Anda di halaman 1dari 8

PERCOBAAN B2

KELARUTAN SEBAGAI FUNGSI SUHU

I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Menentukan kelarutan zat asam oksalat pada berbagai suhu (50°C, 40°C, 30°C, dan 20°C).
2. Menentukan kalor pelarutan diferensial zat asam oksalat menggunakan metode rentang
dua suhu dan grafik log molal terhadap 1/T
3. Menentukan pengaruh suhu terhadap kelarutan zat asam oksalat.

II. PRINSIP PERCOBAAN


Kelarutan merupakan salah satu sifat kimia berdasarkan kemampuan dari suatu
zat untuk melarut pada pelarutnya. Besaran kelarutan menyatakan besarnya jumlah zat
terlarut dalam pelarut pada keadaan kesetimbangan. Suatu larutan yang telah mencapai
kelarutan maksimal dikatakan larutan jenuh. Kelarutan dari suatu zat padat dalam air,
bergantung pada interaksi yang terjadi antara zat padat dengan air. Pada saat keadaan jenuh,
reaksi kesetimbangan yang terjadi adalah sebagai berikut :
A(s)⇌A(aq)
Tetapan kesetimbangan reaksi ini berbanding lurus dengan konsentrasi zat
terlarut. Pada suatu reaksi kesetimbangan, perubahan nilai tetapan kesetimbangan hanya
terjadi jika adanya perubahan suhu. Perubahan nilai tetapan kesetimbangan bergantung pada
𝐾1 𝛥𝐻 1 1
suhu sesuai dengan persamaan : ln⁡(𝐾2⁡) = ( 𝑅 )(𝑇2 − 𝑇1)
1
Dengan memplot ln[A] terhadap 𝑇
maka didapat grafik dengan persamaan garis

yang dapat menentukan konsentrasi zat yang terlarut pada berbagai suhu. Slope dari
𝛥𝐻
persamaan tersebut adalah . Sehingga entalpi dari proses pelarutan tersebut dapat
𝑅

ditentukan.
III. METODOLOGI PERCOBAAN
3.1. Alat dan Bahan
Pada percobaan yang telah dilakukan alat yang digunakan adalah gelas kimia 100
mL, tabung reaksi besar (selubung), tabung reaksi sedang, batang pengaduk lingkar,
termometer 100°C, pipet volume 10 mL, pipet volume 25 mL, labu takar 100 mL, labu
Erlenmeyer 250 mL, gelas ukur 10 mL, piknometer, buret 50 mL, klem, dan statif, serta
neraca analitik. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu larutan asam oksalat, larutan
NaOH, dan aseton.
3.2. Cara Kerja
Pertama dibuat larutan jenuh asam oksalat dengan cara melarutkan asam oksalat
dalam air pada suhu 60°C sambil dipanaskan (dilakukan oleh analis). Larutan asam
oksalat yang sudah jenuh ini kemudian dimasukkan ke dalam tabung sedang sebanyak
sepertiga tabung tersebut. Tabung berukuran sedang tersebut kemudian dimasukkan
kedalam selubung tabung. Ke dalam tabung berukuran sedang ini dilengkapi dengan
batang pengaduk lingkar dan termometer. Setelah itu, sebanyak 10 mL larutan jenuh
asam oksalat dipipet ketika suhu mencapai tepat 50°C. Hal yang sama juga dilakukan
saat suhu 40°C, 30°C, dan 20°C. Setiap larutan yang telah dipipet tersebut diencerkan
dengan air sampai tanda batas dalam labu takar 100 mL. Kemudian larutan yang telah
diencerkan tersebut dipipet 10 mL (untuk asam oksalat dengan suhu 50°C, 40°C) dan 25
mL (untuk asam oksalat dengan suhu 30°C, dan 20°C) untuk dititrasi dengan larutan
NaOH menggunakan indicator fenoftalein, kemudian dapat ditentukan konsentrasinya.
Titrasi dilakukan secara duplo.
Kemudian untuk menentukan massa jenis larutan asam oksalat, larutan asam
oksalat yang telah diencerkan dalam labu takar 100 mL kemudian dimasukkan dalam
piknometer dan ditimbang. Untuk mendapatkan harga massa jenis larutan, perlu
ditimbang terlebih dahulu piknometer dalam keadaan kosong serta piknometer yang
berisi air. Sebelum digunakan piknometer dicuci dahulu dengan aseton. Terakhir,
ditimbang piknometer yang berisi larutan jenuh asam oksalat pada masing – masing suhu.

