Anda di halaman 1dari 31

PARTIAL MOLAL VOLUME

I.

TUJUAN PERCOBAAN
I.1 Menghitung parsial molal volume pada larutan natrium klorida dan larutan
gula dengan cara mengukur densitas pada masing masing larutan.
I.2 Mengetahui hubungan antara konsentrasi dan densitas
I.3 Mengetahui hubungan antara volume dan konsentrasi

II. TEORI PERCOBAAN


Kesetimbangan fase zat gas ideal atau larutan ideal encer dengan uapnya,
ditunjukkan dalam bentuk Hukum Raoul dan Hukum Henry dengan asumsi bahan
semua zat maupun diturunkan dalam model ini. Tetapi kenyataannya sebagian zat
atau larutan tidak berperilaku ideal sehingga hukum hukum yang sudah ada
memerlukan faktor faktor koreksi.
Kriteria Kesetimbangan Sifat Sifat Extensif
Bagi setiap sistem terisolasi sempurna maka didapatkan dari hukum kedua :
dSt 0
Dalam ungkapan ini deferensial deferensial memacu kepada perubahan
perubahan yang mungkin dalam arah maju dari waktu itu berarti bahwa kriteria
kesetimbangan bagi sistem seperti itu adalah bahwa entropi telah mencapai nilai
maksimum, yang konsisten dengan nilai tetap dari energinya dan volume.
Kriteria Kesetimbangan dari Segi Sifat Sifat Intensif
Kesetimbangan termal dan mekanik
Sifat temperaturlah apabila dua sistem dan dalam kesetimbangan
termal. Pada keadaan seimbang mekanik memerlukan kesamaan tekanan
pada seluruh bidang batas antara fluida.
Kesetimbangan bagi perpindahan antarfase
Pada sistem beberapa fase adalah sistem terbuka yang khas karena dapat
mempertukarkan zat kimia dengan fase fase lainnya. Syarat
kesetimbangan terhadap perpindahan ini adalah bahwa tiap zat memiliki
nilai energi potensial yang sama dalam semua fasenya.

Kesetimbangan perpindahan dalam suatu medan potensial


Pada kesetimbangan ini yang perlu diperhatikan jangkauan yang harus
dicapai bagi perlunya perubahan, jika memperhatikan pengaruh gravitasi.
Kesetimbangan reaksi
Kesetimbangan reaksi ini akan dicatat bahwa sistem tertutup yang dalam
keadaan setimbang sempurna suku idni dalam persamaan ini adalah nol.
Volume molal parsial komponen I dari system larutan didefinisikan sebagai
V
Vi = ( ni )

T,P,ni

J=i

(1)

Dimana V = volume
N= jumalh mol
T = suhu
P= tekanan
Volume larutan merupakan fungsi dari suhu,tekanan dan jumlah mol dan
dapat dinyatakan sebagai :
V = f(T,P,n1,n2,....) atau
dV =

V
T dT +

V
P dP +

V
n 1 dn1 +

V
n 2 dn2 +.....

(2)

Pada suhu dan tekanan tetap, dari persamaan 1&2 didapat :


dV = V1dn1 + V2dn2 + ....

(3)

Volume molal parsial akan tetap pada kondisi dimana komposisi, suhu, dan
tekanan tetap. Integrasi persamaan (3) pada kondisi tersebut memberikan :
V = n1V1 + n2V2 + .... + tetapan
Jika n1 = n2 maka tetapan akan sama dengan 0.
Volume molal parsial akan tetap pada kondisi dimana komposisi,suhu dan tekanan
tetap.

Ada tiga sifat termodinamika molal parsial utama :


1. Volume molal parsial
2. Entalpi molal parsial (disebut juga sebagai panas diferensial larutan)
3. Energi bebas (Gibbs) molal parsial
Sifat-sifat molal parsial ini dapat ditentukan dengan bantuan :
1.

Metode grafik

2.

Menggunakan hubungan analitik yang menunjukkan dan ni

3.

