Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK

PERCOBAAN N-1

PENENTUAN VOLUME MOLAR PARSIAL

Nama : Ahmad Muliansyah

NIM : 13713045

Kelompok : II

Shift : II/ Rabu Siang (13.00-16.00)

Asisten : Qurrotu A’yun 10511082

Tanggal Praktikum : 29 Oktober 2014

Tanggal Pengumpulan: 12 November 2014

LABORATORIUM KIMIA FISIK

PROGRAM STUDI TEKNIK MATERIAL

FAKULTAS TEKNIK MESIN DAN DIRGANTARA

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2014/2015
PERCOBAAN N-1

PENENTUAN VOLUME MOLAR PARSIAL

I. TUJUAN PERCOBAAN
Menentukan volume molar parsial natrium klorida (NaCl) sebagai fungsi rapat
massa.

II. TEORI DASAR


Volume molar adalah volume yang dimiliki setiap mol suatu zat pada temperatur
dan tekanan tertentu. Volume molar parsial suatu zat dalam larutan adalah
perubahan volume yang terjadi apabila satu mol komponen x ditambahkan pada
larutan tersebut dan tidak mengubah komposisi sistem. Volume polar parsial dari
komponen x pada suatu sistem sama dengan kenaikan atau penurunan yang sangat
kecil pada volume dibagi dengan banyaknya mol zat yang ditambahkan, pada saat
keadaan suhu, tekanan, dan jumlah komponen lain yang ada pada sistem tersebut
konstan.
Secara matematik, volume molal parsial didefinisikan sebagai :

( ) ̅

Dimana ̅ adalah volume molal parsial dari komponen ke-i. Secara fisik ̅ berarti
kenaikan dalam besaran termodinamik V yang diamati bila satu mol senyawa i
ditambahkan ke suatu sistem yang besar, sehingga komposisinya tetap konstan.
Pada temperatur dan tekanan konstan, persamaan di atas dapat ditulis sebagai
∑ ̅ dan dapat diintegrasikan menjadi :
∑ ̅

Faktor – Faktor yang mempengaruhi perubahan volume molar parsial adalah


adanya perbedaan antara gaya intermolekular pada larutan dan pada komponen
murni penyusun larutan tersebut, dan adanya perbedaan antara bentuk dan ukuran
molekul suatu larutan dan pada komponen murni penyusun larutan tersebut.
Ada tiga sifat termodinamik molal parsial utama, yakni: (i) volume molal parsial
dari komponen-komponen dalam larutan (juga disebut sebagai panas differensial
larutan), (ii) entalpi molal parsial, dan (iii) energi bebas molal parsial (potensial
kimia). Sifat-sifat ini dapat ditentukan dengan bantuan (i) metode grafik, (ii)
menggunakan hubungan analitik yang menunjukkan V dan ni, dan (iii)
menggunakan suatu fungsi yang disebut besaran molal nyata.
Pada praktikum ini digunakan metode volume molar nyata yang ditentukan
sebagai:
̅
Atau ̅

Dimana ̅ adalah volume molal untuk komponen murni.


Pada praktikum ini, digunakan 2 macam zat, yaitu NaCl dan air, dan etanol dan
air. Maka, persamaan di atas dapat ditulis menjadi:
̅

Dimana adalah jumlah mol air, dan adalah jumlah mol zat terlarut (NaCl
atau etanol).

Dimana adalah massa pelarut, dalam hal ini adalah air, dan
Sehingga,

untuk pada 1 mol. Sedangkan harga pada variasi mol adalah

Setelah didapatkan semua harga dalam masing-masing variasi mol, maka


semua harga ini dapat diplot terhadap mol. Kemiringan yang didapatkan dari

grafik ini adalah ( ), dan dapat digunakan untuk menentukan harga volum

molal parsial ( ̅ ), berdasarkan persamaan berikut:

̅ ( )
III. DATA PENGAMATAN
Berdasarkan pada percobaan yang telah dilakukan, diperoleh data sebagai berikut:
Suhu saat percobaan (T) : 26,5 °C
Massa jenis air pada T (ρ) : 0,996649 gram/ml
Berat piknometer kosong : 18,78 gram
Berat piknometer + air : 44,90 gram
Mr NACl : 58,5 gr/mol
Mr : 18,01 gr/mol
Larutan induk :3M
Data percobaan :
Tabel 1. Data Pengamatan
Volume Larutan [NaCl] W pikno + larutan
Induk
(ml) (M) (gram)
5 0.3 45.18
10 0.6 45.33
15 0.9 45.83
20 1.2 45.87
25 1.5 46.43

IV. PENGOLAHAN DATA


Keterangan : Pelarut = air (H2O)
Zat = NaCl
4.1. Penentuan Volume Piknometer
( )

4.2. Penentuan Massa Jenis Zat


( )

Contoh perhitungan jika [NaCl] = 0.3 M


Tabel 2. Massa Jenis Larutan

[NaCl] W pikno + zat Massa Jenis Zat


(M) (gram) (gram/ml)
0.3 45.18 1.007
0.6 45.33 1.013
0.9 45.83 1.032
1.2 45.87 1.034
1.5 46.43 1.055

4.3. Penentuan Jumlah Mol Zat (n zat)

Contoh perhitungan jika [NaCl] = 0.3 M

Tabel 3. Jumlah Mol Zat

[NaCl] n zat
(M) (mol)
0.300 0.008
0.600 0.016
0.900 0.024
1.200 0.031
1.500 0.039

