Anda di halaman 1dari 11

Laporan Praktikum KI2241

Energetika Kimia

Percobaan N-1

Penentuan Volum Molar Parsial

Nama : Anggi Joy Lawrence

NIM : 10514003

Kelompok : 01

Tanggal Percobaan : 06 Maret 2017

Asisten : Laila

LABORATORIUM KIMIA FISIK

PROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2017
Percobaan N-1
Penentuan Volum Molar Parsial

1. Tujuan

Menentukan volum molar parsial larutan NaCl sebagai fungsi rapat massa

2. Teori dasar

Volume molar parsial sebuah zat A dalam suatu campuran adalah perubahan volume
yang terjadi per mol zat A yang ditambahkan ke volume yang besar / pelarut dalam
campuran. Hal ini dapat dijelaskan dengan contoh yaitu diasumsikan ada volume yang
sangat besar dari air murni pada suhu 25oC. Ketika ditambahkan air murni sebanyak 1
mol kedalamnya, volume berubah sebesar 18cm3 , dan kita bisa katakan bahwa 18cm3
per mol adalah volume molar dari air murni. Namun hal berbeda terjadi ketika 1 mol
air murni ditambahkan ke dalam etanol yang memiliki volume sangat besar. Volume
berubah sebesar 14cm3. Alasan perbedaan perbuahan volume ini yaitu suatu besaran
volume pasti memiliki sejumlah zat didalamnya. Sehingga perubahan volume ini
bergantung kepada identitas zat dan identitas lingkungan zat. Dalam hal etanol dan
air, akan terdapat ikatan hidrogen antar molekul sehingga menyebabkan susunan antar
molekul etanol dan air berbeda dari susunan antar molekul air-air maupun etanol-
etanol. Kuantitas 14cm3 per mol dapat disebut volum molar parsial air dalam etanol
murni. Variasi volume molar parsial suatu zat dalam sebuah campuran bergantung
pada komposisi, karena lingkungan jumlah zat yang berbeda menyebabkan perbedaan
perubahan volume dari zat murni A menuju zat murni B. Perubahan lingkungan juga
akan mengubah gaya yang bekerja antar molekul. Volume molar parsial (V J) zat J
dV
didefinisikan sebagai : VJ = ( )p,t,n. Catatan bahwa IUPAC merekomendasikan
dn
penulisan volume molar parsial dari NaCl dalam air yaitu dalam bentuk V(NaCl, aq)
untuk membedakan dari volume larutan, V. (Peter Atkins, 2010, Physical Chemistry,
New York, hal 157)

3. Data Pengamatan

T ruang = 25oC W pikno kosong = 18,61 g


ρair = 0,997 g/ml [NaCl] induk = 3M
Wpikno kosong+air = 47,23 g

No Volume NaCl (mL) [NaCl] (M) W pikno + zat/Wpz (g)


1 5 0,3 47,75
2 10 0,6 48,20
3 15 0,9 48,50
4 20 1,2 48,84
5 25 1,5 49,12
W pikno kosong + air = 45,32 gram

W pikno kosong = 19,45 gram

No Volume CaCl2 (mL) [CaCl2] (M) W pikno + zat/Wpz (g)


1 7,5 0,3 45,62
2 15 0,6 46,03
3 22,5 0,9 46,38
4 30 1,2 46,71
5 37,5 1,5 47,11

4. Pengolahan data

1. Penentuan volume pikno (Vp)


 Vp1 = (Wpa – Wpk) / ρ air (Truang)
Wpa = Wpikno + air
Wpk = Wpikno kosong
Vp = (47,23 – 18,61)g / 0,997 g/ml
= 28,70 mL

 Vp2 = (Wpa – Wpk) / ρ air (Truang)


Wpa = Wpikno + air
Wpk = Wpikno kosong
Vp = (45,32 – 19,45)g / 0,997 g/ml
= 25,94 mL

2. Penentuan massa jenis zat (ρ )


ρ NaCl = Wpz – Wpk / Vp1
Wpz = Wpikno+zat

ρ NaCl 0,3 M = 47,75 – 18,61 / 28,70


= 1,0153 g/mL

No [NaCl] (M) W pikno + zat/Wpz (g) ρ NaCl (g/mL)


1 0,3 47,75 1,015
2 0,6 48,20 1,031
3 0,9 48,50 1,041
4 1,2 48,84 1,053
5 1,5 49,12 1,063

ρ CaCl2 = Wpz – Wpk / Vp1


Wpz = Wpikno+zat
ρ [CaCl2] 0,3 M = 45,62 – 19,45 / 25,94
= 1,009 g/mL

No [CaCl2] (M) W pikno + zat/Wpz (g) ρ CaCl2


1 0,3 45,62 1,009
2 0,6 46,03 1,025
3 0,9 46,38 1,038
4 1,2 46,71 1,051
5 1,5 47,11 1,066

