Anda di halaman 1dari 71

KUNCI JAWABAN

KIMIA UNTUK SMA


KELAS XII SEMESTER I

Isi Standar KTSP 2006

PENGARANG: Drs. MICHAEL PURBA, MSi.
BAB I
Sifat-sifat Koligatif Larutan

Uji Kemampuan Anda


1. Sifat koligatif adalah sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis zat terlarut tetapi
hanya pada konsentrasi partikelnya saja.
2. Larutan 1 dan 3 memiliki jumlah molekul yang sama dalam larutannya sedangkan larutan
2 memiliki jumlah molekul yang lebih kecil daripada kedua larutan yang lain, karena
beberapa molekul mengelompok sehingga jumlah molekulnya tidak sama. Hal ini
menyebabkan sifat koligatif larutannya juga berbeda.
3. Urea, asam cuka, NaCl..
4. Antara larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit tidak akan mempunyai sifat koligatif
yang sama walaupun jumlah mol zat terlarutnya sama. Karena sifat koligatif hanya
bergantung pada jumlah partikel, sehingga pada larutan elektrolit jumlah partikel akan
lebih banyak dibandingkan larutan nonelektrolit karena larutan elektrolit akan mengion.
5. (massa terlarut/Mr) . (1000/massa pelarut) = (10/60) . (1000/100) = 0.0167 m
6. (massa terlarut/Mr) . (1000/massa pelarut) = (24/60) . (1000/76) = 5,263 m
7. 1 molal = 1 mol zat dalam 1000 gr pelarut.
massa zat : massa pelarut = n zat . Mr zat : n pelarut . Mr pelarut
= (1 . 180) : 1000 = 180 : 1000 = 9/50
% zat = (9/50) . 100 % = 15,245 %
8. X urea = n urea / n total = (12/60) / {(12/60) + (90/18)} = 0,038
9. X urea = n urea / n total = (10/60) / {(10/60) + (90/18)} = 0,032
10. massa glukosa : massa air = (0,2 . 180) : (0,8 . 18) = 2,5 : 1
kadar glukosa = (2,5/3,5) . 100 % = 71,43 %
11. Tekanan uap jenuh = tekanan yang ditimbulkan oleh uap jenuh.
12. Karena Pada suhu yang sama, tekanan uap jenuh air < tekanan uap jenuh alkohol.
Kemudahan menguap ↑, gaya tarik-menarik antar partikel ↓, tekanan uap jenuh↑.
13.

Dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa dengan adanya kenaikan suhu maka
tekanan uap juga akan semakin meningkat.
14. Air murni, karena air laut dapat dianggap sebagai air yang mengandung zat terlarut
sehingga mengurangi tekanan uap jenuh.
15. ∆P = selisih antara tekanan uap jenuh pelarut murni dengan tekanan uap jenuh larutan.
16. a. P = Po . X pelarut = 30 . (80/18) / {(20/60) + (80/18)} = 27,907 mmHg
b. X terlarut = m / {m + (1000/Mr pelarut)} = 1 / {1 + (1000/18)} = 0,0177
P = Po . X pelarut = 30 . (1 – 0,0177) = 29,469 mmHg.
17. Menguap adalah perubahan wujud suatu zat cair dari cair ke gas yang bisa terjadi pada
suhu berapapun.
Mendidih adalah perubahan wujud suatu zat cair dari cair ke gas yang terjadi hanya pada
titik didihnya saja.
18. Air mendidih jika tekanan uap jenuhnya sama dengan tekanan luar. Air murni dapat
mendidih pada suhu dibawah 100 oC jika tekanan luar < 1 atm. Titik didih normal yaitu
titik didih pada tekanan 760 mmHg. Air mendidih pada suhu 100 oC karena pada suhu 100
o
C tekanan uap air sama dengan 760 mmHg.
19. a. antara 50 oC dan 55 oC
b. sekitar 108 oC
20. Di permukaan laut, karena tekanan luar lebih tinggi, sehingga air mendidih pada suhu
yang lebih tingi dari pada suhu di puncak Everest, maka telur lebih cepat matang.
21. Air laut, karena semakin besar konsentrasi, makin besar pula titik didihnya.
22. Air murni, karena semakin besar konsentrasi, makin kecil pula titik bekunya.
23. a. Kf = ∆Tf1 / m1 = ∆Tf2 / m2 ↔ 0,9 / 0,5 = ∆Tf urea / 1 m , ∆Tf urea = 1,8 oC
b. ∆Tf1 / m1 = ∆Tf2 / m2 ↔ 0,9 / 0,5 = ∆Tf glukosa / 1 m , ∆Tf glukosa = 1,8 oC
24. m naftalen = (6,4/128) . (1000/100) = 0,5 molal
a. Titik beku larutan = 16,6 – (0,5 . 5,07) = 14,065 oC
b. Titik didih larutan = 80,2 + (0,5 . 2,53) = 81,465 oC
25. T dianggap 25 oC
π = MRT = {(0,6 / 60) / 1} . 0,08205 . 298 = 0,2445 atm.
26. T = 25 oC
π = MRT
g 1 g 1
1= M×0,082× ( 273+25 ) M= × � 0,04= ×
Mr L 180 0,5 L
1 1
M= = = 0,04 M massa = 0,04×180×0,5=3,6 g
0,082×298 24,45
27. Larutan NaCl, karena merupakan larutan elekrolit, sehingga dengan konsentrasi yang
sama dengan urea, jumlah partikelnya lebih banyak, oleh karena itu ∆Tb nya akan lebih
besar.
28. Harga i ↑, ∆Tb ↑, titik didih larutan ↑, pada konsentrasi yang sama : harga i BaCl2 >
NaCl > CH3COOH > glukosa, maka titik didih BaCl2 > NaCl > CH3COOH > glukosa.
29. i dianggap 3
Titik didih = 100 + (Kb . m. i) = 100 + (0,52 . 0,1 . (1000/500) . 3) = 100,312 oC
Titik beku = 0 - (Kf . m. i) = 0 – (1,86 . 0,1 . (1000/500) . 3) = –1,116 oC
30. ∆Tf = Kf . m. i ↔ 2 = [1,86 . (6/60) . (1000/100) . {(1 + (2-1) α}] , α = 0,075

Latihan 1.1
massa ter : massa pel = (Mr ter . X ter) : (Mr pel . X pel) dan
X ter : X pel = n ter : n pel
1. 31 mL glikol = 31 gr glikol , 90 mL air = 90 gr air
m = (31/62) . (1000/90) = 0,556 molal
2. Sebelum dicampur; m = (6/60) . (1000/200) = 0,5 molal
Setelah dicampur; m = (32/60) . (1000/500) = 1,067 molal.
3. Urea 1 molal berarti 1 mol urea dalam 1000 gram pelarut
massa urea : massa pel = (Mr urea . n urea) : (Mr pelarut . n pelarut)
= (60 . 1) : (1000) = 6 : 100
kadar urea = (6 / 106) . 100 % = 5,6604 %
4. massa NaOH : massa air = (Mr NaOH . n NaOH) : (Mr air . n air)
= (40 . 2) : 1000 = 80 : 1000 = 2 : 25
5. X zat = n zat / n total
X NaNO3 = (10/85) / {(10/85) + (250/18)} = 0,008.
6. a. X glukosa = 0,1 = m / {m + (1000/18)} , m = 6,17 molal
b. massa zat : massa pel = (Mr zat . X zat) : (Mr pelarut . X pelarut)
massa glukosa : massa air = (0,1 . 60) / (0,9 . 18) = 10 : 27
Kadar glukosa = (10/37) . 100 % = 27,027 %
7. 100 mL larutan = 140 gr am; H2SO4 = 68,6 gr ; air = 71,4 gram
ditambah 100 gram air, jadi air = 171,4 gram
m H2SO4 = (68,6 / 98) . (1000 / 172,4) = 4,084 molal
X H2SO4 = 4,084 / {4,084 + (1000/18)} = 0,0685
8. NaOH → Na+ + OH– ; n NaOH = n Na+ = n OH– = 20 / 40 = 0,5 mol
n air = 100 / 18 = 5,556 mol
X OH– = X Na+ = 0,5 / (0,5 + 0,5 + 5,556) = 0,076
9. NaCl sebanyak 0,1 gram dilarutkan dalam 1 L pelarut air merupakan larutan yang encer
dimana molaritas sama dengan molal. Karena sangat encer maka massa pelarut dianggap
sama dengan volumenya sehingga M = molal.
10. Tidak, karena untuk pelarut yang bukan air, harga massa jenis (ρ) ≠ 1, sedangkan massa
jenis (ρ) = 1 gram/L sehingga massa = volum → Molaritas = molal.

Latihan 1.2
∆P / P = X ter / X pel = n ter = n pel
∆P = Po . X zat = Po . m / {m + (1000 / Mr pelarut)}
P = Po . X pelarut = Po . (1000 / Mr pelarut) / {m + (1000 / Mr pelarut)}
massa ter : massa pel = ∆P . Mr ter : P . Mr pel
1. grafik (b)
2. Karena air akan menguap pada suhu berapapun jadi ruang tertutup akan menjadi jenuh
dengan uap air. Pada keadaan jenuh proses penguapan tetap berlangsung tetapi pada saat
yang sama terjadi pengembunan dengan laju yang sama. Dengan kata lain, terdapat
kesetimbangan dinamis antara zat cair dengan uap jenuhnya.
3. a. makin tinggi konsentrasi larutan, tekanan uap jenuh larutan akan semakin kecil.
b. makin tinggi konsentrasi larutan, penurunan tekanan uap jenuh larutan akan semakin
besar.
4. P = Po . X pelarut = 816 . (80 / 18) / {(80 / 18) + (20 / 60)} = 758,959 mmHg
5. massa glukosa : massa air = ∆P . Mr glu : P . Mr air
massa glukosa : 90 = (0,59 . 180) : (29,41 . 18) , massa glukosa = 18,066 gram

Latihan 1.3
Titik didih larutan = titik didih pelarut + ∆Tb
Titik beku larutan = titik beku pelarut – ∆Tf
Untuk larutan nonelektrolit :
∆Tb = Kb . m ; ∆Tf = Kf . m
Kb yang sama = (∆Tb1 / m1) = (∆Tb2 / m2) ; Kf yang sama = (∆Tf1 / m1) = (∆Tf2 / m2)
1. Kenaikan titik didih larutan yaitu selisih antara titik didih larutan dengan titik didih pelarut
(∆Tb). Semakin ↑ konsentrasi, ∆Tb semakin ↑ pula.
2. Penurunan titik beku larutan yaitu selisih antara titik beku pelarut dengan titik beku larutan
(∆Tf). Semakin ↑ konsentrasi, ∆Tf semakin ↑ pula.
3. Air mendidih jika tekanan uap jenuhnya sama dengan tekanan luar. Air murni dapat
mendidih pada suhu dibawah 100 oC jika tekanan luar < 1 atm. Titik didih normal yaitu
titik didih pada tekanan 760 mmHg.
4. Titik beku larutan = 0 – {1,86 . (20/62) . (1000/80)} = –7,5 oC
5. a. tekanan udara rata-rata di daerah tersebut yaitu 657,6 mmHg
b. ∆Tb = Kb . m
4 = 0,52 . (massa urea / 60) . (1000 / 1000)
massa urea = 461,538 gram
6. a. 0 oC ; karena jika lebih besar maka semua es akan mencair, sedangkan jika lebih rendah
maka semua es akan membeku.
b.Jika ditambahkan NaCl, titik beku akan menurun sehingga es mencair.
c. Naik suhunya
7. ∆Tb = 0,2 = 0,52. m ; m = 2,6
Titik beku = 0 – (m . Kf ) = 0 – (2,6 . 1,86) = – 4,836 oC
8. ∆Tf = 5,46 – 4,88 = 0,58
0,58 = 5,07 . (2,5 / Mr) . (1000 / 100), Mr = 218,5345 gr / mol
9. m = ∆Tf / Kf = 0,93 / 1,86 = 0,5 molal
0,5 = (9 / Mr) . (1000 / 100), Mr senyawa = 180 , Mr CH2O = 30 , 180 /30 = 6
Rumus molekulnya = (CH2O)6
10. ∆Tf = 1,86 . (44 / 60) . (1000 / 56) = 24, 357 oC
Titik beku larutan = –24,357 oC , jadi lebih tinggi dari titik beku salju (– 30 oC)
sehingga tidak dapat mencairkan salju.

Latihan 1.4
1. a. osmosis adalah perembesan pelarut dari larutan yang lebih encer ke larutan yang lebih
pekat.
b. tekanan osmotik adalah tekanan tambahan yang harus diberikan pada permukaan
larutan untuk mencegah osmosis dari pelarut larutan yang lebih encer.
Karena π = MRT , maka tekanan osmotik berbanding lurus dengan konsentrasi.
2. π = MRT = {(17,1 / 342) / 1} . 0,08205 . 300 = 1,23075 atm
3. Pada larutan isotonik π darah = π glukosa . Pada P, T dan V sama :
n glukosa = n darah = πV / RT = (7,7 . 1) / (0,08205 . 310) = 0,303 mol
massa glukosa = 180 . 0,303 = 54,49 gram.
4. Pernah, karena larutan dalam acar mentimun mengandung NaCl yang kemungkinan
adalah pekat sehingga air dalam mentimun keluar dan menimn menjadi mengkerut.

Latihan 1.5
1. ∆Tf = Kf . (mNaCl . i + mzat)
1,86 = 1,86 . {(11,7/58,5) . (1000/500) . 2 + (34,2/Mr zat) . (1000/500)}
Mr zat nonelektrolit = 342 gr / mol
2. Pada larutan isotonik dengan R dan T yang sama, maka :
M urea . i urea = M ammonium nitrat . i ammonium nitrat
massaurea 1000
.  0,1 , massa urea = 3 gram
60 500
3. Isotonik, π darah = π NaCl = 7,7 atm = MRT i
7,7 atm = (massa NaCl / 58,5) . (1000/1000) . 0,08205 . 310. 2
massa NaCl = 2744,9726 gram.
4. ∆Tb = Kb . m . i
0,2 = 0,52 . (1,8 / Mr) . (1000/100) . {1 + (5 – 1) . 0,8}
Mr M(OH)2 = 121,68 g/mol , Ar M = 121,68 – 34 = 87,68 g/mol
5. Zat terlarut : urea, CaCl2, NaCl, pelarut : air
Mol urea = 60 gram / 60 gram/mol = 1 mol
Mol NaCl = 11,7 gram / 58,5 gram/mol = 0,2 mol
Mol CaCl2 = 11,1 gram / 111 gram/mol = 0,1 mol
1 mol
Molalitas (n1) = 1 kg  1 mol kg

0,2 mol 0,1 mol


n2 =  0,2 mol ; n3 =  0,1 mol
1 kg kg 1 kg kg

∆Tf urea = 1 molal x 1,86 = 1,86 oC ↔ Tf = 0 – 1,86 = -1,86 oC


∆Tf NaCl = 0,2 molal x 1,86 = 0,372 oC ↔ Tf = 0 – 0,372 = -0,372 oC
∆Tf CaCl2 = 0,1 molal x 1,86 = 0,186 oC ↔ Tf = 0 – 0,186 = -0,186 oC

Latihan 1.6
1. ∆Tf = Kf x m
g 1000
20o = 1,8 x x
62 1000
1240
g= = 688,89 gram
1,8

2. ∆Tf = Kf x m
36 1000
= 1,86 x x  11,45 o C
58,5 1000

Tf = 0 – 11,45oC = -11,45 oC
Karena suhu NaCl lebih besar dibanding suhu salju maka NaCl dapat mencairkan salju.
3. Suhu minimum -11,45 oC. Caranya adalah dengan menambah jumlah NaCl yang terlarut
dalam air
3000 g 1000
4. Molal NaCl = 58,5 g/mol x 1000  5,13 molal

5000 g 1000
Molal NaNO3 = 85 g/mol x 1000  5,88 molal

∆Tf NaCl = 5,13 molal x 1,86 oC/molal = 9,54 oC


Tf = 0 – 9,54 = -9,54 oC
∆Tf NaNO3 =5,88 molal x 1,86 oC/molal = 10,94 oC
Tf = 0 – 10,94 = -10,94 oC
5. ∆Tf = 1 oC
∆Tf = Kf x m
1 = 1,86 x m
m = 1/1,86 = 0,54 → m = M = 0,54 M
π = M . R . T = 0,54 x 0,08205 x (27 + 273)
π = 13,3 atm
6. ∆Tf = 1 oC
∆Tf = Kf x m x i
0,84 = 1,86 x m x 2
0,84 = 3,72 x m
0,84
m = 3,72  0,226 mol/kg

0,2  x
0,226 mol/kg =  0,452  0,2  x  x  0,252 mol
2
9 gram
Mr x   35,71 gram/mol
0,252 mol

Soal-soal Bab I
I. Pilihan Ganda
1. D ; massa air = 1 mol . 1000 / 1 molal = 1000 gr
2. E ; X E > XC > XA > X B > XD
3. E ; jenis zat terlarut mempengaruhi nilai pH
4. D
5. B ; P = Po . X pelarut = 17,5 . (1 – 0,2) = 14,0 mmHg
6. C ; X zat = ∆P/P= (30 – 28,85) / 28,85 = (90 / 18) / {(15 / Mr) + (90 / 18)}
Mr zat = 75 gr / mol
7. C ; P = Po . X pelarut = 30 . (1000/18) / {(1000/18) + 2}= 28,96 mmHg
8. A ; karena memiliki tekanan uap paling rendah diantara zat-zat lain yang menunjukkan
bahwa zat A lebih sukar menguap. Hal ini disebabkan gaya tarik menarik antar molekul
zat A lebih besar dibandingkan zat lain.
9. A ; cukup jelas
10. D ; perhatikan gambar 1. 7
11. D ; Tf ↓ , ∆Tf ↑ , m . i ↑
m.i D>A>E>B>C
12. C ; ∆Tf = Kf . m . i = 1,86 . 0.54 . 3 = 3,0 oC
13. A ; Tetapan kenaikan titik didih molal ialah kenaikan titik didih jika konsentrasi larutan
(konsentrasi partikel dalam larutan) sebesar satu molal.
14. D ; pelarut murni mempunyai ..... dari larutannya :
- titik didih lebih rendah , P tetap
- titik beku lebih tinggi , P tetap
- tekanan uap jenuh lebih tinggi, T tetap
15. E ; ∆Tb = Kb . m = 0,54 = 2,7 . (3 / Mr) . (1000 / 100) , Mr = 150 gr / mol
16. D ; Tf = 16,6 – (3,6 . (12,8 / 256) . (1000 / 100) = 14,8 oC
17. D ; ∆Tb = Kb . m = 5 = 0,5 . (x / 150) . {(1000 / (100 – x)} , x = 60
18. B ; 250 mL air = 250 g air
 massagula
∆Tb = 1 = Kb . m = 0,5.
 342
 1000

( )
250 , massa gula = 171 gram
Tf1 Tf 2

( m1.i1 ) ( m2 .i2 )
19. A;
1 2

( 3
Mr
).( 1000
250
) ( ).( ).2 , Mr  60
5,85
58, 5
1000
500

Tf Tb 0,372 Tb


D ; m  Kf  Kb  1,86  0,52 , Tb  0,104 C
o
20.

