Anda di halaman 1dari 12

Nama : Sigit Wahyudin

NIM : IM2030875
Prodi : T. Mesin

Tugas Membuat Makalah Partial Molar

TUJUAN

Menghitung parsial molal volume pada larutan natrium klorida dan larutan
gula dengan cara mengukur densitas pada masing – masing larutan.

TEORI PERCOBAAN
Molal atau molalitas didefinisikan sebagai jumlah mol solute per kg solven.
Berarti merupakan perbandingan antara jumlah mol solute dengan massa solven
dalam kilogram.
Molal =
Jadi, jika ada larutan 1,00 molal maka mengandung 1,00 mol solute tiap 1,00 kg
solven (Brady,1990:592). Volum molar parsial adalah kontribusi pada volum, dai satu
komponen dalam sample terhadap volum total. Volum molar parsial komponen suatu
campurn berubah-ubah tergantung pada komposisi, karena lingkungan setiap jenis
molekul berubah jika komposisinya berubah dari a murni ke b murni. Perubahan
lingkungan molekuler dan perubahan gaya-gaya yang bekerja antara molekul inilah
yang menghsilkan variasi sifat termodinamika campuran jika komposisinya berubah
(Atkins, 1993:170). Volume molal parsial merupakan volume dimana terdapat
perbandingan antara pelarut dengan zat terlarut, yang ditentukan oleh banyaknya zat mol
zat terlarut yang terdapat dalam 1000 gram pelarut.
Termodinamika terdapat 2 macam larutan, yaitu larutan ideal dan larutan tidak
ideal. Suatu larutan dikatakan ideal jika larutan tersebut mengikuti hukum Raoult
pada seluruh kisaran komposisi dari system tersebut. Untuk larutan tidak ideal, dibagi
menjadi 2 yaitu:
1. Besaran molal parsial, misalnya volume molal parsial dan entalpi
2. Aktivitas dan koefisien aktifitas.
Secara matematik sifat molal parsial didefinisikan sebagai:
Dimana,  adalah sifat molal parsial dari komponen ke-i. Secara fisik    berarti
kenaikan dalam besaran termodinamik J yang diamati bila satu mol senyawa I
ditambahkan ke suatu sistem yang besar sehingga komposisinya tetap konstan
(Dogra,1990:580).
Ada3 sifat termodinamik molal parsial utama, yakni: (i) volume molal parsial dari
komponen-komponen dalam larutan, (ii) entalpi molal parsial dan (iii) energi bebas
molal parsial. Satu hal yang harus diingat adalah bahwa sifat molal parsial dari suatu
komponen dalam suatu larutan dan sifat molal untuk senyawa murni adalah sama jika
larutan tersebut ideal (Dogra,1990:580).

Volume molal partial komponen I dari system larutan didefinisikan sebagai :


Dimana V = volume, n = jumlah mol, T = suhu, dan P = tekanan system. Volume
larutan adalah fungsi dari suhu, tekanan, dan jumlah mol dan dapat dinyatakan
sebagai :

Pada suhu dan tekanan tetap, dari persamaan (1) dan (3) didapat:

Volum molal partial akan tetap pada kondisi dimana komposisi, suhu, dan tekanan
tetap. Integrasi persamaan (4) pada kondisi tersebut memberikan :

V= n1V1 + n1V1 + …..+ tetapan

Jika n1 = n2 maka tetapan akan sama dengan nol. Dimana V adalah volum seluruh
larutan, n1 adalah jumlah mol air dengan volum molal partial V1, dan n2 adalah
jumlah mol zat terlarut dengan volum molal partial V2. Jika Vo adalah volum molal
air murni, dan φ adalah volum molal nyata untuk zat terlarut, maka :

V = n1V01 + n2 φ

Diketahui pula bahwa,

Dimana M2 adalah berat molekul solute, ρ larutan adalah massa jenis larutan dan ρa
adalah massa jenis air murni. Dari persamaan (8) didapat :

Dimana W adalah massa picnometer yang berisi larutan, We adalah massa picnometer
kosong, dan Wo adalah massa picnometer berisi air murni. Dari definisi volum molal
partial, dan persamaan (6) dan (7) :
Demikian pula untuk :

Pada umumnya untuk larutan elektrolit sederhana, volum molal partial nyata
(apparent molal volum) adalah linier terhadap √m. prediksi Debye-Huckel untuk
larutan encer sesuai dengan perilaku ini karena :

Persamaan (10) dan (12) dapat di ubah menjadi :

Dari persamaan (13) dapat dibuat grafik φ vs √m yang linier, sehingga didapat
gradient dφ/d(√m). pada √m = 0 nilai φ = φ 0 . selanjutnya dari kedua nilai tersebut
dapat dihitung V1 dan V2.
SKEMA PERCOBAAN

