I. TUJUAN
Menentukan percepatan gravitasi bumi dengan menggunakan :
- Bandul matematis
II. PERALATAN
1. Bandul matematis dengan perlengkapan 1 set
2. Beban setangkup 1 buah
3. Rollmeter (70 cm) 1 buah
4. Stop watch 1 buah
III. TEORI
Bandul Matematis
Bila sebuah bandul digantungkan dengan kawat dan diberi simpangan kecil
kemudian dilepaskan, makan bandul tersebut akan melakukan ayunan dengan
getaran selaras (gambar 1).
Dengan demikian akan berlaku persamaan :
f=
√
1 l
2a g
√
T =2 π −
l
g
f = Jumlah getaran per detik
T = waktu yang dibutuhkan untuk melakukan 1 getaran sempurna (det)
g = Percepatan gravitasi
l = Panjang kawat (cm)
1
IV. CARA MELAKUKAN PERCOBAAN
Bandul Matematis :
1. Aturlah kawat seperti pada gambar 1 dengan panjang kawat telah ditentukan
oleh pembimbing.
2. Aturlah ujung bandul agar tepat berada di tengah.
3. Berikan simpangan kecil pada bandul lalu lepaskan.Usahakan agar ayunan
mempunyai lintasan bidang dan tidak berputar.
4. Catatan waktu yang dibutuhkan untuk 5 getaran ( 1 getaran = 2 simpangan )
5. Ulangi langkah nomor 1 – 4 sebanyak 5 kali.
6. Dengan 5 kali panjang kawat yang berbeda, ulangi langkah nomor 1 – 5.
PERCOBAAN I
\Tabel perhitungan waktu dengan panjang kawat 7 cm untuk 5 kali getaran :
Ralat Mutlak :
D=
√ 0 , 0211
5 ( 5−1 )
=0 ,032465
D 0 , 032465
I= ×100 %= ×100 %=0 , 516 %
: t 6, 29
Ralat Nisbi
PERCOBAAN II
Ralat Mutlak :
D=
√ 0 , 0685
5 ( 5−1 )
=0 , 058532
D 0 ,058532
I= ×100 %= ×100 %=0 , 99 %
: t 5 , 91
Ralat Nisbi
t 5 ,91
T 2= = =1,183
5 5 detik
2
4 π 2 l 4×( 3 ,14 ) ×0 , 35 13 , 80344
g2 = 2 = = =9 , 866536
T (1, 183 )2 1 ,399 m/detik
PERCOBAAN III
3
1 5.65 0.192000 0.036864
2 5.59 0.132000 0.017424
3 5.18 -0.278000 0.077284
4 5.42 -0.038000 0.001444
5 5.45 -0.008000 0.000064
D 0 , 081572
I= ×100 %= ×100 %=1 , 495 %
: t 5 , 46
Ralat Nisbi
t 5, 46
T 3= = =1 ,092
5 5 detik
2
4 π 2 l 4×( 3 , 14 ) ×0,3 11 , 831
g3 = = = =9 , 929182
T2 ( 1 ,092 )2 1 ,192 m/detik2
PERCOBAAN IV
Ralat Mutlak :
D=
√ 0 ,1557
5 ( 5−1 )
=0 , 088238
4
D 0, 088238
I= ×100 %= ×100 %=1 ,7776 %
: t 4 ,96
Ralat Nisbi
t 4 ,96
T 4= = =0 ,9928
5 5 detik
2
4 π 2 l 4× (3 , 14 ) ×0 ,25 9 , 8596
g4 = 2 = = =10 , 003126
T ( 0 , 9928 )2 0 , 9857 m/detik2
PERCOBAAN V
Ralat Mutlak :
D=
√ 0 , 0243
5 ( 5−1 )
=0 , 034843
D 0 ,034843
I= ×100 %= ×100 %=0 , 7798 %
: t 4 , 47
Ralat Nisbi
t 4 ,47
T 5= = =0,8936
5 5 detik
2
4 π 2 l 4×( 3 ,14 ) ×0,2 7 ,88768
g5 = = = =9 , 877862
T2 ( 0 ,8936 )2 0 ,7985 m/detik2
5
Ralat Perhitungan Gravitasi
Ralat Mutlak :
G=
√
( g−g )2
n ( n−1 )
=
√
0 , 0131
5 ( 5−1 )
=0 ,025579
G 0,025579
I= ×100%= ×100%=0,2576 %
: g 9,93
Ralat Nisbi
g = …………….
KESIMPULAN :
- Gaya gravitasi yang terjadi pada suatu tempat tergantung pada jarak pusat
massa benda dengan pusat gravitasi bumi. Semakin jauh dari pusat gravitasi
bumi, maka gravitasi akan semakin kecil.
- Gaya gravitasi kota Jombang 9,8–10 m/dt namun karena banyak faktor yang
terabaikan dalam praktikum ini, yakni kurang telitinya percobaan ini, maka
terjadi penyimpangan pada percobaan dengan gaya gravitasi bumi di kota
Jombang terhadap gravitasi yang sesungguhnya.
6
7
TUGAS PENDAHULUAN
f=
√
1 l
2a g
1 1
T= =
T =2 π −
√ l
g
f
√
1 g
2a l
Jika :
y f
Sin θ= =
l mg
mg
K=
l
Dimana :
K=m. w2
W=4 πf
mg m4 π 2
K= =m. w 2 =m 4 π 2 . f 2 = 2
Maka : l T
Jadi :
f =24 π2 . l
g
,f=
g
2
√ 1
= √ gl
4 π .l 2a
2
T=
4 π2 l
g
,t=
√
4 π2 l
l
=2 a
1
g √
a. Berdasarkan persaman (1) tersebut : Pengaruh panjang kawat terhadap waktu
getar (T) karena T (waktu getar) dengan l (panjang kawat) berbanding lurus
maka pertambahan panjang kawat berakibat pada pertambahan waktu getar.