IV. DATA PENGAMATAN


 Truang = 26°C
 [NaOH] = 0,508 M
 ρair26°C = 0.996783 g/mL
 Massa pikno kosong = 29,9365 gram
 Massa pikno + air = 55,4601 gram
Table 1 Data Pengamatan

Volume titrasi
T(°C) Massapikno + larutan
V1 V2 Rata - rata
20 55.5778 9 8.9 8.95
30 55.6293 14 13.8 13.9
40 55.7057 7.9 7.8 7.85
50 55.7911 11.5 11.6 11.55

V. PENGOLAHAN DATA
1. Penentuan Volume Piknometer (Vpikno)
mpikno+air−mpiknokosong
Vpikno = ρair26°C
55,4601⁡gram−29,9365⁡gram⁡
= 0.996783⁡g/mL

= 25.60597442 mL = 25.606 mL

2. Penentuan massa jenis larutan asam oksalat (ρasamoksalat)


𝑚𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜+𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛−𝑚𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔
ρasamoksalat = 𝑉𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜
55.5778⁡𝑔𝑟𝑎𝑚−29.9365𝑔𝑟𝑎𝑚
= 25.606⁡𝑚𝐿

= 1.001378583 g/mL = 1.0014 g/mL

Untuk ρasamoksalat pada suhu 20°C

ρasamoksalat = 1.0014 g/mL

Dengan perhitungan yang sama diperoleh

Table 2 Massa jenis asam oksalat pada berbagai suhu

T (°C) ρasamoksalat (g/mL)


20 1.0014
30 1.0034
40 1.0064
50 1.0097

3. Penentuan Kelarutan Asam Oksalat dalam Larutan Asam Oksalat Jenuh


3.1 Penentuan Konsentrasi Asam Oksalat Jenuh
Reaksi :
H2C2O4(aq) + 2NaOH(aq) → Na2C2O4(aq) + 2H2O(l)
1 100𝑚𝐿
nH2C2O4 = 2 x nNaOH x 𝑉𝑝𝑒𝑚𝑖𝑝𝑒𝑡𝑎𝑛⁡(𝑚𝐿)

1 100𝑚𝐿
= 2 x 0,508M x 8.95 mL x 25⁡𝑚𝐿

= 9.0932 mmol

nH2C2O4
[H2C2O4] = 10⁡𝑚𝐿

9.0932⁡𝑚𝑚𝑜𝑙
= 10⁡𝑚𝐿

= 0.90932 mol

[H2C2O4]20°C = 0.90932 mol

Dengan perhitungan yang sama diperoleh :

Table 3 Konsentrasi Asam Oksalat pada berbagai suhu

T(°C) mol asam oksalat (mmol) Konsentrasi larutan asam oksalat (M)
20 9.0932 0.90932
30 14.1224 1.41224
40 19.939 1.9939
50 29.337 2.9337
3.2 Penentuan Massa 100 mL Larutan Asam Oksalat (mAO)
mAO = 100 mL x ρasamoksalat
mAO = 100 mL x1.0014 g/mL
= 100.14 (untuk T = 20°C)
Dengan perhitungan yang sama diperoleh :

Table 4 Massa 100 mL larutan asam oksalat

T(°C) Massa Larutan Asam Oksalat (gram)( mAO)


20 100.14
30 100.34
40 100.64
50 100.97

3.3 Penentuan Massa 90 mL air


mA = 90mL x ρair26°C
= 90mL x 0.996783 g/mL
= 89.71047 g
3.4 Penentuan massa 10 mL Larutan Asam Oksalat Jenuh (mAO’)
mAO’ = mAO - mA
= 100.14 gram - 89.71047 gram
= 10.4295 gram(untuk T = 20°C)
Dengan perhitungan yang sama diperoleh :

Table 5 Massa 10 mL larutan asam oksalat jenuh

Massa 10 mL asam oksalat/ mAO’


