menghitung parsial molal volume pada larutan natrium klorida dan larutan gula dengan cara
mengukur densitas pada masing – masing larutan.
TEORI PERCOBAAN :
Molal atau molalitas didefinisikan sebagai jumlah mol solute per kg solven. Berarti
merupakan perbandingan antara jumlah mol solute dengan massa solven dalam kilogram.
Molal =
Jadi, jika ada larutan 1,00 molal maka mengandung 1,00 mol solute tiap 1,00 kg solven
(Brady,1990:592)
Volum molar parsial adalah kontribusi pada volum, dai satu komponen dalam sample
terhadap volum total. Volum molar parsial komponen suatu campurn berubah-ubah
tergantung pada komposisi, karena lingkungan setiap jenis molekul berubah jika
komposisinya berubah dari a murni ke b murni. Perubahan lingkungan molekuler dan
perubahan gaya-gaya yang bekerja antara molekul inilah yang menghsilkan variasi sifat
termodinamika campuran jika komposisinya berubah (Atkins, 1993:170)
Volume molal parsial merupakan volume dimana terdapat perbandingan antara pelarut
dengan zat terlarut, yang ditentukan oleh banyaknya zat mol zat terlarut yang terdapat dalam
1000 gram pelarut.
Termodinamika terdapat 2 macam larutan, yaitu larutan ideal dan larutan tidak ideal. Suatu
larutan dikatakan ideal jika larutan tersebut mengikuti hukum Raoult pada seluruh kisaran
komposisi dari system tersebut. Untuk larutan tidak ideal, dibagi menjadi 2 yaitu:
Dimana, adalah sifat molal parsial dari komponen ke-i. Secara fisik berarti kenaikan dalam
besaran termodinamik J yang diamati bila satu mol senyawa I ditambahkan ke suatu sistem
yang besar sehingga komposisinya tetap konstan (Dogra,1990:580).
Ada3 sifat termodinamik molal parsial utama, yakni: (i) volume molal parsial dari komponen-
komponen dalam larutan, (ii) entalpi molal parsial dan (iii) energi bebas molal parsial. Satu
hal yang harus diingat adalah bahwa sifat molal parsial dari suatu komponen dalam suatu
larutan dan sifat molal untuk senyawa murni adalah sama jika larutan tersebut ideal
(Dogra,1990:580).
δV
Vi= ( δni )T , P ,∋J =i
1
Pada suhu dan tekanan tetap, dari persamaan (1) dan (3) didapat:
δV δV δV δV
dV = dT + dP+ dni+ dn 2+ …
δT δT δT δT
Volum molal partial akan tetap pada kondisi dimana komposisi, suhu, dan tekanan tetap.
Integrasi persamaan (4) pada kondisi tersebut memberikan :
Jika n1 = n2 maka tetapan akan sama dengan nol. Dimana V adalah volum seluruh larutan, n1
adalah jumlah mol air dengan volum molal partial V1, dan n2 adalah jumlah mol zat terlarut
dengan volum molal partial V2. Jika Vo adalah volum molal air murni, dan φ adalah volum
molal nyata untuk zat terlarut, maka :
V = n1V01 + n2 φ
1000+mM 2
V=
ρlarutan
1000
n1 =
ρa
Dimana M2 adalah berat molekul solute, ρ larutan adalah massa jenis larutan dan ρa adalah
massa jenis air murni. Dari persamaan (8) didapat :
1 1000 ρlarutan−ρa
φ=
ρlarutan(M2
m (ρa ))
1 1000 W −Wo
¿
ρlarutan(M 2−
m Wo−We ( ))
Dimana W adalah massa picnometer yang berisi larutan, We adalah massa picnometer
kosong, dan Wo adalah massa picnometer berisi air murni. Dari definisi volum molal partial,
dan persamaan (6) dan (7) :
V 2= ( δNδV2 ) P ,T , N 1
δφ
¿ φ−N 2 (
δN 2 )
P ,T , N 1
δφ
¿ φ−m ( )
δm
V −N 2V 2 1 δφ
V 1=
N1
=
N1 (
N 1V 10−N 2
δN 1 ( )
T ,P, N 1 )
2
m2 δφ
¿ V 1− ( )
55.51 δm
Pada umumnya untuk larutan elektrolit sederhana, volum molal partial nyata (apparent molal
volum) adalah linier terhadap √m. prediksi Debye-Huckel untuk larutan encer sesuai dengan
perilaku ini karena :
dφ dφ d ( √ m) 1 dφ
= × = ×
dm d ( √ m ) dm 2 √m d ( √ m )
m m dφ
V 1=V 10−
55.51 (√2 d (√ m) )
m dφ
V 2=φ+ √
2 d ( √m )
Dari persamaan (13) dapat dibuat grafik φ vs √m yang linier, sehingga didapat gradient
dφ/d(√m). pada √m = 0 nilai φ = φ 0 . selanjutnya dari kedua nilai tersebut dapat dihitung V1
dan V2.
