Oleh :
Nama : Ari Pratama
NIM : 191420010
Program Study : Teknik Pengolahan Migas
Bidang Minat : Refinery
Diploma : IV
Tingkat : II (dua)
I. Tujuan
Setelah melaksanakan percobaan ini diharapkan mahasiswa dapat:
1. Menentukan volum molal parsial dengan bantuan kurva volum
molal nyata (0) untuk zat terlarut vs jumlah mol zat terlarut pada
volum molal parsial tertentu.
2. Menghitung massa jenis larutan.
V = n1V1+ n2V 2
V = n1V 1+ n2φ
0
𝑚
𝑉
Dan
𝑛 𝑉
Dimana M2 adalah berat molekul solut, ρlarutan adalah massa jenis
larutan dan ρa adalah massa jenis air murni.
a. Bahan
1. Garam NaCl
2. Aquades
b. Peralatan
1. Neraca
3. Piknometer 25 ml 1 buah
5. Spatula 1 buah
V. LANGKAH KERJA
½ 42,2333 26,5040 30
¼ 41,4970 35,8577 30
VII. PERHITUNGAN
m ( wO−we ) (40,6697−15,6393) g
ρ= = = =1,001 g /ml
v v 25 ml
d o ( w−w e )
d=
(w o−we )
( 42,2333−15,6393 ) g
d=1,001 g/ ml =1,02354 g/ml
( 40,6697−15,6393 ) g
( 41,4970−15,6393 ) g
d=1,001 g/ml =1,03408 g /ml
( 40,6697−15,6393 ) g
( 41,1615−15,6393 ) g
d=1,001 g/ml =1,02067 g /ml
( 40,6697−15,6393 ) g
( 41,9540−15,6393 ) g
d=1,001 g/ml =1,05236 g /ml
( 40,6697−15,6393 ) g
1
m=
d M
( − 2
M 1000 )
1) Molalitas saat konsentrasi 1,5 M
1
m= =1,60277 molal
1,02354 g/ ml 58,44 g /ml
( 1,5 M
−
1000 )
1
m= =0,757384 molal
1,03408 g/ ml 58,44 g/ml
( 0,75 M
−
1000 )
3) Molalitas saat konsentrasi 0,375 M
1
m= =0,375467 molal
1,02067 g/ml 58,44 g /ml
( 0,375 M
−
1000 )
4) Molalitas saat konsentrasi 0,1875 M
1
m= =0,180046 mola
1,05236 g/ml 58,44 g /ml
( 0,1875 M
−
1000 )
∅=
{ M 2−( M 2−
1000 (w−w o)
m
) (
(wo −w e ) )}
d
∅=
{
58,44
g
ml ( g
− 58,44 −
1000
ml 1,60277 )( ( 25,0304 ) )}
1,02354 g /ml
¿ 91,60797 ml /mol
0,8273 )
∅=
{
58,44
g
ml ( g
− 58,44 −
1000
ml 0,757384 )( ( (25,0304 ) )}
1,03408 g /ml
¿ 96,84733 ml /mol
( 0,4918 )
∅=
{
58,44
g
ml ( g
− 58,44 −
1000
ml 0,375467 )( ( 25,0304 ) )}
1,02067 g/ml
¿ 107,40156 ml /mol
( 1,2843 )
∅=
{
58,44
g
ml ( g
− 58,44 −
1000
ml 0,180046 )( ( 25,0304 ) )}
1,05236 g/ml
¿ 313,48437 ml /mol
v1 =∅ + ( 2 √mm )( dd√∅m )
Mencari gradien atau d ∅ /d √ m
Ø1 = 91,60797 ml/mol
Ø2 =96,84733 ml/mol
Ditanya : Gradien (d ∅ /d √ m) = …… ?
Penyelesaian :
∅−91,60797 m1 /2 −1,0137
=
96,84733−91,60797 0,8702−1,0137
∅−91,60797 m 1/ 2−1,0137
=
5,23936 −0,1435
5,23936 m 1/ 2−5,3111
∅−91,60797=
−0,1435
1
∅−91,60797=−36,5112 m 2 +37,0111
∅=−36,5112 m1 /2 +128,61907
d∅
=−36,5112
d m1 /2
Dengan gradien yang dianggap sama, maka kita dapat menghitung v1:
v 1=91,60797+ ( 2 1,60277
√ 1,60277 ) (−36,5112 )=68,4967
ml
mol
2) V1 saat konsentrasi 0,75M
v 1=96,84733+ ( 2 0,757384
√0,757384 ) (−36,5112 )=80,9598
ml
mol
3) V1 saat konsentrasi 0,375M
v 1=107,40156+ ( 2 0,375467
√ 0,375467 ) (−36,5112 )=96,2153
ml
mol
v 1=313,48437+ ( 2 0,180046
√0,180046 ) (−36,5112 )=305,7381
ml
mol
3
v 2=∅ +( 2 )( dd√∅m )
√ m
3
√ 0,180046
v 2=313,48437+ ( )
(−36,5112 ) =303,1759 ml/ mol
2
VIII. ANALISA
Pada percoobaan Volume Molal Parsial, bahan yang digunakan
adalah Nacl dengan pelarut aquades. Volume molal memiliki 3 sifat
thermodinamika utama yaitu volume molal parsial dari komponen –
komponen dalam larutan, entalpi molal parsial (juga disebut sebagai
panas diferensial laarutan) dan energi bebas molal parsial (disebut
potensial kimia).