Menggunakan suatu fungsi yang disebut besaran molal nyata yang


ditentuak sebagai :

Dimana :
i : Harga molal umtuk komponen murni,didalam hal ini perlu diingat nahwa
sifat molal untuk senyawa adalah sama jika larutan tersebut ideal
Contoh perhitungan parsial molal volum :
misalkan akan dicari volum molal parsial zat terlarut dalam pelarut air sebanyak
1000gr, maka :
V = n1V1 + n2V2
1000 gr air = 55,51 mol
Dimana V adalah volum seluruh larutan, n 1 adalah jumlah mol air dengan
volum molal parsial V1, dan n2 adalah jumlah mol zat terlarut dengan volum molal
parsial V2.

III.

ALAT DAN BAHAN


A. Alat
Pipet tetes

1 buah

Labu ukur 100 ml

2 buah

Gelas beaker 50 ml

1 buah

Gelas beaker 250 ml

1 buah

Piknometer 10 ml

1 buah

Piknometer 25 ml

1 buah

Gelas ukur 25 ml

1 buah

Labu ukur 25 ml

1 buah

Pipet tetes

1 buah

Labu ukur 100 ml

1 buah

Gelas ukur 10 ml

1 buah

Cawan scout

1 buah

B. Bahan
NaCl 3 M
Larutan gula 0,5 M
Larutan Na2SO4 3 M

IV.

SKEMA PERCOBAAN

Buat larutan Nacl 3 M sebanyak 200 ml dengan menggunakan beaker


glass

Buat larutan NaCl dengan konsentrasi 0.5, 0.25, 0.125, 0.0625, 0.75 dari
konsentrasi mula-mula

Timbang berat piknometer kosong, dan piknometer berisi air dan massa
Tahap3
piknometer yang berisi masing-masing
larutan NaCl kemudian setelah itu
dengan larutan gula dan larutan natrium sulfat

Hitung densitas dari larutan-larutan tersebut pada masing-masing


konsentrasi.

Gambar 4.1 Skema percobaan partial molal volume

V. DATA HASIL PERCOBAAN


Barat piknometer kosong (10 ml) = 10,44 gr

Berat piknometer kosong (25 ml) = 25,14 gr


Tabel 5.1 Hasil perhitungan berat piknometer berisi larutan NaCl
Konsentrasi (M)
3
0,75
0,5
0,25
0,125
0,0625

Berat pada

Berat pada

piknometer 10 ml
22,067
21,179
21,0894
20,988
20,9381
20,9087

piknometer 25 ml
52,05144
51,0239
50,917
50,60026
50,5820
50,5175

Tabel 5.2 Hasil perhitungan berat piknometer berisi larutan gula


Konsentrasi (M)
0,75
0,5
0,25
0,125
0,0625

Berat pada

Berat pada

piknometer 10 ml
21,4109
21,087
20,986
20,932
20,919

piknometer 25 ml
51,6834
50,711
50,6
50,543
50,515

Tabel 5.3 Hasil perhitungan berat piknometer berisi larutan Na2SO4


Konsentrasi (M)
3
0,75
0,5
0,25

Berat pada

Berat pada

piknometer 10 ml
24,285
21,448
21,338
21,2399

piknometer 25 ml
58,358
52,633
51,806
51,0413

0,125
0,0625

21,0656
20,96

50,7597
50,597

VI. HASIL PERHITUNGAN, PEMBAHASAN DAN DISKUSI


Tabel 6.1 Densitas Air

air

Tabel 6.2 Denssitas larutan NaCl

Air (g/cm3)

Air (g/cm3)

piknometer 10 ml
1,04664

piknometer 25 ml
1,01294

Konsentrasi (M)
3
0,75
0,5
0,25
0,125
0,0625

NaCl (g/cm3)