8
PERCEPATAN GRAVITASI BUMI
DENGAN MENGGUNAKAN METODE BANDUL FISIS
(KODE PERCOBAAN F-2)
I. TUJUAN
Menentukan percepatan gravitasi bumi dengan menggunakan :
- Bandul fisis
II. PERALATAN
1. Bandul matematis dengan perlengkapan 1 set
2. Rollmeter (70 cm) 1 buah
3. Stop watch 1 buah
III. TEORI
Bandul fisis.
Bila kita mempunyai batang dan digunakan pada suatu proses (gambar 2) maka
akan berlaku persamaan :
Yang mana :
T1 = waktu getar untuk titik gantung A
T2 = waktu getar untuk titik gantung B
a1 = jarak untuk titik gantung A dengan pusat massa C (cm)
a2 = jarak untuk titik gantung B dengan pusat massa C (cm)
9
IV. CARA MELAKUKAN PERCOBAAN
Bandul Fisis :
1. Letakkan beban pada suatu kedudukan dan carilah pusat massa ( C ) untuk
kedudukan tersebut. Perlu diingat pusat massa ( C) letaknya senantisa berubah
karena tergantung pada letak beban.
2. Gantungan beban pada titik A dan ukur jaraknya terhadap pusat massa ( C ).
3. Ayunkan batang dengan member ayunan kecil, catatlah waktu yang dibutuhkan
untuk 5 kali getaran sempurna.
4. Ambil titik yang lain ( B ) terhadap ( C ) sebagai titik gantung dan ukurlah
jaraknya terhadap pusat massa. Ulangi langkah 1-3.
5. Ulangi percobaan yang sama untuk pasangan titik A dan B yang berbeda.
ANALISA DATA ( F2 )
PERCOBAAN I
Ralat Mutlak :
D=
√ 3 ( 3−1 )
=
√
0 ,3912 0 , 3912
3 .2
= √0 , 0652=0 ,255343
D 0 ,255343
I= ×100 %= ×100 %=3 ,551%
: t 7,19
Ralat Nisbi
7,19
T 1= =1, 438
5 detik
10
Tabel perhitungan waktu dengan panjang a2= 10 cm untuk 5 kali getaran
Ralat Mutlak :
D=
√ 0 , 0221 0 , 0221
3 ( 3−1 )
=
3.2 √=√ 0 ,003678=0 , 060645
D 0,060645
I= ×100 %= ×100%=1 ,157 %
: t 5 ,24
Ralat Nisbi
5, 24
T 2= =1,049
5 detik
Menurut persamaan 2 :
T 2 +T T 2−T
1 22 1 22 π2
+ =
8 ( a 1 + a2 ) 8 ( a 1− a2 ) g
9,8596
0,719897+0,345765=
Maka : g
9 , 8596
g= =9 ,252091
Jadi : 1 , 065662 m/dt2
11
PERCOBAAN II
Ralat Mutlak :
D=
√ 3 ( 3−1 )
=
√
0 , 0241 0 , 0241
3.2
=√ 0 ,004011=0 , 063333
D 0, 063333
I= ×100%= ×100%=0 , 949 %
: t 6 , 67
Ralat Nisbi
6 ,67
T 1= =1,335
5 detik
Ralat Mutlak :
D=
√ 0 , 0545
3 ( 3−1 )
=0 , 095277
12
D 0 ,095277
I= ×100 %= ×100 %=1 , 817 %
: t 6 , 24
Ralat Nisbi
5,24
T 2= =1,049
5 detik
Menurut persamaan 2 :
T 2 +T T 2−T
1 22 1 22 π2
+ =
8 ( a1 + a2 ) 8 ( a 1−a2 ) g
9,8596
0,654781+0,340817=
Maka : g
9, 8596
g= =9 ,903196
Jadi : 0 ,995598 m/dt2
PERCOBAAN III
13
Ralat Mutlak :
D=
√ 0 , 0133
3 ( 3−1 )
=0 , 047022
D 0 ,047022
I= ×100 %= ×100 %=0 , 719 %
: t 6 , 54
Ralat Nisbi
6 ,54
T1= =1 ,307
5 detik
Ralat Mutlak :
D=
√ 0 , 0146
3 ( 3−1 )
=0 , 049329
D 0, 049329
I= ×100 %= ×100 %=0, 845 %
: t 5 , 84
Ralat Nisbi
5,84
T 2= =1,168
5 detik
Menurut persamaan 2 :
T 2 +T T 2−T
1 22 1 22 π2
+ =
8 ( a 1 + a2 ) 8 ( a 1−a2 ) g
14
( 1 , 307 )2 + (1 , 168 )2 (1 , 307 )2 −( 1 ,168 )2 (3 , 14 )2
+ =
8 ( 0 ,35+0,2 ) 8 ( 0 ,35−0,2 ) g
9,8596
0,698487+0,287414=
Maka : g
9 ,8596
g= =10 ,000598
Jadi : 0 , 985901 m/dt
Ralat Mutlak :
G=
√
( g−g )2
n ( n−1 )
=
0 ,3312
3 ( 3−1 )√=0 , 234957
G 0,234957
I= ×100%= ×100%=2,418%
: g 9,72
Ralat Nisbi
15
KESIMPULAN :
- Gaya gravitasi yang terjadi pada suatu tempat tergantung pada jarak pusat
massa benda dengan pusat gravitasi bumi. Semakin jauh dari pusat gravitasi
bumi, maka gravitasi akan semakin kecil.
- Gaya gravitasi kota Jombang 9,8–10 m/dt namun karena banyak faktor yang
terabaikan dalam praktikum ini, yakni kurang telitinya percobaan ini, maka
terjadi penyimpangan pada percobaan dengan gaya gravitasi bumi di kota
Jombang terhadap gravitasi yang sesungguhnya.
TUGAS PENDAHULUAN
PERCEPATAN GRAVITASI BUMI
DENGAN MENGGUNAKAN METODE BANDUL FISIS
PERCOBAAN ( F2 )
1. Pembukaan Persamaan ( 1 )
T =2 π
√
Kc 2 +a2
g.a
Dimana :
K : waktu getar
Kc : Jari-jari gravitasi terhadap pusat massa
G : Percepatan gravitasi
a : Jarak pusat massa
2. Pembukaan Persamaan ( 2 )
16
T 2 +T T 2−T
1 22 1 22 π2
+ =
8 ( a1 + a2 ) 8 ( a 1−a2 ) g
Dimana :
I. TUJUAN
Menentukan angka kekentalan (viskositas) dari suatu cairan dengan menggunakan
viskosimeter oswald.
