Anda di halaman 1dari 62

PERCEPATAN GRAVITASI BUMI

DENGAN MENGGUNAKAN METODE BANDUL MATEMATIS


(KODE PERCOBAAN F-1)

I. TUJUAN
Menentukan percepatan gravitasi bumi dengan menggunakan :
- Bandul matematis

II. PERALATAN
1. Bandul matematis dengan perlengkapan 1 set
2. Beban setangkup 1 buah
3. Rollmeter (70 cm) 1 buah
4. Stop watch 1 buah

III. TEORI
Bandul Matematis
Bila sebuah bandul digantungkan dengan kawat dan diberi simpangan kecil
kemudian dilepaskan, makan bandul tersebut akan melakukan ayunan dengan
getaran selaras (gambar 1).
Dengan demikian akan berlaku persamaan :

f=

1 l
2a g


T =2 π −
l
g
f = Jumlah getaran per detik
T = waktu yang dibutuhkan untuk melakukan 1 getaran sempurna (det)
g = Percepatan gravitasi
l = Panjang kawat (cm)

1
IV. CARA MELAKUKAN PERCOBAAN
Bandul Matematis :
1. Aturlah kawat seperti pada gambar 1 dengan panjang kawat telah ditentukan
oleh pembimbing.
2. Aturlah ujung bandul agar tepat berada di tengah.
3. Berikan simpangan kecil pada bandul lalu lepaskan.Usahakan agar ayunan
mempunyai lintasan bidang dan tidak berputar.
4. Catatan waktu yang dibutuhkan untuk 5 getaran ( 1 getaran = 2 simpangan )
5. Ulangi langkah nomor 1 – 4 sebanyak 5 kali.
6. Dengan 5 kali panjang kawat yang berbeda, ulangi langkah nomor 1 – 5.

GAMBAR PERCOBAAN ????

ANALISA DATA (F-1)

PERCOBAAN I
\Tabel perhitungan waktu dengan panjang kawat 7 cm untuk 5 kali getaran :

Pengukuran Waktu ( t−t ) ( t−t )2


1 6.28 - 0.012000 0.000144
2 6.27 - 0.022000 0.000484
3 6.31 0.018000 0.000324
4 6.20 - 0.092000 0.008464
5 6.40 0.108000 0.011664

Rata-rata ( t )= 6.29 detik, ∑ ( t−t )2= 0.0211 detik

Ralat Mutlak :
D=
√ 0 , 0211
5 ( 5−1 )
=0 ,032465

D 0 , 032465
I= ×100 %= ×100 %=0 , 516 %
: t 6, 29
Ralat Nisbi

Keseksamaan : K = 100% - 0,516 % = 99,484 %


t 6,29
T 1= = =1,258
5 5 detik
2
2
4 π 2 l 4×( 3 ,14 ) ×0,4 15 , 77536
g1 = 2 = = =9 , 961893
T ( 1 ,258 )2 1 ,584 m/detik2

PERCOBAAN II

Tabel perhitungan waktu dengan panjang kawat 10 cm untuk 5 kali getaran :

Pengukuran Waktu ( t−t ) ( t−t )2


1 5.95 0.036000 0.001296
2 5.99 0.076000 0.005776
3 6.02 0.106000 0.011236
4 5.69 -0.224000 0.050176
5 5.92 0.006000 0.000036

Rata-rata ( t )= 5,91 detik, ∑ ( t−t )2= 0,0685 detik

Ralat Mutlak :
D=
√ 0 , 0685
5 ( 5−1 )
=0 , 058532

D 0 ,058532
I= ×100 %= ×100 %=0 , 99 %
: t 5 , 91
Ralat Nisbi

Keseksamaan : K = 100% - 0,99 % = 99,01 %

t 5 ,91
T 2= = =1,183
5 5 detik

2
4 π 2 l 4×( 3 ,14 ) ×0 , 35 13 , 80344
g2 = 2 = = =9 , 866536
T (1, 183 )2 1 ,399 m/detik

PERCOBAAN III

Tabel perhitungan waktu dengan panjang kawat 12 cm untuk 5 kali getaran :

Pengukuran Waktu ( t−t ) ( t−t )2

3
1 5.65 0.192000 0.036864
2 5.59 0.132000 0.017424
3 5.18 -0.278000 0.077284
4 5.42 -0.038000 0.001444
5 5.45 -0.008000 0.000064

Rata-rata ( t )= 5,46 detik, ∑ ( t−t )2= 0,1331 detik


Ralat Mutlak :
D=
√ 0 ,1331
5 ( 5−1 )
=0 ,081572

D 0 , 081572
I= ×100 %= ×100 %=1 , 495 %
: t 5 , 46
Ralat Nisbi

Keseksamaan : K = 100 % - 1,495 % = 98,505%

t 5, 46
T 3= = =1 ,092
5 5 detik

2
4 π 2 l 4×( 3 , 14 ) ×0,3 11 , 831
g3 = = = =9 , 929182
T2 ( 1 ,092 )2 1 ,192 m/detik2

PERCOBAAN IV

Tabel perhitungan waktu dengan panjang kawat 15 cm untuk 5 kali getaran :

Pengukuran Waktu ( t−t ) ( t−t )2


1 5.22 0.256000 0.065536
2 5.05 0.086000 0.007396
3 4.78 -0.184000 0.033856
4 5.02 0.056000 0.003136
5 4.75 -0.214000 0.045796

Rata-rata ( t )= 4,96 detik, ∑ ( t−t )2= 0,1557 detik

Ralat Mutlak :
D=
√ 0 ,1557
5 ( 5−1 )
=0 , 088238

4
D 0, 088238
I= ×100 %= ×100 %=1 ,7776 %
: t 4 ,96
Ralat Nisbi

Keseksamaan : K = 100% - 1,7776 % = 98,2224 %

t 4 ,96
T 4= = =0 ,9928
5 5 detik

2
4 π 2 l 4× (3 , 14 ) ×0 ,25 9 , 8596
g4 = 2 = = =10 , 003126
T ( 0 , 9928 )2 0 , 9857 m/detik2

PERCOBAAN V

Tabel perhitungan waktu dengan panjang kawat 20 cm untuk 5 kali getaran :