Tf1 Tf 2
21. C; 
m1 m2

1,550 0,775

( )(
30 . 1000
40 900
) (
massa zat .1000
40 1200
)  ; massa zat = 20 gram.
22. E ; π = MRT = (17,1/342) . (1000/500) . 0,08205 . 300 = 2,46 atm
23. D ; pada T dan V sama π1 : π2 = n1 : n2 = (6/60) : (18/180) = 1 : 1
24. B ; π1 = π2 , pada T dan P sama :
 massa   1000 
M urea = M NaCl . i ↔  .   0,1 . 2 , massa = 2,4 gr
 60   200 
25. B ; air akan masuk ke dalam larutan hingga h bertambah, jika sudah tercampur semua,
harga h akan stabil.
II. Hubungan Antar Hal
26. keduanya betul, ada hub sebab akibat
27. pernyataan 1 betul , pernyataan 2 salah
28. pernyataan 1 betul , pernyataan 2 salah
III. Asosiasi Pilihan
30. E ; tidak dapat menghantarkan listrik → nonelektrolit → tidak terurai menjadi ion-ion,
m = 0,93 / 1,68 = 0, 5 molal, Mr = 3,1 . (1000 /100) / 0,5 = 62 g/mol
IV. Esai
31. pH bukan merupakan sifat koligatif karena pH merupakan sifat fisis larutan yang
bergantung pada konsentrasi [H+] larutan sedangkan sifat koligatif tergantung pada
konsentrasi partikel zat terlut saja.
49
32. H2SO4 49% → dalam 1 L terdapat x1L  0,49 mL
100
Massa 0,49 L H2SO4 = 0,49 L x 1,4 kg/L = 0,686 kg
0,686 kg 1000 gram 1
M = 98 g/mol x x  13,72 M
1 kg 0,51L

0,686 kg 1000 g 1000


m = 98 g/mol x 1 kg x 510 g  13,72 molal

686
X=
98  0,198
686  510
98 18
∆Tb = m x Kb = 13,72 x 0,52 = 7,13 oC
Tb = 100 + ∆Tb = 107,13 oC
∆Tf = m x Kf = 13,72 x 1,86 = 25,52 oC
Tf = 0 - ∆Tf = -0,25,52 oC.
π = M x R x T = 13,72 x 0,08205 x (273 + 25) = 337,72 atm
 1000  mol  1000 
33. M W   W  
 m  V  m 
mol mol.1000
 W 
V V .m
massa mol.1000.P
 
V V .mol.1000
massa massa
 
V V
massa
2
V
massa
d
V

P o . X air
34. a. Lembab nisbi = x 100 %  X air.100 %
Po


(100 )
18 .100 %
(100 )   36 
 18  58,5 

 5,556 
   .100 %  82,716 %
 6,171 
b. karena Lembab nisbi > 32 % , maka CaCl2.6 H2O akan meleleh.
c. agar CaCl2.6 H2O tidak meleleh, Lembab nisbi ≤ 32 % maka X air ≤ 32 % , jadi
sebaiknya digunakan zat yang lebih mudah larut dari NaCl.

a. n total zat terlarut =  147    74,5    6 8,5    100   0,1389


0,2 0,3 3,1
35.
       

π = 
0,1389  . 0,08205 . 310 . 9  31,7968 atm
 1
b. Pada T sama ; π infus / M infus = π darah / M darah.
π infus > π darah maka M darah > M infus , maka pelarut larutan infus akan menuju
darah → HIPERTONIK.
Bab II
Reaksi Redoks & Elektrokimia

Uji Kemampuan Anda


1. MnO(s) + PbO2(s) → MnO4-(aq) + Pb2+(aq) (suasana asam)
 Unsur yang mengalami perubahan bilangan oksidasi adalah Mn (+2 menjadi +7) dan
N (+4 menjadi +2)
 Atom Mn dan Pb sudah setara
 Perubahan bilangan oksidasi Mn : +2 menjadi +7 = 5
 Perubahan bilangan oksidasi Pb : +4 menjadi +2 = 2
 Untuk menyamakan jumlah perubahan bilangan oksidasi, koefisien MnO dan MnO4-
dikalikan 2, sedangkan koefisien PbO2 dan Pb2+ dikalikan 5.
2MnO(s) + 5PbO2(s) → 2MnO4-(aq) + 5Pb2+(aq)
 Total muatan di ruas kiri = 0, sedangkan di ruas kanan = +8, maka tambahkan 8 ion
H+ di ruas kiri
2MnO(s) + 5PbO2(s) + 8H+(aq) → 2MnO4-(aq) + 5Pb2+(aq) (muatan setara)
 Jumlah atom H di ruas kiri = 8, sedangkan di ruas kanan tidak ada atom H, maka
tambahkan 4 molekul H2O di ruas kanan.
2MnO(s) + 5PbO2(s) + 8H+(aq) → 2MnO4-(aq) + 5Pb2+(aq) + 4H2O(l)
(reaksi setara)
2. Cr2O72-(aq) + C2O42-(aq) → Cr 3+(aq) + CO2(g) (suasana asam)
 Unsur yang mengalami perubahan bilangan oksidasi adalah Cr (+6 menjadi +3) dan C
(+3 menjadi +4)
 Untuk menyetarakan atom Cr, beri koefisien 2 untuk Cr3+
 Untuk menyetarakan atom C, beri koefisien 2 untuk CO2
Cr2O72-(aq) + C2O42-(aq) → 2Cr 3+(aq) + 2CO2(g)
 Perubahan bilangan oksidasi Cr : +6 menjadi +3 = 3. Oleh karena reaksi melibatkan 2
atom Cr, maka jumlah perubahan bilangan oksidasi Cr = 2 x 3 = 6.
 Perubahan bilangan oksidasi C : +3 menjadi +4 = 1. Oleh karena reaksi melibatkan 2
atom C, maka jumlah perubahan bilangan oksidasi C = 2 x 1 = 2.
 Untuk menyamakan jumlah perubahan bilangan oksidasi, koefisien Cr2O72- dan Cr3+
dikalikan 2, sedangkan koefisien C2O42- dan CO2 dikalikan 6.
2Cr2O72-(aq) + 6C2O42-(aq) → 4Cr 3+(aq) + 12CO2(g)
 Total muatan di ruas kiri = -16, sedangkan di ruas kanan = +12, maka tambahkan 4
ion H+ di ruas kiri
2Cr2O72-(aq) + 6C2O42-(aq)+ 4H+(aq) → 4Cr 3+(aq) + 12CO2(g) (muatan setara)
 Jumlah atom H di ruas kiri = 4, sedangkan di ruas kanan tidak ada atom H, maka
tambahkan 2 molekul H2O di ruas kanan.
2Cr2O72-(aq) + 6C2O42-(aq)+ 4H+(aq) → 4Cr 3+(aq) + 12CO2(g) + 4H2O(l)
(reaksi setara)
3. Zn(s) + NO3-(aq) → Zn2+(aq) + NH4+ (suasana asam)
 Unsur yang mengalami perubahan bilangan oksidasi adalah Zn (0 menjadi +2) dan N
(+5 menjadi -3)
 Atom Zn dan N sudah setara
 Perubahan bilangan oksidasi Zn : 0 menjadi +2 = 2
 Perubahan bilangan oksidasi N : +5 menjadi -3 = 8
 Untuk menyamakan jumlah perubahan bilangan oksidasi, koefisien Zn dan Zn2+
dikalikan 4, sedangkan koefisien NO3- dan NH4+ dikalikan 1.
4Zn(s) + NO3-(aq) → 4Zn2+(aq) + NH4+
 Total muatan di ruas kiri = -1, sedangkan di ruas kanan = +9, maka tambahkan 10 ion
H+ di ruas kiri
4Zn(s) + NO3-(aq) + 10H+(aq) → 4Zn2+(aq) + NH4+ (muatan setara)
 Jumlah atom H di ruas kiri = 10, sedangkan atom H di ruas kanan = 4, maka
tambahkan 3 molekul H2O di ruas kanan.
4Zn(s) + NO3-(aq) + 10H+(aq) → 4Zn2+(aq) + NH4+ + 3 H2O(l)
4. I- (aq) + SO42- (aq) → H2S(g) + I2(s) (suasana asam)
 Unsur yang mengalami perubahan bilangan oksidasi adalah I (-1 menjadi 0) dan S (+6
menjadi -2)
 Untuk menyetarakan atom I : beri koefisisen 2 pada I-
Atom S sudah setara
2I- (aq) + SO42- (aq) → H2S(g) + I2(s)
 Perubahan bilangan oksidasi I: -1 menjadi 0 = 1. Oleh karena reaksi melibatkan 2
atom I, maka jumlah perubahan bilangan oksidasi I = 2 x 1 = 2.
 Perubahan bilangan oksidasi S : +6 menjadi -2 = 8
 Untuk menyamakan jumlah perubahan bilangan oksidasi, koefisien I- dan I2 dikalikan
4, sedangkan koefisien SO42- dan H2S dikalikan 1.
8I- (aq) + SO42- (aq) → H2S(g) + 4I2(s)
 Total muatan di ruas kiri = -10, sedangkan di ruas kanan = 0, maka tambahkan 10 ion
H+ di ruas kiri
8I- (aq) + SO42- (aq) + 10H+(aq) → H2S(g) + 4I2(s) (muatan setara)
 Jumlah atom H di ruas kiri = 10, sedangkan atom H di ruas kanan = 2, maka
tambahkan 4 molekul H2O di ruas kanan.
8I- (aq) + SO42- (aq) + 10H+(aq) → H2S(g) + 4I2(s) + 4H2O(l) (reaksi setara)
5. CuS(s) + NO3-(aq) → Cu2+(aq) + S(s) + NO(g) (suasana asam)
 Unsur yang mengalami perubahan bilangan oksidasi adalah S (-2 menjadi 0) dan N
(+5 menjadi +2)
 Atom S dan N sudah setara
 Perubahan bilangan oksidasi S : -2 menjadi 0 = 2
 Perubahan bilangan oksidasi N : +5 menjadi +2 = 3
 Untuk menyamakan jumlah perubahan bilangan oksidasi, koefisien CuS, Cu 2+ dan S
dikalikan 3, sedangkan koefisien NO3- dan NO dikalikan 2.
3 CuS(s) + 2NO3-(aq) → 3Cu2+(aq) + 3S(s) + 2NO(g)
 Total muatan di ruas kiri = -2, sedangkan di ruas kanan = +6, maka tambahkan 8 ion
H+ di ruas kiri
3CuS(s) + 2NO3- (aq) + 8H+(aq) → 3Cu2+(aq) + 3S(s) + 2NO(g) (muatan setara)
 Jumlah atom H di ruas kiri = 8, sedangkan di ruas kanan tidak ada atom H, maka
tambahkan 4 molekul H2O di ruas kanan.
3CuS(s) + 2NO3- (aq) + 8H+(aq) → 3Cu2+(aq) + 3S(s) + 2NO(g) + 4H2O(l)
(reaksi setara)
6. MnO4-(aq) + C2O42-(aq) → MnO2(s) + CO2(g)
 Unsur yang mengalami perubahan bilangan oksidasi adalah Mn (+7 menjadi +4) dan
C (+3 menjadi +4)
 Atom Mn sudah setara
Untuk menyetarakan atom C : beri koefisien 2 pada CO2
MnO4-(aq) + C2O42-(aq) → MnO2(s) + 2CO2(g)
 Perubahan bilangan oksidasi Mn : +7 menjadi +4 = 3
 Perubahan bilangan oksidasi C : +3 menjadi +4 = 1. Oleh karena reaksi melibatkan 2
atom C, maka jumlah perubahan bilangan oksidasi C = 2 x 1 = 2.
 Untuk menyamakan jumlah perubahan bilangan oksidasi, koefisien MnO 4-dan MnO2
dikalikan 2, sedangkan koefisien C2O42-dan CO2 dikalikan 3.
2MnO4-(aq) + 3C2O42-(aq) → 2MnO2(s) + 6CO2(g)
 Total muatan di ruas kiri = -8, sedangkan di ruas kanan = 0, maka tambahkan 8 ion
OH- di ruas kanan
2MnO4-(aq) + 3C2O42-(aq) → 2MnO2(s) + 6CO2(g) + 8OH- (muatan setara)
 Jumlah atom H di ruas kanan = 8, sedangkan di ruas kiri tidak ada atom H, maka
tambahkan 4 molekul H2O di ruas kiri.
2MnO4-(aq) + 3C2O42-(aq) + 4H2O → 2MnO2(s) + 6CO2(g) + 8OH- (reaksi
setara)
7. CrO42-(aq) + Fe(OH)2(s) → Cr2O3(s) + Fe(OH)3(s) (suasana basa)
 Unsur yang mengalami perubahan bilangan oksidasi adalah Cr (+7menjadi +3) dan Fe
(+2 menjadi +3)
 Untuk menyetarakan atom Cr : beri koefisien 2 pada CrO42-
Atom N sudah setara
2CrO42-(aq) + Fe(OH)2(s) → Cr2O3(s) + Fe(OH)3(s)
 Perubahan bilangan oksidasi Cr : +7 menjadi +3 = 4. Oleh karena reaksi melibatkan 2
atom Cr, maka jumlah perubahan bilangan oksidasi Cr = 2 x 4 = 8.
 Perubahan bilangan oksidasi Fe : +2 menjadi +3 = 1
 Untuk menyamakan jumlah perubahan bilangan oksidasi, koefisien CrO 42-dan Cr2O3
dikalikan 1, sedangkan koefisien Fe(OH)2dan Fe(OH)3 dikalikan 8.
2CrO42-(aq) + 8Fe(OH)2(s) → Cr2O3(s) + 8Fe(OH)3(s)
 Total muatan di ruas kiri = -4, sedangkan di ruas kanan = 0, maka tambahkan 4 ion
OH- di ruas kanan
2CrO42-(aq) + 8Fe(OH)2(s) → Cr2O3(s) + 8Fe(OH)3(s) + 4OH-(aq) (muatan
setara)
 Jumlah atom H di ruas kiri = 16, sedangkan atom H di ruas kanan = 28, maka
tambahkan 6 molekul H2O di ruas kiri.
2CrO42-(aq) + 8Fe(OH)2(s) + 6 H2O(l) → Cr2O3(s) + 8Fe(OH)3(s) + 4OH-(aq)
(reaksi setara)
8. Cl2(g) + IO3- (aq) → Cl-(aq) + IO4-(aq) (suasana basa)
 Unsur yang mengalami perubahan bilangan oksidasi adalah Cl (0 menjadi -1) dan I
(+5 menjadi +7)
 Untuk menyetarakan atom Cl beri koefisien 2 pada Cl-
Atom I sudah setara
Cl2(g) + IO3- (aq) → 2Cl-(aq) + IO4-(aq)
 Perubahan bilangan oksidasi Cl : 0 menjadi -1= 1. Oleh karena reaksi melibatkan 2
atom Cl, maka jumlah perubahan bilangan oksidasi Cl = 2 x 1 = 2.
 Perubahan bilangan oksidasi I : +5 menjadi +7= 2
 Jumlah perubahan bilangan oksidasi sudah sama.
Cl2(g) + IO3- (aq) → 2Cl-(aq) + IO4-(aq)
 Total muatan di ruas kiri = -1, sedangkan di ruas kanan = -3, maka tambahkan 2 ion
OH- di ruas kiri
Cl2(g) + IO3- (aq) + 2OH- (aq) → 2Cl-(aq) + IO4-(aq) (muatan setara)
 Jumlah atom H di ruas kiri = 2, sedangkan di ruas kanan tidak ada atom H, maka
tambahkan 1 molekul H2O di ruas kanan.
Cl2(g) + IO3- (aq) + 2OH- (aq) → 2Cl-(aq) + IO4-(aq) + H2O(l)
(reaksi setara)
9. Zn(s) + NO3-(aq) → ZnO22-(aq) + NH3(g) (suasana basa)
 Unsur yang mengalami perubahan bilangan oksidasi adalah Zn (0 menjadi +2) dan N
(+5 menjadi -3)
 Atom Zn dan N sudah setara
 Perubahan bilangan oksidasi Zn : 0 menjadi +2 = 2
 Perubahan bilangan oksidasi N : +5 menjadi -3 = 8
 Untuk menyamakan jumlah perubahan bilangan oksidasi, koefisien Zn dan ZnO 22-
dikalikan 4, sedangkan koefisien NO3- dan NH3 dikalikan 1.
4Zn(s) + NO3-(aq) → 4ZnO22-(aq) + NH3(g)
 Total muatan di ruas kiri = -1, sedangkan di ruas kanan = -8, maka tambahkan 7 ion
OH- di ruas kiri
4Zn(s) + NO3-(aq) + 7OH- (aq) → 4ZnO22-(aq) + NH3(g) (muatan setara)
 Jumlah atom H di ruas kiri = 7, sedangkan atom H di ruas kanan = 3, maka
tambahkan 2 molekul H2O di ruas kanan.
4Zn(s) + NO3-(aq) + 7OH-(aq) → 4ZnO22-(aq) + NH3(g) + 2H2O(l) (reaksi
setara)
10. Cr(OH)3(s) + H2O2(aq) → CrO42-(aq) + H2O(l) (suasana basa)
 Unsur yang mengalami perubahan bilangan oksidasi adalah Cr (+3 menjadi +6) dan O
(-1 menjadi -2)
 Atom Cr sudah setara
Untuk menyetarakan atom O beri koefisien 2 pada H2O
Cr(OH)3(s) + H2O2(aq) → CrO42-(aq) + 2H2O(l)
 Perubahan bilangan oksidasi Cr : +3 menjadi +6 = 3
 Perubahan bilangan oksidasi O : -1 menjadi -2 = 1. Oleh karena reaksi melibatkan 2
atom O, maka jumlah perubahan bilangan oksidasi O= 2 x 1 = 2.
 Untuk menyamakan jumlah perubahan bilangan oksidasi, koefisien Cr(OH) 3 dan
CrO42- dikalikan 2, sedangkan koefisien H2O2dan H2O dikalikan 3.
2Cr(OH)3(s) + 3H2O2(aq) → 2CrO42-(aq) + 6H2O(l)
 Total muatan di ruas kiri = 0, sedangkan di ruas kanan = -4, maka tambahkan 4 ion
OH- di ruas kiri
2Cr(OH)3(s) + 3H2O2(aq) + 4OH-(aq) → 2CrO42-(aq) + 6H2O(l) (muatan
setara)
 Jumlah atom H di ruas kiri = 16, sedangkan atom H di ruas kanan = 12, maka
tambahkan 2 molekul H2O di ruas kanan.
2Cr(OH)3(s) + 3H2O2(aq) + 4OH- → 2CrO42-(aq) + 8H2O(l)
(reaksi setara)
11. KI (aq) + H2SO4(aq) → K2SO4(aq) + H2S(g) + I2(s) + H2O(l)
 Unsur yang mengalami perubahan bilangan oksidasi adalah I (-1 menjadi 0) dan S (+6
menjadi –2).
-1 +6 -2 0
KI (aq) + H2SO4(aq) → K2SO4(aq) + H2S(g) + I2(s) + H2O(l)
 Atom S sudah setara, untuk menyetarakan atom I, tulislah koefisien KI = 2.
2KI (aq) + H2SO4(aq) → K2SO4(aq) + H2S(g) + I2(s) + H2O(l)
-1 0