II. PERALATAN
1. Viskosimeter Oswald dengan perlengkapan 1 set
2. Gelas ukur 1 buah
3. Gelas tabung biasa 2 buah
4. Cairan yang akan di tera
5. Pipet 1 buah
17
6. Stop watch 1 buah
III. TEORI
Apabila benda bergerak dalam suatu cairan atau sebaliknya maka akan timbul gaya
yang besarnya berbanding lurus dengan kecepatannya.
Viskosimeter Oswald
Dalam percobaan ini cairan mengalir dalam sebuah pipa ( U ) dengan jumlah
volume tertentu.
Apabila kita menganggap bahwa :
- Cairan yang digunakan adalah Incompressible dan Newtonian.
- Aliran cairan adalah : Linier dan Steady.
- Kecepatan aliran dekat dinding mendekati nol.
Misalnya cairan : Bensin, Bensol, Ether, dan Alkohol maka didapat hubungan :
n=K .t ........................(1)
Yang mana :
n = Angka kekentalan/viskositas cairan satuan dyne det/cm3.
( 1 dyne = 1 poise )
K = Konstanta yang harganya tergantung pda volume cairan, jari-jari
kapiler,
panjang pipa kapiler, gravitasi, kecepatan massa cairan dll.
t = Waktu yang diperlukan untuk mengalirkan cairan dalam satuan detik.
18
3. Melalui mulut viskosimeter masukan cairan ( larutan alkohol ) yang akan ditera
sebanyak 3 ml.
4. Kemudian dengan bola penghisap pindahkan cairan tersebut melalui pipa
kapiler R sampai batas titik T.
5. Setelah itu bukalah lubang penghisap sehingga permukaan cairan turun sampai
pada titik ( S ) dan catat waktu yang diperlukan antara titik T sampai S.
6. Lakukan langkah nomor 4 sampai 5 sebanyak 5x.
Setelah selesai percobaan, bersihkan kembali dan tutuplah dengan sumbat ( P ) dan
lihatlah di tabel harga ( K ) untuk cairan yang anda pakai.
Viscometer Oswald
Data percobaan :
19
Jenis Cairan t1 t2 t3 t4 t5
Alkohol 1,47 1,51 2,00 1,59 1,58
Tabel waktu yang digunakan untuk mengalirkan cairan dalam Viskosimeter Oswald :
Ralat Mutlak :
t=
√
( t−t )2
=
√
0 , 013
n ( n−1 ) 5 ( 5−1 )
=0 ,0255
t 0 , 0255
I= ×100 %= ×100 %=1,65 %
: t 1 ,55
Ralat Nisbi
0 , 12
n1−2 =K .f − poise
t
0 , 12
n1 =0 , 05768 . ( 1 ,55+0 , 0255 )− =0 , 0909−0,0774=0 ,0135
1 ,55 Poise
0 ,12
n2=0, 05768 . ( 1 ,55−0 ,0255 ) − =0 , 088−0 ,0774=0 , 0106
1 , 55 Poise
20
KESIMPULAN :
a. Faktor yang mempengaruhi kekentalan / viskosimeter zat cair antara lain :
- Suhu
- Rapat massa dan zat cair
- Bentuk massa dan volume zat cair
I. TUJUAN
Menentukan angka kekentalan ( viskositas ) dari suatu cairan dengan menggunakan
viskosimeter Bola jatuh.
II. PERALATAN :
1. Cairan yang akan ditera
2. Viskosimeter bola jatuh dengan perlengkapan 1 set.
3. Bola kaca 2 buah.
4. Bola besi 2 buah
21
5. Mikrosmeter 1 buah
6. Stop watch 1 buah.
III. TEORI
Apabila benda bergerak dalam cairan atau sebaliknya maka akan timbul gaya yang
besarnya berbanding lurus dengan kecepatannya.
Viskosimeter Bola Jatuh
Pada percobaan ini bola kecil dijatuhkan ke dalam cairan yang akan diukur angka
kekentalannya. Bola tersebut mula – mula akan mengalami percepatan dan
dikarenakan gaya beratnya, tetapi karena sifat kekentalan cairan, maka besarnya
kecepatannya akan semakin berkurang dan akhirnya nol. Pada saat tersebut
kecepatan bola tetap san disebut “Kecepatan Terminal”. Hubungan antara
kecepatan terminal dengan angka kekentalan dapat diperoleh dari “Hukum Stokes”.
Bola Dimasukkan
Bola /kelereng
80 cm
PERCOBAAN I
1. Waktu yang diperlukan bola karetdenganberat21 gr dan d=2,3 cm.
Diketahui:
a. Menggunakancairan Air.
b. f: Rapat bola karet 21 gr/cm3.
c. f0: Rapatmassacair 1 gr/cm3
d. g: GravitasikotaJombang10,14 m/det2
e. s: Jarak 80 cm
t 1 +t 2+ t 3 2,14+1,75+1,6
t= = =1,83 detik
3 3
23
s 80
Vm= = =43,64 cm/det
t 1,83
2 .r 2 g 2. ( 1 ,15 )2 ( 10,14 )
η= ( f −f ) =
0
( 21−1 ) =1, 37 poise
9 .Vm 9 ( 43 , 64 )
t 1 +t 2 +t 3 1,9+1,1+1,1
t= = =1 , 37 det
3 3
s 80
Vm= = =58 ,54
t 1 ,37 cm/det
2 .r 2 g 2. ( 1,1 )2 ( 10,14 )
η= ( f −f ) =
0
( 43−1 ) =1, 96 poise
9 .Vm 9 .(58 ,54 )
t 1 +t 2 +t 3 1 , 87+1,4+1, 21
t= = =1 , 49 det
3 3
s 80
Vm= = =53 , 57
t 1 , 49 det/cm
24
2
2 .r 2 g 2. ( 0,7 ) ( 10,14 )
η= ( f −f 0 ) = ( 5−1 ) =0 , 08 poise
9 .Vm 9 .(53 , 57)
PERCOBAAN II
1. Waktu yang diperlukanbola kelerengdenganberat 21 gr dan d=2,3 cm,
Diketahui:
a. Cairan yang digunakanMinyakkelapa
b. f : Rapat bola kelereng 21 gr/cm3.