3. Penentuan mol zat


Mol NaCl = [NaCl] x Vp / 1000

Mol NaCl 0,3 M = 0,3 M x 28,70 mL / 1000


= 0,086 mol

No [NaCl] (M) Mol NaCl (mol)


1 0,3 0,0086
2 0,6 0,0172
3 0,9 0,0258
4 1,2 0,0344
5 1,5 0,0431

Mol CaCl2 = [CaCl2] x Vp / 1000

Mol CaCl2 0,3 M = 0,3 M x 25,94 mL / 1000


= 0,078 mol

No [CaCl2] (M) Mol CaCl2 (mol)


1 0,3 0,0078
2 0,6 0,0156
3 0,9 0,0233
4 1,2 0,0311
5 1,5 0,0389

4. Penentuan massa zat terlarut (Wt) dan massa pelarut (Ws)


Wt NaCl = mol NaCl x Mr NaCl
Ws NaCl = Wpz – Wpk – Wt

Wt NaCl 0,3 M = 0,0086 mol x 58,5 g/mol


= 0,5031 gram

Ws NaCl 0,3 M = 47,75 – 18,61 – 0,5031 gram


= 28,63 gram

No W pikno + zat/Wpz Mol NaCl (mol) Wt NaCl (g) Ws NaCl(g)


(g)
1 47,75 0,0086 0,50 28,64
2 48,20 0,0172 1,01 28,58
3 48,50 0,0258 1,51 28,38
4 48,84 0,0344 2,01 28,22
5 49,12 0,0431 2,52 27,99

Wt CaCl2 = mol CaCl2 x Mr CaCl2


Ws CaCl2 = Wpz – Wpk – Wt

Wt CaCl2 0,3 M = 0,0078mol x 111 g/mol


= 0,8658 gram

Ws NaCl 0,3 M = 45,62 – 25,94 - 0,8658 gram


= 18,81 gram

No W pikno + zat/Wpz (g) Mol CaCl2 (mol) Wt CaCl2 Ws CaCl2


1 45,62 0,0078 0,87 18,81
2 46,03 0,0156 1,73 18,36
3 46,38 0,0233 2,59 17,85
4 46,71 0,0311 3,45 17,32
5 47,11 0,0389 4,32 16,85

5. Penentuan mol pelarut


Mol pelarut = Ws / Mr s
Mr s = 18 g/mol

Mol pelarut NaCl 0,3 M = 28,64 gram / 18 g/mol


= 1,591 mol

No Ws NaCl(g) Mol Pelarut NaCl (mol)


1 28,64 1,59
2 28,58 1,59
3 28,38 1,58
4 28,22 1,57
5 27,99 1,56

Mol pelarut CaCl2 0,3 M = 18,81 gram / 18 g/mol


= 1,591 mol
No Ws CaCl2 Mol pelarut CaCl2 (mol)
1 18,81 1,05
2 18,36 1,02
3 17,85 0,99
4 17,32 0,96
5 16,85 0,94

6. Penentuan volume molar nyata (ϕ)


Φ = (1/ρz)(Mr NaCl – (1/mol NaCl)x(Wpz-Wpa)/(Wpa-Wpk)

No ρ NaCl (g/mL) Mol NaCl (mol) W pikno + Φ NaCl


zat/Wpz (g)
1 1,015 0,0086 47,75 55,55
2 1,031 0,0172 48,20 54,83
3 1,041 0,0258 48,50 54,54
4 1,053 0,0344 48,84 54,00
5 1,063 0,0431 49,12 53,59

No ρ CaCl2 Mol CaCl2 (mol) W pikno + zat/Wpz Φ CaCl2


(g)
1 1,009 0,0078 45,62 108,54
2 1,025 0,0156 46,03 106,58
3 1,038 0,0233 46,38 105,24
4 1,051 0,0311 46,71 103,97
5 1,066 0,0389 47,11 102,46

7. Kurva ϕ terhadap √ mol Zat

Kurva ϕ terhadap √(𝑚𝑜𝑙 𝑁𝑎𝐶𝑙)

56

55.5
f(x) = − 16.66 x + 57.09
55

54.5

54

53.5

53

52.5
0.08 0.1 0.12 0.14 0.16 0.18 0.2 0.22
Didapat kurva
y = -16,659x + 57,093

maka ϕo = 57,093
dϕ / d√ mol NaCl = -16,659

Kurva ϕ terhadap √(𝑚𝑜𝑙 C𝑎𝐶𝑙)


110

108 f(x) = − 54.56 x + 113.43

106

104

102

100

98
0.08 0.1 0.12 0.14 0.16 0.18 0.2 0.22

Didapat kurva
y = -54,558x + 113,43

maka ϕo = 113,43
dϕ / d√ mol CaCl 2 = -54,558

8. Penentuan volume molar parsial


Vz NaCl = ϕo + [(mol NaCl)3/2 / 2xmol pelarut]x[dϕ / d√ mol NaCl ]
Vz 1 = 57,088 mL/mol