Pengukuran Waktu ( t−t ) ( t−t )2


1 4.37 -0.098000 0.009604
2 4.44 -0.028000 0.000784
3 4.57 0.102000 0.010404
4 4.44 -0.028000 0.000784
5 4.52 0.052000 0.002704

Rata-rata ( t )= 4,47 detik, ∑ ( t−t )2= 0,0243 detik

Ralat Mutlak :
D=
√ 0 , 0243
5 ( 5−1 )
=0 , 034843

D 0 ,034843
I= ×100 %= ×100 %=0 , 7798 %
: t 4 , 47
Ralat Nisbi

Keseksamaan : K = 100% - 0,7798 % = 99,2202 %

t 4 ,47
T 5= = =0,8936
5 5 detik

2
4 π 2 l 4×( 3 ,14 ) ×0,2 7 ,88768
g5 = = = =9 , 877862
T2 ( 0 ,8936 )2 0 ,7985 m/detik2

5
Ralat Perhitungan Gravitasi

Percobaan g ( g−g ) ( g−g )2


1 9.96 0.034173 0.001168
2 9.87 -0.061184 0.003743
3 9.93 0.001462 0.000002
4 10.00 0.075407 0.005686
5 9.88 -0.049858 0.002486

Rata-rata ( g )= 9,93 detik, ∑ ( g−g )2= 0,0131 detik

Ralat Mutlak :
G=

( g−g )2
n ( n−1 )
=

0 , 0131
5 ( 5−1 )
=0 ,025579

G 0,025579
I= ×100%= ×100%=0,2576 %
: g 9,93
Ralat Nisbi

Keseksamaan : K = 100% - 0,2576 % = 99,7424 %

g = …………….

Berdasarkan perhitungan tersebut maka :

- Gravitasi kota Jombang adalah 9,93 m/det2 – 0,025579 = 9,90 m/det2

KESIMPULAN :

- Gaya gravitasi yang terjadi pada suatu tempat tergantung pada jarak pusat
massa benda dengan pusat gravitasi bumi. Semakin jauh dari pusat gravitasi
bumi, maka gravitasi akan semakin kecil.
- Gaya gravitasi kota Jombang 9,8–10 m/dt namun karena banyak faktor yang
terabaikan dalam praktikum ini, yakni kurang telitinya percobaan ini, maka
terjadi penyimpangan pada percobaan dengan gaya gravitasi bumi di kota
Jombang terhadap gravitasi yang sesungguhnya.

6
7
TUGAS PENDAHULUAN

PERCEPATAN GRAVITASI BUMI


DENGAN MENGGUNAKAN METODE BANDUL MATEMATIS
PERCOBAAN (F-1)

1. Pembuktian Persamaan (1)

f=

1 l
2a g

1 1
T= =
T =2 π −
√ l
g
f

1 g
2a l
Jika :

y f
Sin θ= =
l mg
mg
K=
l
Dimana :

K=m. w2

W=4 πf
mg m4 π 2
K= =m. w 2 =m 4 π 2 . f 2 = 2
Maka : l T

Jadi :
f =24 π2 . l
g
,f=
g
2
√ 1
= √ gl
4 π .l 2a

2
T=
4 π2 l
g
,t=

4 π2 l
l
=2 a
1
g √
a. Berdasarkan persaman (1) tersebut : Pengaruh panjang kawat terhadap waktu
getar (T) karena T (waktu getar) dengan l (panjang kawat) berbanding lurus
maka pertambahan panjang kawat berakibat pada pertambahan waktu getar.

8
PERCEPATAN GRAVITASI BUMI
DENGAN MENGGUNAKAN METODE BANDUL FISIS
(KODE PERCOBAAN F-2)

I. TUJUAN
Menentukan percepatan gravitasi bumi dengan menggunakan :
- Bandul fisis

II. PERALATAN
1. Bandul matematis dengan perlengkapan 1 set
2. Rollmeter (70 cm) 1 buah
3. Stop watch 1 buah

III. TEORI
Bandul fisis.
Bila kita mempunyai batang dan digunakan pada suatu proses (gambar 2) maka
akan berlaku persamaan :

T=2π √ ( Kc 2 +a2 ) /( ga ) ............. ( 1 )


Yang mana : T = waktu getar
Kc =Jari-jari gravitasi terhadap pusat massa (c)
a = jarak pusat massa
g = percepatan gravitasi
Untuk menghitung percepatan gravitasi bumi digunakan persamaan :
[( T 1
2 +T 2
2 ) / 8 ( a1 +a 2 ) +( T 12 −T 2 2 ) / 8 ( a 1− a2 ) ]=( t
2
/ g ) .. .. . .. . . . .. . . . .. .. . ( 2 )

Yang mana :
T1 = waktu getar untuk titik gantung A
T2 = waktu getar untuk titik gantung B
a1 = jarak untuk titik gantung A dengan pusat massa C (cm)
a2 = jarak untuk titik gantung B dengan pusat massa C (cm)

9
IV. CARA MELAKUKAN PERCOBAAN
Bandul Fisis :
1. Letakkan beban pada suatu kedudukan dan carilah pusat massa ( C ) untuk
kedudukan tersebut. Perlu diingat pusat massa ( C) letaknya senantisa berubah
karena tergantung pada letak beban.
2. Gantungan beban pada titik A dan ukur jaraknya terhadap pusat massa ( C ).
3. Ayunkan batang dengan member ayunan kecil, catatlah waktu yang dibutuhkan
untuk 5 kali getaran sempurna.
4. Ambil titik yang lain ( B ) terhadap ( C ) sebagai titik gantung dan ukurlah
jaraknya terhadap pusat massa. Ulangi langkah 1-3.
5. Ulangi percobaan yang sama untuk pasangan titik A dan B yang berbeda.

GAMBAR PERCOBAAN ????