 Oksidasi : 2I → 2I, jumlah pertambahan bilangan oksidasinya = 2


 Reduksi : H2SO4 → H2S, jumlah pertambahan bilangan oksidasi = 8
2KI (aq) + H2SO4(aq) → K2SO4(aq) + H2S(g) + I2(s) + H2O(l)
+6 8x1 -2
-2 2 x4 0
 Untuk menyamakan jumlah perubahan bilangan oksidasi reduktor dan oksidator maka
koefisien dari reduktor dan hasil oksidasi (KI dan I2) dikalikan 4.
8KI (aq) + H2SO4(aq) → K2SO4(aq) + H2S(g) + 4I2(s) + H2O(l)
 Menyetarakan unsur KAHO
 Kation yang tidak mengalami perubahan bilangan oksidasi K, untuk
menyetarakan beri koefien K2SO4 = 4
 Anion yang tidak mengalami perubahan bilangan oksidasi SO42-, untuk
menyetarakan beri koefisien H2SO4 = 5
8KI (aq) + 5H2SO4(aq) → 4K2SO4(aq) + H2S(g) + 4I2(s) + H2O(l)
 Untuk menyetarakan atom H, beri kofisien H2O = 4
 Atom O sudah setara
8KI (aq) + 5H2SO4(aq) → 4K2SO4(aq) + H2S(g) + 4I2(s) + 4H2O(l) (reaksi setara)

12. CuS(s) + HNO3(aq) → Cu(NO)3(aq) + S(s) + NO(g) + H2O(l)


 Unsur yang mengalami perubahan bilangan oksidasi adalah N (+5 menjadi +2) dan S
(-2 menjadi 0).
-2 +5 0 +2

CuS(s) + HNO3(aq) → Cu(NO)3(aq) + S(s) + NO(g) + H2O(l)


Atom S dan N sudah setara,
 Oksidasi : S → S, jumlah pertambahan bilangan oksidasinya = 2
 Reduksi : HNO3 → NO, jumlah pertambahan bilangan oksidasi = 3
CuS(s) + HNO3(aq) → Cu(NO3)2 (aq) + S(s) + NO(g) + H2O(l)
+5 3 x3 +2
-2 2 x2 0
3CuS(s) + 2HNO3(aq) Cu(NO3)2 (aq) + 3S(s) + 2NO(g) + H2O(l)
 Menyetarakan unsur KAHO
 Kation yang tidak mengalami perubahan bilangan oksidasi Cu, untuk
menyetarakan beri koefisien Cu(NO3)2 = 3
 Anion yang tidak mengalami perubahan bilangan oksidasi SO 42-, untuk
menyetarakan beri koefisien HNO3 = 4
3CuS(s) + 8HNO3(aq) → 3Cu(NO3)2 (aq) + 3S(s) + 2NO(g) + H2O(l)
 Untuk menyetarakan atom H, beri kofisien H2O = 4
 Atom O sudah setara
3CuS(s) + 8HNO3(aq) → 3Cu(NO3)2 (aq) + 3S(s) + 2NO(g) + 4H2O(l)
(reaksi setara)
13. 2KMnO4(aq) + 3H2SO4(aq) + 5H2C2O4(aq) → K2SO4(aq) + 2MnSO4(aq) +
10CO2(g) + 8H2O(l)
14. 2MnO(s) + 5PbO2(s) + 10HNO3(aq) → 2HMnO4(aq) + 5Pb(NO3)2(aq) + 4H2O(l)
15. Zn(s) + 2HNO3(aq) → Zn(NO3)2(aq) + 2NH4NO3 + H2O(l)
16. CuS(s) + H+(aq) + NO3-(aq) → Cu2+(aq) + S(s) + NO(g)
 Oksidasi : CuS → S sudah setara
 Reduksi : NO3- → NO
 menyetarakan oksigen dan hidrogen kemudian menyetarakan muatan
 S2- → S + 2e (x3)
 NO3- + 3e + 4H+ → NO + 2H2O (x2)
3CuS(s) + 8H+(aq) + 2NO3-(aq) → 3Cu2+(aq) + 3S(s) + 2NO(g) (reaksi setara)
Dengan cara yang sama untuk nomor 17-20
17. 2MnO(s) + 5PbO2(s) + 8H+(aq) → 2MnO4-(aq) +5 Pb2+(aq) + 4H2O(l)
18. Cr2O72-(aq) + 3C2O42-(aq) + 14H+(aq) → 2Cr3+(aq) + 6CO2(aq) + 7H2O(l)
19. 2MnO4-(aq) + 5H2S(g) + 6H+(aq) → 2Mn2+(aq) + 5S(s) + 8H2O(l)
20. 4Zn(s) + NO3-(aq) + 10H+(aq) → 4Zn2+(aq) + NH4+(aq) + 3H2O(l)
21. MnO4-(aq) + C2O42-(aq) → MnO2(s) + CO2(g)
 reduksi : MnO4- → MnO2
 oksidasi : C2O42- → 2CO2
 menyetarakan oksigen dan hidrogen
MnO4- + 2H2O + 3e → MnO2 + 4OH- (x2)
C2O42- → 2CO2 + 2e (x3)
2MnO4-(aq) + 3C2O42-(aq) + 4H2O → 2MnO2(s) + 6CO2(g) + 8OH-
Dengan cara yang sama untuk nomor 22- 25
22. 2CrO42-(aq) + 6Fe(OH)2(s) + 5H2O → Cr2O3(s) + 6OH- + 6Fe(OH)3(s)
23. Cl2(aq) + IO3-(aq) + 2OH- → 2Cl-(aq) + IO4- (aq) + H2O
24. 2Cr(OH)3(s) + 3H2O2(aq) → 2CrO42-(aq) + 8H2O(l)
25. 4Zn(s) + NO3-(aq) + 7OH- → 4ZnO22-(aq) + NH3(g) + 2H2O(l)
26. Ag+(aq) + e → Ag(s)
Cu2+ (aq) + 2e → Cu(s)
a. Cu Cu2+  Ag+Ag
b. Eosel = Eo(+) - Eo(-) = +0,80 V – (+0,34V) = +0,46 V
c. Katode (reduksi) : Ag+(aq) + e → Ag(s) (x2)
Anode (oksidasi) : Cu(s) + 2e → Cu2+ (aq)
2Ag+(aq) + Cu(s) → 2Ag + Cu2+(aq)
27. a. i. ZnZn2+  Cu2+ Cu
ii. Al Al3+  Cu2+ Cu
iii.Al  Al3+  Zn2+ Zn
b. i. Eosel = Eo(+) - Eo(-) = +0,34 V – (-0,76V) = +1,10 V
ii. Eosel = Eo(+) - Eo(-) = +0,34 V – (-1,66V) = +2,00 V
iii. Eosel = Eo(+) - Eo(-) = -0,76V – (-1,66V) = +0,90 V
c. i. Cu2+(aq) + 2e → Cu (s)
Zn(s) → Zn2+(aq) + 2e
Cu2+(aq) + Zn(s) → Zn2+(aq) + Cu(s)
ii. Cu2+(aq) + 2e → Cu (s) (x3)
Al (s) → Al3+ + 3e (x2)
3Cu2+(aq) + 2Al(s) → 2Al3+(aq) + 3Cu(s)
iii. Zn2+(aq) + 2e → Zn(s) (x3)
Al (s) → Al3+ + 3e (x2)
3Zn2+(aq) + 2Al(s) → 2Al3+(aq) + 3Zn(s)

28. a. Li  Li+ Zn2+ Zn Eo = 2,24 V


ZnZn2+  Cu2+ Cu Eo = 1,10 V +

Li  Li+  Cu2+ Cu Eo = 3,34 V


b. Mg  Mg2+ Zn2+ Zn Eo = 1,61 V
ZnZn2+  Cu2+ Cu Eo = 1,10 V
Mg  Mg2+  Cu2+ Cu Eo = 2,71 V
c. Mg  Mg2+ Zn2+ Zn Eo = 1,61 V
ZnZn2+  Cu2+  Cu Eo = 1,10 V +

Mg  Mg2+  Cu2+ Cu Eo = 2,71 V


Pertama kita menghitung potensial sel untuk sel Mg  Mg2+  Cu  Cu2+ kemudian
dijumlahkan dengan sel selanjutnya sehingga diperoleh sel yang diinginkan.
Mg  Mg2+ Cu2+ Cu Eo = 2,71 V
Cu  Cu2+  Fe2+ Fe Eo = -0,78 V +

Mg  Mg2+ Fe2+ Fe Eo = 1,93 V

29. a. Eosel = Eo (Cu2+, Cu) - Eo (Zn2+,Zn) = 0,34 V – (-0,76V) = 1,10 V


Esel = Eosel – 0,0592/2 log [Zn2+] / [Cu2+] = 1,10 – 0,0592/2 log ½ = 1,11 V
b. Eosel = Eo (Ag+, Ag) - Eo (Mg2+,Mg) = 0,80 V – (-2,37V) = 3,17 V
Esel = Eosel – 0,0592/2 log [Mg2+] / [Ag+] = 3,17 – 0,0592/2 log 0,01/12 = 3,23 V
30. a. Esel = 0- 0,0592/2 log 0,001/1 = 0,0888 V
b. Esel = 0 – 0,0592/2 log 0,1/0,001 = -0,0592 V
31. Reaksi : Cu (s) + 2H+(aq) → Cu2+(aq) + H2(g)
Eosel = 0 – 0,34 = -0,34 V ( potensial sel bernilai negatif reaksi tidak dapat berlangsung
spontan) maka tembaga tidak larut dalam asam klorida.
32. Reaksi : 2Fe3+(aq ) + Cu (s) → 2Fe2+(aq) + Cu2+(aq)
Eosel = 0,77 – 0,34 = 0,43 V (potensial sel bernilai positif reaksi dapat berlangsung) maka
larutan FeCl3 dapat melarutkan tembaga.
33. Logam yang lebih atas dapat mendesak yang lebih bawah.
a. Mn(s) + Ni2+(aq ) → Mn2+(aq ) + Ni(s)
Mn berkedudukan lebih atas daripada Ni, reaksi dapat berlangsung.
b. Zn(s) + 2HCl (aq ) → ZnCl2(aq ) + H2 (g)
Zn berkedudukan lebih atas daripada H, reaksi dapat berlangsung.
c. Cu(s) + Ag2SO4(aq ) → CuSO4(aq ) + 2Ag(s)
Cu berkedudukan lebih atas daripada Ag, reaksi dapat berlangsung.
d. Ni(s) + 2NaCl(aq ) → NiCl2(aq ) + 2Na(s)
Ni berkedudukan lebih bawah daripada Na, reaksi tidak dapat berlangsung.
e. 2Ag(s) + 2HCl(aq ) → 2AgCl(aq ) + H2(g)
Ag berkedudukan lebih bawah daripada H, reaksi tidak dapat berlangsung.
34. Pereduksi paling kuat memiliki potensial elektrode paling negatif, berada paling atas
dalam deret volta.
Berdasarkan reaksi (1), unsur A dapat mendesak unsur B, berarti unsur A berkedudukan
lebih atas dari unsur C dengan jarak 0,38 V. Misalkan potensial elektrode unsur A = 0 V,
maka potensial elektrode unsur B = 0,38 V. Berdasarkan reaksi (2) unsur B dapat
mendesak unsur D, berarti unsur B berkedudukan lebih atas dari unsur D dengan jarak
1,08 V. potensial elektrode unsur D = 0,38 + 1,08 = 1,46 V. Berdasarkan reaksi (3) unsur
C tidak dapat mendesak unsur A, jadi unsur C berkedudukan di bawah unsur A dengan
jarak 2,10 V. Potensial elektrode unsur C = 2,10.
Posisi relatif logam-logam tersebut dalam deret volta sebagai berikut :
A 0 V
B 0,38 V
D 1,46 V
E 2,10 V
Urutan unsu berdasarkan daya perduksi, dimulai dari pereduksi paling kuat adalah :
A-B-D-C.
35. a. berdasarkan sel (1) unsur A mendesak unsur C. A berkedudukan lebih atas dari C.
Misalkan potensial elektrode unsur A = 0 V, maka potensial elektrode unsur C = 3,55 V.
Berdasarkan sel (2) unsur B mendesak unsur C. B berkedudukan lebih atas dari C.
Potensial elektrode unsur B = 3,55 – 0,98 = 2,57 V. Berdasarkan sel (3) unsur A mendesak
unsur D. A berkedudukan lebih atas dari D. Potensial elektrode unsur D = 0 + 2,47 = 2,47
V.
A 0 V
D 2,47 V
B 2,57 V
C 3,55 V