Membuat larutan NaCl 3 M


sebanyak 250 ml

Ulangi percobaan dengan


Dengan cara pengenceran buatlah
mengganti larutan NaCl 3 M
larutan dengan konsentrasi ½, ¼,
menjadi larutan gula 0,5 M
1/8, dan 1/16 dari konsentrasi awal
dan Na2SO4 3M

Timbanglah massa picnometer


kosong, massa picnometer berisi
air dan massa picnometer berisi
larutan pada masing – masing
konsentrasi

Alat dan Bahan :


- Beaker glass 100 ml dan 250 ml - Batang pengaduk
- Picnometer 10 ml - Beaker glass plastic 1000 ml
- Gelas ukur 50 ml - Kristal Gula
- Kristal NaCl - Labu ukur 250 ml
- Na2SO4
- Air murni
DATA HASIL PERCOBAAN

Massa piknometer kosong (we) : 9,7758 gr


Massa picnometer berisi air murni (Wo) : 20,3232 gr
Volume picnometer : 10 ml

 Massa piknometer berisi larutan NaCl

No. Konsentrasi Larutan Massa Picnometer Berisi Larutan


NaCl (M) NaCl (gram)
1 3 20,8135
2 0,5 20,4402
3 0,25 19,2822
4 0,125 20,3929
`5 0,167 20,1715

 Massa picnometer berisi larutan gula

No. Konsentrasi Larutan Massa Picnometer Berisi Larutan


Gula (M) Gula (gram)
1 0,5 20,2339
2 0,25 20,3133
3 0,125 20,3648
4 0,167 20,2944

 Massa picnometer berisi larutan Na2SO4

No. Konsentrasi Larutan Massa Picnometer Berisi Larutan


Na2SO4 (M) Na2SO4 (gram)
1 3 20,4980
2 0,5 20,2959
3 0,25 20,1770
4 0,125 20,1708
5 0,167 20,2770

HASIL PERHITUNGAN, PEMBAHASAN dan DISKUSI


 Massa picnometer kosong = 9,7758 gram
 Massa picnometer berisi air = 20,3232 gram
 Volume picnometer = 10 ml
 Density air = 1,0547 gr/ml

a. LARUTAN NaCl

No. Konsentrasi Larutan Massa Picnometer Berisi Massa jenis larutan


NaCl (M) Larutan NaCl (gram) NaCl (gr/ml)

1 3 20,8135 1,1308

2 0,5 20,4402 1,0664

3 0,25 19,2822 0,9506

4 0,125 20,3929 1,0617

5 0,167 20,1715 1,0396

b. LARUTAN GULA

No. Konsentrasi Larutan Massa Picnometer Berisi Massa jenis larutan gula
gula (M) Larutan gula (gram) (gr/ml)

1 3 20,2339 1,0458

2 0,5 20,3133 1,0538

3 0,25 20,3648 1,0589

4 0,125 20,2944 1,0519

5 0,167 20,2339 1,0458

c. LARUTAN Na2SO4

No. Konsentrasi Larutan Massa Picnometer Berisi Massa jenis larutan


Na2SO4 (M) Larutan Na2SO4l (gram) Na2SO4 (gr/ml)

1 3 20,4980 1,0722

2 0,5 20,2959 1,0520

3 0,25 20,1770 1,0401

4 0,125 20,1708 1,0395


5 0,167 20,2770 1,0501

Untuk menghitung density (ρ) larutan pada beberapa konsentrasi tersebut kita
menggunakan alat picnometer, dimana massa picnometer berisi larutan NaCl, larutan Gula
dan larutan Na2SO4 dikurangi dengan massa picnometer kosong dibagi dengan volume
picnometernya. Density (ρ) referensinya adalah density (ρ) air.
Dari tabel diatas diketahui bahwa density (ρ) dan massa picnometer yang berisi larutan
semakin kecil seiring dengan menurunnya konsentrasi, begitu juga sebaliknya. Density (ρ)
dan massa picnometer yang berisi larutan juga harus lebih besar dari density (ρ) dan massa
picnometer yang berisi air yang merupakan referensinya.

 Hasil perhitungan Ф , m dan √m :

a. Larutan NaCl :

Konsentrasi Ф larutan NaCl m larutan NaCl √m larutan NaCl


Larutan (M) (ml/mol) (m)
3 48,0062 7,509 2,742
0,5 53,8249 1,669 1,292
0,25 72,4623 0,05 0,224
0,125 53,7492 0,209 0,457
0,167 57,6036 0,24 0,489

Pembahasan : dari grafik di atas dapat dinyatakan bahwa harga volum molal di pengaruhi
oleh molalitas dan kerapatan larutan dimana pengurangan molalitas
menyebabkan bertambahnya volume molal nyata terlarut (φ). Jika harga
molalitas diturunkan dalam jumlah tertentu dan densitas larutan juga
diturunkan dalam jumlah tertentu, maka volum molal nyata terlarutnya akan
naik. Dari grafik di atas menunjukkan hubungan antara φ dan √m berbanding
terbalik dan didapatkan persamaan y = - 0,2687x + 15,998 , sehingga dari
persamaan tersebut akan didapatkan nilai dari dφ/d√m = - 0,2687, maka
didapatkan pula nilai volume partial solven (V1) dan volume molal partial
solute (V2).

