merupakan reagen pada reaksi ini
yang tidak bereaksi dengan reagen lain.
5.2 Saran
Daftar Pustaka
Elinor, Ware (1950) : The Chemistry of the Hydantoins, Chem. Rev., 46, 403 –
470.
Johnson, T. B., Chernoff, L. H. (1913), J. Am. Chem. Soc., 35, 1208.
Solomon, T.W.G., C.B., Fryhle (2011) : Organic Chemistry 10th edition, John
Wiley and Sons, 385-458
LAMPIRAN
182.6
8.0 176.2
3.44
7.40 7.29 7.43
136.6
128.6
125.9 127.7
3.959
7.27
3.19
64.2
36.8
Spektrum 13C dan 1H NMR benzil tiohidantoin