Urutan unsur berdasarkan daya pereduksinya, dari yang paling kuat adalah A-D-B-C
b. D  D2+  A2+ A Eo = -2,47 V
A  A2+  C2+C Eo = 3,55 V
D  D2+  C2+C Eo = 1,08 V
C2+C  B2+B Eo = -0,98 V
D  D2+  B2+B Eo = 0,10 V

36. Reaksi pengosongan aki :


Anode : Pb(s) + HSO4-(aq ) → PbSO4(s) + H+(aq ) + 2e
Katode : PbO2(s) + HSO4-(aq ) + 3H+(aq ) + 2e → PbSO4(s) + 2H2O(l)
Pb(s) + PbO2(s) + 2HSO4-(aq ) + 2H+ → PbSO4(s) + 2H2O(l)
Reaksi pengisian aki :
Elektrode Pb (sebagai katode) :
PbSO4(s) + H+(aq ) + 2e → Pb(s) + HSO4-(aq)
Elektrode PbO2 (sebagai anode) :
PbSO4(s) + 2H2O(l) → PbO2(s) + HSO4-(aq ) + 3H+(aq ) + 2e
2PbSO4(s) + 2H2O(l) → Pb(s) + PbO2(s) + HSO4-(aq ) + 3H+(aq )
37. Tidak. Pengisian aki dilakukan dengan membalik arah aliran elektron pada kedua
elektrode karena hasil-hasil reaksi pengosongan aki melekat pada kedua elektrode.
38. Katode
39. tidak. Karena ion klorida dari HCl akan ikut teroksidasi membentuk gas klorin yang dapat
mengganggu jalannya reaksi sel.
40. Pada sel bahan bakar pereaksi dialirkan terus-menerus (lihat gambar 2.9). Pada katode
dialirkan gas oksigen melalui suatu bahan berpori yang mengkatalisis reaksi.
41. Sel bahan bakar hasil reaksinya air sehingga tidak membahayakan lingkungan.
42. Elektrode grafit
a. K : 2H2O(l) + 2e → 2OH-(aq ) + H2(g)
A : 2Cl-(aq ) → Cl2(g) + 2e
2H2O(l) + 2Cl-(aq) → Cl2(g) + 2OH-(aq) + H2(g)
b. K : 2H+(aq ) + 2e → H2(g)
A : 2H2O(l) → 4H+(aq ) + O2(g) + 4e
2H2O(l) → H2(g) + 2H+ + O2(g)
c. K : 2H2O(l) + 2e → 2OH-(aq ) + H2(g)
A : 2H2O(l) → 4H+(aq ) + O2(g) + 4e
6H2O(l) → 4H+(aq ) + 4OH-(aq ) + O2(g) + 2H2(g)
d. K : 2H2O(l) + 2e → 2OH-(aq ) + H2(g)
A : 2I-(aq ) → I2(g) + 2e
2H2O(l) + 2I-(aq ) → I2(g) + 2OH-(aq ) + H2(g)
e. K : Mg2+(aq ) + 2e → Mg(s)
A : 2Cl-(aq ) → Cl2(g) + 2e
Mg2+(aq ) + 2Cl-(aq ) → Mg(s) + Cl2(g)
f. K : Al3+(aq ) + 3e → Al(s)
A: O2(g) + 2H2O(l) + 4e → 4 OH-(aq )
Al3+(aq ) + O2(g) + 2H2O(l) → Al(s) + 4OH-(aq )
43. Di katode yang mengalami reduksi adalah Cu bukan elektrode Fe karena potensial
elektrode Cu lebih positif daripada Fe.
Cu2+(aq ) + 2e → Cu(s)
Di anode yang mengalami oksidasi adalah air bukan Cu karena potensial elektrode air
lebih negatif daripada Cu.
2H2O(l) → 4H+(aq ) + O2(g) + 4e
44. Katode (besi) : yang mengalami reduksi adalah perak bukan besi karena potensial
elektrode perak lebih positif daripada besi.
Ag+(aq ) + e → Ag(s)
Anode (perak) : yang mengalami oksidasi adalah air bukan perak atau ion nitrat karena
potensial elektrode air paling negatif.
2H2O(l) → 4H+(aq ) + O2(g) + 4e
45. Perak diendapkan di katode menurut persamaan berikut ini.
Ag+(aq ) + e → Ag(s)
ixt
G x ME
96500
46. Al diendapkan di katode menurut persamaan berikut ini.
10 x 300 108
GAl3+(aq ) + 3e  3,36 gram
x → Al(s)
96500 1

ixt
G x ME
96500
10 x 3600 27
G x  33,58 gram
96500 3

47. Sesuai dengan Hukum Faraday II :


GAg : GNi = MEAg : MENi
1,08 : GNi = 108/1 : 59/2
GNi = 0,295 gram
48. Sesuai dengan Hukum Faraday II :
GAg : GCr = MEAg : MECr
GAg : 10 = 108 : 52/6
GAg = 124 mg dalam 1 jam
Maka dalam 2 jam = 2 x 124 = 248 gram
49. Gas hidrogen dibebaskan di anode menurut persamaan
2H+(aq) + 2e → H2(g)

ixt
mol elektron  mol
96500
ixt
G x ME
96500
G 25,4
mol elektron   63,5  0,80 mol
ME 2

mol hidrogen = ½ x 0,80 mol = 0,40 mol


Volum hidrogen = 0,40 x 22,4 L mol-1 = 8,96 L
50. Gas oksigen dihasilkan di anode menurut persamaan
2H2O(l) → 4H+(aq ) + O2(g) + 4e
mol elektron = G/ME = 2,16/108 = 0,02 mol
mol oksigen = ¼ x 0,02 mol = 0,005 untuk waktu 1 jam
untuk waktu 2 jam = 2 x 0,005 = 0,01 mol
volum oksigen = 0,01 x 22,4 L mol-1 = 0,224 L
51. a. Menjaga agar Cl2 yang terbentuk di anode tidak bereaksi dengan NaOH yang terbentuk
di katode. Pada sel diafragma ini ruang katode dipisahkan dari ruang anode dengan selaput
berpori yang dpat dilalui ion-ion tetapi menahan pencampuran larutan.
b. Gas klorin akan bereaksi dengan NaOH membentuk NaCl sehingga produk yang
dihasilkan tidak maksimal.
52. Reaksi yang terjadi : 2H2O(l) + 2Cl-(aq) → 2NaOH(aq) + H2(g) +Cl2(g)
1000 x 43200
mol elektron =  4476,7 mol
96500
mol klorin = ½ x 4476,7 mol = 2238,35 mol
massa klorin = 2238,35 mol x 71 gram/mol = 158922,85 gram= 158,923 kg
mol NaOH = 1/1 x 4476,7 mol = 4476,7 mol
massa NaOH = 4476,6 mol x 40 gram/mol = 179068 gram = 179,068 kg
53. Karena overpotensial gas hidrogen pada elektrode merkuri sangat besar, sehingga
reduksi air menjadi lebih sukar terjadi.
54. a. pada elektrode tembaga kotor
di anode reaksi yang terjadi : Fe → Fe2+ + 2e
Hal ini terjadi karena potensial reduksi Fe lebih negatif jadi lebih mudah dioksidasi.
Pada elektrode tembaga murni reaksi yang terjadi : Cu → Cu2+ + 2e
b. Logam golongan B mempunyai E o yang lebih positif dari E o tembaga sehingga dengan
mengatur tegangan selama elektrolisis, logam golongan B tidak ikut larut. Logam tersebut
akan terdapat pada Lumpur anode. Logam golongan A mempunyai E o yang lebih negatif
daripada tembaga, akan ikut larut tetapi ion-ionnya lebih sukar diendapkan jadi tidak ikut
mengendap di katode.
55. Katode (Fe) : Ag+ + e → Ag(s)
Anode(Ag) : Ag(s) → Ag+(aq) + e
Ag(anode) → Ag(katode)
56. Oksigen dan air.
57. Karena di luar rumah terdapat oksigen dan air yang merupakan dua zat penyebab besi
mudah berkarat.
58. Sacrificial Protection : baja atau besi dikontakkan dengan logam yang jauh lebih aktif
(lebih mudah berkarat) misalnya magnesium sehingga logam yang lebih aktif yang
berkarat tetapi besinya tidak.
59. Karena Timah termasuk logam yang tahan karat tetapi timah ini melindungi besi selama
lapisan timah utuh jika tergores / rusak maka timah akan mempercepat korosi besi.
60. Magnesium merupakan logam yang sangat aktif dengan E o yang lebih negatif daripada
besi. Logam magnesium dikontakkan dengan besi maka magnesium akan berkarat sedang
besi tidak. Biasanya cara ini digunakan untuk melindungi pipa baja yang ditanam dalam
tanah atau badan kapal laut, secara periodic batang magnesium diganti.
Zink dapat melindungi besi dari korosi tetapi dengan mekanisme yang berbeda. Eo besi
lebih negatif dari zink sehingga besi yang kontak dengan zink akan membentuk sel
elektrokimia dengan zink sebagai katode. Besi terlindungi dan zink yang teroksidasi.
61. Proses anodizing yaitu proses elektrolisis.
62. a. Sacrificial Protection
b. Sacrificial Protection
c. Galvanisasi
d. Mengecat

Latihan 2.1
1. Cl2(g) + SO2(g) + 2H2O(l) → SO42-(aq ) + 2Cl-(aq) + 4H+
2. 2MnO4-(aq) + 3C2H4(g) + 4H2O(l) → 2MnO2(s) + 2OH-(aq) + 3C2H6O2
3. 3ClO-(aq) → 2Cl-(aq) + ClO3-(aq)
4. 2Cr3+ (aq) + 6I-(aq)] + 27Cl2(g) + 6OH- → 2 CrO42-(aq) + 6IO4- (aq) + 54Cl-(aq) +
32H2O(l)
5. Cr2O72-(aq) +12 H+(aq) + 2Fe2+(aq) + 2C2O42- (aq) → 2Cr3+(aq)+ 2Fe3+(aq) + 4CO2(g) +
7H2O(l)
6. K2Cr2O7(aq) + H2SO4 (aq) + H2C2O4(aq) → Cr2(SO4)3(aq) + CO2(g) + K2SO4(aq) +H2O(l)
7. 2CrI3 + 64KOH(aq) + 27Cl2(g) → 6KIO4 + 2K2CrO4 + 54KCl + 32H2O(g)
8. 2Al + 2NaOH(aq) + 6H2O → 2NaAl(OH)4 + 3H2(g)
9. 2Ca3(PO4)2 + 6SiO2 + 10C → 6CaSiO3 + 10CO + P4
10. 2MnO + 5 PbO2 + 10 HNO3 → 2HMnO4 + 5Pb(NO3)2 + 4H2O

Latihan 2.2
1. Potensial elektrode standar adalah beda potensial elektrode itu terhadap elektrode
hidrogen yang diukur pada kondisi standar, yaitu pada suhu 25C dengan konsentrasi ion-
ion 1 M dan tekanan gas 1 atm.
Potensial elektrode negatif berarti potensial reduksi elektrode itu menjadi logam = negatif
sedang potensial oksidasi logam menjadi ionnya = positif.
2. a. Logam yang lebih mudah mengalami oksidasi adalah Zn. Karena potensial elektrode Zn
lebih negatif dari Ag.
b. Ion yang lebih mudah mengalami reduksi adalah Ag+. Hal ini karena potensial
elektrode Ag lebih positif daripada Zn.
3. a. Al dapat mendesak Zn, berarti Al berkedudukan di atas Zn. Zn dapat mendesak Cu,
berarti Zn berkedudukan di atas Cu. Fe tidak dapat mendesak Zn berarti Fe berkedudukan
di bawah Zn. Urutan logam mulai dari daya pereduksi paling lemah.
Cu-Fe-Zn-Al
b. Katode (reduksi) : Zn + Fe2+ (aq) → Fe(s) + Zn2+ (aq) (x3) Eosel = 0,22 V
Anode (oksidasi) : Al(s) + Zn2+ (aq) → Al3+(aq) + Zn (x2) Eosel = 0,90 V
2Al(s) + 3Fe2+(aq) → 3Fe(s) + 2Al3+(aq) Eosel =1,12 V
c. Al  Al3+  Fe2+Fe
4. Al(s) → Al3+(aq) + 3e (x2) Eosel = 1,66 V
Cu2+ (aq) + 2e → Cu(s) (x3) Eosel = 0,34 V
2Al(s) + 3Cu2+ (aq) → 3Al3+(aq) + 2Cu(s) Eosel = 2,00 V
Larutan tembaga sulfat tidak dapat disimpan dalam bahan aluminium karena akan
terbentuk sel elektrokimia dengan Cu sebagai katode.
5. Logam-logam Cu, Hg, Ag, Pt dan Au tidak larut dalam asam keras encer karena potensial
elektrode logam-logam tersebut bernilai positif daripada H sehingga cenderung mengalami
reduksi.
6. a. P  P2+  A2+ A Eosel = -2,34 V
B  B2+  P2+ P Eosel = 0,74 V
B  B2+  A2+A Eosel = -1,60 V
A  A2+  Q2+Q Eosel = 3,20 V
B  B2+  Q2+Q Eosel = 1,60 V
b. C  C2+  P2+ P Eosel = -0,34 V
P  P2+  A2+ A Eosel = -2,34 V
C  C2+  A2+A Eosel = -2,68 V
A  A2+  Q2+Q Eosel = 3,20 V
C  C2+  Q2+Q Eosel = 0,52 V
c. B  B2+  A2+A Eosel = -1,60 V
A  A2+  X2 X- Eosel = 3,60 V
B  B2+  X2 X- Eosel = 2,00 V
d. C  C2+  A2+A Eosel = -2,68 V
A  A2+  X2 X- Eosel = 3,60 V
C  C2+  X2 X- Eosel = 0,92 V

Latihan 2.3
1. a. 2 Cl-(aq) → Cl2(g) + 2e
b. Di katode logam nikel mengendap sebanyak
G = 8,8 F x 59/2 = 259,6 gram
2. 2 H+(aq) → H2(g) + 2e
mol hidrogen = 0,336 L/22,4 L = 0,015 mol
mol elektron = 2 x 0,015 mol = 0,03 mol
Cu2+(aq) +2e → Cu(g)
G = 0,03 F x 63,5/2 = 0,9525 gram.

100 x 96500
3. t   89,35 detik
1000 x 108

140 x 482,5 x 31,75


4. G Cu   22,225 gram
96500

Cu2+ + 2e → Cu (katode, tembaga murni)


Cu → Cu2+ + 2e (anode, digunakan tembaga kotor)
Cu2+ + Cu → Cu2+ + Cu
Fe → Fe2+ + 2e
Massa anode berkurang 22,260 gram
Massa katode bertambah 22,011 gram
Massa pengotor (Fe) = 22,260 – 22,011 = 0,249 gram
Massa awal ?

Latihan 2.4
1. Karena besi memiliki potensial elektrode yang negatif = -0,44 V sehingga cenderung
mudah untuk dioksidasi.
2. Hal ini karena zink dan aluminium berkarat membentuk oksida yang melapisi permukaan
logamnya. Lapisan ini melekat kuat pada permukaan logam sehingga melindungi logam di
bawahnya terhadap perkaratan lebih lanjut.
3. Perlindungan katode : besi dikontakkan dengan logam lain yang mempunyai potensial
elektrode yan lebih positif sehingga besi dan logam tersebut membentuk sel elektrokimia
dengan besi sebagai katode misalnya zink. Zink tersebut kemudian yang akan teroksidasi.
4. Jika lapisan timah rusak maka besi lebih mudah berkarat karena potensial elektrode besi
lebih positif dari timah sehingga timah dan besi membentuk sel elektrokimia dengan besi
sebagai anode. Besi jadi lebih mudah berkarat. Sedangkan untuk zink sel elektrokimia
yang terbentuk besi sebagai katode.