 Larutan GULA :

Konsentrasi Ф larutan GULA m larutan GULA √m larutan


Larutan (M) (ml/mol) (m) GULA
3 209.5260 1,001 1,0005
0,5 421,0062 1,0120 1,0059
0,25 342,5057 1,0542 1,0267
0,125 125.5532 1,0440 1,0218
0,167 27,9943 1,0891 1,0436

Pembahasan : dari grafik di atas dapat dinyatakan bahwa harga volum molal di pengaruhi
oleh molalitas dan kerapatan larutan dimana pengurangan molalitas
menyebabkan berkurangnya volume molal nyata terlarut (φ). Jika harga
molalitas diturunkan dalam jumlah tertentu dan densitas larutan juga
diturunkan dalam jumlah tertentu, maka volum molal nyata terlarutnya akan
turun pula. Dari grafik di atas menunjukkan hubungan antara φ dan √m
berbanding lurus dan didapatkan persamaan y = 0,0028x + 0,1129 , sehingga
dari persamaan tersebut akan didapatkan nilai dari dφ/d√m = 0,0028, maka
didapatkan pula nilai volume partial solven (V1) dan volume molal partial
solute (V2).

KESIMPULAN
Dari percobaan ini dapat disimpulakan bahwa, density (ρ) larutan NaCl,gula dan
Na2SO4 semakin kecil seiring dengan menurunnya konsentrasi, begitu juga sebaliknya. Φ
larutan NaCl, gula dan Na2SO4 serta volume parsial pelarut (V1)semakin kecil seiring dengan
menurunnya konsentrasi dan volume parsial molal terlarut (V 2) semakin besar seiring dengan
menurunnya konsentrasisedangkan untuk m dan √m semakin kecil seiring dengan
menurunnya konsentrasi. Sehingga φ berbanding terbalik dengan molalitasnya (m dan √m).

DAFTAR PUSTAKA

 Modul praktikum kimia fisika


 Maron H. Samuel; Lando B. Jerome , 1974, “Fundamental of Physical Chemistry”,
Collion Mac Milan, New York.
 The Apparent and Partial Molal Volume of Aqueous Sodium Chloride Solutions at
Various Temperaturesby : Frank J.Millero
 Suwarno Judjono , dkk.2004.”LECTURE NOTEKIMIA FISIKA I ”.Jurusan Teknik
Kimia.Fakultas Teknologi Industri.Institut Teknologi Sepuluh November : Surabaya
 Kennert Denbigh, 1993, “Prinsip – Prinsip Kesetimbangan Kimia”, 4th edition,
terjemahan SIT Soedarni, UI Press, hal 295 – 313.

APENDIKS
 MENGHITUNG DENSITY (ρ) LARUTAN AIR

 MENGHITUNG DENSITY (ρ) LARUTAN NaCl


Untuk konsentrasi 3 M

 MENGHITUNG DENSITY (ρ) LARUTAN GULA


Untuk konsentrasi 0,25 M

 MENGHITUNG DENSITY (ρ) LARUTAN Na2SO4


Untuk konsentrasi 0,125 M
 MENGHITUNG φ LARUTAN NaCl
Untuk konsentrasi 3 M

 MENGHITUNG φ LARUTAN GULA


Untuk konsentrasi 0,25 M

 MENGHITUNG φ LARUTAN Na2SO4


Untuk konsentrasi 0,125 M

B) menghitung m dan √m :
a) larutan NaCl :
percobaan I (3 M) 100 ml
n = M x V larutan massa pelarut = ρ air murni x volume pelarut
= 3 x 0,1 = 0,9987 gr/cm3x 40 cm3
= 0,3 mol = 39,95 gr

m=nx 1000
massa pelarut
= 0,3 mol x 1000
39,95 gr
= 7,509 m

√m = √7,509 = 2,7403 m

b) larutan GULA :
percobaan I (0,5 M) 100 ml
n = M x V larutan massa pelarut = ρ air murni x volume pelarut
= 0,5 x 0,1 = 0,9987 gr/cm3x 50 cm3
= 0,05 mol = 49,94 gr

m=nx 1000
massa pelarut
= 0,05 mol x 1000
49,94 gr
= 1,001 m

√m = √1,001 = 1,0005 m

Anda mungkin juga menyukai