c. f0 : Rapatmassacairminyakkelapa 0,84 gr/cm3
d. g : GravitasikotaJombang 10,14 m/det2
e. s : Jarak 80 cm
t 1 +t 2 +t 3 2,33+2,26+2,28
t= = =2 ,29 det
3 3
s 80
Vm= = =34 , 93
t 2 ,29 cm/det
2
2 .r 2 g 2. ( 1 ,15 ) ( 10,14 )
η= ( f −f 0 ) = ( 21−0 ,84 )=0 , 11 poise
9 .Vm 9 (34 , 93 )
Diketahui:
Diketahui:
t 1 +t 2 +t 3 2 , 48+2 , 35+2 , 43
t= = =2 , 42 det
3 3
s 80
Vm= = =33 , 06
t 2 , 42 cm/det
2 .r 2 g 2. ( 0,7 )2 ( 10,14 )
η= ( f −f 0 ) = ( 5−0 ,84 )=0 ,01 poise
9 .Vm 9 .(33 , 06)
PERCOBAAN III
1. Waktu yang diperlukanbola karetdenganberat 5 gr dan d=1,4 cm,
Diketahui:
a. Menggunakancairanoli.
b. f : Rapat bola kelereng 5 gr/cm3.
c. f0 : Rapatmassaoli 0,94 gr/cm3
d. g : GravitasikotaJombang10,14 m/det2
e. s : Jarak 80 cm
26
t 1 +t 2 +t 3 4,35+ 4 , 18+4 ,29
t= = =4 , 27 det
3 3
s 80
Vm= = =18 ,72
t 4 ,27 cm/det
2
2 .r 2 g 2. ( 1 ,25 ) (10,14 )
η= ( f −f 0 ) = ( 5−0 , 94 ) =3 ,19 poise
9 .Vm 9 ( 18 , 72 )
Diketahui:
a. Menggunakancairanoli.
b. f : Rapat bola kelereng 5 gr/cm3.
c. f0 : Rapatmassacair 0,94 gr/cm3
d. g : GravitasikotaJombang 10,14 m/det2
e. s : Jarak 80 cm
t 1 +t 2 +t 3 1 , 78+1 ,57+1 , 36
t= = =1 , 57 det
3 3
s 80
Vm= = =50 ,96
t 1 ,57 cm/det
2 .r 2 g 2. ( 1,1 )2 ( 10,14 )
η= ( f −f ) =
0
( 5−0 , 94 )=2 ,25 poise
9 .Vm 9 .(50 ,96 )
t 1 +t 2 +t 3 3 , 37+3 , 44 +3 , 61
t= = =3 , 47 det
3 3
27
s 80
Vm= = =21 ,27
t 3, 76 cm/det
2
2 .r 2 g 2. ( 1 ,225 ) ( 9,572 ) 28, 72
η= ( f −f 0 ) = ( 20−0 ,94 )= ( 19, 06 )=2, 86 poise
9 .Vm 9.(21 , 27 ) 191 , 43
Tabel Rata-rata Perhitungan Dari Percobaan I
Ralat Mutlak :
N=
√ √
( η−η )2
=
1, 8357
n ( n−1 ) 3(3−1 )
=0 ,55
N 0 ,55
I= ×100 %= ×100 %=0 ,49 %
: η 1 ,13
Ralat Nisbi
Ralat Mutlak :
N=
n √
( η−η )2
( n−1 )
=
3 ( √
1, 0034
3−1 )
=0 , 41
N 0 ,41
I= ×100 %= ×100 %=0, 21 %
: η 1 ,95
Ralat Nisbi
Ralat Mutlak :
N=
√
( η−η )2
n ( n−1 )
=
√
3 ,8569
3 ( 3−1 )
=0 , 80
N 0,80
I= ×100%= ×100 %=0,26 %
: η 3,11
Ralat Nisbi
KESIMPULAN :
ρf .V .g+G πη V =ρ b .V .g
Gaη rV =ρb . Vg− ρf .Vg
( ρ b− ρf ) .Vg
V=
G πη rV
Sedangkan rumus Volume bola :
4
V=
3 πη r 3 Sehingga didapat :
4
( ρ b− ρf ) 3 2
3 πr . g 2 ( ρb −ρ f ) r . g
V= =
g ηη. r Gη
Kecepatan suatu cairan berbanding lurus dengan besar gaya yang ditimbulkan oleh
kecepatan suatu benda. Semakin kental zat cair semakin lambat gaya yang
ditimbulkan oleh gerak / kecepatan suatu benda.
I. TUJUAN
1. Menentukan kecepatan suara di udara.
2. Menera bilangan getar garpu tala.
II. PERALATAN
1. Tabung resomansi dengan perlengkapan 1 set.
2. Garpu tala standart 1 buah.
3. Garpu tala yang akan ditera.
III. TEORI
Bila sumber suara digetarkan dalam suatu kolam udara yang satu ujungnya tertutup
dan ujung yang lain terbuka, maka keadaan “Resonansi” diperoleh hubungan :
30
L=( 2m+1 ) 1/4 ......... ...... .............. ........ ....... ( 1 )
L=( ( 2m+1 ) /4 )×( V / f ) .... .............. ........ ..... ( 2 )
Yang mana :
L : Panjang kolom udara
l : Panjang gelombang udara
V : Kecepatan suara di udara
f : Frekuensi suara di udara
m : 0, 1, 2, 3, …………………………( tergantung keadaan resonansi)
Gambar percobaan :
c
Keterangan gambar :
31
IV. CARA MELAKUKAN PERCOBAAN
1. Menentukan kecepatan suara di udara
Ambillah garpu tala standart yang bilangan getarnya diketahui. Getarkan
garpu tala tersebut di atas tabung silinder kecil.