4.4. Penentuan Berat Pelarut (Ws)

( )
Contoh perhitungan jika [NaCl] = 0.3 M
Tabel 4. Berat Zat dan Pelarut

[NaCl] W pikno + larutan W zat Ws


(M) (gram) (gram) (gram)
0.300 45.18 0.451 25.949
0.600 45.33 0.936 25.614
0.900 45.83 1.404 25.646
1.200 45.87 1.814 25.276
1.500 46.43 2.282 25.368

4.5. Penentuan Jumlah Mol Pelarut (n pelarut)

Contoh perhitungan jika [NaCl] = 0.3 M

Tabel 5. Jumlah Mol Pelarut

[NaCl] Ws n pelarut
(M) (gram) (mol)
0.300 25.949 1.441
0.600 25.614 1.422
0.900 25.646 1.424
1.200 25.276 1.403
1.500 25.368 1.409

4.6. Penentuan Volume Molar Nyata


( ) ( )
( )

Contoh perhitungan jika [NaCl] = 0.3 M

( )
Tabel 6. Volume Molar Nyata

[NaCl] W(pikno+larutan) n zat ρ zat Ø


(M) gram mol gram/ml (ml)
0.300 45.18 0.008 1.007 56.706
0.600 45.33 0.016 1.013 57.015
0.900 45.83 0.024 1.032 56.564
1.200 45.87 0.031 1.034 56.847
1.500 46.43 0.039 1.055 56.546

4.7. Grafik
57.000

56.500

56.000

55.500
Ø

55.000

54.500 y = -19.555x + 58.177


R² = 0.9875
54.000
0.0800.0900.1000.1100.1200.1300.1400.1500.1600.1700.1800.1900.200
√n NaCl

Tabel 7. Data Grafik

Ø √(n zat)
56.706 0.089
57.015 0.127
56.564 0.155
56.847 0.176
56.546 0.198
Keterangan grafik :

√( )+58.17 maka,

( )
4.8. Penentuan Volume Molar Parsial
( )
√( )

( )
√( )
Contoh perhitungan jika [NaCl] = 0.3 M

( )

( )

Tabel 8. Volume Molar Parsial Zat dan Pelarut

[NaCl] V NaCl Vp
(M) (ml) (ml)
0.300 56.495 18.084
0.600 56.467 18.108
0.900 56.430 18.140
1.200 56.386 18.177
1.500 56.385 18.219
VI. KESIMPULAN

Kesimpulan dari percobaan ini adalah bahwa volume molar parsial NaCl pada
temperatur 26.5°C untuk beberapa konsentrasi adalah sebagai berikut

[NaCl] V NaCl
(M) (ml)
0.300 56.495
0.600 56.467
0.900 56.430
1.200 56.386
1.500 56.385

VII. DAFTAR PUSTAKA

 Bird, T. 1994. “Kimia Fisik untuk Universitas”. Gramedia Pustaka


Utama. Jakarta.
 P. W. Atkins. 1978. ”Physical Chemistry”. edisi 7. Oxford University.
halaman 161-168.
 Rao, RR dan Fasad, KR.2003.“Effects of Volume and Partial Molar
Volume variation on Journal Bearings”. India.Vol 46. Hal 143-152.
 Rosian,Z. 2005. “Kimia Fisika”. Rineka Cipta. Jakarta.
 Sheemaker.1989.”Experimental in Physical Chemistry”.5 th ed.New
York:Mc.Graw Hill.page 187-194
 While, Frank.M. 1988. Mekanika Fluida edisi ke-2 jilid I. Jakarta :
Erlangga
VIII. LAMPIRAN
a. CRC

b. JAWABAN PERTANYAAN

1. Mengapa dalam penentuan volume molar parsial dengan menggunakan


piknometer harus menggunakan termostat ?
Jawab:
Dalam menentukan volume molar parsial, diperlukan perhitungan
massa jenis zat dan pelarut dengan menggunakan piknometer. Densitas
suatu zat tergantung pada temperatur zat. Tujuan dari direndamnya
piknometer dalam termostat adalah untuk mengatur suhu termostat dan
menjaga suhu tersebut tetap konstan. Hal ini dilakukan supaya data
yang diperoleh akurat dan perhitungan bisa mendekati nlai
sesungguhnya (memperkecil nilai kesalahan).

2. Selama piknometer direndam di dalam termostat selama kurang lebih


15 menit, mengapa anda harus melakukan penambahan larutan ke
dalam piknometer?
Jawab:
Piknometer adalah suatu alat yang terbuat dari kaca berbentuk
menyerupai botol parfum atau sejenisnya dan digunakan untuk
mengukur nilai massa jenis atau densitas fluida. Larutan yang akan
diukur massa jenisnya dimasukkan ke dalam piknometer sampai penuh
dan diusahakan kapiler piknometer juga terisi larutan. Kemudian
piknometer direndam di dalam termostat, hal ini bertujuan untuk
mengatur suhu piknometer dan larutan.
Selama pekinkan rendaman ini dimungkinkan ada larutan yang tumpah
oleh sebab itu harus ditambah dengan larutan lagi. Hal ini dilakukan
agar volume larutan didalam piknometer tetap dan data yang diperoleh
akan lebih akurat lagi.

c. DATA PENGAMATAN

Anda mungkin juga menyukai