Anda di halaman 1dari 7

Laporan Praktikum KI3141

Dinamika Kimia

Percobaan M-3

LAJU INVERSI GULA

Nama : Anggi Joy Lawrence

NIM : 10514003

Kelompok : Kelompok I

Tanggal Percobaan : 29 September 2016

Tanggal Pengumpulan : 6 Oktober 2016

Asisten : Gayatri Ayu Andari (10513053)

LABORATORIUM KIMIA FISIKA


PROGRAM STUDI KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2016
LAJU INVERSI GULA

I. Tujuan Percobaan
Menentukan tetapan laju reaksi (K) secara grafis ataupun menggunakan metoda
kuadrat terkecil.

II. Teori Dasar


Laju reaksi dapat didefinisikan sebagai laju pengurangan konsentrasi zat pereaksi
atau laju penambahan konsentrasi zat hasil pereaksi. Laju reaksi berbanding lurus
dengan perkalian konsentrasi peraksi masing-masing dipangkatkan suatu bilangan
bulat. Jika C melambangkan konsentrasi salah satu zat pereaksi maka laju reaksi

dc
dapat dilambangkan dengan – .
dt
Sukrosa sebagai zat optis aktif dapat memutar bidang polarisasi cahaya ke kanan
(dextrorotatory), tetapi jika di dalam air, pemutaran ke kanan dapat berkurang dan
sedikit memutar bidang polarisasi cahaya ke kiri. Proses inversi merupakan reaksi
hidrolisis sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa.

III. Data Pengamatan


Tabel 1.

α0 = 177.4
t(memit
t(menit) αt ) αt +∆
5 166.7 55 152
10 166.1 70 151.4
15 156.6 75 151.3
20 154.1 80 151
25 153.4 85 150.1
30 152.1 90 149.1
Tabel 2.

α0 = 171.25
t(menit
t(menit) αt ) αt +∆
5 169.15 55 170.35
10 172 70 172.8
15 176.35 75 172.1
20 173.35 80 167.75
25 173 85 170.4
30 173.55 90 172

IV. Pengolahan Data


α t’ = α terukur –α 0
(α t + ∆)’ = α ∆+ terukur –α 0
Misalkan pada t = 5 pada tabel 1.
α t’ = 166.7o – 177.4o
α t’= -10.7o
(α t + ∆)’ = 152o – 177.4o
(α t + ∆)’ = -25.4o
dengan cara yang sama pada menit yang lainnya didapat hasil sebagai berikut :
Tabel 3.
t(menit) αt αt +∆ (αt ') (αt +∆') αt '- αt +∆ ln αt '- αt +∆
5 166.7 152 -10.7 -25.4 14.7 2.6878
10 166.1 151.4 -11.3 -26 14.7 2.6878
15 156.6 151.3 -20.8 -26.1 5.3 1.6077
20 154.1 151 -23.3 -26.4 3.1 1.1314
25 153.4 150.1 -24 -27.3 3.3 1.1939
30 152.1 149.1 -25.3 -28.3 3 1.0986

Dari tabel 3, diperoleh kurva persamaan sebagai berikut :


Kurva ln (αt '- αt +∆) terhadap t
3

2.5 f(x) = − 0.07 x + 3.02


R² = 0.82
2
ln αt '- αt +∆

1.5

0.5

0
0 5 10 15 20 25 30 35
Menit

Gambar 1. Kurva ln (αt '- αt +∆) terhadap t

Tabel 4.

t(menit) αt αt +∆ (αt ') (αt +∆') αt '- αt +∆ ln αt '- αt +∆


5 169.15 170.35 -2.1 -0.9 -1.2 -
10 172 172.8 0.75 1.55 -0.8 -
15 176.35 172.1 5.1 0.85 4.25 1.4469
20 173.35 167.75 2.1 -3.5 5.6 1.7227
25 173 170.4 1.75 -0.85 2.6 0.9555
30 173.55 172 2.3 0.75 1.55 0.4382

Dari tabel 4, diperoleh kurva sebagai berikut :


Kurva ln (αt '- αt +∆) terhadap t
2
1.8
1.6 f(x) = − 0.08 x + 2.85
R² = 0.75
1.4

ln αt '- αt +∆ 1.2
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
14 16 18 20 22 24 26 28 30 32
Menit

Gambar 2. Kurva ln (αt '- αt +∆) terhadap t

Dari kurva pertama, diperoleh persamaan y = -0.0737x + 3.0249. Dengan nilai m


= -k. Sehingga, nilai tetapan laju reaksi (k) orde pertama pada reaksi hidrolisis sukrosa
untuk data pertama adalah 0.0737 menit-1.
Dari kurva kedua, diperoleh persamaan y = -0.0759x + 2.8478. Dengan nilai m =
-k. Sehingga, nilai tetapan laju reaksi (k) orde pertama pada reaksi hidrolisis sukrosa
untuk data kedua adalah 0.0759 menit-1.
V. Pembahasan

VI. Kesimpulan
Dari hasil percobaan didapat nilai tetapan laju reaksi orde pertama pada laju
inversi gula sebesar 0.0737 menit-1 untuk data pertama, sedangkan untuk data kedua
diperoleh sebesar 0.0759 menit-1.

VII. Daftar Pustaka


 Atkins, Peter dan Julio. 2006. Physical Cheistry.8thed. Great britain. Oxford
University Press. P 791-820
 F. Daniels (S. Experimental Physical Chemistry 7 th ed. International Edition
(152-165).

VIII. Lampiran
VIII.1. Data Pengamatan
VIII.2. Jawaban Pertanyaan
1. Mekanisme reaksi hidrolisis :
2. Ketika konsentrasi reaktan diubah tetapan laju reaksi tetap karena hanya
dipengaruhi oleh suhu.
3. a. Penentuan orde reaksi:
- metode coba-coba, yakni menentukan orde reaksi dengan cara
mensubstitusikan hasil percobaan ke dalam laju bentuk integral orde
tertentu.
-metode isolasi, yakni konsentrasi awal dibuat tetap.
-metode kecepatan awal, disebut juga metode laju rata-rata atau metode
differensial.
b. Katalisa ion hidrogen spesifik merupakan reaksi yang terdorong oleh
konsentrasi H+ dalam larutan.
4. Senyawa optis adalah senyawa yang dapat memutar bidang optis sehingga
dapat mempolarisasi berkas cahaya, orientasinya bisa dekstrorotari (orientasi
pemutaran bidang optis ke arah kanan, bernilai positif), bisa juga levorotari
(orientasi pemutaran bidang optis ke arah kanan, bernilai negatif).

Anda mungkin juga menyukai