NaCl (g/cm3)

piknometer 10 ml
1,1627
1,0739
1,0649
1,0548
1,04981
1,0387

piknometer 25 ml
1,1057
1,0355
1,03108
1,0184
1,017
1,0151

Pada percobaan parsial molal volume ini, pertama membuat larutan NaCl 3 M
yang kemudian diencerkan menjadi konsentrasi , , 1/8, 1/16 .
Untuk menghitung density () larutan NaCl pada beberapa konsentrasi
tersebut kita menggunakan alat piknometer, dimana massa piknometer berisi
larutan NaCl dikurangi dengan massa piknometer kosong dibagi dengan volume
picnometernya. Density () referensinya adalah density () air.
Dari tabel diatas diketahui bahwa density () dan massa piknometer yang
berisi larutan NaCl semakin kecil seiring dengan menurunnya konsentrasi, begitu
juga sebaliknya. Density () dan massa piknometer yang berisi larutan NaCl harus
lebih besar dari density () dan massa piknometer yang berisi air yang merupakan
referensinya.

Tabel 6.3 Densitas larutan Gula


Konsentrasi (M)
0,75
0,5
0,25
0,125
0,0625

gula (g/cm3)

gula (g/cm3)

piknometer 10 ml
1,09709
1,0647
1,0546
1,0492
1,0479

piknometer 25 ml
1,101736
1,02284
1,0184
1,01612
1,015

Untuk larutan gula perlakuannya sama dengan larutan NaCl yaitu pertama
membuat larutan gula 0,75 M yang kemudian diencerkan menjadi konsentrasi ,
, 1/8, 1/16.
Untuk menghitung density () larutan gula pada beberapa konsentrasi tersebut
kita menggunakan alat picnometer, dimana massa piknometer berisi larutan gula
dikurangi

dengan

massa

piknometer

kosong

dibagi

dengan

volume

piknometernya. Density () referensinya adalah density () air.


Dari tabel diatas diketahui bahwa density () dan massa piknometer yang
berisi larutan gula semakin kecil seiring dengan menurunnya konsentrasi, begitu
juga sebaliknya. Density () dan massa piknometer yang berisi larutan gula juga
harus lebih besar dari density () dan massa picnometer yang berisi air yang
merupakan referensinya.

Tabel 6.4 Densitas larutan Na2SO4


Konsentrasi (M)
3
0,75
0,5
0,25
0,125
0,0625

Na2SO4 (g/cm3)

Na2SO4 (g/cm3)

piknometer 10 ml
1,3845
1,1008
1,089
1,0799
1,06256
1,052

piknometer 25 ml
1,32872
1,09972
1,0664
1,036
1,02478
1,01828

Untuk larutan Na2SO4 perlakuannya sama dengan larutan NaCl yaitu pertama
membuat larutan Na2SO4 3 M yang kemudian diencerkan menjadi konsentrasi ,
, 1/8, 1/16.
Untuk menghitung density () larutan Na 2SO4 pada beberapa konsentrasi
tersebut kita menggunakan alat picnometer, dimana massa piknometer berisi
larutan Na2SO4 dikurangi dengan massa picnometer kosong dibagi dengan volume
piknometernya. Density () referensinya adalah density () air.
Dari tabel diatas diketahui bahwa density () dan massa piknometer yang
berisi larutan Na2SO4 semakin kecil seiring dengan menurunnya konsentrasi,
begitu juga sebaliknya. Density () dan massa picnometer yang berisi larutan
Na2SO4 juga harus lebih besar dari density () dan massa piknometer yang berisi
air yang merupakan referensinya. Perbedaan hasil densitas menggunakan
piknometer 10 ml dan 25 ml dikarenakan perbedaan label dari piknometer dan
juga dapat disebabkan karena setelah pencucian piknometer langsung digunakan.