ANALISA DATA ( F2 )

PERCOBAAN I

Tabel perhitungan waktu dengan panjang a1 = 45 cm untuk 5 kali getaran :

Pengukuran Waktu ( t−t ) ( t−t )2


1 6.69 -0.5 0.25
2 7.53 0.34 0.1156
3 7.35 0.16 0.0256

Rata-rata ( t )=7,19 detik, ∑ ( t−t )2=0,3912 detik

Ralat Mutlak :
D=
√ 3 ( 3−1 )
=

0 ,3912 0 , 3912
3 .2
= √0 , 0652=0 ,255343

D 0 ,255343
I= ×100 %= ×100 %=3 ,551%
: t 7,19
Ralat Nisbi

Keseksamaan : K = 100% - 3,551 % = 96,449 %

7,19
T 1= =1, 438
5 detik

10
Tabel perhitungan waktu dengan panjang a2= 10 cm untuk 5 kali getaran

Pengukuran Waktu ( t−t ) ( t−t )2


1 5.14 -0.103333 0.010678
2 5.24 -0.003333 0.000011
3 5.35 0.106667 0.011378

Rata-rata ( t )=5,24 detik, ∑ ( t−t )2=0,0221 detik

Ralat Mutlak :
D=
√ 0 , 0221 0 , 0221
3 ( 3−1 )
=
3.2 √=√ 0 ,003678=0 , 060645

D 0,060645
I= ×100 %= ×100%=1 ,157 %
: t 5 ,24
Ralat Nisbi

Keseksamaan : K = 100% - 1,157 % = 98,843 %

5, 24
T 2= =1,049
5 detik

Menurut persamaan 2 :

T 2 +T T 2−T
1 22 1 22 π2
+ =
8 ( a 1 + a2 ) 8 ( a 1− a2 ) g

( 1 , 438 )2 + ( 1 ,049 )2 ( 1 , 438 )2 −( 1 ,049 )2 ( 3 , 14 )2


+ =
8 ( 0 , 45+0 , 10 ) 8 ( 0 , 45−0 , 10 ) g

1,938424+1,100401 1,938424−1,1100401 9 ,8596


+ =
4,4 316 g

9,8596
0,719897+0,345765=
Maka : g
9 , 8596
g= =9 ,252091
Jadi : 1 , 065662 m/dt2

11
PERCOBAAN II

Tabel perhitungan waktu dengan panjang a1 = 40 cm untuk 5 kali getaran :

Pengukuran Waktu ( t−t ) ( t−t )2


1 6.55 -0.123333 0.015211
2 6.76 0.086667 0.007511
3 6.71 0.036667 0.001344

Rata-rata ( t )=6,67 detik, ∑ ( t−t )2=0,0241 detik

Ralat Mutlak :
D=
√ 3 ( 3−1 )
=

0 , 0241 0 , 0241
3.2
=√ 0 ,004011=0 , 063333

D 0, 063333
I= ×100%= ×100%=0 , 949 %
: t 6 , 67
Ralat Nisbi

Keseksamaan : K = 100% - 0,949% = 99,051 %

6 ,67
T 1= =1,335
5 detik

Tabel perhitungan waktu dengan panjang a2= 15 cm untuk 5 kali getaran :

Pengukuran Waktu ( t−t ) ( t−t )2


1 5.29 0.046667 0.002178
2 5.38 0.136667 0.018678
3 5.06 -0.183333 0.033611

Rata-rata ( t )=5,24 detik, ∑ ( t−t )2=0,0545 detik

Ralat Mutlak :
D=
√ 0 , 0545
3 ( 3−1 )
=0 , 095277

12
D 0 ,095277
I= ×100 %= ×100 %=1 , 817 %
: t 6 , 24
Ralat Nisbi

Keseksamaan : K = 100% - 1,817 % = 98,183 %

5,24
T 2= =1,049
5 detik

Menurut persamaan 2 :

T 2 +T T 2−T
1 22 1 22 π2
+ =
8 ( a1 + a2 ) 8 ( a 1−a2 ) g

( 1 , 335 )2 + ( 1 , 049 )2 (1 , 335 )2 −( 1 ,049 )2 (3 , 14 )2


+ =
8 ( 0,4 +0 , 15 ) 8 ( 0,4−0 ,15 ) g

1,782225+1,100401 1,782225−1,100401 9,8596


+ =
4,4 2 g

9,8596
0,654781+0,340817=
Maka : g
9, 8596
g= =9 ,903196
Jadi : 0 ,995598 m/dt2

PERCOBAAN III

Tabel perhitungan waktu dengan panjang a1 = 35 cm untuk 5 kali getaran :

Pengukuran Waktu ( t−t ) ( t−t )2


1 6.50 -0.036667 0.001344
2 6.63 0.093333 0.008711
3 6.48 -0.056667 0.003211

Rata-rata ( t )=6,54 detik, ∑ ( t−t )2=0,0133 detik

13
Ralat Mutlak :
D=
√ 0 , 0133
3 ( 3−1 )
=0 , 047022

D 0 ,047022
I= ×100 %= ×100 %=0 , 719 %
: t 6 , 54
Ralat Nisbi

Keseksamaan : K = 100% - 0,719% = 99,281 %

6 ,54
T1= =1 ,307
5 detik

Tabel perhitungan waktu dengan panjang a2= 20 cm untuk 5 kali getaran :

Pengukuran Waktu ( t−t ) ( t−t )2


1 5.83 -0.01 0.0001
2 5.76 -0.08 0.0064
3 5.93 0.09 0.0081

Rata-rata ( t )=5,84 detik, ∑ ( t−t )2=0,0146 detik

Ralat Mutlak :
D=
√ 0 , 0146
3 ( 3−1 )
=0 , 049329

D 0, 049329
I= ×100 %= ×100 %=0, 845 %
: t 5 , 84
Ralat Nisbi

Keseksamaan : K = 100% - 0,845 % = 99,155 %

5,84
T 2= =1,168
5 detik

Menurut persamaan 2 :

T 2 +T T 2−T
1 22 1 22 π2
+ =
8 ( a 1 + a2 ) 8 ( a 1−a2 ) g

14
( 1 , 307 )2 + (1 , 168 )2 (1 , 307 )2 −( 1 ,168 )2 (3 , 14 )2
+ =
8 ( 0 ,35+0,2 ) 8 ( 0 ,35−0,2 ) g

