Anda di halaman 1dari 4

Laporan Praktikum KI2221 Cara Pemisahan dan Elektrometri

Semester Dua, T.A 2019-2020


Percobaan 9
Voltametri: Analisis Parasetamol

Nama : Elvina Laksmi Khairunisa


NIM : 10518016
Kelompok :7
Tanggal Percobaan : 19 Februari 2020
Tanggal Pengumpulan: 26 Februari 2020
Asisten : M. Ridwan

LABORATORIUM KIMIA ANALITIK


PROGRAM STUDI KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2020
I. Tujuan
 Menentukan kadar parasetamol dalam tablet dengan metode voltametri.
II. Dasar Teori
Voltametri adalah metode elektrokimia yang mengamati kelakuan kurva
aruspotensial. Potensial divariasi secara sistematis dari spesi kimia yang mengalami
oksidasireduksi di permukaan elektroda. Arus yang dihasilkan sebanding dengan
konsentrasi spesi kimia di dalam larutan. Semua unsur yang dapat mengalami
oksidasi reduksi di permukaan elektroda dapat dianalisis secara voltametri.
Pengukuran voltametri dilakukan di dalam sel voltametri yang terdiri dari tiga
elektroda, yaitu elektroda kerja, elektroda pembanding, dan elektroda pembantu.
Analisis ini didasarkan pada kurva arus-potensial yang diperoleh dengan mengukur
arus yang mengalir pada elektroda kerja selama potensial elektroda diubah
perlahan-lahan pada range potensial tertentu. Analisis kuantitatif voltammetri
terdapat 2 cara, yaitu metoda kurva kalibrasi dan metoda penambahan standar.
Metoda kurva kalibrasi mengukur arus puncak yang diperoleh dan dialurkan
terhadap konsentrasi larutan baku.
III. Cara Kerja
Pertama, dibuat elektroda pasta karbon dengan grafit dan paraffin cair yang
dicampur dengan perbandingan 7:3, kemudian dihomogenkan dan dimasukkan ke
badan elektroda berupa tabung gas didalamnya terdapat kawat tembaga sebagai
penghantar listrik. Kedua, pembuatan larutan sampel. Tablet parasetamol digerus
dan ditimbang 1 gram tepat dan dilarutkan dengan sedikit air dalam gelas kimia.
Sisa sampel disaring dengan kertas saing dan filtrat ditampung di labu takar 50 mL,
dan diencerkan dengan aqua dm. Dengan digunakan buret, sejumlah tertentu
larutan sampel dimasukkan ke labu takar 50 mL dan diencerkan dengan larutan
buffer pospat pH 6. Ketiga, dibuat larutan standar parasetamol dengan konsentrasi
1, 2, 3, 4, 5 mM dengan larutan standar parasetamol mM diencerkan dengan larutan
buffer pospat pH 6 di labu takar 50 mL. Setelah larutan sampel dan standar dibuat,
kemudian di alat voltameter dibuat voltagram DPV dengan elektroda pasta karbon,
dengan potensial electroda kerja diubah dari 0 mV sampai 800 mV terhadap
Ag/AgCl. Voltamogram disimpan ke folder, dan nilai arus puncak tiap
voltammogram ditentukan. Terakhir, voltammogram dibuat untuk larutan sampel
dengan kondisi pengukuran yang sama.
IV. Data Pengamatan
Massa 1 tablet parasetamol =
Massa parasetamol dalam 1 tablet =
Massa tablet yang diencerkan = 0,3775 g
Larutan tablet parasetamol hingga 50 mL, dianalisis
∆Ip Sampel = 0,005044 A
Tabel 4.1 Penentuan elektroda pasta karbon dengan voltammogram
Elektroda pasta
∆I (A) E (V)
karbon
1 0.06354 0.4100

2 0.06800 0.5230

3 0.09387 0.3550

4 0.10648 0.3500

5 0.16302 0.3660

6 0.15414 0.3700

7 0.12833 0.4390

8 0.04647 0.3750

9 0.06019 0.3930

Tabel 4.2. Puncak arus larutan standar


Konsentrasi
∆I (A) E (V)
(mM)
1 0.011385 0.400

2 0.015593 0.425

3 0.017226 0.450

4 0.018577 0.480

5 0.021912 0.495

V. Pengolahan Data

∆I sebagai fungsi konsentrasi


0.03

y = 0.0024x + 0.0097
0.02 R² = 0.9606 ∆I sebagai fungsi
∆I (A)

dari konsentrasi

0.01
Linear (∆I sebagai
fungsi dari
0 konsentrasi)
0 1 2 3 4 5 6
Konsentrasi (mM)
VI. Pembahasan
Pada percobaan ini, kadar parasetamol dalam tablet ditentukan dengan metode
voltametri. Voltametri merupakan metode analisis kuantitatif yang didasari dengan
kurva antara arus dengan potensial yang disebut voltammogram. Jenis
voltammogram yang digunakan adalah voltammogram DPV (Differential Pulse
Voltammogram). Pada voltametri ini digunakan 3 buah elektroda, yaitu elektroda
pasta karbon yang berperan sebagai elektroda kerja, elektroda Ag/AgCl yang
berperan sebagai elektroda pembanding dan terakhir elektroda platina yang
berperan sebagai elektroda pembantu.

VII. Kesimpulan
Konsentrasi kafein dengan metode kurva luas terhadap konsentrasi pada sampel
teh botol adalah 61.023 ppm dan pada sampel coca-cola adalah 92.8938 ppm,
sedangkan dengan metode kurva tinggi terhadap konsentrasi, pada sampel teh botol
konsentrasi kafein sebesar 122.6172 ppm dan pada coca-cola sebesar 94.6878 ppm.
VIII. Daftar Pustaka
Putra, Effendy D.L., 2004. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi Dalam Bidang
Farmasi. Jurusan Famasi Fakultas dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Sumatera Utara.
Scott, R.P.W. Liquid Chromatography for The Analyst. Marcel Dekker Inc. New
York. 1994.
Adamovics. J.A., “Chromatographic analysis of Pharmaceuticals”, Marcel
Dekker Inc. New York. 1990.
Johson, E.l. and Stevenson R. Basic Liquid Chromatography. Varian Associate.
Inc. California. 1977.
Blister, D.M., 2006. Validating Chromatographic Methods a Practical Guide, John
Wiley & Sons, Inc., Hoboken, 1-55.

Anda mungkin juga menyukai