Volume molal nyata terhadap konsentrasi NaCl


Tabel 6.5 Volume terhadap konsentrasi NaCl
konsentrasi NaCl (M)
3
0.75
0.5
0.25
0.125
0.0625

V (ml)
1011.009
972.0412
966.5227
961.9122
959.5189
966.2619

Volume molal nyata terhadap konsentrasi Gula

Tabel 6.6 Volume terhadap konsentrasi Gula


Konsentrasi gula (M)
0.75
0.5
0.25
0.125
0.0625

V (ml)
1034.555
1023.763
990.897
974.552
965.0253

Volume molal nyata terhadap konsentrasi Na2SO4


Tabel 6.7 Volume terhadap konsentrasi Na2SO4
konsentrasi Na2SO4(M)
3
0.75
0.5
0.25
0.125
0.0625

V (ml)
1030.061394
1005.205305
983.4894399
958.8943421
957.8329694
956.0546

, m dan m LARUTAN NaCl


Tabel 6.8 , m dan m LARUTAN NaCl
konsentrasi NaCl
3
0.75
0.5
0.25
0.125
0.0625

42.11136
52.21595
53.39296
54.76002
55.44955
56.30019

m
3.785707
1.892853
1.545508
1.092839
0.772754
0.54642

M
14.33158
3.582894
2.388596
1.194298
0.597149
0.298574

Dari tabel diatas diketahui bahwa larutan NaCl semakin besar seiring
menurunnya konsentrasi sedangkan untuk m dan m semakin kecil seiring dengan
menurunnya konsentrasi. Jadi, larutan NaCl berbanding terbalik dengan
konsentrasi larutannya dan m dan m berbanding lurus dengan konsentrasinya.
Sehingga berbanding terbalik dengan molalitasnya (m dan m).
, m dan m LARUTAN Gula

Tabel 6.9 , m dan m LARUTAN Gula


Konsentrasi gula

m
M
0.75
160.0656
1.892853
3.582894
0.5
167.5395
1.545508
2.388596
0.25
169.997
1.092839
1.194298
0.125
171.3371
0.772754
0.597149
0.0625
171.6625
0.54642
0.298574
Dari tabel diatas juga diketahui bahwa larutan gula semakin besar
seiring dengan menurunnya konsentrasi sedangkan untuk m dan m semakin kecil
seiring dengan menurunnya konsentrasinya. Jadi, larutan gula berbanding
terbalik dengan konsentrasi larutannya dan m dan m berbanding lurus dengan
konsentrasinya. Sehingga berbanding terbalik dengan molalitasnya (m dan m).

, m dan m LARUTAN Na2SO4


Tabel 6.10 , m dan m LARUTAN Na2SO4
konsentrasi Na2SO4

3
0.75
0.5
0.25
0.125
0.0625

85.75255
124.7631
125.3789
128.7986
132.3299
134.5563

3.785707
1.892853
1.545508
1.092839
0.772754
0.54642

14.33158
3.582894
2.388596
1.194298
0.597149
0.298574

Dari tabel diatas juga diketahui bahwa larutan Na2SO4 semakin besar
seiring dengan menurunnya konsentrasi sedangkan untuk m dan m semakin kecil
seiring dengan menurunnya konsentrasinya. Jadi, larutan Na2SO4 berbanding
terbalik dengan konsentrasi larutannya dan m dan m berbanding lurus dengan
konsentrasinya. Sehingga berbanding terbalik dengan molalitasnya (m dan m).

Grafik Volume molal nyata vs M NaCl

Grafik konsentrasi vs Volume


3.5
3
2.5

f(x) = 0.06x - 53.68


R = 1

KOnsentrasi (M) 1.5


1
0.5
0
950

960

970

980

990

1000 1010 1020

Volume (ml)

Gambar 6.1 Grafik V vs Konsentrasi larutan NaCl


Dari grafik diatas didapatkan kesimpulan bahwa volume molal nyata dari larutan
NaCl semakin bertambah seiring bertambah besar konsentrasi larutan tersebut.
Dari grafik diatas didapatkan persamaan y = 0.0561x - 53.683
Grafik Volume molal nyata vs M gula

Grafik konsentrasi vs Volume


0.8
0.7
0.6
0.5

f(x) = 0.01x - 8.85


R = 0.96

Konsentasi (M) 0.4


0.3
0.2
0.1
0
960

970

980

990 1000 1010 1020 1030 1040

Volume (ml)