3
SKEMA PERCOBAAN :
4
DATA HASIL PERCOBAAN:
Massa piknometer kosong (we) :9,801 gr
Massa picnometer berisi air murni (Wo) : 20,3285 gr
Volume picnometer : 25 ml
No Konsentrasi larutan gula (M) Massa picnometer yang Massa jenis larutan
. berisi larutan gula (gr) gula (gr/cm3)
1 0,5 20,698 0,43588
2 0,25 20,429 0,42512
3 0,125 20,357 0,42224
4 0,0625 20,343 0,42168
5 0,03125 20,337 0,42144
Larutan GULA :
5
1 0,5 0,43588
2 0,25 0,42512
3 0,125 0,42224
4 0,0625 0,42168
5 0,03125 0,42144
Larutan Na2SO3 :
1 √m larutan NaCl
√m Linear (√m larutan NaCl)
0.5
0
52.0000 54.0000 56.0000 58.0000 60.0000
Ф
6
Pembahasan : dari grafik di atas dapat dinyatakan bahwa harga volum molal di pengaruhi oleh
molalitas dan kerapatan larutan dimana pengurangan molalitas menyebabkan
bertambahnya volume molal nyata terlarut (φ). Jika harga molalitas diturunkan dalam
jumlah tertentu dan densitas larutan juga diturunkan dalam jumlah tertentu, maka
volum molal nyata terlarutnya akan naik. Dari grafik di atas menunjukkan hubungan
antara φ dan √m berbanding terbalik dan didapatkan persamaan y = - 0,2687x +
15,998 , sehingga dari persamaan tersebut akan didapatkan nilai dari dφ/d√m = -
0,2687, maka didapatkan pula nilai volume partial solven (V1) dan volume molal
partial solute (V2)
Larutan GULA :
Pembahasan : dari grafik di atas dapat dinyatakan bahwa harga volum molal di pengaruhi oleh
molalitas dan kerapatan larutan dimana pengurangan molalitas menyebabkan
berkurangnya volume molal nyata terlarut (φ). Jika harga molalitas diturunkan dalam
jumlah tertentu dan densitas larutan juga diturunkan dalam jumlah tertentu, maka
volum molal nyata terlarutnya akan turun pula. Dari grafik di atas menunjukkan
hubungan antara φ dan √m berbanding lurus dan didapatkan persamaan y = 0,0028x +
0,1129 , sehingga dari persamaan tersebut akan didapatkan nilai dari dφ/d√m =
0,0028, maka didapatkan pula nilai volume partial solven (V1) dan volume molal
partial solute (V2)
Larutan Na2SO3 :
7
Ф larutan m larutan √m larutan
percobaan ke
Na2SO3 (ml/mol) Na2SO3 (m) Na2SO3
I 45,272 6,007 2,450
II 42,950 3,004 1,733
III 70,350 1,0013 1,000
IV 82,64 0,429 0,655
V 983,6 0,2003 0,447
3) menghitung V1 dan V2 :
Larutan NaCl:
Larutan GULA :
KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut :
Pada larutan NaCl dan larutan GULA semakin kecil konsetrasinya maka semakin
kecil pula massa jenis pada larutan tersebut.