No Mol NaCl (mol) Mol Pelarut NaCl Vz NaCl


(mol)
1 0,0086 1,59 57,08882
2 0,0172 1,59 57,08118
3 0,0258 1,58 57,07115
4 0,0344 1,57 57,05915
5 0,0431 1,56 57,04522

No Mol CaCl2 (mol) Mol pelarut CaCl2 Vz CaCl2


(mol)
1 0,0078 1,05 113,4121
2 0,0156 1,02 113,3779
3 0,0233 0,99 113,332
4 0,0311 0,96 113,2742
5 0,0389 0,94 113,2073

Vr (air) = Mr s / ρ air
= 18 g/mol / 0,996914 g/mL
= 18,055 mL / mol

Va (nyata air) = Vr + [(mol NaCl)3/2 / 2xmol pelarut]x[dϕ / d√ mol NaCl ]


Va 1 = 18,0508 mL/mol

No [NaCl] (M) Va NaCl


1 0,3 18,05082
2 0,6 18,04318
3 0,9 18,03315
4 1,2 18,02115
5 1,5 18,00722

No [CaCl2] (M) Va CaCl2


1 0,3 18,0371
2 0,6 18,00289
3 0,9 17,957
4 1,2 17,89915
5 1,5 17,83235

5. Pembahasan

Pada percobaan ini volume molar parsial dari air ialah 18,055 mL/mol pada
suhu 25,5oC. Pada kenyataanya volume molar parsial nyata akan berubah
sesuai dengan bertambahnya zat terlarut ke dalam air. Perubahan volume
molar ini semakin membesar seiring bertambanghnya zat terlarut yang berada
didalam air. Hal ini disebabkan oleh interaksi molekul air dengan zat terlarut
nonvolatil yaitu NaCl.

Dalam hal lain , volume molar NaCl menurun seiring bertambahnya


kemolaran dari NaCl. Kemolaran NaCl berbanding lurus dengan jumlah mol
zat terlarut NaCl dan berbanding lurus dengan jumlah zat NaCl didalam
pelarut air. Semakin bertambahnya zat terlarut kedalam air, menyebabkan
pemutusan interaksi air-air. Sehingga ion-ion NaCl yaitu kation Na+ dan anion
Cl- akan mengisi sela-sela interaksi dua molekul air.
Volume molar parsial dari NaCl dalam larutan air berbanding terbalik dengan
akar konsentrasi NaCl. Hal ini berarti setiap kenaikan konsentrasi NaCl maka
volume molar parisal NaCl dalam air akan terus menurun seiring peningkatan
komposisi NaCl.

Volume molar parsial dari air akan tetap karena ketika air dilarutkan atau
ditambahkan dalam air maka perubahan volume penambahan akan tetap sama
pada seiring perubahan komposisi air berapapun jumlahnya. Hal ini dibuktikan
dengan interaksi antar molekul air akan tetap sama pada suhu dan tekanan
yang sama. Hal-hal yang dapat mengubah volume molar parsial air selain
komposisinya yang tidak dapat mengubah volume molar air adalah
temperatur. Dalam percobaan ini temperatur ruang tidak berubah. Temperatur
sebelum percobaan ialah 25,5oC dan temperatur setelah percobaan ialah tetap
sama 25,5oC. Sehingga komposisi air tidak akan menyebabkan perubahan
volum molar parsial dari air. Apabila suhu ruangan berubah, maka interaksi
antar molekul air akan berubah namun tidak terlalu signifikan. Hal ini
disebabkan karena antar molekul air terdapat ikatan hidrogen yang cenderung
membentuk ikatan yang kuat antar molekul. Ikata hidrogen ini disebabkan
oleh terpolarisasinya ikatan oksigen dan hidrogen dalam molekul air yang
akan menjadi donor ikatan hidrogen. Dan atom oksigen pada molekul air yang
lain sebagai salah satu indikator terjadinya ikatan hidrogen selain fluorin dan
nitrogen akan menjadi akseptor ikatan hidrogen. Maka dari itu, ketiga atom
yang berinteraksi antara donor ikatan hidrogen dan akseptor ikatan hidrogen
inilah yang akan membentuk ikatan hidrogen antar molekul air. Ikatan ini akan
terus merenggang karena suhu yang meningkat. Suhu yang meningkat akan
menyebabkan setiap molekul air bergerak lebih cepat. Hal ini ditunjukkan
pada persamaan bahwa energi kinetik molekul berbanding lurus dengan suhu.