Angkatlah tabung kecil perlahan – lahan bersamaan dengan garpu tala yang
telah digetarkan ( usahakan jarak c tetap ), sehingga diperoleh kolom udara
yang dapat menimbulkan resonansi ke : 1, 2, 3. Catatlah L setipa terjadi
resonansi ( pada bunyi terkeras ).
Catatlah tekanan udara dan temperature kamar.
2. Menera bilangan getar garpu tala
Getarkan garpu tala yang akan ditera di atas kolom udara ( ingat dalam
menggunakan garpu tala ).
Aturlah permukaan air agar diperoleh kolom udara yang dapat menimbulkan
resonansi ke : 1, 2, 3. Catatlah setipa harga L’ dari setiap resonansi tersebut.
PERCOBAAN I
Diketahui : Lo : 20 cm = 0,2 m
m : 1 cm
L1 : 28 cm = 0,28 m f = 512 Hz
e : L1 – Lo = 0,28 – 0,20 = 0,08 m
Maka :
L1=
V
2f
m+
V
(
4f
−e )
32
()
V V VV
0,28= 1+ −0,08 = + −0,08
2.512 4.512 1024 2048
VV8 165,84V 573,4
0,28= + − ¿0,28= ¿0,28x2048=165,84V ¿573,4 =165,84V ¿V= ¿V=3,46m/det ¿
1024 2048 10 2048 165,84V
2V V 2048 ¿
0,28= + −163,84¿
2048 2048 ¿
PERCOBAAN II
Diketahui : Lo : 20 cm = 0,2 m
m : 1 cm
L1 : 24 cm = 0,24 m f = 426Hz
e : L1 – Lo = 0,24 – 0,20 = 0,04 m
Maka :
L1=
V
2f
m+
V
4f
−e ( )
0 , 24=
V
2. 426
1+
V
4 .426 (
−0 ,04 )
V V
0 , 24= +
852 1704
V V 4
0 , 24= + −
852 1704 100
2V V 68 ,16
0 , 24= + −
1704 1704 1704
0 , 24 X 1704=70 ,16 V
408 ,96=70 ,16V
408, 96
V=
70 ,16
V =5 ,83 m /det
33
PERCOBAAN III
L1=
V
2f
m+
V
4f
−e ( )
V V VV 1
()
0,3= 1+ −0,1 = + −
2.341 4.341 682 1364 10 ¿0,3=138,4V ¿0,3X1364=138,4V ¿409,2=138,4V ¿V=409,2 ¿V=2,96m/det¿
2V V 1364¿ 1364 138,4
0,3= + −136,4¿
1364 1364 ¿
KESIMPULAN :
1. Dari hasil percobaan dan perhitungan yang dilakukan, dapat diambil kesimpulan
bahwa kecepatan suara di udara, tekanan dan temperature kamar yang ditimbulkan
oleh sumber getar tergantung pada resonansi, sehingga dapat diketahui pada
panjang suara.
2. Dari hasil percobaan tersebut, kecepatan udara yang dihasilkan tidak sama dengan
350 m/dt, hal ini disebabkan oleh :
- Garpu tala yang tidak standart
- Resonansi yang didapat bukan yang terkeras
- Kurangnya ketelitian dalam melakukan percobaan
3. Dari grafik L1 sebagai fungsi ( M ), maka harga-harga yang belum diketahui dapat
ditentukan.
34
Ralat perhitungan :
Pengukuran V V V ( V −V )2
1 3,46 -0,623 0,388
2 5,83 1,747 3,052
3 2,96 -1.123 1,261
Ralat Mutlak :
Δ=
√ 0 , 382
3 ( 3−1 )
=0 , 252
Δ 0 ,252
I= ×100 %= ×100 %=6, 17 %
: V 4 , 083
Ralat Nisbi
35
TUGAS PENDAHULUAN.
KECEPATAN SUARA DI UDARA
PERCOBAAN (F-5)
1. Persamaan :
L' =
V
2f
. m+ (
V
4f
−e )
mempunyai bentuk grafik L'
Fungsi ( m ).
(
m=0 . .. .. . .. .. . .. . L ' 1 =
V
4f
−e )
( )
L' 3 2 V
m=1 .. .. . .. .. . .. .. L' 21= −e
L' 2 2f 4 f
L' 1 V
m=2 .. .. . .. .. . .. .. L ' 3 = +2
2f
V
(
4f
−e )
12 13
36
5V
f 1 =V /I =
4I
LENSA DAN FOTOMETER
( KODE PERCOBAAN F-6 )
I. TUJUAN
1. Mengenal sifat-sifat pembentukan bayangan oleh lensa.
2. Menentukan jarak titik api lensa positif dan lensa negatif.
3. Menentukan intensitas cahaya dari lampu listrik.
II. PERALATAN
1. Sumber cahaya dan perlengkapannya 1 set.
2. Lensa positif 1 buah.
3. Lensa negatif 1 buah.
4. Layar 1 buah.
5. Fotometer dan perlengkapannya 1 set.
6. Lampu yang akan ditera 2 buah.
7. Lampu standart 1 buah.
III. TEORI
1. Diantara sebuah benda dan layar ( jarak keduanya dibuat tetap ). Kita tempatkan
: Sebuah lensa positif. Bila lensa tersebut kita geser – geserkan sepanjang garis
beda layar, maka akan terdapat “ Dua kedudukan’’ lensa yang memberikan
bayangan yang jelas pada layar ( gambar 1). Bayangan yang satu diperbesar
( lensa di A ). Sedang yang lain diperkecil ( lensa B ).
Gambar 1.
C A B D
37
Keterangan :
A dan B : Lensa cembung
C : Sumber cahaya dan benda berbentuk kasa.
D : Layar
Dengan mengetahui besarnya jarak antar kedudukan lensa di A dan di B ( h )
dan jarak antara benda dari layar ( L ) maka dapat ditentukan besarnya titik api
lensa (fp).