1,708249+1,364224 1,708249−1,364224 9,8596


+ =
4,4 1,2 g

9,8596
0,698487+0,287414=
Maka : g
9 ,8596
g= =10 ,000598
Jadi : 0 , 985901 m/dt

Ralat Perhitungan Gravitasi

Percobaan g ( g−g ) ( g−g )2


1 9.25 -0.466537 0.217657
2 9.90 0.184568 0.034065
3 10.00 0.281970 0.079507

Rata-rata ( g )=9 ,72 , ∑ ( g−g )2=0,3312

Ralat Mutlak :
G=

( g−g )2
n ( n−1 )
=
0 ,3312
3 ( 3−1 )√=0 , 234957

G 0,234957
I= ×100%= ×100%=2,418%
: g 9,72
Ralat Nisbi

Keseksamaan : K = 100% - 2,418% = 97,582 %

Berdasarkan perhitungan tersebut maka :

- Gravitasi kota Jombang adalah 9,72 m/det2 – 0,234957 = 9,663 m/det2

15
KESIMPULAN :

- Gaya gravitasi yang terjadi pada suatu tempat tergantung pada jarak pusat
massa benda dengan pusat gravitasi bumi. Semakin jauh dari pusat gravitasi
bumi, maka gravitasi akan semakin kecil.
- Gaya gravitasi kota Jombang 9,8–10 m/dt namun karena banyak faktor yang
terabaikan dalam praktikum ini, yakni kurang telitinya percobaan ini, maka
terjadi penyimpangan pada percobaan dengan gaya gravitasi bumi di kota
Jombang terhadap gravitasi yang sesungguhnya.

TUGAS PENDAHULUAN
PERCEPATAN GRAVITASI BUMI
DENGAN MENGGUNAKAN METODE BANDUL FISIS
PERCOBAAN ( F2 )

1. Pembukaan Persamaan ( 1 )

T =2 π

Kc 2 +a2
g.a
Dimana :
K : waktu getar
Kc : Jari-jari gravitasi terhadap pusat massa
G : Percepatan gravitasi
a : Jarak pusat massa

2. Pembukaan Persamaan ( 2 )

16
T 2 +T T 2−T
1 22 1 22 π2
+ =
8 ( a1 + a2 ) 8 ( a 1−a2 ) g

Dimana :

T1 : waktu getar untuk titik gantung A


T2 : waktu getar untuk titik gantung B
a1 : Jarak untuk titik gantung A dengan pusat massa C ( satuan cm )
a2 : Jarak untuk titik gantung B dengan pusat massa C ( satuan cm )

GAMBAR PERCOBAAN ??????

VISKOSITAS ZAT CAIR


DENGAN METODE VISKOSIMETER OSWALD
(KODE PERCOBAAAN F-3)

I. TUJUAN
Menentukan angka kekentalan (viskositas) dari suatu cairan dengan menggunakan
viskosimeter oswald.

II. PERALATAN
1. Viskosimeter Oswald dengan perlengkapan 1 set
2. Gelas ukur 1 buah
3. Gelas tabung biasa 2 buah
4. Cairan yang akan di tera
5. Pipet 1 buah
17
6. Stop watch 1 buah

III. TEORI
Apabila benda bergerak dalam suatu cairan atau sebaliknya maka akan timbul gaya
yang besarnya berbanding lurus dengan kecepatannya.
Viskosimeter Oswald
Dalam percobaan ini cairan mengalir dalam sebuah pipa ( U ) dengan jumlah
volume tertentu.
Apabila kita menganggap bahwa :
- Cairan yang digunakan adalah Incompressible dan Newtonian.
- Aliran cairan adalah : Linier dan Steady.
- Kecepatan aliran dekat dinding mendekati nol.
Misalnya cairan : Bensin, Bensol, Ether, dan Alkohol maka didapat hubungan :
n=K .t ........................(1)
Yang mana :
n = Angka kekentalan/viskositas cairan satuan dyne det/cm3.
( 1 dyne = 1 poise )
K = Konstanta yang harganya tergantung pda volume cairan, jari-jari
kapiler,
panjang pipa kapiler, gravitasi, kecepatan massa cairan dll.
t = Waktu yang diperlukan untuk mengalirkan cairan dalam satuan detik.

K=( nrga4 ) / ( 8v 11 ) ................................ ( 2 )


Dalam percobaan ini pengandaian di atas tidak terpenuhi secara sempurna,
sehingga memerlukan koreksi. Dengan demikian persamaan ( 1 ) menjadi :
N=K .t−( 0,12/t ) ...................................(3)
Bila ( t ) diatur dan ( K ) diketahui (dari tabel), maka harga ( r ) dapat ditentukan.

IV. CARA MELAKUKAN PERCOBAAN


Viskosimeter Oswald :
1. Perlihatkan letak dan kedudukan viskosimeter Oswald, usahakan agar benar –
benar vertical terhadap meja.
2. Bukalah sumbat dan bersihkan terlebih dahulu tabung viskosimeter ini.

18
3. Melalui mulut viskosimeter masukan cairan ( larutan alkohol ) yang akan ditera
sebanyak 3 ml.
4. Kemudian dengan bola penghisap pindahkan cairan tersebut melalui pipa
kapiler R sampai batas titik T.
5. Setelah itu bukalah lubang penghisap sehingga permukaan cairan turun sampai
pada titik ( S ) dan catat waktu yang diperlukan antara titik T sampai S.
6. Lakukan langkah nomor 4 sampai 5 sebanyak 5x.
Setelah selesai percobaan, bersihkan kembali dan tutuplah dengan sumbat ( P ) dan
lihatlah di tabel harga ( K ) untuk cairan yang anda pakai.