Sifat – sifat ini dapat ditentukan dengan bantuan melalui metode
grafik dan dengan menggunakan suatu fungsi yang disebut besaran
molal myata yang ditentukan sebagai: ∅. Sifat thermodinamika molal
parsial yang jika salah satu sifat ( misalnya molal parsial)
komposisinya diubah, maka akan berpengaruh pada harga volume
molal itu sendiri. Misalnya, harga konsentrasi diubah, maka volume
molalnya juga akan berubah dari keadaan awal. Akan tetapi, jika salah
satu sifatnya diubah, misalnya molal parsialnya, maka hal tersebut
akan mempengaruhi harga molal parsialnya karena yang dihirung
perubahannya hanyalah jumlah molnya bukan sifat – sifat
thermodinamika parsialnya.
Percobaan kali ini menggunakan variasi dari larutan NaCl. NaCl
doogunakan sebagai bahan dikarenakan NaCl merupakan elektrolit
-
kuat yang dapat terurai menjadi ion Na dan Cl+ didalam air dan
mampu menyerap air tanpa adanya perubahan volume suatu larutan
sehingga disebut volume molal parsial semu. Reaksi yang terjadi
antara lain :
NaCl(aq) Na+ (aq) + Cl- (aq)
Penentuan volum molal larutan NaCl fapat diketahui dengan
mengukur berat jenis dari larutan NaCl. Pengukuran massa jenis
bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konsentrasi dengan
volum molal parsial. Pada percobaan ini temperature dari salah satu
dari larutan NaCl diukur untuk mewakili suhu dari sampel uji NaCl.
Berdasarkan data yang diperoleh diketahui bahwa semakin besar
konsentrasi NaCl dalam larutan maka densitas dari larutan juga
semakin besar. Hal ini sudah sesuai dengan teori dikarenakan massa
jenis NaCl lebih besar dibandingkan air (massa jenis NaCl = 58,5
g/dm3 ; massa jenis air = 1,00 g/dm3) sehingga komponen NaCl dalam
larutan semakin banyak, massa jenis dari larutan tersebut juga semakin
banyak pula.
Pertama yang dilakukan adalah menimbang piknometer kosong
dan dicatatt sebagai We (We = 15,6393 gram). Selanjunya piknometer
diisi aquades dan ditimbang sebagai W0 (W0 = 40,6697 gram).
Penimbangan ini dapat dikatakan belum akurat karna pada saat
penimbangan piknometer berisi air, piknometer masih terdapat air
bekas tumpahan dari dalam sehingga mempengaruhi massa dari
pikonmeter.
Selanjutnya dilakukan pengenceran larutan NaCl. Larutan NaCl
diencerkan dari ½ sampai 1/8 sehingga konsentrasinya menjadi 1,5 M;
0,75 M; 0,375 M; dan 0,1875 M. Masing – masing larutan yang sudah
diencerkan kemudian ditimbang menggunakan piknometer. Massa
hasil penimbangan ini disebut dengan w.
Langkah selanjutnya ialah dilakukan dari nilai w tersebut adalah
melakukan pengukuran beerat jenis larutan NaCl untuk masing-masing
variasi konsentrasi. Pengukuran berat jenis dengan mengguanakan
piknometer. Persamaan yang digunakan untuk menghitung berat jenis
ini adalah :
d o ( w−w e )
¿
( w o−we )
∅=
{ M 2−( M 2−
1000 (w−w o)
m
) (
(wo −w e ) )}
d
150
100
50
0
0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4
√𝑚
√3 m
v=∅ + ( 2 )( dd√∅m )
Dan hasil perhitungannya terdapat pada tabel dibawah ini:
KONSENTRASI V1 V2
1,5 M 68,4967 ml/mol 70,2478 ml/mol
0,75 M 80,9598 ml/mol 80,2067 ml/mol
0,375 M 96,2153 ml/mol 94,2315 ml/mol
0,1875 M 305,7381 ml/mol 303,1759 ml/mol
IX. PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Volume molal parsial penambahan volume yang terjadi bila
satu mol kompoen ditambahkan pada larutan
2. Semakin besar konsentrasi maka volume molal parsial akan
semakin kecil
3. Volume molal parsial dapat ditentukan dengan menggunakan
metode penimbangan piknometer untuk menentukan berat jenis
yang kemudian digunakan uuntuk mendapatkan molal lariutan
B. Saran
1. Pastikan piknomter benar benar kering sebelum digunakan
2. Teliti dalam melakukan pengamatan penimbanga piknometer
X. DAFTAR PUSTAKA
1. Atkins. P. W, 1994 Kimia Fisik; Jakarta: Erlangga
2. Diogra, S. K. 1990. Kimia Fisik dan soal – soal. Jakarta :
Universitas Indonesia
3. Hiskia, Achmad, 1990 Elektrokima dan Kinematika Kimia; PT.
Citrra Aditya Bakti. Bandung.
4. Rao, RR, dan Fasad, KR. 2003. Efffects of Volume and Partial
Molar Volume Variation. India ; Journal bearings
LAMPIRAN
Laporan sementara
Penimbangan piknometer berisi NaCl