Dan persamaannya adalah :
L2 −h2
fp=
4 L …………………….( 1 )
2. Diantara sebuahbenda dan layar ditempatkan lensa positif sedemikian rupa
sehingga bayangan benda terletak pada layar. Bila kemudian kita tempatkan
sebuah lensa negatif diantara lensa positif dan layar, maka “bayangan’’ lensa
positif akan menjadi benda (objek) dari lensa negatif. Bayangan oleh lensa
negatif dapat ditangkap lagi pada layar dengan menggeser geser kedudukan
layar tersebut ( Gambar 2 ).
+ -
E D
A B C
Keterangan : D : Layar
E : Sumber cahaya dan benda berbentuk kaca.
Gambar 3.
D
L1 ds dx L2
-
39
ANALISA DATA ( F-6 )
34 cm
40
Diperkecil
100 cm
46,5 cm
100
30.5 50.5
41
Jadi :
1 1 1 ma
1
f c b c
n1 1 1 8,5..30,5
1
f 50,5
, 19 50,5
n1 19 + 259,25 + (19 .. 50,5) 1237,75
1 ,3cm
f ( 19.50,5
. ) 959,5
n1 1
0,77 c
f 1,30 m
n
Diperkecil
100
69 5 26
Jadi :
42
1 1 1 ma
1
f c b c
n1 1 1 1,2 69
1
f 26 5 26
n1 5 + (1,2.69) + ( 5.26) 217,8
1,70 cm
f 5.26 130
n1 1
0,588 cm
f 1,70
n
43
Jadi :
dx 2
Ix= . Is
ds 2
dx 2 2
1 75 5625
Ix 1 = . Is= 2 ×25= ×25=83 , 66 Watt
ds 2 41 1681
1
dx
22 622 3844
Ix 2 = . Is= ×25= ×25=32 , 96 Watt
ds 54
2 2916
22
PERCOBAAN (F6)
Data Percobaan I
Susunan Diameter Sifat Diameter A-B L Keterangan
lensa Benda bayangan Bayangan
+,+ 2,5 cm Pembesaran 6,5 cm 29,5 100 cm Nyata,
+,+ 2,5 cm Pengecilan 4,4 cm 46,5 Terbalik
Data Percobaan 2
Susunan Diameter Sifat Diameter A B C
lensa Benda bayangan Bayangan
+,+ 2,5 cm Pembesaran 8,5 cm 30,5 19 cm 50,5 cm
+,+ 2,5 cm Pengecilan 1,2 cm 69 5 cm 26 cm
Data Percobaan 3
Percobaan Lampu ds dx ds dx
Standart
W V 1 2 1 2 1 2 1 2
1 60 53 47 23 77
220
2 50 48,5 51,5 47,5 52,5
KESIMPULAN :
1. Pembentukan bayangan oleh lensa tergantung pada :
- Jarak antara lensa 1 dan lensa 2
- Jarak antara benda dan lensa
2. Dari pembentukan bayangan pada layar dapat ditentukan :
- Jarak titik api
44
- Intensitas cahaya dari lampu listrik
TUGAS PENDAHULUAN
LENSA DAN FOTOMETER
PERCOBAAN ( F-6 )
F2 F F1 F1 F2 F3
Bayangan tepat berada di titik fokus 3, sifat bayangan adalah :
- Nyata
- Terbalik
- Diperbesar
45
2. Gambar jalannya sinar
+ -
D E
A B C
I. TUJUAN
1. Menentukan jarak titik api lensa.
2. Menentukan jari-jari kelengkungan bidang lensa.
3. Menentukan indeks bias lensa.
4. Menentukan indeks bias zat cair.
II. PERALATAN
1. Lensa bi- convec 1 buah.
2. Cermin datar 1 buah
3. Jarum berbentuk garpu 1 buah.
4. Statip 1 buah
5. Cairan ( air )
III. TEORI
Gambar percobaan
46
1. Pada gambar di atas, bayangan jarum dibentuk oleh susunan optis dari lensa dan
cermin akan dapat dilihat dari atas. Bila jarum digeser-geserkan sepanjang
statip akan diperoleh suatu kedudukan tertentu, yang mana bayangan jarum
nampak sama besar dengan jarum. Pada keadaan ini, jarak antara jarum dan
lensa sama dengan jarak titik api lensa tersebut.
2. Jika cermin diambil, bidang bawah lensa akan bekerja sebagai cermin cekung
terhadap sinar-sinar yang datangnya dari atas ( gambar 2 ). Bila (p) adalah jarak
antara lensa dengan jarum pada kedudukan dimana jarum bayangan jarum yang
dibentuk oleh susunan lensa dari bidang bawah lensa sama dengan besarnya
jarum, maka :
R 1=( P 1. f ) / ( f −P 1 ) …………………………(1) dan
n=( ( f . ( P1+ P 2 ) ) −P 1 . P 2 ) / ( ( f . ( P 1+ P 2 ) )−( 2. P1 . P 2 ) ……….. (2)
Yang mana :
f = Jarak titik api lensa
R1 = Jari-jari kelengkungan bidang bawah lensa
P1 = Harga (p) bila jari-jari kelengkungan bidang bawah.
P2 = Harga (p) yang diperoleh bila lensa dibalik.
n = Indeks bias lensa.
3. Bila di atascermin kita teteskan zat cair, kemudian di atas tetesan tersebut kita
letakkan lensa, maka akan terbentuk susunan optis, yaitu : lensa biconvec, lensa
planconcaf (cairan) dan cermin seperti terlihat pada gambar 3.
Jika jari-jari kelengkungan bidang bawah lensa adalah(R1) maka indeks bias cairan
adalah :
n1 =f . ( P 1−f 1 ) / f 1 . ( P 1−f )
Dimana (f1) adalah jarak titik api gabungan antara lensa dengan cairan yang dapat
diperoleh dari kedudukan jarum yang menimbulkan bayangan yang sama besarnya
seperti gambar 1.
47
3. Dengan menempatkan mata di sumbu optis lensa, geser-geserkan jari sehingga
kedua ujung jarum berimpit dengan kedua ujung bayangannya. Catatlah jarak
antara ujung jarum dengan lensa pada kedudukan ini. Lakukan pengamatan ini
sebanyak 5x.