Viscometer Oswald

ANALISA DATA (F-3)

Data percobaan :

19
Jenis Cairan t1 t2 t3 t4 t5
Alkohol 1,47 1,51 2,00 1,59 1,58

Tabel waktu yang digunakan untuk mengalirkan cairan dalam Viskosimeter Oswald :

Pengukuran Waktu ( t−t ) ( t−t )2 K


1 1,47 -0,08 0,0064
2 1,51 -0,04 0,0016
3 2,00 0,05 0,0025 0,05768
4 1,59 0,04 0,0016
5 1,58 0,03 0,0009

Rata-rata ( t )=1,,55 menit, ∑ ( t−t )2=0,013 menit

Ralat Mutlak :
t=

( t−t )2
=

0 , 013
n ( n−1 ) 5 ( 5−1 )
=0 ,0255

t 0 , 0255
I= ×100 %= ×100 %=1,65 %
: t 1 ,55
Ralat Nisbi

Keseksamaan : K = 100% - 1,65 % = 98,35%

Jadi waktunya : ( t ) = ( 1,55 ± 0,0255 )

Harga kekentalan Zat cair : ( Persamaan 3 )

0 , 12
n1−2 =K .f − poise
t

0 , 12
n1 =0 , 05768 . ( 1 ,55+0 , 0255 )− =0 , 0909−0,0774=0 ,0135
1 ,55 Poise

0 ,12
n2=0, 05768 . ( 1 ,55−0 ,0255 ) − =0 , 088−0 ,0774=0 , 0106
1 , 55 Poise

n 1 +n2 0 , 0135+0 ,0106


n= = =0 , 01205 poise
2 2

20
KESIMPULAN :
a. Faktor yang mempengaruhi kekentalan / viskosimeter zat cair antara lain :
- Suhu
- Rapat massa dan zat cair
- Bentuk massa dan volume zat cair

b. Dalam aliran suatu zat cair dipengaruhi oleh :


- Viskositas
- Suhu
- Bentuk dan volume zat cair
- Rapat massa

VISKOSITAS ZAT CAIR


DENGAN METODE VISKOSIMETER BOLA JATUH
(KODE PERCOBAAAN F-4)

I. TUJUAN
Menentukan angka kekentalan ( viskositas ) dari suatu cairan dengan menggunakan
viskosimeter Bola jatuh.

II. PERALATAN :
1. Cairan yang akan ditera
2. Viskosimeter bola jatuh dengan perlengkapan 1 set.
3. Bola kaca 2 buah.
4. Bola besi 2 buah

21
5. Mikrosmeter 1 buah
6. Stop watch 1 buah.

III. TEORI
Apabila benda bergerak dalam cairan atau sebaliknya maka akan timbul gaya yang
besarnya berbanding lurus dengan kecepatannya.
Viskosimeter Bola Jatuh
Pada percobaan ini bola kecil dijatuhkan ke dalam cairan yang akan diukur angka
kekentalannya. Bola tersebut mula – mula akan mengalami percepatan dan
dikarenakan gaya beratnya, tetapi karena sifat kekentalan cairan, maka besarnya
kecepatannya akan semakin berkurang dan akhirnya nol. Pada saat tersebut
kecepatan bola tetap san disebut “Kecepatan Terminal”. Hubungan antara
kecepatan terminal dengan angka kekentalan dapat diperoleh dari “Hukum Stokes”.

Vm=( 2/9 ) ( r 2 g/h ) ( f −f 0 ) .............. ..... .................. ( 1 )


Yang mana : Vm : Kecepatan terminal (cm/det).
h : Angka kekentalan/ viskositas.
r : Jari – jari bola ( cm ).
g : Percepatan gravitasi bumi ( cm/det2 ).
n : Rapat massa bola 9 (gr/cm3).
f : Rapat massa cairan ( gr/cm3)
Pada persamaan ( 3 ) dianggap bahwa diameter tabung relatif sangat besar
dibanding dengan diameter bola, tetapi perbandingan kedua diameter tersebut tidak
terlalu besar perlu ditambahkan faktor koreksi terhadap persamaan di atas yaitu :
F=( 1+2,4 ( r/ R ) ) . .. .. . .. .. . .. .. .. . .. .. . .. .. . .. .. . .. . ( 2 )
Yang mana :
R = jari-jari tabung bagian dalam pada tabung yang dipakai untuk percobaan, jari-
jarinya=1,76 cm, sehingga persamaan (1) menjadi :
m ( r−m)
.... ................. ............. .... .... (3 )
n=FVm
Yang mana : F : ( 1+1,36r)
µ : (2/g) r2g
Dengan demikian bila harga n dan m diketahui sedangkan harga r dan Vm diukur,
maka n dapat ditentukan dari persamaan ( 3 ).
22
IV. CARA MELAKUKAN PERCOBAAN

Viskosimeter Bola Jatuh


1. Ukurlah dengan mikrometer jari-jari bola kecil yang tersedia.
2. Perhatikan keadaan /kedudukan dari titik dari tabung percobaan, dimana pada
kedudukan di titik tersebut bola dianggap telah mencapai kecepatan
terminalnya.
3. Tentukan titik yang jaraknya : 40 cm di bawah titik
4. Lakukan langkah nomor : sampai 2 kali dengan jarak yang berbeda dengan
menggunakan bola yang lain.
5. Lakukan percobaan yang sama dengan menggunakan cairan yang lain.

Bola Dimasukkan

Bola /kelereng

80 cm

Air Minyak Kelapa Oli


ANALISA DATA (F-4)

PERCOBAAN I
1. Waktu yang diperlukan bola karetdenganberat21 gr dan d=2,3 cm.
Diketahui:
a. Menggunakancairan Air.
b. f: Rapat bola karet 21 gr/cm3.
c. f0: Rapatmassacair 1 gr/cm3
d. g: GravitasikotaJombang10,14 m/det2
e. s: Jarak 80 cm

t 1 +t 2+ t 3 2,14+1,75+1,6
t= = =1,83 detik
3 3

23
s 80
Vm= = =43,64 cm/det
t 1,83

2 .r 2 g 2. ( 1 ,15 )2 ( 10,14 )
η= ( f −f ) =
0
( 21−1 ) =1, 37 poise
9 .Vm 9 ( 43 , 64 )

2. Waktu yang diperlukan bola karetdenganberat43gr dan d = 2,2 cm


Diketahui:
a. Menggunakan air.
b. F : Rapat bola karet 43 gr/cm3.
c. f0 : Rapatmassacair 1 gr/cm3
d. g : GravitasikotaJombang10,14 m/det2
e. s : Jarak 80 cm

t 1 +t 2 +t 3 1,9+1,1+1,1
t= = =1 , 37 det
3 3
s 80
Vm= = =58 ,54
t 1 ,37 cm/det

2 .r 2 g 2. ( 1,1 )2 ( 10,14 )
η= ( f −f ) =
0
( 43−1 ) =1, 96 poise
9 .Vm 9 .(58 ,54 )