Pada larutan NaCl, semakin bertambahnya volume molal nyata terlarut (φ) maka
semain berkurang molalitas pada larutan tersebut.
Pada larutan GULA, semakin berkurangnya volume molal nyata terlarut (φ) maka
semain berkurang molalitas pada larutan tersebut.
Hubungan antara konsentrasi larutan NaCl dengan V1 dan V2 adalah sebagai berikut :
- Pada larutan 1,5 M NaCl didapatkan harga V1 = 40,0037 ml dan V2 = 52,942
ml.
- Pada larutan 0,25 M NaCl didapatkan harga V1 = 60,0024 ml dan V2 =
55,515 ml.
- Pada larutan 0,375 M NaCl didapatkan harga V1 = 70,00068 ml dan V2 =
57,081 ml.
8
- Pada larutan 0,1875 M NaCl didapatkan harga V1 = 75,0002 ml dan V2 =
57,869 ml.
Hubungan antara konsentrasi larutan GULA dengan V1 dan V2 adalah sebagai
berikut :
- Pada larutan 0,25 M GULA didapatkan harga V1 = 39,99999 ml dan V2 =
209,527 ml.
- Pada larutan 0,125 M GULA didapatkan harga V1 = 59,99999 ml dan V2 =
105,1842 ml.
- Pada larutan 0,0625 M GULA didapatkan harga V1 = 69,99999 ml dan V2 =
52,7384 ml.
- Pada larutan 0,03125 M GULA didapatkan harga V1 = 74,99999 ml dan V2 =
25,55346 ml.
DAFTAR PUSTAKA
- Judjono Suwarno, dkk.2004.”LECTURE NOTE KIMIA FISIKA I ”.Jurusan Teknik
Kimia.Fakultas Teknologi Industri.Institut Teknologi Sepuluh November : Surabaya
- http://www.google.com/
- http://www.wikipedia.com/
- http://wordpress.com/rega42.htm/
- http://www.sribd.com/ /partial_molal_volume.html/
APPENDIK
1. menghitung densitas (ρ) larutan :
A) larutan NaCl :
Percobaan I : NaCl (3 M)
ρ NaCl = Massa NaCl dalam picnometer – Massa picnometer kosong
Volume piknometer
= (21,339 – 9,801) gr
25 ml
= 0,46152 gr/cm3
B) Larutan gula :
Percobaan I : Gula (0,5 M)
ρ NaCl = Massa Gula dalam picnometer – Massa picnometer kosong
Volume piknometer
= (20,698 – 9,801) gr
25 ml
= 0,43588 gr/cm3
C) Larutan Na2SO3 :
Percobaan I : Na2SO3 (3 M)
ρ NaCl = Massa Na2SO3 dalam picnometer – Massa picnometer kosong
Volume piknometer
= (23,340– 9,801) gr
25 ml
= 0,54156 gr/cm3
9
2. A) menghitung Ф :
Diket : We = 9,801 gr ; Wo = 20,3285 gr ; ρ air murni = 0,9987 gr/cm3
a.) Larutan NaCl
Percobaan I (1,5 M)
1 1000 W −Wo 1 1000 W Wo
φ=
ρlarutan( M 2− (
m Wo−We ))
φ=
ρlarutan (
M2 (
m Wo We
− ))
= 1 58,5 - 1000 21,339 – 20,3285
0,46152 (21,339 – 9,801) 20,3285 – 9,801
= 5,8584 ml/mol
b) Larutan GULA
Percobaan I (0,5 M)
1 1000 W −Wo
φ=
ρlarutan (M 2− (
m Wo−We ))
= 1 246 - 1000 20,698 – 20,3285
0,43588 (20,698 – 9,801) 20,3285– 9,801
= 12,383 ml/mol
c) Larutan Na2SO3