Gambar 6.2 Grafik V vs konsentrasi larutan gula


dari grafik diatas didapatkan kesimpulan bahwa volume molal nyata dari larutan
gula semakin bertambah seiring bertambah besar konsentrasi larutan tersebut.
Dari grafik diatas didapatkan persamaan y = 0.0092x - 8.8458
Grafik Volume molal nyata vs M Na2SO4

Grafik konsentrasi vs Volume


3.5
3
2.5
2

Konsentrasi (M) 1.5

f(x) = 0.03x - 31.43


R = 0.8

1
0.5
0
950 960 970 980 990 1000 1010 1020 1030 1040

Volume (ml)

Gambar 6.3 Grafik V vs Konsentrasi larutan Na2SO4

dari grafik diatas didapatkan kesimpulan bahwa volume molal nyata dari larutan
gula semakin bertambah seiring bertambah besar konsentrasi larutan tersebut.
Dari grafik diatas didapatkan persamaan y = 0.0328x - 31.432

Grafik vs m larutan NaCl

GRAFIK VS m LARUTAN NaCl


4
f(x) = - 0.22x + 13.24
R = 0.98

3.5
3
2.5

2
1.5
1
0.5
0
40

42

44

46

48

50

52

54

56

58

Gambar 6.4 Grafik vs m larutan NaCl


Dari grafik diatas dapat dinyatakan bahwa harga volume molal dipengaruhi
oleh molalitas dan densitas larutan, dimana pertambahan molalitas menyebabkan
berkurang volume molal nyata larutan NaCl (). Jika harga molalitas dinaikkan
dalam jumlah tertentu dan densitas larutan juga dinaikkan dalam jumlah tertentu

maka volume molal nyata larutan NaCl () akan turun. Dari grafik diatas
hubungan antara dengan m berbanding terbalik dan didapatkan persamaan y =
-0.2221x + 13.24. Dari persamaan tersebut maka didapat o dan d/dm sehingga
akan didapat nilai volume parsial pelarut (V1) dan volume parsial molal terlarut
(V2).

Grafik vs m larutan gula


GRAFIK VS m LARUTAN GULA
2

f(x) = - 0.11x + 18.92


R = 0.84

1
0
158

160

162

164

166

168

170

172

174

Gambar 6.5 Grafik vs m larutan gula


Dari grafik diatas juga dapat dinyatakan bahwa harga volume molal
dipengaruhi oleh molalitas dan densitas larutan, dimana pertambahan molalitas
menyebabkan berkurang volume molal nyata larutan gula (). Jika harga molalitas
dinaikkan dalam jumlah tertentu dan densitas larutan juga dinaikkan dalam jumlah
tertentu maka volume molal nyata larutan gula () akan turun. Dari grafik diatas
hubungan antara dengan m berbanding terbalik dan didapatkan persamaan y =
-0.1056x + 18.916. Dari persamaan tersebut maka didapat o dan d/dm
sehingga akan didapat nilai volume parsial pelarut (V 1) dan volume parsial molal
terlarut (V2).

Grafik VS m larutan Na2SO4


GRAFIK VS m LARUTAN Na2SO4
4
3

f(x) = - 0.06x + 9.31


R = 0.95

2
1
0
80

90

100

110

120

130

Gambar 6.6 Grafik vs m larutan Na2SO4


Dari grafik diatas juga dapat dinyatakan bahwa harga volume molal
dipengaruhi oleh molalitas dan densitas larutan, dimana pertambahan molalitas
menyebabkan berkurang volume molal nyata larutan Na2SO4 (). Jika harga
molalitas dinaikkan dalam jumlah tertentu dan densitas larutan juga dinaikkan
dalam jumlah tertentu maka volume molal nyata larutan Na2SO4 () akan turun.
Dari grafik diatas hubungan antara dengan m berbanding terbalik dan
didapatkan persamaan y = -0.0632x + 9.3085. Dari persamaan tersebut maka
didapat o dan d/dm sehingga akan didapat nilai volume parsial pelarut (V 1)
dan volume parsial molal terlarut (V2).