3. Waktu yang diperlukankelerengberat5gr dan d = 1,4 cm


Diketahui:
a. Menggunakancairan air.
b. f : Rapat bola kelereng 5 gr/cm3.
c. f0 : Rapatmassacair 1 gr/cm3
d. g : GravitasikotaJombang 10,14 m/det2
e. s : Jarak 80 cm

t 1 +t 2 +t 3 1 , 87+1,4+1, 21
t= = =1 , 49 det
3 3
s 80
Vm= = =53 , 57
t 1 , 49 det/cm

24
2
2 .r 2 g 2. ( 0,7 ) ( 10,14 )
η= ( f −f 0 ) = ( 5−1 ) =0 , 08 poise
9 .Vm 9 .(53 , 57)

PERCOBAAN II
1. Waktu yang diperlukanbola kelerengdenganberat 21 gr dan d=2,3 cm,
Diketahui:
a. Cairan yang digunakanMinyakkelapa
b. f : Rapat bola kelereng 21 gr/cm3.
c. f0 : Rapatmassacairminyakkelapa 0,84 gr/cm3
d. g : GravitasikotaJombang 10,14 m/det2
e. s : Jarak 80 cm

t 1 +t 2 +t 3 2,33+2,26+2,28
t= = =2 ,29 det
3 3
s 80
Vm= = =34 , 93
t 2 ,29 cm/det
2
2 .r 2 g 2. ( 1 ,15 ) ( 10,14 )
η= ( f −f 0 ) = ( 21−0 ,84 )=0 , 11 poise
9 .Vm 9 (34 , 93 )

2. Waktu yang diperlukanbola karetdenganberat 43 gr dan d= 2,2 cm,

Diketahui:

a. Cairan yang digunakanminyakkelapa

b. f : Rapat bola kelereng 43 gr/cm3.


c. f0 : Rapatmassacair 0,84 gr/cm3
d. g : GravitasikotaJombang 10,14 m/det2
e. s : Jarak 80 cm

t 1 +t 2 +t 3 1 , 11+1 , 12+1 ,17


t= = =1, 13 det
3 3
25
s 80
Vm= = =70 , 59
t 1 ,13 cm/det
2
2 .r 2 g 2. ( 1,1 ) ( 10,14 )
η= ( f −f 0 ) = ( 43−0 ,84 )=0 , 05 poise
9 .Vm 9 .(70 ,59 )

3. Waktu yang diperlukanbola kelerengdenganberat 5 gr dan d=1,4 cm,

Diketahui:

a. Cairan yang digunakanminyakkelapa

b. f : Rapat bola kelereng 5 gr/cm3.


c. f0 : Rapatmassaminyakkelapa0,84 gr/cm3
d. g : GravitasikotaJombang 10,14m/det2
e. s : Jarak 80 cm

t 1 +t 2 +t 3 2 , 48+2 , 35+2 , 43
t= = =2 , 42 det
3 3
s 80
Vm= = =33 , 06
t 2 , 42 cm/det

2 .r 2 g 2. ( 0,7 )2 ( 10,14 )
η= ( f −f 0 ) = ( 5−0 ,84 )=0 ,01 poise
9 .Vm 9 .(33 , 06)

PERCOBAAN III
1. Waktu yang diperlukanbola karetdenganberat 5 gr dan d=1,4 cm,
Diketahui:
a. Menggunakancairanoli.
b. f : Rapat bola kelereng 5 gr/cm3.
c. f0 : Rapatmassaoli 0,94 gr/cm3
d. g : GravitasikotaJombang10,14 m/det2
e. s : Jarak 80 cm

26
t 1 +t 2 +t 3 4,35+ 4 , 18+4 ,29
t= = =4 , 27 det
3 3
s 80
Vm= = =18 ,72
t 4 ,27 cm/det
2
2 .r 2 g 2. ( 1 ,25 ) (10,14 )
η= ( f −f 0 ) = ( 5−0 , 94 ) =3 ,19 poise
9 .Vm 9 ( 18 , 72 )

2. Waktu yang diperlukan bola kelerengdenganberat5 gr dan d=1,4cm,

Diketahui:

a. Menggunakancairanoli.
b. f : Rapat bola kelereng 5 gr/cm3.
c. f0 : Rapatmassacair 0,94 gr/cm3
d. g : GravitasikotaJombang 10,14 m/det2
e. s : Jarak 80 cm

t 1 +t 2 +t 3 1 , 78+1 ,57+1 , 36
t= = =1 , 57 det
3 3
s 80
Vm= = =50 ,96
t 1 ,57 cm/det

2 .r 2 g 2. ( 1,1 )2 ( 10,14 )
η= ( f −f ) =
0
( 5−0 , 94 )=2 ,25 poise
9 .Vm 9 .(50 ,96 )

3. Waktu yang diperlukanbola kelerengdenganberat5 gr dan d=1,4 cm,


Diketahui:
a. Menggunakancairanoli.
b. f : Rapat bola kelereng5 gr/cm3.
c. f0 : Rapatmassaoli 0,94gr/cm3
d. g : GravitasikotaJombang10,14 m/det2
e. s : Jarak 80 cm

t 1 +t 2 +t 3 3 , 37+3 , 44 +3 , 61
t= = =3 , 47 det
3 3
27
s 80
Vm= = =21 ,27
t 3, 76 cm/det
2
2 .r 2 g 2. ( 1 ,225 ) ( 9,572 ) 28, 72
η= ( f −f 0 ) = ( 20−0 ,94 )= ( 19, 06 )=2, 86 poise
9 .Vm 9.(21 , 27 ) 191 , 43
Tabel Rata-rata Perhitungan Dari Percobaan I