4. Ulangi percobaan nomor : 1 sampai 3 tanpa cairan datar seperti gambar 2.
5. Balikan lensa dan kerjakan seperti percobaan nomor : 1 sampai 4, bedakan
mana yang bidang bawah dan atas lensa.
6. Setelah selesai percobaan nomor : 1 sampai 5, letakkan cermin di atas meja,
teteskan air di atasnya kemudian letakkan lensa di atas cairan tersebut. Kerjakan
seperti percobaan nomor : 1 sampai 3. Lakukan pengamatan sebanyak 5x.
7. Balikan lensa kemudian lakukan seperti nomor 6.
b. Lensa Cekung
Diketahui : f = 12 cm P1 = 10 cm P2 = 6,8 cm
f ( P 1 +P2 ) −P1 . P 2 12 ( 10+6,8 )−( 10×6,8 )
n= =
f ( P1 + P2 )−2 P1 . P2 12 ( 10+6,8 )−2 . ( 10×6,8 )
Jadi :
816−68
= =1,1
816−136
KESIMPULAN :
49
a. jari jari kelengkungan lensa
b.indeks bias lensa
c.indeks bias air
TUGAS PENDAHULUAN
INDEKS BIAS LENSA PAN ZAT CAIR
PERCOBAAN F-7
F1
Cermin ditetesi zat cair dan datasnya diletakkan lensa maka akan terbentuk
suatu susunan optis yaitu lensa biconcave, plan conveks dan cermin.
2. Gambar jalannya sinar pada pembentukkan bayangan pada gambar 1,2, dan 3.
50
3. Pembuktian persamaan 1,2 dan 3.
P1 . f f −P1
R1 = P1= . R1
f −P1 …………………(1) f
f ( P1 −f ' ) −P1 . P 2 f −P1
n= P1= . R1
f ' ( P1−P 2 ) −2 P1 . P2 f
Jadi
P1 . P 2 P1 +P2
n= f 1=
2 P1−P 2 Maka f +f
Dibuktikan dengan persamaan 2 ke persamaan 3
f ( P1 −f ' ) fP 1−f ' fP P 1 . P2
n= = = =
f ' ( P1−P 2 ) f ' P1 −f ' P2 f ' P 1 2 P1 . P2
Maka F
F1 = ½ F dibuktikan dengan persamaan 3 ke persamaan 1
P1 . f P1 −2 f '
R1 = =
f −P1 2 f '−P1 Terbukti
51
Indeks bias adalah perbandingan kecepatan cahaya di udara dengan perubahan
kecepatan medium yang dilalui, jka cahaya bergerak kea rah yang berlawanan,
kebalikannya jika sinar melintasi maka akan menjauhi garis tinjauan.
TETAPAN PEGAS
( KODE PERCOBAAN F-10 )
I. TUJUAN
Menentukan besarnya harga tetapan pegas.
II. PERALATAN
1. Ember kecil 1 buah
2. Anak timbangan dan perlengkapannya 1 set
3. Pegas 2 buah
4. Stopwatch 1 buah
5. Statip dengan perlengkapannya 1 set
6. Timbangan standart 0-50 gram 1 set
III. TEORI
1. Cara statis :
Bila suatu pegas dengan tetapan pegas (K) diberi beban (W), maka ujung pegas
tersebut akan mengalami pergeseran (X) yang sesuai dengan persamaan :
m.g = k. x ………………………………( 1 )
2. Cara dinamis :
Bila pegas yang diberi beban tadi diberi simpangan terhadap kedudukan
setimbangnya, kemudian dilepaskan maka : beban, pegas, ember, akan
mengalami getaran ‘harmonis’ dan didapat hubungan :
T=2p/m/2k ……………………………..( 2 )
52
Yang mana :
m = massa beban
g = percepatan gravitasi bumi
T = waktu getar
Catatan :
Dalam keadaan beban kosong, persamaan (2) masih tetap berlaku, sebab ember
yang digunakan dapat dianggap sebagai beban.
Bila digunakan bermacam beban, didapatkan hubungan :
[(
W 1 =W 2 T 2 −T
2 02 ) / (T 12−T ) ]
2
Yang mana :
W1 = berat kedua pembebanan tanpa pegas dan ember
W2= berat pembebanan kesatu tanpa pegas dan ember
T1 = waktu getar pembebanan kesatu
T2 = waktu getar pembebanan kedua
To = waktu getar untuk beban kosong
53
ANALISA DATA F10-01
Percobaan 1
Diketahui : m1 = 50 gr m4 = 160 gr
m2 = 100 gr m5 = 210 gr
m3 = 110 gr
Grafik ( g ) kota Jombang = 10,14 m/det2.
Percobaan 1
Diketahui : m1 = 50 gr m4 = 200 gr
m2 = 100 gr m5 = 250 gr
m3 = 150 gr
Gravitasi ( g ) kota Jombang = 10,14 m/det2.
No K ( K−K ) ( K−K )2
1 507 89,079 7935,07
2 507 89,079 7935,07
3 390 -27,921 779,58
4 368,73 -49,191 2419,75
5 316,875 -101,046 10210,29
Ralat Mutlak :
m=
√5 ( 5−1 ) √
( K −K )2 29279 , 76
=
20
=38 ,26
m 38 ,36
I= ×100 %= ×100 %=9 ,18 %
Ralat Nisbi : K 417 , 921
Keseksamaan : K = 100% -9,18 % = 90,82 %
Percobaan 2
Diketahui : m1 = 50 gr m4 = 200 gr
m2 = 100 gr m5 = 250 gr
m3 = 150 gr
Grafik ( g ) kota Jombang = 10,14 m/det2.