T(°C) (gram)
20 10.4295
30 10.6295
40 10.9295
50 11.2595

3.5 Penentuan massa asam oksalat dalam 10 mL Larutan asam oksalat jenuh
(mAO’’)
mAO’’ = [H2C2O4] x 10 mL x Mr H2C2O4
= 0.90932 M x 10 x 10-3 L x 90.03 g/mol
= 0.8187 gram (untuk T = 20°C)

Dengan perhitungan yang sama diperoleh :

Table 6 Massa Asam Oksalat dalam 10 mL larutan asam oksalat jenuh

T(°C) mAO’’ (gram)


20 0.8187
30 1.2714
40 1.7951
50 2.6412
3.6 Penentuan Massa Pelarut dalam 10 mL Larutan Asam Oksalat Jenuh (mA’)
mA’= mAO’- mAO’’
= 10.4295 gram - 0.8187 gram
= 9.6108 gram (untuk T = 20°C)
Dengan perhitungan yang sama diperoleh :

Table 7 Massa Pelarut dalam 10 mL Asam Oksalat Jenuh

T(°C) mA’ (gram)


20 9.6108
30 9.3581
40 9.1344
50 8.6183

3.7 Penentuan Kelarutan Asam Oksalat (mk)


𝑚𝑧𝑎𝑡 1000
m = 𝑀𝑟𝑧𝑎𝑡 𝑥 𝑚𝑝𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
1000
mk = [H2C2O4]x0.01Lx 𝑚𝐴′
1000
= 0.90932 M x 0.01x 9.608727518gram

= 0.9461 molal (untuk T = 20°C)


Dengan perhitungan yang sama diperoleh :

Table 8 Nilai Kelarutan Asam Oksalat (molal)

T(°C) Molal larutan/ mk (mol/kg)


20 0.9461
30 1.5091
40 2.1828
50 3.404

4. Penentuan Kalor Pelarutan Diferensial Asam Oksalat (ΔHs)


Metode Rentang Suhu
𝑚𝑘(𝑇2) ΔHs (𝑇2 − 𝑇1)
𝑙𝑜𝑔 = 𝑥
𝑚𝑘(𝑇1) 2.303𝑅 𝑇2𝑋𝑇1
Untuk rentang suhu 20°C-30°C
ΔHs = 34471.1901 J/mol
Dengan perhitungan yang sama diperoleh :
Table 9 nilai kalor pelarutan diferensial metode rentang suhu

𝐽
T1(K) T2(K) ΔT(K) mkT2/T1 T2XT1 ΔHds 𝑚𝑜𝑙
293 303 10 1.5951 88779 34471.1901
303 313 10 1.4464 94839 29106.7056
313 323 10 1.5595 101099 37357.2781
Rata-
rata 33645.05793

5. Penentuan Kalor Pelarutan Diferensial (ΔHs)


Metode Grafik log m terhadap 1/T
Diketahui data sebagai berikut :

Table 10 Data Penentuan Kalor Pelarutan Diferensial dengan Metode Grafik

log
T(K) Molal (mol/kg) 1/T (K-1) molal
293 0.9461 0.0034 -0.0241
303 1.5091 0.0033 0.1787
313 2.1828 0.0032 0.339
323 3.404 0.0031 0.532

0.6
Grafik log m
terhadap 1/T
0.5

0.4
y = -1828.6x + 6.1993
0.3
log molal

Series1

0.2 Linear
(Series1)

0.1

0
0.0030.0031
0.0032
0.0033
0.0034
0.0035

-0.1
1/T
Figure 1 Grafik log m terhadap 1/T

∆𝑯𝒔 𝟏
𝒍𝒐𝒈𝒎𝒌 = 𝒙
𝟐. 𝟑𝟎𝟑𝑹 𝑻
𝑦 = 𝑎𝑥 + 𝑏

Berdasarkan grafik diperoleh persamaan : y=-1828.6x + 6.1993


∆𝐻𝑠
a = 2.303𝑅

a = -1828.6
𝐽
∆𝐻𝑠 = 2.303 × 8.314 𝑚𝑜𝑙.𝐾 × −1828.6

𝐽
= 35012.4638𝑚𝑜𝑙

Anda mungkin juga menyukai