Percobaan I (3 M)
1 1000 W −Wo
φ=
ρlarutan (M 2−
m Wo−We( ))
= 1 142 - 1000 23,340– 20,3285
0,54156 (23,340– 9,801) 20,3285– 9,801
= 45,272 ml/mol
B) menghitung m dan √m :
a) larutan NaCl :
percobaan I (3 M) 80 ml
n = M x V larutan massa pelarut = ρ air murni x volume pelarut
= 3 x 0,08 = 0,9987 gr/cm3x 40 cm3
= 0,24 mol = 39,948 gr
m=nx 1000
massa pelarut
= 0,24 mol x 1000
39,948 gr
= 6,007 m
10
√m = √6,007 = 2,451 m
percobaan II (1,5 M) 80 ml
n = M x V larutan massa pelarut = ρ air murni x volume pelarut
= 1,5 x 0,08 = 0,9987 gr/cm3x 40 cm3
= 0,12 mol = 39,948 gr
m=nx 1000
massa pelarut
= 0,12 mol x 1000
30,948 gr
= 3,004 m
√m = √3,004 = 1,733 m
√m = √1,0013= 1,00065 m
percobaan IV (0,375 M) 80 ml
n = M x V larutan massa pelarut = ρ air murni x volume pelarut
= 0,375 x 0,08 = 0,9987 gr/cm3x 70 cm3
= 0,03 mol = 69,909 gr
m=nx 1000
massa pelarut
= 0,03 mol x 1000
69,909 gr
= 0,429 m
√m = √0,429 = 0,655 m
percobaan V (0,1875 M) 80 ml
n = M x V larutan massa pelarut = ρ air murni x volume pelarut
= 0,1875 x 0,08 = 0,9987 gr/cm3x 75 cm3
= 0,015 mol = 74,9025 gr
m=nx 1000
massa pelarut
= 0,015mol x 1000
74,9025 gr
11
= 0,2003 m
√m = √0,2003 = 0,4475
b) larutan GULA :
percobaan I (0,5 M) 80 ml
n = M x V larutan massa pelarut = ρ air murni x volume pelarut
= 0,5 x 0,08 = 0,9987 gr/cm3x 40 cm3
= 0,04 mol = 39,948 gr
m=nx 1000
massa pelarut
= 0,04 mol x 1000
39,948 gr
= 0,1001 m
√m = √0,1001 = 0,316 m
percobaan II (0,25 M) 80 ml
n = M x V larutan massa pelarut = ρ air murni x volume pelarut
= 0,25 x 0,08 = 0,9987 gr/cm3x 40 cm3
= 0,02 mol = 39,948 gr
m=nx 1000
massa pelarut
= 0,02 mol x 1000
30,948 gr
= 0,5006 m
√m = √0,5006 = 0,707 m
m=nx 1000
massa pelarut
= 0,01 mol x 1000
59,922 gr
= 0,167 m
√m = √0,167 = 0,409 m
percobaan IV (0,0625 M) 80 ml
n = M x V larutan massa pelarut = ρ air murni x volume pelarut
= 0,0625 x 0,08 = 0,9987 gr/cm3x 70 cm3
12
= 0,005 mol = 69,909 gr
m=nx 1000
massa pelarut
= 0,005 mol x 1000
69,909 gr
= 0,0715 m
√m = √0,0715 = 0,267 m
percobaan V (0,03125 M) 80 ml
n = M x V larutan massa pelarut = ρ air murni x volume pelarut
= 0,03125 x 0,08 = 0,9987 gr/cm3x 75 cm3
= 0,0025 mol = 74,9025 gr
m=nx 1000
massa pelarut
= 0,0025mol x 1000
74,9025 gr
= 0,0334 m
√m = √0,0334 = 0,1828
c) larutan Na2SO3 :
percobaan I (3 M) 80 ml
n = M x V larutan massa pelarut = ρ air murni x volume pelarut
= 3 x 0,08 = 0,9987 gr/cm3x 40 cm3
= 0,24 mol = 39,948 gr
m=nx 1000
massa pelarut
= 0,24 mol x 1000
39,948 gr
= 6,007 m