150×10 , 14 200×10 , 14
K 3= =380 ,25 K 4 = =405 , 6
4 5
250×10 , 14
K 5= =362 , 14
7
55
Ralat perhitungan tetapan pegas
No K ( K−K ) ( K−K )2
1 338 -40,318 1625,54
2 405,6 27,282 744,31
3 380,25 1,932 3,73
4 405,6 27,282 744,31
5 362,14 -16,178 261,73
Ralat Mutlak :
m=
√
( K −K )2 3379 , 62
5 ( 5−1 )
=
20 √
=12 , 99
m 12 , 99
I= ×100 %= ×100 %=3 , 43 %
: K 378,318
Ralat Nisbi
6 , 73 2. 3 ,14
T 2= =0 , 45 K 2= =15,7
15 0,4
56
7,4 2.3,14
T 3= =0 , 49 K 3= =12,81
15 0,49
No K ( K−K ) ( K−K )2
1 17,44 2,12 4,49
2 15,7 0,38 0.144
3 12,81 -2,51 6,3
Ralat Mutlak :
m=
3 (√
( K −K )2 10 , 934
3−1 )
=
6 √
=1 , 35
m 1 , 35
I= ×100 %= ×100 %=8 ,81%
: K 15 ,32
Ralat Nisbi
No T ( T −T ) ( T−T )2
1 0,36 -0,07 0,0049
2 0,45 0,02 0,0004
3 0,49 0,06 0,0036
Ralat Mutlak :
m=
√ 0 ,0087
3 ( 3−1 )
=0, 038
m 0 , 038
I= ×100 %= ×100 %=8, 83 %
: T 0 , 43
Ralat Nisbi
57
Percobaan 4
1.a. Menentukan tetapkan pegas dengan cara dinamis
5 ,53 2.3 ,14
T 1= =0 ,37 K 1= =16 , 97
15 0, 37
6 , 13 2.3 ,14
T 2= =0 , 41 K 2= =15 ,32
15 0,41
6,8 2. 3,14
T 3= =0 , 45 K 3= =13 ,95
15 0, 45
No K ( K−K ) ( K−K )2
1 16,97 1,56 2,43
2 15,32 -0,09 0,0081
3 13,95 -1,46 2,13
Ralat Mutlak :
m=
√ 4 ,57
3 ( 3−1 )
=0 , 87
m 0 , 87
I= ×100 %= ×100 %=5 , 64 %
: K 15 , 41
Ralat Nisbi
No T ( T −T ) ( T−T )2
1 0,37 -0,04 0,0016
2 0,41 0 0
3 0,45 0,04 0,0016
m 0 , 023
I= ×100 %= ×100 %=5,6 %
: T 0 , 41
Ralat Nisbi
KESIMPULAN :
Dari hasil percobaan dan perhitungan
1. Cara statis
Ketetapan pegas akan berkurang bila beban bertambah sebab pegas mengalami
pertambahan panjang.
2. Cara dinamis
Ketetapan pegas akan bertambah besar bila beban bertambah, karena waktu
yang digunakan pegas untuk bergetar semakin besar.
TUGAS PENDHULUAN
TETAPAN GAS
PERCOBAAN ( F10 )
1. Pembuktian Persamaan :
m
T =2
K
Dimana : m = massa
g = percepatan gravitasi
t = waktu getaran
59
Bukti :
W=2 f
W 1 2
f = ........................ = =T
2 f W
2
K=m.W
2 2
2 4
=m . , maka : K=m 2
T T
Karena :
f =K . y
2
4
=m . 2 . y
T
2
2 4
T =m . 2 . y
T
m. y
T=2 ..............................f =K . y
K.y
m. y m
T =2 , makaT=2
K.y K
Bukti : T2.W = 42.m.x
T 2 −T
2 02
W 1=W 2
T 2 −T
1 02
X–0: T2.W = 0
X–1: T2.W = 42.m.x-c
m
T =2 T =( T 1−T 0 )
mg/ x
mx
=2
mg ( T 1 2− T 0 2 ) W 1= C
60
mx
T 2=42
mg ( T 1 2−T 0 2 ) W 1=( T 22 −T 02 ) W 2
2
4 mx
=
mg
W 1 =W 2
( T 2 2−T 0 2)
T 2−T
Sehingga : 1 02
2. Susunan Pegas
- Seri
1 K 1 +K 2
=
F Kwt K 2 +K 2
- Paralel
3. Getaran Harmonis
Adalah suatu getaran yang terjadi karena suatu benda / body yang diberi simpangan
terhadap kedudukan setimbang, kemudian dilepaskan sehingga membentuk getaran
harmonis.
1. Kesimpulan
61
Dengan mengucap Alhamdulillah dan puji syukur kehadirat Allah SWT,
akhirnya kami dapat menyelesaikan laporan praktikum yang merupakan manifestasi
kerja sama yang baik dari berbagai pihak. Kami ucapkan banyak terima kasih
kepada pihak – pihak yang telah membantu dalam berkonsultasi tanya jawab dan
bantuan lainnya yang berkaitan dengan laporan fisika ini.
Praktikum fisika merupakan sarana dalam menunjang penelaahan
pelajaran fisika dan ilmu fisika itu sendiri merupakan dasar mempelajari keilmuan
teknik lainnya.
Oleh karena itu sangatlah penting diadakan praktikum fisika, sehingga
dalam pencapaian disiplin ilmu keteknikan yang lainnya dapat mencapai hasil yang
semaksimal mungkin.
2. Saran – saran
Dalam penyusunan laporan praktikum fisika ini kami dapat menunjukkan
pengalaman sangat berharga. Sudah selayaknya kami ikut menyumbang apa – apa
yang telah kami dapatkan dalam penyusunan laporan ini.
Saran kami bagi para pembaca yang ingin menyusun laporan serupa adalah :
Terlebih dahulu perdalam mata kuliah fisika, sehingga mengerti benar praktikum
yangakan dilaksanakan.
Perbanyaklah konsultasi terhadap dosen pembimbing, sehingga bila terdapat
kesalahan / kesulitan dalam mengerjakan dapat segera dibetulkan.
Sebelum asistensi pelajarilah terlebih dahulu apa yang dikerjakan dan persiapkan
pertnyaan bila ada kesulitan.
Jangan menunda waktu, segera selesaikan laporan tersebut.
Tahu waktu dan tempat bila mengajukan asistensi kepada dosen pembimbing.
62