Soal-soal Bab II
I. PILIHAN GANDA
1. E. 2 dan 5
2. D; mol MnO4- = 2/5 x 1mol = 0,4 mol
3. E; H2S + MnO4- → K2SO4 + MnO2
S berubah dari -2 menjadi +6, perubahan bilangan oksidasi = 8
Mol elektron yang dilepaskan = 8 mol elektron.
4. C; Potensial standar sel = Ek – Ea = 0,80 – (-0,76) = 1,56 V
5. D; R  R2+  S2+ S Eosel = 1,1 V
Q  Q2+  R2+ R Eosel = -1,56 V
Q  Q2+  S2+S Eosel = -0,46 V
P  P2+  Q2+ Q Eosel = 2,46 V
6. Mg + NiCl2 → MgCl2 + Ni
Esel = -0,25 – (-2,37) = 2,12 V
7. E; 2Fe2+ → Fe + Fe3+
Esel = -0,44 – 0,77 = - 1,21 V
8. E; A mendesak B, berarti A berkedudukan di atas B. C mendesak D, C berkedudukan di
atas D. D mendesak B, berarti D berkedudukan di atas B.
9. C; Pb dan PbO2
10. A; logam zink akan larut menghasilkan gas H2
11.D; B,C,A
12. B; gas H2 dan NaOH(aq)
13. D; 2H2O → 4H+ + O2 + 4e
Karena anion sulfat mempunyai potensial elektrode yang lebih positif daripada air
sehingga air yang teroksidasi.
14. A; H2 dan Cl2
15. B; 2Cl-  Cl2 + 2e
1F = 1 mol elektron = 0,02 mol elektron
Cl2 = ½ x 0,02 = 0,01 mol
1L N2 = 1,4/28
1 mol = 20 L
Volum klorin = 0,01 x 20 = 0,2 L = 200 ml
16. B; Ag+ + e  Ag(s)
2H2O  4H+ + O2 + 4e
mol elektron = 9650/96500 = 0,1 mol
H+ = 4/4 x 0,1 mol elektron = 0,1 mol
[H+] = 0,1 mol / 1 L = 0,1 M  pH = 1
17. C; mol elektron = 1930 / 96500 = 0,02 F
ME = 1,5 gram / 0,02 F = 75
Xn+ + ne  X
n = 150 / 75 = 2
18. D; L2+ + 2e  L(s)
2H2O  4H+ + O2 + 4e
KOH = 50 mL x 0,2 M = 10 mmol
Mol ion hidrogen = mol elektron = 10 mmol= 0,01 mol
ME = 0,295 / 0,01 mol = 29,5
Ar = 29,5 x 2 = 59
19. D; Logam yang dapat mencegah korosi pipa besi yang ditanam dalam tanah adalah logam
yang mempunyai potensial elektrode lebih negatif daripada besi. Eo Mg = -2,37 Vsedang
Eo Fe = -0,44 V
20. C; oksigen dan air
II. HUBUNGAN ANTAR HAL
21. Pernyataan Benar, Sebab Benar, berhubungan
22. Pernyataan Benar, Sebab Benar, berhubungan
III. ASOSIASI PILIHAN
23. Logam yang dapat mencegah korosi pipa besi yang ditanam dalam tanah adalah logam
yang mempunyai potensial elektrode lebih negatif daripada besi.
Jawab : 2 dan 4
24. Reaksi spontan jika Eosel = 0,34 – (-0,41) = 0,75 V (bernilai positif)
Logam Cu mengalami reduksi sebagai katode sedang logam Fe mengalami oksidasi
sebagai anode.
Jawab : 1 dan 3
25. Hukum Faraday I : “Massa zat yang dibebaskan pada elektrolisis (G) berbanding lurus
dengan jumlah listrik yang digunakan (Q)”.
Hukum Faraday II : “Massa zat yang dibebaskan pada elektrolisis (G) berbanding lurus
dengan massa ekvalen zat itu (ME)”.
Jawab : 2 dan 4
IV. ESAI
26. a. 3H2S + Cr2O72- + 8H+ → 3S + 2Cr3+ + 7H2O
b. 2CrI3 + H2O2 + OH- → CrO42- + IO4- + H2O
c. 3HNO3 + 4HCl + 2Au → 3NOCl + Cl- + 2Au3+ + 2H2O
d. 12KClO3 + 12H2SO4 → 12KHSO4 + 3O2 + 10ClO2 + 6H2O
27. a. katode : Fe3+ + e → Fe2+
anode : Cu → Cu2+ + 2e
Cu + 2Fe3+ → Cu2+ + 2Fe2+
b. Cu  Cu2+  Fe3+Fe2+
Sn2+  Sn4+  Cr2O7 2-Cr3+
c. 1) Esel = 0,72 – 0,34 = 0,43 V
2) Esel = 1,33 – 0,15 = 1,18 V
28. G = 0,4 F x 63,5/2 = 12,7 gram
mol oksigen = ¼ x mol elektron = ¼ x 0,4 = 0,1mol
volum oksigen = 22,4 L x 0,1 mol = 2,24 L
29. Karena potensial reduksi besi lebih negatif daripada timah (Eo Fe = -0,44 volt; Eo Sn =
-0,14 volt). Akibatnya besi yang dililiti timah akan membentuk suatu sel elektrokimia
dengan besi sebagai anode, sehingga menyebabkan terjadinya korosi pada besi. Apabila
zink yang dililitkan pada besi, zink dapat melindungi besi dari korosi karena
mekanisme perlindungan katode. Hal ini karena potensial reduksi besi lebih positif
daripada zink sehingga besi yang kontak dengan zink akan membentuk sel elektokimia
dengan besi sebagai katode.
30. a. Gambar 2.14 Bab II, Anoda = Cu, Katode = Fe
b. VCu  A x d  100 cm x 0,001 cm  0,1 cm  0,1 mL ≈ 0,1 gram
3

ixt
G xME
96500
10 xt 108
0,1gram  x
96500 1
9650  1080t
9650
t   8,94 det ik
1080

Bab III
Kelimpahan dan Sifat-Sifat Unsur

Uji Kemampuan Anda


1. Karena unsur-unsur yang ada dalam golongan VIIIA sangat stabil (sangat sukar bereaksi)
dan tidak ditemukan senyawa alami dari gas mulia.
2. a. Karena gas mulia terdapat sebagai molekul monoatomik, gaya tarik-menarik antar
molekulnya hanyalah gaya London (gaya dispersi) yang lemah. Oleh karena itu gas mulia
hanya akan mencair / membeku jika energi molekul-molekulnya menjadi sangat
dilemahkan yaitu pada suhu sangat rendah.
b. Dari atas ke bawah titik leleh dan titik beku meningkat karena massa atom relatif
makin bertambah, gaya disperse akan semakin besar.
3. 0,178 g/L
4. Gas mulia tidak reaktif karena memilki orbital elektron yang penuh dan semua sudah
berpasangan. Tampak pula dari energi ionisasi yang sangat besar dan afinitas elektron
yang sangat rendah yang menyebabkan gas mulia tidak reaktif.
5. Kereaktifan gas mulia bertambah besar sesuai dengan pertambahan jari-jari atom.
Pertambahan jari-jari atom mengakibatkan daya tarik inti terhadap elektron kulit terluar
berkurang, sehingga electron semakin mudah ditarik oleh atom lain.
6. Karena unsur-unsur gas mulia bersifat sangat stabil dan lebih cenderung untuk
melepaskan elektron sehingga unsur-unsur gas mulia lebih mudah untuk bereaksi dengan
oksidator kuat yang bersifat sangat negatif.
7. Karena unsur-unsur dalam golongan VIIA (halogen) dapat bereaksi dengan logam
membentuk garam.
8. a. Jari-jari atom : Iodin > Bromin > Klorin > Fluorin
b. Energi ionisasi : Iodin < Bromin < Klorin < Fluorin
c. Titik didih : Fluorin < Klorin < Bromin < Iodin
d. Kekuatan ikatan X – X : Iodin < Fluorin < Bromin < Klorin
e. Afinitas elektron : Iodin < Bromin < Klorin < Fluorin
9. a. Fluorin dan Klorin
b. Bromin
c. Iodin
d. Iodin
e. Klorin
f. Fluorin , Klorin , Bromin , Iodin.
10. CCl4 lebih baik karena bersifat nonpolar jadi dapat melarutkan iodin yang juga nonpolar,
sedangkan air bersifat polar.
11. Penyimpangan ini disebabkan karena kecilnya volum atom fluorin, sehingga penurunan
energi potensial ketika fluorin menyerap elektron relatif kecil.
12. Fluorin, karena hal ini terikat pula dengan proses pemutusan ikatan F – F yang lebih
mudah dari pada proses pemutusan ikatan Cl – Cl.
13. a. 2 Fe + 3 F2 → 2 FeF3
b. 2 Na + I2 → 2 NaI
c. Sn + 2 Cl2 → SnCl4
14. a. AlF3 karena jari- jari ion fluorin lebih kecil dari ion klorin, sehingga ikatan ionik
lebih kuat.
b. SnCl2 karena tingkat oksidasi logamnya lebih kecil (Sn2+ < Sn4+) sehingga lebih ionik.
15. a. CH4 + Cl2 → CH3Cl + HCl
b. P4 + 10Cl2 → 4PCl5
c. Cl2 + 2NaOH → NaCl + NaClO + H2O
d. 3F2 + Cl2 → 2ClF3
16. Daya oksidasi halogen menurun dari atas ke bawah, F > Cl > Br > I.
17. a. X = F
Esel = Ekatode - EAnode
= 2,87 – (-0,77)
= 3,64 Volt.
b. X = Cl
Esel = Ekatpde - Eanode
= 1,36 – (-0,77)
= 2,13 Volt.
c. X = Br
Esel = Ekatpde - Eanode
= 1,01 – (-0,77)
= 1,78 Volt.
d. X = I
Esel = Ekatpde - Eanode
= 0,54 – (-0,77)
= 1,31 Volt.
18. Iodin > Bromin > Klorin > Fluorin.
19. Fe3+ dengan F– , Cl– , Br– , I– ∆Eo sel nya –2,1 ; –0,59 ; –0,24 ; +0,23
Jadi yang dapat mereduksi ion besi(III) adalah I– .
20. a. Br2 + 2e → 2Br- = 1,01 V
2Cl- → Cl2 + 2e = -1,36 V
2,37 V → spontan
b. Cl2 + 2e → 2Cl- = 1,36
2I- → I2 + 2e = -0,54
= 1,90 V → spontan
c. Br2 + 2e → 2Br- = 1,01
2I- → I2 + 2e = -0,54
= 1,55 V → spontan
21. Dari atas ke bawah: r atom dan ρ bertambah; titik cair, titik didih, keelektronegatifan,
energi pengionan berkurang.
22. a. Li , Na, K
b. Cs
c. Li
d. Cs
23. Kereaktifan meningkat dari atas ke bawah karena energi ionisainya semakin rendah.
24. a. 2 Li(s) + 2 H2O(l) → 2 LiOH(aq) + H2(g)
b. 2 Na(s) + H2(g) → 2 NaH(s)
c. 2 Na(s) + O2(g) → Na2O2(s)
d. K(s) + O2(g) → KO2(s)
e. 2 Li(s) + CL2(g) → 2 LiCl(s)
25. Karena Na mudah bereaksi dengan oksigen, jadi disimpan dalam minyak tanah yang
inert.
26. a. Be
b. Be
27. a. Titik leleh Na < Mg , jika jumlah elektron valensi naik → kekuatan ikatan logam
naik → titik leleh makin tinggi.
b. Energi ionisasi Na < Mg, jika elektron valensi naik → muatan inti bertambah → daya
tarik inti terhadap elektron terluar makin besar → Energi ionisasi bertambah.
c. Kereaktifan Na > Mg, jadi Energi ionisasi Na < Mg → Na lebih mudah bereaksi.
28. a. ∆H = 899 kJ / mol
b. ∆H = 1757 kJ / mol
c. ∆H = 2656 kJ / mol
29. a. K
b. Na
30. a. Mg(s) + 2 H2O(l) → Mg(OH)2(aq) + H2(g)
b. 3 K(s) + N2(g) → K3N2(s)
c. Be(s) + 2HCl(aq) → BeCl2(aq) + H2(g)
d. Be(s) + 2NaOH(aq) + 2 H2O(l) → Na2Be(OH)4(aq) + H2(g)
e. Ca(s) + O2(g) → 2CaO(s)
31. a. Barium
b. Berilium
c. Radium
d. Berilium dan Magnesium, karena membentuk lapisan oksida yang menghambat
korosi berlanjut.
32. Dari atas ke bawah : kelarutan basa logam alkali tanah naik → [OH –] naik → pOH
turun → pH naik. Yang mempunyai pH tertinggi adalah Ba(OH)2.
33. Maka BaSO4 akan mengendap.
34. Dengan menambahkan CrO42– sedikit demi sedikit. Endapan yg pertama kali terbentuk
adalah BaCrO4, lalu endapan kedua yang terbentuk adalah CaCrO 4, dan endapan
terakhir yang terbentuk adalah MgCrO4 karena Ksp BaCrO4 < Ksp CaCrO4 < Ksp
MgCrO4.
35. a. Air sadah = air yang mengandung mineral kalsium dan magnesium dalam
jumlah yang cukup banyak.
b. Air lunak = air yang mengandung mineral kalsium dan magnesium dalam jumlah
yang sedikit atau tidak sama sekali.
36. Dengan mentitrasinya dengan air sabun hingga membentuk buih. Jika volum air sabun
yang dibutuhkan > 1 mL, maka tergolong air sadah, jika sebaliknya tergolong air lunak.
37. a. i. kesadahan sementara = kesadahan yang hilang dengan mendidihkan air.
ii. kesadahan tetap = kesadahan yang tidak hilang dengan mendidihkan air.
38. a. Distilasi (penyulingan)
b. Menambahkan natrium karbonat, sehingga menggendapkan ion-ion Ca2+ dan Mg2+
yang terdapat dalam air sadah.
c. Menggunakan resin penukar ion yang akan menahan ion-ion Ca2+ dan Mg2+.
39. a. Energi ionisasi : Na < Al < Mg < Si < P < Si < Cl < Ar
b. Karena berdasarkan konfigurasi elekronnya, Mg dan P mempunyai konfigurasi
setengah penuh, sehingga keduanya menjadi relatif stabil → energi ionisasi relatif
besar.
40. Karena dari kiri ke kanan, jari-jari atom unsur berkurang, sehingga ikatan semakin
lemah.
41. a. 2Al(s) + 6H+(aq) → 2Al3+(aq) + 3H2(g)
b. 2Al(s) + 2OH-(aq) + 6H2O(l) → 2Al(OH)4-(aq) + 3H2(g)
42. Na karena energi ionisasinya terkecil, paling mudah memberikan 1 e.
43. Cl2 karena afinitas elektronnya terendah, paling mudah menarik 1 e.
44. Na, energi ionisasinya kecil maka ikatan Na – OH bersifat ionik, hidroksidanya bersifat
basa, dalam air melepas ion OH–. Sedangkan energi ionisasi Cl besar, ikatan Cl – OH
bersifat kovalen, hidroksidanya bersifat asam, dalam air melepas ion H+.
45. Karena energi ionisasi Cl > P, maka sifat kovalen Cl > P sehingga sifat asam HClO 4 >
H3PO4.
46. a. Al(OH)3(s) + KOH(aq) → Al(OH)4–(aq) + K+
b. 2Al(OH)3(s) + 3H2SO4(aq) → Al2(SO4)3(aq) + 6 H2O(l)
c. Al2(SO4)3(aq) + 6NaOH(aq) berlebih → 2Al(OH)3(s) + 3Na2SO4(aq)
47. a. Air sadah = air yang mengandung mineral kalsium dan magnesium dalam jumlah
yang cukup banyak.
b. Air lunak = air yang mengandung mineral kalsium dan magnesium dalam jumlah
yang sedikit atau tidak sama sekali.
48. a. Unsur transisi berdasarkan letaknya dalam system periodic unsure adalah unsur-
unsur yang terletak antara logam dan nonlogam.
b. Unsur transisi berdasarkan konfigurasi elektron adalah unsur-unsur yang
konfigurasi elektronnya mengisi sub kulit 3d.
49. Karena unsur transisi mempunyai sub kulit 3d terisi tidak penuh sehingga mempunyai
beberapa tingkat oksidasi.
50. Zink memiliki sifat yang berbeda dari unsur transisi pada umumnya. Zink memiliki titik
didh dan titik leleh relatif rendah, bersifat diamagnetis, senyawanya tidak berwarna dan
hanya mempunyai satu tingkat oksidasi, yaitu +2.
51. a. Cr : [Ar] 4s1 3d5 b. Cr3+ : [Ar] 4s2 3d1