Pengukuran η ( η−η ) ( η−η )2


1 1,37 0,23 0,0534
2 1,96 0,82 0,6747
3 0,08 -1,05 1,1076

Rata-rata ( η )=1,13 detik, ∑ ( η−η )2=1,8357 detik

Ralat Mutlak :
N=
√ √
( η−η )2
=
1, 8357
n ( n−1 ) 3(3−1 )
=0 ,55

N 0 ,55
I= ×100 %= ×100 %=0 ,49 %
: η 1 ,13
Ralat Nisbi

Keseksamaan : K = 100% - 0,49 % =99,51 %


η 1= η ± N
= 1,13 + 0,55 = 1,69 poise

Tabel Rata-rata Perhitungan Dari Percobaan II

Pengukuran η ( η−η ) ( η−η )2


1 2,29 0,34 0,1171
2 1,13 -0,81 0,6633
3 2,42 0,47 0,2230

Rata-rata ( η )=1 ,95 detik, ∑ ( η−η )2=1,0034 detik

Ralat Mutlak :
N=
n √
( η−η )2
( n−1 )
=
3 ( √
1, 0034
3−1 )
=0 , 41

N 0 ,41
I= ×100 %= ×100 %=0, 21 %
: η 1 ,95
Ralat Nisbi

Keseksamaan : K = 100% - 0,21 % =99,79 %


28
Tabel Rata-rata Perhitungan Dari Percobaan III

Pengukuran η ( η−η ) ( η−η )2


1 4,27 1,17 1,3637
2 1,27 -1,54 2,3579
3 3,47 0,37 0,1353

Rata-rata ( η )=3 ,11 detik, ∑ ( η−η )2=3,8569 detik

Ralat Mutlak :
N=

( η−η )2
n ( n−1 )
=

3 ,8569
3 ( 3−1 )
=0 , 80

N 0,80
I= ×100%= ×100 %=0,26 %
: η 3,11
Ralat Nisbi

Keseksamaan : K = 100% - 0,26 % = 99,74 %

KESIMPULAN :

a. Faktor yang mempengaruhi kekentalan / viskositas zat cair antara lain :\


- Suhu
- Rapat massa dari zat cair
- Bentuk dan volume zat cair
b. Gambar gaya-gaya yang bekerja sebuah benda yang bergerak jatuh di dalam cairan :
Ff FA
Keterangan : FA = Gaya ke atas (gaya Archimedes)
Fg = Gaya gesekan ( hokum Stokes )
W = Gaya berat benda ( bola )
Dimana :
F A =G πη rV η = Koefisien gesekan ( N det/M2)
V W
r = Jari- jari bola ( M )
W = Kelajuan bola ( M/det )

Karena bola bergerak dengan kelajuan konstan akan berlaku persamaan :

ρf : Massa jenis fluida


V : Volume bola
F f +F A =W Dimana F f =ρ f .V . g g : Percepatan gravitasi bumi
W=W . g M : Massa bola
=ρ b .V .g 29
ρb : Massa jenis bola
Sehingga persamaan (1) akan didapat :

ρf .V .g+G πη V =ρ b .V .g
Gaη rV =ρb . Vg− ρf .Vg
( ρ b− ρf ) .Vg
V=
G πη rV
Sedangkan rumus Volume bola :
4
V=
3 πη r 3 Sehingga didapat :
4
( ρ b− ρf ) 3 2
3 πr . g 2 ( ρb −ρ f ) r . g
V= =
g ηη. r Gη
 Kecepatan suatu cairan berbanding lurus dengan besar gaya yang ditimbulkan oleh
kecepatan suatu benda. Semakin kental zat cair semakin lambat gaya yang
ditimbulkan oleh gerak / kecepatan suatu benda.

KECEPATAN SUARA DI UDARA


(KODE PERCOBAAN F-5)

I. TUJUAN
1. Menentukan kecepatan suara di udara.
2. Menera bilangan getar garpu tala.
II. PERALATAN
1. Tabung resomansi dengan perlengkapan 1 set.
2. Garpu tala standart 1 buah.
3. Garpu tala yang akan ditera.
III. TEORI
Bila sumber suara digetarkan dalam suatu kolam udara yang satu ujungnya tertutup
dan ujung yang lain terbuka, maka keadaan “Resonansi” diperoleh hubungan :

30
L=( 2m+1 ) 1/4 ......... ...... .............. ........ ....... ( 1 )
L=( ( 2m+1 ) /4 )×( V / f ) .... .............. ........ ..... ( 2 )
Yang mana :
L : Panjang kolom udara
l : Panjang gelombang udara
V : Kecepatan suara di udara
f : Frekuensi suara di udara
m : 0, 1, 2, 3, …………………………( tergantung keadaan resonansi)
Gambar percobaan :

c
Keterangan gambar :

a = Tabung silinder besar berisi air.


b
a b = Tabung silinder kecil berlubang yang dapat
diubah sesuai dengan kolom udara yang
diperlukan.
c = Jarak antara tabung dengan garpu tala
Dalam percobaan ini, kolom udara berupa tabung silinder kecil yang
kedudukannya dapat dirubah sesuai dengan panjang kolom udara yang diperlukan.
Sebagai sumber getaran dari percobaan ini dipergunakan garpu yang mempunyai
bilangan getaran standart. Bilamana garpu tala digetarkan di ujung tabung yang terbuka,
maka tepat di ujung tabung yang terbuka, maka tepat di ujung tabung tidak terjadi
“perut”. Oleh karena itu diperlukan koreksi panjang kolom udara sebesar ( e ),
sehingga :
L = L – e ……………………….. ( 3 )
Yang mana : L = panjang kolom udara yang sebenarnya dan persamaan ( 2 ) menjadi :
V ( 4−e )
L= m+
2f 4f ………………………………( 4 )
Bila harga L, f, m diketahui, maka kalau dibuatkan grafik L = f (m) untuk bermacam –
macam harga =m, V, e ditentukan, atau bila : L, V , m diketahui, harga (f) dan ( e )
dapat ditentukan.