140

VOLUME MOLAL PARSIAL LARUTAN NaCl


Tabel 6.11 Volume Parsial Larutan NaCl
konsentrasi NaCl (M)
3
0.75
0.5
0.25
0.125
0.0625

V1 (ml)
10.10854
10.01357
10.00739
10.00261
10.00092
10.00033

V2 (ml)
41.69095
52.00574
53.22134
54.63866
55.36374
56.23951

Dari tabel volume molal parsial larutan NaCl diketahui bahwa volume parsial
pelarut (V1) semakin kecil seiring dengan menurunnya konsentrasi dan volume
parsial molal terlarut (V2) semakin besar seiring dengan menurunnya konsentrasi.
Sehingga volume parsial pelarut (V1) berbanding lurus dengan konsentrasinya dan
volume parsial molal terlarut (V2) berbanding terbalik dengan konsentrasinya.
VOLUME MOLAL PARSIAL LARUTAN GULA
Tabel 6.12 Volume molal Parsial Larutan Gula
Konsentrasi gula (M)
0.75
0.5
0.25
0.125
0.0625

V1 (ml)
10.00645
10.00351
10.00124
10.00044
10.00016

V2 (ml)
159.9657
167.4579
169.9393
171.2963
171.6336

Dari tabel volume molal parsial larutan gula diketahui bahwa volume parsial
pelarut (V1) semakin kecil seiring dengan menurunnya konsentrasi dan volume
parsial molal terlarut (V2) semakin besar seiring dengan menurunnya konsentrasi.
Sehingga volume parsial pelarut (V1) berbanding lurus dengan konsentrasinya dan
volume parsial molal terlarut (V2) berbanding terbalik dengan konsentrasinya.
VOLUME MOLAL PARSIAL LARUTAN Na2SO4

Tabel 6.13 Volume molal Parsial Larutan Na2SO4


konsentrasi Na2SO4

V1 (ml)

V2 (ml)

(M)
3
0.75
0.5
0.25
0.125
0.0625

10.03089
10.00386
10.0021
10.00074
10.00026
10.00009

85.63292
124.7033
125.33
128.7641
132.3055
134.539

Dari tabel volume molal parsial larutan Na2SO4 diketahui bahwa volume
parsial pelarut (V1) semakin kecil seiring dengan menurunnya konsentrasi dan
volume parsial molal terlarut (V2) semakin besar seiring dengan menurunnya
konsentrasi. Sehingga volume parsial pelarut (V1) berbanding lurus dengan
konsentrasinya dan volume parsial molal terlarut (V 2) berbanding terbalik dengan
konsentrasinya.

VI.

KESIMPULAN

7.1 Parsial molal volume dari larutan NaCl seiring bertambah nya konsentrasi
adalah 959,5189; 961,9112; 966,2619; 966,5227; 972,0412; 1011,009. Untuk

partial molal volume dari larutan gula adalah 965,0253; 974,552; 990,897;
1023,763; 1034,555. Untuk larutan Na2SO4 memiliki partial molal volume
adalah 956,0546; 957,8329594; 958,8943421; 983,4894399; 1005,205305;
1030,061394.
7.2 Konsentrasi dari larutan NaCl, larutan gyla dan Na 2SO4 akan mempenaruhi
densitas. Semakin besar konsentrasi larutan akan semakin bertambah besar
densitas larutan.
7.3 Semakin besar konsentrasi suatu larutan akan semakin besar volume molal
nyata dari suatu larutan

DAFTAR PUSTAKA
Modul praktikum kimia fisika
Maron H. Samuel; Lando B. Jerome , 1974, Fundamental of Physical
Chemistry, Collion Mac Milan, New York.