Inti Atom Inti Atom


K:2 K:2
e- L : 8 e- L : 8
eM- : 11 e-
- M : 7 e-
N:1 e N:2
-
e 10
c. Cu : [Ar] 3d 4s 1 2+
-
d. Cu : [Ar]e4s2 3d7
52. a.Karena mempunyai energi ionisasi relatif rendah dan keelektronegatifan yang juga
rendah.
b.Karena mempunyai harga keelektronegatifan yang cenderung rendah yang
Inti Atom Inti Atom
K : 2 sifat logam. Bertambahnya sifat logam menunjukkan
mencerminkan K:2 semakin besar titik
-L : 8 -L : 8
e - e -
didih dan titik
e lelehnya. e : 15
M : 18 M
Ne: 1
-
c.Sifat paramagnetik Ne:- 1magnet) berkaitan dengan
(dapat sedikit ditarik ke dalam medan
-
e e-
adanya elektron tidak berpasangan. Semakin banyak elektron tak berpasangan semakin
bersifat paramagnetik.
d.Warna senyawa unsur transisi berkaitan dengan adanya subkulit s yang terisi tidak
penuh.
e. Elektron valensi unsur transisi menempati subkulit 3d dan 4s. Tingkat energi kedua
orbital itu relatif berdekatan. Oleh karena itu, selain elektron pada kulit terluar (4s),
unsur transisi periode keempat ddapat juga menggunakan elektron pada subkulit 3d
pada pembentukan ikatan.
53. a. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 3d10
b. Unsur tersebut tergolong dalam unsur transisi karena memiliki orbital d
c. Tingkat oksidasinya tertinggi adalah +6
d. Paramagnetik dengan konfigurasi elektron [Kr] 5s1 4d5, senakin banyak elektron
yang tidak berpasangan maka semakin bersifat paramagnetik.
54. a. Ion kompleks: ion yang terbentuk dari suatu kation tunggal (biasanya ion logam
transisi) yang terikat langsung dengan beberapa anion/molekul netral.
b. Ion pusat: ion logam transisi yang memiliki ruang kosong pada orbital d-nya sehingga
dapat digunakan untuk berikatan dengan ligan.
c. Ligan: ion yang dapat menyumbangkan 1 pasang/lebih elektron kepada ion pusat
yang memiliki orbital kosong.
d. bilangan koorodinasi: jumlah bilangan yang sebanding dengan jumlah ligan
sederhana/jumlah ikatan koordinasi yang dibentuk oleh ion pusat.
55. a. [Al(H2O)2(OH4)4]- c. [Fe(CN)6]4-
b. [Cr(NH3)4Cl2]+ d. [Ag(S2O3)2] 3-
56.
Bilangan
Ion Kompleks Ion Pusat Ligan Nama
Koordinasi
[Cu(NH3)4]2+ Cu2+ NH3 4 tetraminkuprat(II)
[Fe(CN)6]4- Fe2+ CN- 6 heksasianoferat(II)
NH3
Cr(NH3)4Cl2+ Cr3+ 6 tetramindiklorokromat(III)
Cl-
NH3
Co(NH3)4Br2+ Co3+ 6 tetramindibromokobaltat(III)
Br-
NH3
Co(NH3)4(H2O)22+ Co2+ 6 tetramindihidroksokobaltat(II)
H2O
HgI42- Hg2+ I- 4 tetraiodomerkuri(II)

57. a. K4[Fe(CN)6] → 4K+ + [Fe(CN)6]4-


kalium heksasiannoferrat(II)
b. Cu3[Fe(CN)6]2 → 3Cu2+ + 2[Fe(CN)6]3-
kupri(II) heksasianoferrat(III)
c. [Cu(NH3)4](NO3)2 → [Cu(NH3)4]2+ + 2NO3-
tetraminkuprat(II) nitrat
d. [Zn(NH3)3Cl]Cl → [Zn(NH3)3Cl]+ + Cl-
triaminmonoklorozinkat(II) klorida
e. [Cr(H2O)4Cl2]Cl → [Cr(H2O)4Cl2]+ + Cl-
tetrakuodiklorokromat(III) klorida
f. [Pt(NH3)4][CuCl4] → [Pt(NH3)4]2+ + [CuCl4]2-
tetraminplatina(II) tetraklorokuprat(II)
58. a. K3[Mn(CN)6
b. Na2[Zn(CN)4]
c. [Co(NH3)4Cl2]NO3
d. [Cr(NH3)4SO4]Cl
e. [Cr(CN)6]2[CuCl4]3

59. Ni(CN)42- → Ni = 28
(Ar) 4s2 3d8

↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑ ↑
Ni2+ → (Ar)

3d 4s 4p

↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓ xx xx xx xx
Ni2+ → (Ar)

3d 4s 4p
sp3 → tetrahedron
60. NH3 merupakan ligan kuat sehingga Δo > P → e memilih berpasangan lebih dahulu
daripada mengisi orbital yang lebih tinggi sehingga bersifat diamagnetik.
F- merupakan ligan lemah sehingga Δo < P → e memilih menempati orbital d dengan E
yang lebih tinggi sehingga bersifat paramagnetik.
61. Sc tidak berwarna karena sub kulit 3d-nya kosong.
Zn tidak berwarna karena subkulit 3d-nya terisi penuh.
Golongan transisi dapat berwarna karena adanya subkulit d yang terisi sebagian (tidak
penuh).

Latihan 3.1
1. a. Pulau Bintan
b. Cilacap
c. Pulau Bangka
d. Papua
e. Soroako, Sulawesi Selatan
f. Cikotok
2. a. Bauksit, Al2O3.nH2O
Kriolit, Na3AlF6
b. Hematit, Fe2O3
Magnetit,
Pirit, FeS2
Siderit, FeCO3
c. Kalkopirit, CuFeS2
Kalkosit, Cu2S
d. Kromit, FeCr2O4
e. Milerit, NiS

Latihan 3.2
1. Karena, penelitian yang dilakukan oleh para ahli-ahli selalu dimulai pada hal-hal yang
berkaitan dengan kehidupan manusia. Gas CO 2 merupakan gas yang terlibat dalam
proses pernapasan pada makhluk hidup (termasuk manusia) sehingga gas CO2 lebih
dahulu ditemukan keberadaannya di alam daripada gas Ar (argon). Meskipun jika
dibandingkan, keberadaan CO2 di alam lebih sedikit daripada argon.
2. a. Karena jari-jari atom bertambah dari atas ke bawah
b. Karena halogen nonpolar, maka gaya taik-menarik antar molekul halogen merupakan
gaya London yang sebanding dengan nilai titik didih, dimana gaya ini bertambah
sesuai dengan pertambahan Mr.
c. Karena dari atas ke bawah, halogen berkurang kepolarannya, sedangkan air bersifat
polar.
d. I2 yang nonpolar sukar larut dalam air yang polar, sedangkan dalam larutan I– dapat
membentuk poliiodida (I3–).
3. a. Iodin
b. Fluorin
c. Bromin
d. Fluorin
e. Fluorin
4. Dengan bertambahnya jari-jari atom, maka afinitas elektron akan semakin kecil,
sehingga kereaktifan akan menurun.
5. a. 2Fe + 3Cl2 → 2FeCl3
b. P4 + 10Cl2 → 4PCl5
c. C2H6 + Cl2 → C2H5Cl + HCl
d. Br2 + 2KI → 2KBr + I2
e. Cl2 + 2NaOH → NaCl + NaClO + H2O
6. Spesi awal yaitu I– , reaksinya :
2I– + Cl2 → 2Cl– + I2 (larutan coklat)
I2 + CCl4 → berwarna ungu

Latihan 3.3
1. a. K
b. Mg
c. Ca
d. K
2. a. 2 Na(s) + H2O(l) → 2 NaOH(aq) + H2(g)
 1000   1,15  1000 
b. M NaOH  n NaOH      0,1
 Vol. larutan   23  500 
pOH = 1, pH = 13.
 1,15 
c. n H 2  0,5    0,025 mol
 23 
pada STP, vol. H2 = 22, 4 L.mol–1 x 0,025 mol = 0,56 L
3. Jika X merupakan Alkali :
2 X(s) + 2 H2O(l) → 2 XOH(aq) + H2(g)
300 mL gas H2 = (0,3 / 22,4) mol H2 = 0,0134 mol
1
n X = 2 x 0,0134 = 0,0268 mol , Ar  0,0268  37,31 , X mungkin K
Jika X merupakan Alkali tanah :
X(s) + 2 H2O(l) → X(OH)2(aq) + H2(g)
1
n X = n H2 = 0,0134 mol , Ar  0,0134  74,6 , X = tidak ada

4. a. 2Mg + O2 → 2MgO
3Mg + N2 → Mg3N2
b. Mg3N2 + 6H2O → NH3 + 3Mg(OH)2
c. n Mg3N2 = ½ . n NH3 = 0,5 x 7,2 mmol = 3,6 mmol = 0,0036 mol
massa Mg3N2 = 0,0036 x 76 = 0,2736 gram
 0,2736 
KadarMg3 N 2    x100%  27,36%
 1 

CrO   Ca
5
2
K 4 x10
 sp
 4 x10 4 M
5. 4
 0,1 2

 Ba   CrO 
2
K sp
2

1x1010
4 x10 4
 2,5 x10  7 M
4

 Sr   CrO 
2
K sp
2

7 x107
4 x10 4
 1,75 x10 3 M
4

6.  SO   Ca 
2
4
K sp
2

2,4 x105
0,1
 2,4 x10 4 M

 Ba    SO
10
2
K 1x10
 4,17 x10 7 M
sp

 4 x10
4
2 4

[Ba2+] awal = 0,1 M

% BaSO4 yang mengendap =


( 0,1  4,17 x 10 )
7
x 100 %  100 %
0,1

7. n M(OH)2 = n MO ↔ 0,458 / (Ar M + 34) = 0,30 / (Ar M + 16)


Ar M  87,2353 gram / mol
n M(OH)2  n M(OH)2 . xH 2O
0,458 1
 
121,2353 (121,2353  18x )
 121,2353  0,458 (121,2353  18x )  x  7,97  8

Latihan 3.4
1. Karena air sadah mengandung ion-ion yang dibutuhkan oleh tubuh kita (Mg 2+ dan
Ca2+).
2. a. Labu erlenmeyer dan buret
b. Karena air suling tergolong air lunak, jadi digunakan sebagai standar.
c. 1. tidak ada, karena pada perlakuan I, jumlah air sabun yang diperlukan oleh semua
sampel air hingga berbuih, jauh lebih banyak dari yang dibutuhkan oleh air suling.
2. Contoh B, karena dengan pendidihan terlebih dahulu, air sabun yang dibutuhkan
menjadi sama dengan yang digunakan pada air suling.
3. Contoh A dan C, karena walau dengan pendidihan terlebih dahulu, air sabun yang
dibutuhkan hingga berbuih, tetap saja jauh lebih banyak dari yang dibutuhkan oleh
air suling.

Latihan 3.5
1. Titik leleh : Ar < Cl2 < P4 < S8. Yang mempengaruhi adalah gaya van der Waals yang
bergantung pada Mr, sedangkan Mr Ar < Cl2 < P4 < S8.
2. a. NaH bersifat kovalen sedangkan HCl bersifat ionik
b. Larutan HCl bersifat asam, larutan NaH bersifat basa.
3. Kekuatan asam HClO4 > H2SO4 > H3PO4 > H2SiO3 karena dari Na ke Cl energi ionisasi
bertambah → sifat asam bertambah.
4. A dapat larut dalam larutan HCl maupun larutan NaOH → amfoter → Al
B bereaksi dengan air membebaskan hidrogen → Na
C tidak beraksi dengan air → kovalen , oksidanya dalam air bersifat asam → Si
D tidak berwujud padat → berada di sebelah kanan periode 3
urutannya dari kiri peride 3 : B, A, C, D
5. a. Na
b. Ar
c. Na
d. Si
e. Al
f. Na
g. Cl
h. Na
Latihan 3.6
1. Fe: 2+
Cr: 3+
2. Karena Cu memiliki konfigurasi elektron 3d5 4s1 yang berarti Cu memiliki lebih banyak
elektron yang tidak berpasangan sehingga bersifat paramagnetik. Semakin banyak jumlah
elektron yang tidak berpasangan maka sifat paramagnetik semakin besar, itulah sebabnya
Cu bersifat kurang ductile.

Soal-soal Bab III


I. PILIHAN GANDA
1. Unsur nonlogam yang ditemukan dalam keadaan bebas di alam adalah unsur yang inert
seperti golongan gas mulia dan unsur yang berikatan dengan atom-atomnya sendiri
seperti oksigen, nitrogen, dan belerang.
Jawab : A
2. A; Aluminium sekitar 7,5 % massa
3. A; Oksida
4. Bauksit Al2O3 dan kriolit, Na3AlF6
jawab : C
5. A.
6. Energi pengionan unsur-unsur halogen dari atas ke bawah semakin berkurang
jawab : P, S, R, Q
7. KI(aq) + I2 → KI3-
Jawab : A
8. Urutan daya pereduksi unsur halogen dari atas ke bawah meningkat.
Jawab : A. Cl- tidak dapat mendesak Br2 karena Cl berkedudukan di atas Br.
9. Klorin sebagai zat aktif pemutih
jawab : E
10. Unsur alkali dan unsur alkali tanah terdapat hubungan diagonal jadi unsur yang berada
diagonal dari unsur alkali mempunyai sifat mirip.
Jawab :A
11. Logam alkali jika dilarutkan dalam air akan bereaksi membentuk basa kuat .
Jawab : C
12. Magnesium = putih
Kalium = ungu
Berlium = putih
Barium = hijau
Strontium = merah
Jawab : D
13. Sifat pereduksi alkali tanah dari meningkat dengan bertambahnya Ar. Potensial
elektrode dari atas ke bawah semakin negatif.
Jawab : B
14. Semakin ke bawah kelarutan garam hidroksidanya makin besar, berarti konsentrasi OH -
makin besar maka pH juga makin besar.
Jawab : C
15. Untuk membedakan larutan yang mengandung ion magnesium dan ion kalsium
digunakan pereaksi hidroksida dan oksalat.
16. C
17. A
18. A dan D
19. Logam : Na, Mg, Al
Metalloid : Si
Nonlogam : S, P,Cl
Gas mulia : Ar
Jawab : E
20. Reaksi dengan air menunjukkan daya pengoksidasi yang menurun dari kiri ke kanan
dalam satu periode. Daya hantar listrik seiring dengan berkurangnya sifat logam juga
berkurang dari kiri ke kanan dalam satu periode
Jawab : D
21. Oksidator terkuat mengalami reduksi dan dapat mengoksidasi unsur di kanannya dalam
satu periode. Berarti yang paling kuat adalah logam Na.
Jawab : A
22. Reaksi dengan air menunjukkan daya pengoksidasi yang menurun dari kiri ke kanan
dalam satu periode.
Jawab : C
23. Oksida basa : oksida logam golongan IA dan IIA
Oksida asam : oksida nonlogam
Oksida amfoter : oksida golongan IIIA
Jawab : C
24. D
25. E
26. E
27. E
28. A
29. B
30. A
31. E
32. B; bilangan oksidasi diketahui berdasarkan elektron terluarnya.
33. A
34. A
35. A
36. C
37. C
38. A
39. C
40. C
41. A
II. ESAI
42. a. Al2O3
b. Fe2O3
c.CuFeS2
d. FeCr2O4
e. NiS.FeS2
43. Daya pengoksidasi dari atas ke bawah dalam satu golongan halogen bertambah. Daya
pereduksi halida dari atas ke bawah semakin berkurang.
44. Unsur alkali lebih reaktif daripada unsur alkali tanah. hal ini disebabkan oleh jumlah
elektron valensi unsur alkali = 1 elektron yang lebih mudah untuk dilepaskan untuk
bereaksi dengan zat lain.
45. Sifat logam unsur periode ketiga dari kiri ke kanan semakin berkurang.
Daya hantar listrik unsur periode ketiga dari kiri ke kanan semakin berkurang.
Sifat asam unsur periode ketiga dari kiri ke kanan bertambah.
Sifat basa unsur periode ketiga dari kiri ke kanan berkurang.

