I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Menentukan kelarutan zat asam oksalat pada berbagai suhu (50°C, 40°C, 30°C, dan 20°C).
2. Menentukan kalor pelarutan diferensial zat asam oksalat menggunakan metode rentang
dua suhu dan grafik log molal terhadap 1/T
3. Menentukan pengaruh suhu terhadap kelarutan zat asam oksalat.
yang dapat menentukan konsentrasi zat yang terlarut pada berbagai suhu. Slope dari
𝛥𝐻
persamaan tersebut adalah . Sehingga entalpi dari proses pelarutan tersebut dapat
𝑅
ditentukan.
III. METODOLOGI PERCOBAAN
3.1. Alat dan Bahan
Pada percobaan yang telah dilakukan alat yang digunakan adalah gelas kimia 100
mL, tabung reaksi besar (selubung), tabung reaksi sedang, batang pengaduk lingkar,
termometer 100°C, pipet volume 10 mL, pipet volume 25 mL, labu takar 100 mL, labu
Erlenmeyer 250 mL, gelas ukur 10 mL, piknometer, buret 50 mL, klem, dan statif, serta
neraca analitik. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu larutan asam oksalat, larutan
NaOH, dan aseton.
3.2. Cara Kerja
Pertama dibuat larutan jenuh asam oksalat dengan cara melarutkan asam oksalat
dalam air pada suhu 60°C sambil dipanaskan (dilakukan oleh analis). Larutan asam
oksalat yang sudah jenuh ini kemudian dimasukkan ke dalam tabung sedang sebanyak
sepertiga tabung tersebut. Tabung berukuran sedang tersebut kemudian dimasukkan
kedalam selubung tabung. Ke dalam tabung berukuran sedang ini dilengkapi dengan
batang pengaduk lingkar dan termometer. Setelah itu, sebanyak 10 mL larutan jenuh
asam oksalat dipipet ketika suhu mencapai tepat 50°C. Hal yang sama juga dilakukan
saat suhu 40°C, 30°C, dan 20°C. Setiap larutan yang telah dipipet tersebut diencerkan
dengan air sampai tanda batas dalam labu takar 100 mL. Kemudian larutan yang telah
diencerkan tersebut dipipet 10 mL (untuk asam oksalat dengan suhu 50°C, 40°C) dan 25
mL (untuk asam oksalat dengan suhu 30°C, dan 20°C) untuk dititrasi dengan larutan
NaOH menggunakan indicator fenoftalein, kemudian dapat ditentukan konsentrasinya.
Titrasi dilakukan secara duplo.
Kemudian untuk menentukan massa jenis larutan asam oksalat, larutan asam
oksalat yang telah diencerkan dalam labu takar 100 mL kemudian dimasukkan dalam
piknometer dan ditimbang. Untuk mendapatkan harga massa jenis larutan, perlu
ditimbang terlebih dahulu piknometer dalam keadaan kosong serta piknometer yang
berisi air. Sebelum digunakan piknometer dicuci dahulu dengan aseton. Terakhir,
ditimbang piknometer yang berisi larutan jenuh asam oksalat pada masing – masing suhu.
Volume titrasi
T(°C) Massapikno + larutan
V1 V2 Rata - rata
20 55.5778 9 8.9 8.95
30 55.6293 14 13.8 13.9
40 55.7057 7.9 7.8 7.85
50 55.7911 11.5 11.6 11.55
V. PENGOLAHAN DATA
1. Penentuan Volume Piknometer (Vpikno)
mpikno+air−mpiknokosong
Vpikno = ρair26°C
55,4601gram−29,9365gram
= 0.996783g/mL
= 25.60597442 mL = 25.606 mL
1 100𝑚𝐿
= 2 x 0,508M x 8.95 mL x 25𝑚𝐿
= 9.0932 mmol
nH2C2O4
[H2C2O4] = 10𝑚𝐿
9.0932𝑚𝑚𝑜𝑙
= 10𝑚𝐿
= 0.90932 mol
T(°C) mol asam oksalat (mmol) Konsentrasi larutan asam oksalat (M)
20 9.0932 0.90932
30 14.1224 1.41224
40 19.939 1.9939
50 29.337 2.9337
3.2 Penentuan Massa 100 mL Larutan Asam Oksalat (mAO)
mAO = 100 mL x ρasamoksalat
mAO = 100 mL x1.0014 g/mL
= 100.14 (untuk T = 20°C)
Dengan perhitungan yang sama diperoleh :
3.5 Penentuan massa asam oksalat dalam 10 mL Larutan asam oksalat jenuh
(mAO’’)
mAO’’ = [H2C2O4] x 10 mL x Mr H2C2O4
= 0.90932 M x 10 x 10-3 L x 90.03 g/mol
= 0.8187 gram (untuk T = 20°C)
𝐽
T1(K) T2(K) ΔT(K) mkT2/T1 T2XT1 ΔHds 𝑚𝑜𝑙
293 303 10 1.5951 88779 34471.1901
303 313 10 1.4464 94839 29106.7056
313 323 10 1.5595 101099 37357.2781
Rata-
rata 33645.05793
log
T(K) Molal (mol/kg) 1/T (K-1) molal
293 0.9461 0.0034 -0.0241
303 1.5091 0.0033 0.1787
313 2.1828 0.0032 0.339
323 3.404 0.0031 0.532
0.6
Grafik log m
terhadap 1/T
0.5
0.4
y = -1828.6x + 6.1993
0.3
log molal
Series1
0.2 Linear
(Series1)
0.1
0
0.0030.0031
0.0032
0.0033
0.0034
0.0035
-0.1
1/T
Figure 1 Grafik log m terhadap 1/T
∆𝑯𝒔 𝟏
𝒍𝒐𝒈𝒎𝒌 = 𝒙
𝟐. 𝟑𝟎𝟑𝑹 𝑻
𝑦 = 𝑎𝑥 + 𝑏
a = -1828.6
𝐽
∆𝐻𝑠 = 2.303 × 8.314 𝑚𝑜𝑙.𝐾 × −1828.6
𝐽
= 35012.4638𝑚𝑜𝑙