Energi kinetik ini yaitu ½ mv2 dengan v adalah kecepatan setiap molekul,
maka pada suhu yang meningkat akan terjadi penigkatan kuadrat dari
kecepatan molekul. Sehingga molekul air akan bergerak lebih cepat. Gerakan
yang lebih cepat ini akan menyebabkan ikatan antar molekul air tidak setenang
sebelum dipanaskan atau ketika kecepatan gerakan molekulnya rendah.
Sehingga ikatan antar molekul air semakin renggang dan gerakan yang terjadi
adalah gerakan acak.

Sebaliknya pada suhu yang menurun akan terjadi penurunan kuadrat dari
kecepatan molekul. Sehingga molekul air akan bergerak lebih lambat. Gerakan
yang lebih lambat ini akan menyebabkan ikatan antar molekul air lebih tenang
sebelum didinginkan atau ketika kecepatan gerakan molekulnya menjadi
rendah. Sehingga ikatan antar molekul air semakin dekat dan karena gerakan
yang terjadi tidak terlalu acak atau cenderung berdiam diri.

Maka, karena fenomena tersebut, temperatur akan mengubah gaya antar


molekul air sehingga mengubah volum molar parsial air.
Hal yang sama terjadi pada NaCl dalam air. Suhu yang meningkat akan
menyebabkan setiap molekul air dan NaCl bergerak lebih cepat. Hal ini
ditunjukkan pada persamaan bahwa energi kinetik molekul berbanding lurus
dengan suhu.

Sehingga molekul air dan NaCl akan bergerak lebih cepat. Gerakan yang lebih
cepat ini akan menyebabkan ikatan antar molekul air tidak setenang sebelum
dipanaskan atau ketika kecepatan gerakan molekulnya rendah. Sehingga
ikatan antar molekul air-NaCl semakin renggang dan gerakan yang terjadi
adalah gerakan acak.

Sebaliknya pada suhu yang menurun akan terjadi penurunan kuadrat dari
kecepatan molekul. Sehingga molekul air-NaCl akan bergerak lebih lambat.
Gerakan yang lebih lambat ini akan menyebabkan ikatan antar molekul air
lebih tenang sebelum didinginkan atau ketika kecepatan gerakan molekulnya
menjadi rendah. Sehingga ikatan antar molekul air semakin dekat dan karena
gerakan yang terjadi tidak terlalu acak atau cenderung berdiam diri.

Maka, karena fenomena tersebut, temperatur akan mengubah gaya antar


molekul air-NaCl sehingga mengubah volum molar parsial air. Karena adanya
hal ini maka suhu ruangan akan dijaga konstan.

Volume molar parsial larutan NaCl dalam suatu campuran NaCl-air adalah
perubahan volume yang terjadi per mol zat NaCl yang ditambahkan ke volume
air. Dalam percobaan ini dapat dilakukan dengan adanya volume air dari air
murni pada suhu 25,5oC. Ketika ditambahkan air murni sebanyak 1 mol
kedalamnya, volume berubah sebesar 18,055 mL , dan kita bisa katakan
bahwa 18,055 mL per mol adalah volume molar dari air murni.

Namun hal berbeda terjadi ketika 1 mol NaCl murni ditambahkan ke dalam air
yang memiliki volume tertentu volume akan berubah. Alasan perbedaan
perbuahan volume ini yaitu suatu besaran volume pasti memiliki sejumlah zat
didalamnya. Sehingga perubahan volume ini bergantung kepada identitas zat
dan identitas lingkungan zat. Dalam hal NaCl dan air, akan terdapat ikatan
hidrogen antar molekul air yang terhalang oleh ion-ion NaCl sehingga
menyebabkan susunan antar molekul NaCl dan air berbeda dari susunan antar
molekul air-air maupun NaCl-NaCl. Variasi volume molar parsial suatu zat
dalam sebuah campuran bergantung pada komposisi, karena lingkungan
jumlah zat yang berbeda menyebabkan perbedaan perubahan volume dari zat
pekat menjadi zat sangat encer atau zat murni air. Perubahan lingkungan juga
akan mengubah gaya yang bekerja antar molekul.
6. Kesimpulan

Volume molar parsial dari larutan NaCl menurun seiring bertambahnya


konsentrasi NaCl. Data didapatkan bahwa volume molar parsial NaCl dengan
konsentrasi berturut-turut 0,3M,0,6M,0,9M,1,2M,1,5M yaitu 56,377 mL/mol,
56,371 mL/mol, 56,364 mL/mol, 56,355 mL/mol, 56,345 mL/mol.

7. Daftar pustaka

Atkins, Peter . 2010. Physical Chemistry. hal 157 . New York. W.H. Freeman
and Company.

Castellan, Gilbert. 1983. Physical Chemsitry. Hal 247. Canada. Addison-


Wesley Publishing Company

8. Lampiran

Anda mungkin juga menyukai