Bab IV
Pembuatan dan Manfaat Beberapa Unsur

Uji Kemampuan Anda


1. Karena pada elektrolisis larutan NaCl, pada katoda tidak akan dihasilkan Na(s) namun
gas hihrogen karena potensial standar sel dari Na < air.
2. a. digunakan dalam lampu natrium.
b. sebagai bumbu dapur.
c. digunakan dalam industri sabun, detergent, pulp dan kertas.
d. digunakan dalam pembuatan kaca.
e. bahan baku baking powder.
f. digunakan dalam industri kertas.
3. CaCO3(s) → CaO(s) + CO2(g) pembuatan CaO
CaO(s) + H2O(l) → 2Ca2+(aq) + 2OH–(aq)
Mg2+(aq) + 2OH–(aq) → Mg(OH)2(s)
Mg(OH)2(s) + 2HCl(aq) → MgCl2(aq) + 2H2O(l)
diuapkan
MgCl2(l) → Mg2+(l) + 2Cl–(l)
dielektrolisis
Katode : Mg2+(l) + 2e → Mg(l)
Anode : 2Cl–(l) → Cl2(g) + 2e
4. 0,054 Molar = n / 1000 L = 53 mol Mg2+
massa Mg2+ = 53 . 24 = 1272 gram
5. Untuk membuat logam-campur seperti magnalium.
6. Pengotor utama dalam bauksit biasanya terdiri dari SiO2, Fe2O3, TiO2. Pada
penambahan NaOH bauksit akan larut , sedangkan pengotornya tidak larut. Pengotor
dipisahkan dengan penyaringan.selanjutnya aluminium diendapkan :
2NaAl(OH)4(aq) + CO2(g) → 2Al(OH)3(s) + Na2CO3(aq) + H2O(l)
Endapan Al(OH)3 disaring, dikeringkan lalu dipanaskan sehingga didapat Al2O3 murni :
2Al(OH)3(s) → Al2O3(s) + 3H2O(g)
7. Al2O3 = 0,8 ton = 800 kg
2 . Ar Al 27
massa Al  x massa Al 2 O 3  2 x x 800 kg
Mr Al 2 O 3 102
massa Al  423,5294 kg  423.529,41 gram

8. a. Karena titik leleh AlCl3 sangat tinggi jadi tidak ekonomis.


b. Karena pada reaksi di katoda akan dihasilkan H2 dan OH– → yang direduksi adalah air
(potensial reduksi standarnya lebih besar)
9. Merupakan logam paling melimpah di kulit bumi.
10. Fungsi aluminium sulfat dalam pengolahan air minum adalah untuk mempercepat
koagulasi Lumpur koloidal.
11. Batu kapur berfungsi sebagai fluks, sedangkan kokas sebagai reduktor.
12. C(s) + O2(g) → CO2(g) + kalor
CO2(g) + C(s) → 2CO(g)
3Fe2O3 + CO → 2Fe3O4 + CO2
Fe3O4 + CO → 3FeO + CO2
FeO + CO → Fe + CO2
13. massa Fe2O3 = 900 kg
2. ArFexmassaFe2 O3 2 x56 x900kg
massa Fe =   630kg
MrFe2 O3 160

14. Karena bijih besi relatif melimpah, pengolahan besi relatif mudah dan murah, sifat-sifat
besi mudah dimodifikasi.
15. 1. Menurunkan kadar karbon dari 3 – 4 % menjadi 0 – 15 %,
2. Menghilangkan pengotor seperti Si, Mn, dan P,
3. Menambahkan logam-logam campur seperti Ni dan Cr, sesuai dengan jenis baja yang
akan dibuat.
16. Selain baja, dibutuhkan 14 – 18 % Cr dan 7 – 9 % Ni.
17. Flotasi : dari pengapungan di dapat bijih pekat (perbedaan berat jenis)
Pemanggangan : 4 CuFeS2 + 9 O2 → 2 Cu2S + Fe2O3 + 6 SO2
Peleburan : mencair membentuk 2 lapisan, lalu pada bagian copper matte ditiupkan udara
sehingga terjadi reaksi redoks :
2Cu2S + 3O2 → 2Cu2O + 2SO2
Cu2S + Cu2O → 2Cu + SO2
Elektrolisis : CuSO4 (aq) → Cu2+(aq) + SO42– (aq)
Katode : Cu2+(aq) + 2e → Cu(s)
Anode: Cu(s) → Cu2+(aq) + 2e +
Cu(s) → Cu(s)
Anode Katode
18. Karena tembaga merupakan logan yang kurang aktif namun dapat mengantarkan arus
listrik.
19. Sebagai bahan pembuatan senjata dan perhiasan.
20. Untuk membuat kaleng kemasan.
21. Karena timah tahan karat sedangkan zink tidak.
22. Digunakan dalam industri logam untuk membuat aliase.
23. Karena kromium dapat memberikan kekuatan, kekerasan. serta sifat tahan karat.
24. Untuk melapisi logam dengan tujuan dekoratif (karena kromium sangat mengkilat).
25. Karena Au sangat sulit dioksidasi, Au merupakan oksidator yang sangat kuat.
26. Sebagai perhiasan
Au 197 197
27.  
Cu 3 Au (197  3 x 63,5) 387,5

197
Kadar Au = 387,5 x 24  12,20karatemas

28. a. Alotrop adalah bentuk-bentuk yang berbeda dari unsur yang sama, contohnya pada
grafit dan intan.
b. Struktur intan : setiap atom karbon berada di pusat suatu tetrahedron dan terikat secara
kovalen kepada 4 atom karbon lainnya yang berada di sudut tetrahedron tersebut,
membentuk suatu jaring tiga dimensi yang kokoh.
Struktur grafit : setiap atom karbon terikat secara kovalen kepada 3 atom karbon
lainnya, dalam suatu susunan berbentuk heksagonal, membentuk lapisan-lapisan.
29. a. Sebagai perhiasan
b. Sebagai anode batu baterai, pinsil, untuk membentuk komposit
c. Untuk vulkanisasi karet pada industri ban, untuk membuat ebonit, sebagai pigmen
(dalam cat, tinta)
d. Reduktor pengolahan logam, komponen bahan bakar seperti kokas.
e. Sebagai pendingin, pemadam kebakaran, bahan pembuatan soft drink.
30. Karena CO2 lebih berat dari udara, maka akan mengusir udara dari sekitar daerah yang
disemprot hingga api padam.
31. Si merupakan metaloid yang mempunyai struktur kristal kovalen raksasa dengan titik
leleh dan titik didih yang sangat tinggi.
32. Sebagai bahan pembuatan transistor, LED, sel surya dan chip komputer.
33. Silika : untuk membuat gelas, keramik, porselin dan semen.
Natrium silikat : untuk mengawetkan telur, sebagai perekat dan filler detergent.
Silika gel : sebagai pengering dalam berbagai macam produk.
34. Tekanan besar akan meningkatkan suhu udara, sehingga pada proses pendinginan (suhu
rendah), air dan karbon dioksida beku dapat dipisahkan.
35. Volume N2 = 78 % . 1000 L = 780 L
P.V

(1.780) 
780
 18,374mol
n N2 =
R.T ( 0,08205.298) 42,4509
massa N2 = 18,374 x 28 = 514,472 gram = 0,5 kg
36. a. sebagai bahan baku pembuatan amonia
b. untuk membuat pupuk
c. sebagai bahan baku pembuatan amonium nitrat

37. a. Pada {CO(NH2)2} kadar N2 = 28 7


60 15

Pada {(NH4)2SO4} kadar N2 = 28 7


132 33

Pada NH4NO3 kadar N2 = 28 7


80 20
b. Urea netral, amonium sulfat bersifat asam karena merupakan garam dari asam kuat dan
basa lemah, amonium nitrat bersifat asam dengan alasan yang sama dengan amonium
sulfat.
38. a. Untuk membuat asam fosfat.
b. Untuk membuat pupuk super fosfat.
39. {Ca(H2PO4)2}
40. a. STTP untuk mengikat ion-ion kalsium/magmesium dari air sadah sehingga
tidak mengganggu (mengendapkan) deterjen.
b. STTP akan menyuburkan pertumbuhan ganggang dan eceng gondok yang apabila mati,
reaksi pembusukannya akan menghabiskan oksigen terlarut sehingga kehidupan
binatang air tidak dimungkinkan.
41. Dibutuhkan untuk pernapasan mahluk hidup
42. 2 . n O2 = 3 . n KClO3
↔ 2 . 1 / 22,4 = 3 . massa KClO3 / Mr KClO3
↔ 0,0893 = 3 . massa KClO3 / 122,5
↔ massa KClO3 = 3,6464 gram
43. Deposit belerang dibawah permukaan bumi atau dari desulfurisasi minyak bumi.
44. Deposit belerang dicairkan dengan mengalirkan air super panas melalui pipa bagian luar
dari suatu susunan tiga pipa konsentris. Belerang cair kemudian dipaksa keluar dengan
mempompakan udara panas. Selanjutnya belerang dibiarkan membeku.
45. Belerang dibakar : S(s) + O2(g) → SO2(g)
Belerang dioksida, dioksidasi lebih lanjut : 2 SO2(g) + O2(g) → SO3(g)
Gas SO3 dilarutkan dalam asam sulfat pekat : SO3(g) + H2SO4(l) → H2S2O7(l)
Ditambahkan air : H2S2O7(l) + H2O(l) → 2 H2SO4(l)
46. a. untuk pembuatan asam sulfat
b. digunakan dalam industri pupuk dan detergen
47. Fluorin digunakan untuk membuat freon (digunakan pada lemari es), sedangkan garam
flourida digunakan dalam pasta gigi dan air minum untuk mencegah kerusakan gigi.
48. a. Digunakan pada industri pestisida, untuk pembuatan bahan baku TEL, dan pada
proses klorinasi hidrokarbon.
b. Digunakan untuk membersihkan permukaan logam dari karat pada elektroplating.
c. Sebagai zat aktif dalam pemutih rumah tangga.
49. Digunakan pada film kamera (AgBr).
50. Digunakan sebagai antiseptik (CHI3).
51. Ya dapat digunakan; pada reaksi tersebut MnO4– akan mengoksidasi Br– karena Eo sel
MnO4– > Eo sel Br2.

Latihan 4.1
1. Reaksi elektrolisis :
Katode : Na+(aq) + e → Na(s)
Anode : 2Cl-(aq) → Cl2(g)+ 2e
2Na+(aq) + 2Cl-(aq) → Cl2(g)+ 2Na(s)
GNa = 1 F x 23 /1 = 23 gram
Mol elektron = 1F
Mol klorin = ½ x mol elektron = ½ x 1 = 0,5 mol
Volum klorin = 0,5 mol x 22,4 L = 11,2 L
2. a. i. Al2O3(s) + 2 NaOH(aq) + 3 H2O(l) → 2NaAl(OH)4(aq)
ii. 2NaAl(OH)4(aq) + CO2(g) → 2Al(OH)3(s) + Na2CO3(aq) + H2O(l)
iii. 2Al(OH)3(s) → Al2O3(s) + H2O(l)
iv. Al2O3(l) → Al3+(l) + 3O2-(l)
Katode : Al3+(l) + 3e → Al(l)
Anode : 2O2-(l) → O2(g) + 4e
C + 2O2-(l) → CO2(g) + 4e
b. 1 ton bauksit = 1000 gram
Mr Al2O3 = 102 g /mol
Kadar Al = 60% x 1000 kg = 600 kg
Al yang dapat dipisahkan = 90% x 600 kg = 540 kg
3. a. Logam aluminium jika dibiarkan di udara terbuka akan dengan cepat berkarat karena
merupakan logam yang aktif tetapi lapisan karat aluminium Al2O3 membentuk lapisan tipis
yang melekat pada seluruh permukaan logam yang melindungi logam di dalamnya dari
perkaratan lebih lanjut.
b. Penggunaan aluminium :
1. untuk membuat bak truk dan komponen kendaraan bermotor lainnya
2. untuk membuat badan pesawat terbang.
3. untu kusen pintu dan jendela
4. untuk aluminium foil dan kaleng kemasan berbagai jenis produk makanan dan
minuman.
5. untuk kabel listrik, perabotan rumah tangga dan barang kerajinan
6. membuat termit, yaitu campuran serbuk aluminium dengan besi (III) oksida.
4. a. besi = 90% x 1000 kg = 900 kg
b. massa besi = 1000 kg
massa bijih = 1000 kg/0,9 = 1111,11 kg
5. Untuk memisahkan emas dari logam lain.

Latihan 4.2
1. a. Penggunaan grafit :
- sebagai anode dalam baterai dan proses elektrolisis berbagai industri.
- Untuk membuat pensil dan bahan kosmetik.
- Bahan pelumas
- Sebagai komponen dalam pembuatan komposit.
b. Penggunaan silikon untuk membuat transistor, chips komputer, dan sel surya.
c. Penggunaan fosforus untuk membuat asam fosfat, membuat korek api.
d. Penggunaan nitrogen :
- untuk membuat ammonia
- untuk atmosfer inert dalam industri elektronika
- atmosfer inert untuk memperpanjang masa penggunaan makanan kemasan.
- Nitrogen cair digunakan sebagai pendingin.
e. Penggunaan belerang untuk pembuatan asam sulfat dan sedikit belerang digunakan unuk
vulkanisasi karet untuk industri ban kendaraan.
f. Penggunaan klorin untu klorinasi hdrokarbon, bahan desinfektans dalam air minum dan
kolam renang.
2. a. Penggunaan amonia :
- membuat pupuk
- untuk membuat senyawa nitrogen lain misalnya asam nitrat
- sebagai pendingin dalam pabrik es
- untuk membuat hidrazin
b. Penggunaan asam sulfat untuk industri pupuk dan deterjen dan untuk membersihkan
logam dalam industri logam.
c. Penggunaan asam fosfat untuk membuat pupuk superfosfat (senyawa fosfat yang larut
dalam air)
d. Penggunaan natrium hipoklorit sebagai zat aktif dalam pemutih rumah tangga.
3. a. Pembuatan silokon ultramurni dilakukan sebagai berikut. Mula-mula silikon biasa
direaksikan dengan klorin sehingga terbentuk silicon tetraklorida. Kemudian silicon
tetraklorida ini dimurnikan dengan distilasi bertingkat. Selanjutnya, SiCl4 direduksi
dengan mengalirkan campuran uap silicon tetraklorida dan gas hidrogen melalui suatu
tabung yang dipanaskan.
b. Pemisahan nitrogen dan oksigen dari udara dengan cara pencairan udara dan distilasi
bertingkat. Mula-mula udara disaring untuk membersihkan debu yang ada. Udara bersih
kemudian dikompresikan. Kompresi ini menyebabkan suhu udara meningkat. Kemudian
proses dilanjutkan dengan pendinginan yang menyebabkan air dan karbon dioksida
membeku dan dapat dipisahkan. Setelah melalui menara pendingin, udara kemudian
dialirkan ke dalam pipa yang lebih besar sehingga suhu turun lagi dan sebagian udara
mencair. Udara yang belum mncair disirkulasikan, dialirkan lagi ke dalam kompresor.
c. Pembuatan belerang dengan cara Frasch. (lihat gambar 3.48) Deposit belerang dicairkan
dengan mengalirkan air super panas (campuran air dan uap air dengan tekanan sekitar 16
atm dan suhu sekitar 160C) melalui pipa bagian luar dari suatu susunan tiga pipa
konsentris. Belerang cair kemudian dipaksa keluar dengan memompakan udara panas
(dengan tekanan sekitar 20 – 25 atm). Selanjutnya belerang dibiarkan membeku.
d. Klorin dari NaCl melalui klor-alkali yaitu elektrolisis larutan NaCl dengan reaksi :
NaCl(aq) → Na+(aq) + Cl-(aq)
Katode : 2H2O(l) + 2e → 2OH-(aq) + H2(g)
Anode : 2Cl-(aq) → Cl2(g) + 2e
2H2O(l) + 2Cl-(aq) → Cl2(g)+ 2OH-(aq) + H2(g)
selama elektrolisis harus dijaga agar NaOH dan gas klorin yang terbentuk tidak bereaksi
sehingga ruang anode dan katode perlu dipisahkan dengan cara sel diafragma atau sel
merkuri.
4. a. Proses Haber-Bosch.
N2(g)+ 3H2(g) → 2NH3(g)
Reaksi dilangsungkan pada suhu 550C dan tekanan tinggi (sekitar 300atm) dengan
katalisator terdiri atas serbuk besi dengan campuran Al2O3, MgO, CaO dan K2O.
b. Proses kontak : pertama belerang dibakar hingga menjadi belerang dioksida. Belerang
dioksida kemudian dioksidasi lebih lanjut membentuk belerang trioksida menurut reaksi
kesetimbangan berikut.
2SO2(g) + O2(g) → 2SO3(g) H = -98 kJ
Reaksi ini berlangsung pada suhu sekitar 500 C, tekanan 1 atm dengan katalisator V2O5.
Selanjutnya gas SO3 dilarutkan dalam asam sulfat pekat sehingga terbentuk asam sulfat
pekat berasap disebut juga oleum (H2SO4.SO3 atau H2S2O7).
SO3 + H2SO4 → H2S2O7
c. Batuan fosfat direaksikan dengan asam sulfat atau asam fosfat, dimana batuan fosfat
diubah menjadi kalsium dihidrogenfosfat atau kalsium fosfat primer{Ca(H 2PO4)2} yang
larut dalam air.
Ca3(PO4)2 + 2H2SO4 → 2CaSO4 + Ca(H2PO4)2
Ca3(PO4)2 + 4H3PO4 → 3Ca(H2PO4)2
d. Reaksi pembutannya : H2CO3 + NH3 → CO(NH2)2
5. a. P4 + 5O2 → P4O10
P4O10 + 6H2O → 4H3PO4
b. mol fosforus = 1000gram /124 = 8,06 mol
mol P4O10 = 8,06 mol
mol H3PO4 = 4 x 8,06 mol = 32,24 mol
massa H3PO4 = 32,24 x 98 = 3159,52 gram
98 x 3159,52
massa asam fosfat 98% =  3096,33 gram
100
6. S + O2 → SO2
2SO2(g) + O2(g) → 2SO3(g)
2SO3(g) + H2O → H2SO4(aq)
1L larutan asam sulfat 98% mengandung = 1,8 kg/L x 0,98 = 1,764 kg/L SO3
1764 gram x 1L
mol SO3 =  22,05 mol
80 gram/mol

Mol S = ½ x mol SO3 = ½ x 22,05 mol = 11,025 mol


1000 gram
Mol S yang ada =  31,25 mol
32 gmol 1

Mol SO3 = 2 x 31,25 = 62,5 mol


62,5 mol x 80 gram/mol
Volum larutan =  2,83 L
1764 gram/L

7. S + O2 → SO2
2SO2(g) + O2(g) → 2SO3(g)
2SO3(g) + H2O → H2SO4
Lakmus biru menjadi merah karena ada asam sulfat yang bersifat asam.