The Apparent and Partial Molal Volume of Aqueous Sodium Chloride Solutions at
Various Temperatures by : Frank J.Millero
Suwarno Judjono , dkk.2004.LECTURE NOTE KIMIA FISIKA I .Jurusan
Teknik Kimia.Fakultas Teknologi Industri.Institut Teknologi Sepuluh
November : Surabaya
Kennert Denbigh, 1993, Prinsip Prinsip Kesetimbangan Kimia, 4th edition,
terjemahan SIT Soedarni, UI Press, hal 295 313.

APPENDIKS

MEMBUAT LARUTAN NaCl 3 M SEBANYAK 200 ml

M=

3=

n
V

n
0,2

n=0,6 mol

n=

massa
Mr

0,6=

massa
58,5

massa=35,1 gram

PENGENCERAN LARUTAN NaCl


M1V1 = M2V2
3 V1 = 0,5 50
V1 = 8,4 ml

MEMBUAT LARUTAN GULA 0,75 M SEBANYAK 200 ml


M=

n
V

0,75=

n
0,2

n=0,15 mol

n=

massa
Mr

0,15=

massa
180

massa=27 gram

PENGENCERAN LARUTAN GULA


M1V1 = M2V2
0,75 V1 = 0,5 50
V1 = 33,34 ml

MEMBUAT LARUTAN Na2SO4 3 M SEBANYAK 200 ml


M=

3=

n
V

n
0,2

n=0,6 mol
n=

massa
Mr

0,6=

massa
142

massa=85,2 gram

PENGENCERAN LARUTAN Na2SO4


M1V1 = M2V2
3 V1 = 0,5 50
V1 = 8,34 ml

MENGHITUNG DENSITY () LARUTAN AIR


=

massa picnometer berisi airmassa picnometer kosong


volume picnometer

50,4635 gram25,14 gram


25 ml

=1,0129 gr /ml

MENGHITUNG DENSITY () LARUTAN NaCl


Untuk konsentrasi 0,5 M
=

massa picnometer berisi larutan NaClmassa picnometer kosong


volume picnometer

50,197 gram25,14 gram


25 ml

=1,02284 gr /ml

MENGHITUNG DENSITY () LARUTAN GULA


Untuk konsentrasi 0,75 M
=

massa picnometer berisi larutan gulamassa picnometer kosong


volume picnometer

21,4109 gram10,44 gram


10 ml

=1,09709 gr /ml

MENGHITUNG DENSITY () LARUTAN Na2SO4


Untuk konsentrasi 3 M
=

massa picnometer berisi larutan Na2 SO 4massa picnometer kosong


volume picnometer

58,358 gram 25,14 gram


25 ml

=1,32872 gr /ml

MENGHITUNG VOLUME MOLAL ZAT NYATA UNTUK ZAT NaCl


V=

1000+m M 2
larutan

V=

1000+3 x 58.,5
=1011,009 ml
1,1627

MENGHITUNG VOLUME MOLAL ZAT NYATA UNTUK ZAT Gula


V=

1000+m M 2
larutan

V=

1000+0,75 x 180
=1034,555 ml
1,09709

MENGHITUNG VOLUME MOLAL ZAT NYATA UNTUK ZAT Na2SO4

V=

1000+m M 2
larutan

V=

1000+3 x 142,4
= 1030.061394 ml
1,3845

MENGHITUNG LARUTAN NaCl


Untuk konsentrasi 0,5 M
=

1
larutan

M 2

1000 W W o
m W oW e

)]

1
1000
21,089420,9064
58,5
1,0649
(21,089410,44) 20,906410,44

= 53.39296 ml /mol

MENGHITUNG LARUTAN GULA


Untuk konsentrasi 0,25 M

)]

1
larutan

M 2

1000 W W o
m W oW e

)]

1
1000
20,986 20,9064
180
1,0546
(20,98610,44) 20,906410,44

)]

=169,997 ml/mol

MENGHITUNG LARUTAN Na2SO4


Untuk konsentrasi 3 M
=

1
larutan

M 2

1000 W W o
m W oW e

)]