√m = √6,007 = 2,451 m
percobaan II (1,5 M) 80 ml
n = M x V larutan massa pelarut = ρ air murni x volume pelarut
= 1,5 x 0,08 = 0,9987 gr/cm3x 40 cm3
= 0,12 mol = 39,948 gr
m=nx 1000
massa pelarut
= 0,12 mol x 1000
30,948 gr
= 3,004 m
√m = √3,004 = 1,733 m
13
n = M x V larutan massa pelarut = ρ air murni x volume pelarut
= 0,75 x 0,08 = 0,9987 gr/cm3x 60 cm3
= 0,06 mol = 59,922 gr
m=nx 1000
massa pelarut
= 0,06 mol x 1000
59,922 gr
= 1,0013 m
√m = √1,0013= 1,00065 m
percobaan IV (0,375 M) 80 ml
n = M x V larutan massa pelarut = ρ air murni x volume pelarut
= 0,375 x 0,08 = 0,9987 gr/cm3x 70 cm3
= 0,03 mol = 69,909 gr
m=nx 1000
massa pelarut
= 0,03 mol x 1000
69,909 gr
= 0,429 m
√m = √0,429 = 0,655 m
percobaan V (0,1875 M) 80 ml
n = M x V larutan massa pelarut = ρ air murni x volume pelarut
= 0,1875 x 0,08 = 0,9987 gr/cm3x 75 cm3
= 0,015 mol = 74,9025 gr
m=nx 1000
massa pelarut
= 0,015mol x 1000
74,9025 gr
= 0,2003 m
√m = √0,2003 = 0,4475
B) menghitung Ф0
a) larutan NaCl :
y = - 0,2687x + 15,998
= - 0,2687(0) + 15,998
= 15,998
b) larutan gula :
y = 0,0028x + 0,1129
= 0,0028(0) + 0,1129
= 0,1129
14
a) larutan NaCl :
dФ/d√m = - 0,2687
b) larutan gula :
dФ/d√m = 0,0028
m dφ
V 2=φ+ √
2 d ( √m )
= 53,1750 + 1,733 (0,2687)
2
= 52,942 ml
percobaan II (0,75 M)
m √ m dφ
V 1=V 10−
(
55.51 2 d ( √ m ) )
= 60 - 1,0013 x 1,00065 x (-0,2687)
55,51x 2
= 60,0024 ml
m dφ
V 2=φ+ √
2 d ( √m )
= 55,6492 + 1,00065 (-0,2687)
2
= 55,515 ml
m dφ
V 2=φ+ √
2 d ( √m )
= 57,1687 + 0,655 (- 0,2687)
2
15
= 57,081 ml
percobaan IV (0,1875 M)
m √ m dφ
V 1=V 10−
(
55.51 2 d ( √ m ) )
= 75 – 0,2003 x 0,4475 x (-0,2687)
55,51x 2
= 75,0002 ml
m dφ
V 2=φ+ √
2 d ( √m )
= 57,9287 + 0,4475 (- 0,2687)
2
= 57,869 ml
b) larutan GULA :
percobaan I (0,25 M)
m √ m dφ
V 1=V 10−
(
55.51 2 d ( √ m ))
= 40 - 0,5006 x 0,7075 x (0,0028)
55,51x 2
= 39,99999 ml
m dφ
V 2=φ+ √
2 d ( √m )
= 209,526 + 0,7075 (0,0028)
2
= 209,527 ml
percobaan II (0,125 M)
m √ m dφ
V 1=V 10−
(
55.51 2 d ( √ m ) )
= 60 – 0,167 x 0,409 x (0,0028)
55,51x 2
= 59,99999 ml
m dφ
V 2=φ+ √
2 d ( √m )
= 105,1836 + 0,409 (0,0028)
2
= 105,184 ml
16
m √ m dφ
V 1=V 10−
(
55.51 2 d ( √ m ) )
= 70 – 0,0715 x 0,267 x (0,0028)
55,51x 2
= 69,99999 ml
m dφ
V 2=φ+ √
2 d ( √m )
= 52,7381 + 0,267 (0,0028)
2
= 52,7384 ml
percobaan IV (0,03125 M)
m √ m dφ
V 1=V 10−
(
55.51 2 d ( √ m ) )
= 75 – 0,0334 x 0,1828 x (0,0028)
55,51x 2
= 74,99999 ml
m dφ
V 2=φ+ √
2 d ( √m )
= 25,5532 + 0,1828 (0,0028)
2
= 25,55346 ml
17