Soal-Soal Bab IV
I. PILIHAN GANDA
1. B
2. C
3. A
4. C
5. B
6. D; fluks: bahan yang akan bereaksi dengan pengotor dalam bijih besi dan memisahkan
pengotor itu dalam bentuk cairan kental
7. E
8. A
9. D
10. D
11. C
12. B
II. ESAI
13. Pemisahan nitrogen dan oksigen dari udara dengan cara pencairan udara dan distilasi
bertingkat. Mula-mula udara disaring untuk membersihkan debu yang ada. Udara
bersih kemudian dikompresikan. Kompresi ini menyebabkan suhu udara meningkat.
Kemudian proses dilanjutkan dengan pendinginan yang menyebabkan air dan karbon
dioksida membeku dan dapat dipisahkan. Setelah melalui menara pendingin, udara
kemudian dialirkan ke dalam pipa yang lebih besar sehingga suhu turun lagi dan
sebagian udara mencair. Udara yang belum mEncair disirkulasikan, dialirkan lagi ke
dalam kompresor.
14. a. kokas, batu kapur, oksigen
b. kokas sebagai reduktor, batu kapur sebagai fluks, oksigen sebagai oksidator.
c. 3Fe2O3 +CO → 2Fe3O4 + CO2
Fe3O4 + CO → 3FeO + CO2
FeO + CO → Fe + CO2
d. CaCO3(s) → CaO(s) + CO2 (800 – 900C)
CaO(s) + SiO2(s) → CaSiO3(l) (1200C)
3CaO(s) + P2O5(g) → Ca3(PO4)2 (1200C)
15. Penurunan titik leleh dari Al2O3 dengan melarutkannya dalam kriolit.
16. Proses kontak menggunakan oksigen sebagai oksidator sedangkan proses kamar timbel
campuran gas NO dan NO2 dan bejana yang dilapisi timbel.
17. a. 2Mg + O2 → 2MgO 1)
3Mg + N2  MgN3 2)
mol Mg = 3,3/ 24 = 0,1375 mol
misal reaksi (1) Mg yang bereaksi x mol
untuk reaksi (2) Mg yang bereaksi = (0,1375 – x )mol
mol MgO = x mol dan mol MgN3 = 1/3 x (0,1375 – x )mol
massa hasil total = 5,25 gram
massa MgO + massa MgN3 = 40x + 66(0,046 – 0,33x)= 5,25 gram
x = 0,122 mol = mol Mg = mol MgO
mol MgN3 = 0,006 mol
massa MgO = 0,122 x 40 = 4,85 gram
massa MgN3 = 0,006 x 66 = 0,396 gram
b. Jika MgO dilarutkan dalam air akan membentuk Mg(OH)2 jadi :
MgO + H2O  Mg(OH)2
2 HCl + Mg(OH)2  MgCl2 + 2 H2O
mol MgO = 0,122 mol, berarti mol Mg(OH)2 = 0,122 mol
mol HCl = 2 x Mg(OH)2 = 0,244 mol
Volume HCl = 0,244 / 2 = 0,122 L
18. a. A. NaBr(aq) + Cl2(g)  NaCl(aq) + Br2(l)
C. Br2(l) + 2KOH(aq)  KBr(aq) + KBrO(aq) + H2O(l) (dalam pelarut eter yang
inert). Bromin mengalami reaksi disproporsionasi dalam basa.
D. KBrO(aq) + H2SO4(aq) + KBr  Br2(g) + K2SO4(aq)+H2O(l)
b. Bromin larut dalam eter karena bromin bersifat nonpolar sedang KBrO bersifat polar
jadi larut dalam air yang polar.

Bab V
Unsur Radioaktif dan Penggunaan Radioisotop

Uji Kemampuan Anda


1. Henry Becquerel.
2. Zat radioaktif adalah zat yang mengandung inti tidak stabil yang menyebabkan reaksi
inti secara spontan yang disertai pembebasan energi berupa radiasi dan kalor.
3. a = Sinar 
b = Sinar 
c = Sinar 
4. Daya penetrasi: α < β < γ
Daya pengion: α > β > γ
5. a.
21
82 Na  83
21
Bi  01 β b.
220
86 Rn  216
84 Po  2 α
4

6. a.
242
Pu  240
92 U  42 α b.
42
19 K  42
20 Ca  -1 β
0

a. 15 P  p  15; n  17   17
15  1,13  stabil
32
7. n
p

b.
60
27 Co  p  27; n  33  n
p  33
27  1,22  radioaktif

8. a. Mg-24 b. Ni-60

9. a.
32
16 S  p  16; n  16  n
p  1  stabil

b.
164
82 Po  p  82; n  82  n
p
 1  stabil

10. Gaya tarik menarik yang bekerja antara proton dengan proton, proton dengan neutron
dan neutron dengan neutron.
11. a. Gaya inti b. Gaya inti dan Coulomb c. Gaya inti
12. a. Terikat b. Terpisah
13. a. Ci (Curie) dan Bq (Becquerel); menyatakan keaktifan radioisotop atau menyatakan
jumlah disintegrasi (peluruhan) dalam satuan waktu.
b. Gy (Gray) dan Rd (Rad); menyatakan jumlah / dosis setelah memperhitungkan
pengaruh pada makhluk hidup.
14. Rem = Q x dosis rad (dalam rad); Q = faktor kualitas

Latihan 5.1
1.

No. Jenis Partikel Lambang dan muatan


4
a. α 2 He
0
b. β -1 e
0
c. γ 0 γ
1
d. Proton 1 p
1
e. neutron 0 n
0
f. elektron -1 e
0
g. Positron 1 e
2
h. Deutron 1 D

2. a.
211
82 Pb → 211
83 Bi  0
-1 e

b. 220
86 Rn → 216
84 Bi  4
2 He

c.
40
19 K  0
-1 e → 40
18 Ar  0
0 X

d. 93
44 Ru → 93
43 Tc  0
1 e

3. a.
242
94 Pu → 238
92 Bi  4
2 He

b. 42
19 K → 42
20 Ca  0
-1 e

c. 26
14 Si → 26
13 Al  0
1 He

4. a. Diket: Na-24 100%


t = 45 jam t1/2 = 15 jam
Dit: Na-24 setelah 45 jam
t 12 45
Jawab: n =  3
t 15
n 3
N t  45  Nt 1 1
       Nt   100%  12,5%
N 0  15  100%  2  8

Massa Na-24 setelah 45 jam adalah 12,5%


b. Jika massa Na-24 mula-mula 5 mg maka setelah 45 jam:
N t  12,5%  5 mg  0,625 mg

5. Diket: At = 8,1 dpm


A0 = 15,3 dpm
t1/2 = 5.700 tahun
Dit: t = …?
n n n
At  1  8,1  1  1 1
Jawab:        
A0  2  15,3  2  2 2
n
1 1
      n 1
2
  2
t 5700 tahun
n 1   t 12  5.700 tahun
t 12 t 12

6. Diket: N0 = 72,96 gram


Nt = 4,56 gram
t = 8 tahun
Dit: t1/2 = …?
n n n
Nt  1  4,56  1  1 1
Jawab:        
N0  2  72,96  2  16  2 
n 4
1 1
     n4
2 2

t 8 tahun 8 tahun
n 4  t 12   2 tahun
t 12 t 12 4

7. a. Ci (Curie) dan Bq (Becquerel); menyatakan keaktifan radioisotop atau menyatakan


jumlah disintegrasi (peluruhan) dalam satuan waktu.
b. Gy (Gray) dan Rd (Rad); menyatakan jumlah / dosis setelah memperhitungkan
pengaruh pada makhluk hidup.
8. Rem = Q x dosis rad (dalam rad); Q = faktor kualitas

Latihan 5.2
1. a). Kedokteran
Radioisotop digunakan sebagai perunut untul mendeteksi(diagnosa) berbagai jenis
penyakit antara lain Tc-99 disuntikkan dalam pembuluh darah yang akan diserap oleh
jaringan yang rusak pada organ tertentu seperti jantung, hati, dan paru-paru. Sedangkan
Tl-201 akan diserap oleh jaringan yang sehat pada organ jantung. Sehingga Tc-99 dan
Tl 201 digunakan secara bersama-sama untuk mendeteksi kerusakan jantung.
b). Hidrologi
Dalam bidang hidrologi, perunut radioaktif digunakan untuk:
a. Mempelajari kecepatan aliran air sungai.
Pada tempat tertentu ditaburkan senyawa yang bertanda yang larut dalam air, misal
NaCl dengan isotop Na-24. Detektor akan menunjukkan kapan radioisotope mencapai
tempat tertentu pada daerah sungai tersebut.
b. Menyelidiki kebocoran pipa air bawah tanah
Radioisotop Na dalam NaCO3 yang larut dalam air dimasukkan ke dalam aliran air
dalam pipa. Dengan detektor maka dapat diketahui intensitas radiasi. Jika intensitas
melebihi batas normal maka dapat dipastikan bahwa telah terjadi kebocoran pada pipa
tersebut.
c). Ilmu kimia
Dalam ilmu kimia, perunut radioaktif digunakan untuk :
a. Mempelajari kesetimbangan dinamis pada suatu reaksi.
Contoh pada kesetimbangan antara PbI2 padat dengan larutan jenuhnya.
PbI2 (s) → Pb2+ (aq) + 2I- (aq)
b. Mempelajari reaksi pengesteran.
Alkohol akan bereaksi dengan asam karboksilat membentuk ester dan air. Mula-mula
alkohol dipilih yang mengandung isotop O-18, kemudian direaksikan dengan asam
karboksilat. Selanjutnya hasil reaksi diperiksa dan ternyata ester yang dihasilkan
radioaktif.
2. Radioisotop sebagai sumber radiasi
a. Bidang kedokteran
1. Sterilisasi radiasi
Contoh: untuk mematikan mikroorganisme
2. Terapi tumor atau kanker
Contoh: Radioisotop Co-60 dapat digunakan untuk mendeteksi kanker.
b. Bidang pertanian
1. Pemuliaan tanaman
Contoh: biji padi diradiasi dengan dosis tertentu agar tahan hama, berbulir banyak,
atau usia pendek.
2. Penyimpanan makanan
Contoh: radiasi digunakan untuk menghambat pertumbuhan tumbuhan yang cepat
muncul tunas, untuk pengawetan bahan makanan (mencegah pertumbuhan jamur
atau bakteri).
c. Bidang Industri
1. Mengontrol ketebalan bahan
Radiasi sinar gama dapat digunakan untuk memeriksa cacat pada logam atau
sambungan las yaitu dengan me-rontgen bahan tersebut. Semakin tebal bahan
tersebut maka intensitas radiasi yang diteruskan makin berkurang.
2. Pengawetan bahan
Bahan-bahan seperti kayu, barang-barang seni dapat diawetkan dengan
menggunakan bahan radioisotop yang dapat meningkatkan nilai mutu tekstil
karena mengubah struktur serat sehingga lebih kuat, lebih baik mutu penyerapan
warnanya. Berbagai jenis makanan juga dapat diawetkan dengan dosis yang aman
sehigga lebih tahan lama.
3. a. Reaktor G.A. Siwabessy di Serpong
b. Reaktor Triga 2000 di Bandung
c. Reaktor Kartini di Jogjakarta
Ketiga reaktor tersebut merupakan reaktor riset ysng memiliki tujuan untuk berbagai
penelitian dan menghasilkan berbagai macam teknologi yang penggunaannya non energi.
Misalnya untuk bidang pertanian, biologi, peternakan, industri, kedokteran dan bidang-
bidang non energi lainnya.

Soal-Soal Bab V
1. D
2. D
3. C
4. A
5. A
6. C
7. B
8. C
9. D
10. D ; 0
1 
11. B
12. D
13. A
14. E
15. E ; Semakin singkat waktu paruhnya maka zat tersebut semakin aktif.
16. C
17. E
18. C
19. E
20. C

Soal Latihan Ulangan Semester I

PILIHAN GANDA
1. B
massa 6 gram massa 90 gram
2. A; mol urea =   0,1 mol mol air =   5 mol
Mr 60 g/mol Mr 18 g/mol

mol urea 0,1


X   0,0196
mol urea  mol air 0,1  5
3. E
4. E; P  P o . X
24
24  27 . X  X   0,89
27
28%  massa X  28 gram dan massa air  100 gram - 28 gram  72 gram
72 gram
mol air   4 mol
18 g/mol
n air 4
X  0,89 
n air  n X 4  nX
3,56  0,89 n X  4  0,89 n X  0,44
n X  0,49 mol
massa 28 gram
Mr    56 g/mol
mol 0,49 mol

5. D; P = X . Po  24,5 = 25 . X
24,5
X air   0,98; X urea  1  0,98  0,02
25
X air : X urea  mol air : mol urea  0,02 : 0,98  1 : 49
massa air  mol x Mr
\ massa urea  1 mol x 60 g/mol  60 gram
massa air  49 mol x 18 g/mol  882 gram
% urea  60
882
x 100%  6,8%

6. C
7. A; ΔTf  m x Kf
10a
ΔTf  x Kf
M
ΔTf.M
Kf 
8. B 10a

9. B
10. C
11. D
12. C
13. D
14. C
15. C; ΔTf  m.Kf
3  m . 1,86
3
m  1,613
1,86
1000 1,613
mnx n  0,1613 mol
100 gram 10
massa 10 g
Mr    62 g/mol
n 0,1613 mol
16. E
17. B
18. C; Biloks W  4.x + ((-2).13) + (10.2) + (10.(-2)) = -2  x = +8
19. C
20. C
21. D
22. B
23. C
24. A
25. E
26. E
27. A
28. A
29. C
30. D
31. A
32. B
33. D
34. B
35. D
36. C
37. B
38. B
39. A
40. B
41. C
42. C
43. B
44. D
45. B
46. D
47. C
t 60
48. E; n  3
t 1
2 20
3
1
   18
2
49. D
50. A
ESAI
ΔTf 1,86
51. m . i  Kf  1,86  1

 1000   1000 
m . i  n NaCl .   .2  n zat  
 500   500 
 11,7   6 
1   .2.2    .2
 58,5   Mr 
Mr zat  60 gram/mol

52. a. K2Cr2O7(aq) + 7H2SO4(aq) + 6FeSO4(aq) →


K2SO4(aq) + Cr2(SO4)3(aq) + 3Fe2(SO4)3(aq) + 7H2O(l)
b. 3NaHSO4(aq) + 8Al(s) + 3NaOH(aq) → 3Na2S(aq) + 4Al2O3(s) + 3H2O(l)
53. a. Zn│Zn2+║ Ag+│Ag
b. Eo sel = 0,80 – (– 0,76) = 1,56 volt
c. Zn(s) → Zn2+(aq) + 2e
2Ag+(aq) + 2e → 2Ag(s) +
Zn(s) + 2Ag+(aq) → 2Ag(s) + Zn2+(aq)
54. 2H2O → 2e + 2H+ + H2O2
i . t . ME
G
96500
i . 3600. 34 ( 2
)
100 
96500
i  157,68 A
100
Maka i minimal = .157,68  315,36 A
50
55. Mg2+ + 2 Cl– + 3 H2O → Mg2+ + 2 OH– + H2
Ksp Mg(OH)2 = [Mg2+] . [OH–]2 = [Mg2+] . [2 . Mg2+]2
1,8 . 10–11 = 4 [Mg2+]3, [Mg2+] = 1,65 . 10–4 M
n Mg2+ = 1,65 . 10–4. 500 = 0,0825 mmol
n H2 = n Mg2+ = 0,0825 mmol = 8,25 . 10–5 mol
volum H2 = 8,25 . 10–4 mol . 22,4 L / mol = 1,85 . 10–3 L

Anda mungkin juga menyukai