1
1000
24,285 20,9064
142
1,3845
(24,28510,44) 20,906410,44

=85,75255 ml/mol

MENGHITUNG m DAN m LARUTAN NaCl


Untuk konsentrasi 1,5 M dan volume larutan 50 ml
Mol = M Vlarutan
= 3 0,05
= 0,15 mol
Massapelarut = air Vpelarut
= 1,0129 gr/ml 25 ml
= 25,3225 gram
m = mol

1000
massa pelarut

)]

= 0,15 mol

1000
25,3225

= 5,92358 m
m = 5,92358
= 2,43384 m1/2

MENGHITUNG m DAN m LARUTAN GULA


Untuk konsentrasi 0,75 M dan volume larutan 50 ml
Mol = M Vlarutan
= 0,75 0,05
= 0,0375 mol
Massapelarut = air Vpelarut
= 1,0129 gr/ml 25 ml
= 25,3225 gram
m = mol

1000
massa pelarut

= 0,0375 mol

1000
25,3225

= 1,481 m
m = 1,481
= 1,216 m1/2

MENGHITUNG m DAN m LARUTAN Na2SO4


Untuk konsentrasi 3 M dan volume larutan 50 ml
Mol = M Vlarutan
= 3 0,05

= 0,15 mol
Massapelarut = air Vpelarut
= 1,0129 gr/ml 25 ml
= 25,3225 gram
m = mol

1000
massa pelarut

= 0,15 mol

1000
25,3225

= 5,92358 m

m = 5,92358
= 2,43384 m1/2

MENGHITUNG o
Dik: y = o
x = m = 0
1. Larutan NaCl :
y = -0,2221x + 13,24
= -0,2221(0) + 13,24
= 13,24
2. Larutan Gula
y = -0,1056x + 18,916
= -0,1056(0) + 18,916
= 18,916
3. Larutan Na2SO4
y = -0,0632x + 9,3085

= -0,0632(0) + 9,3085
= 9,3085

MENGHITUNG d/dm

Larutan NaCl

Dari grafik di dapat persamaan y = -0,2221x + 13,24


Slope= -0,2221
d
Maka: d m = -0,2221

Larutan Gula

Dari grafik di dapat persamaan y = -0,1056x + 18,916


Slope= -0,1056
d
Maka: d m = -0,1056

Larutan Na2SO4

Dari grafik di dapat persamaan y = -0,0632x + 9,3085


Slope= -0,0632
d
Maka: d m = -0,0632

MENGHITUNG V1 DAN V2 LARUTAN NaCl


Untuk konsentrasi 3 M

V1 = 10 ml ; m = 14.33158; m = 3.785707; = 42.11136


V 1=V 1

m m
d

55,51 2
d( m)

V 1=10

14.33158 3.785707
(0,2221)
55,51
2

V1 = 10.10854 ml
V 2=+

m
d

2
d ( m)

V 2=42.11136+

(0,2221) )
( 3.785707
2

V2 = 41.69095 ml

MENGHITUNG V1 DAN V2 LARUTAN GULA


Untuk konsentrasi 0,75 M

V1 = 10 ml ; m = 3.582894 ; m = 1.892853; = 160.0656


V 1=V 1

V 1=10

m m
d

55,51 2
d( m)

3.582894 1.892853
(0,1056)
55,51
2

V1 = 10.00645 ml
V 2=+

m
d

2
d ( m)

V 2=160.0656+

(0,1056) )
( 1.892853
2

V2 = 159.9657 ml

MENGHITUNG V1 DAN V2 LARUTAN Na2SO4


Untuk konsentrasi 3 M

V1 = 10 ml ; m = 14.33158; m = 3.785707; = 85.75255

V 1=V 1

V 1=10

m m
d

55,51 2
d( m)

14.33158 3.785707
(0,0632)
55,51
2

V1 = 10.03089 ml
V 2=+

( 2m d (d m) )

V 2=85.75255+

V2 = 85.63292 ml

(0,0632) )
( 3.785707
2

Anda mungkin juga menyukai