31
IV. CARA MELAKUKAN PERCOBAAN
1. Menentukan kecepatan suara di udara
 Ambillah garpu tala standart yang bilangan getarnya diketahui. Getarkan
garpu tala tersebut di atas tabung silinder kecil.
 Angkatlah tabung kecil perlahan – lahan bersamaan dengan garpu tala yang
telah digetarkan ( usahakan jarak c tetap ), sehingga diperoleh kolom udara
yang dapat menimbulkan resonansi ke : 1, 2, 3. Catatlah L setipa terjadi
resonansi ( pada bunyi terkeras ).
 Catatlah tekanan udara dan temperature kamar.
2. Menera bilangan getar garpu tala
 Getarkan garpu tala yang akan ditera di atas kolom udara ( ingat dalam
menggunakan garpu tala ).
 Aturlah permukaan air agar diperoleh kolom udara yang dapat menimbulkan
resonansi ke : 1, 2, 3. Catatlah setipa harga L’ dari setiap resonansi tersebut.

Catatan : Usahakan ( c ) tetap constan selama percobaan.

ANALISA DATA ( F-5 )

PERCOBAAN I
Diketahui : Lo : 20 cm = 0,2 m
m : 1 cm
L1 : 28 cm = 0,28 m f = 512 Hz
e : L1 – Lo = 0,28 – 0,20 = 0,08 m
Maka :

L1=
V
2f
m+
V
(
4f
−e )

32
()
V V VV
0,28= 1+ −0,08 = + −0,08
2.512 4.512 1024 2048
VV8 165,84V 573,4
0,28= + − ¿0,28= ¿0,28x2048=165,84V ¿573,4 =165,84V ¿V= ¿V=3,46m/det ¿
1024 2048 10 2048 165,84V
2V V 2048 ¿
0,28= + −163,84¿
2048 2048 ¿
PERCOBAAN II
Diketahui : Lo : 20 cm = 0,2 m
m : 1 cm
L1 : 24 cm = 0,24 m f = 426Hz
e : L1 – Lo = 0,24 – 0,20 = 0,04 m
Maka :

L1=
V
2f
m+
V
4f
−e ( )
0 , 24=
V
2. 426
1+
V
4 .426 (
−0 ,04 )
V V
0 , 24= +
852 1704
V V 4
0 , 24= + −
852 1704 100
2V V 68 ,16
0 , 24= + −
1704 1704 1704
0 , 24 X 1704=70 ,16 V
408 ,96=70 ,16V
408, 96
V=
70 ,16
V =5 ,83 m /det

33
PERCOBAAN III

Diketahui : Lo :20 cm = 0,2 m


m : 1 cm
L1 :30 cm = 0,3 m f = 341Hz
e : L1 – Lo = 0,3 – 0,2= 0,1 m
Maka :

L1=
V
2f
m+
V
4f
−e ( )
V V VV 1
()
0,3= 1+ −0,1 = + −
2.341 4.341 682 1364 10 ¿0,3=138,4V ¿0,3X1364=138,4V ¿409,2=138,4V ¿V=409,2 ¿V=2,96m/det¿
2V V 1364¿ 1364 138,4
0,3= + −136,4¿
1364 1364 ¿
KESIMPULAN :

1. Dari hasil percobaan dan perhitungan yang dilakukan, dapat diambil kesimpulan
bahwa kecepatan suara di udara, tekanan dan temperature kamar yang ditimbulkan
oleh sumber getar tergantung pada resonansi, sehingga dapat diketahui pada
panjang suara.
2. Dari hasil percobaan tersebut, kecepatan udara yang dihasilkan tidak sama dengan
350 m/dt, hal ini disebabkan oleh :
- Garpu tala yang tidak standart
- Resonansi yang didapat bukan yang terkeras
- Kurangnya ketelitian dalam melakukan percobaan
3. Dari grafik L1 sebagai fungsi ( M ), maka harga-harga yang belum diketahui dapat
ditentukan.

34
Ralat perhitungan :

Pengukuran V V  V  ( V −V )2
1 3,46 -0,623 0,388
2 5,83 1,747 3,052
3 2,96 -1.123 1,261

Rata-rata ( η )=4, 083 detik, ∑ ( η−η )2=0,382 detik

Ralat Mutlak :
Δ=
√ 0 , 382
3 ( 3−1 )
=0 , 252

Δ 0 ,252
I= ×100 %= ×100 %=6, 17 %
: V 4 , 083
Ralat Nisbi

Keseksamaan : K = 100% - 6,17 % = 93,83 %

35
TUGAS PENDAHULUAN.
KECEPATAN SUARA DI UDARA
PERCOBAAN (F-5)

1. Persamaan :
L' =
V
2f
. m+ (
V
4f
−e )
mempunyai bentuk grafik L'

Fungsi ( m ).
(
m=0 . .. .. . .. .. . .. . L ' 1 =
V
4f
−e )
( )
L' 3 2 V
m=1 .. .. . .. .. . .. .. L' 21= −e
L' 2 2f 4 f
L' 1 V
m=2 .. .. . .. .. . .. .. L ' 3 = +2
2f
V
(
4f
−e )
12 13

Dimana [ ( V /4 f )−e ] mempunyai harga sangat kecil mendekati nol dan


[ ( V / 4 f )−e ] =0
………………. e=V / 4 f .
(f)adalah frekuensi yang besarnya konstan.
Keterangan : - Panjang kolom udara dari grafik terlihat sangat bergantung pada
besar kecilnya m selama V,f dan e dapat ditentukan dari grafik
dengan cara menentukan terlebih dahulu besarnya L1, V dan M.
2. Gambar bentuk gelombang yang ada dalam kolom udara (pipa organa tertutup)
Pada gelombang menghasilkan nada dasar :

a) Dengan frekuensi : I=3/4=4 I


V
fο=V /I =
4I
b) Pada gelombang menghasilkan nada atas

kedua dengan frekuensi : I=3/4=4 /3 I


3V
f 1 =V /I =
4I
c) Pada gelombang menghasilkan nada atas

kedua dengan frekuensi : I=5/4=4 /5 I

36
5V
f 1 =V /I =
4I
LENSA DAN FOTOMETER
( KODE PERCOBAAN F-6 )

I. TUJUAN
1. Mengenal sifat-sifat pembentukan bayangan oleh lensa.
2. Menentukan jarak titik api lensa positif dan lensa negatif.
3. Menentukan intensitas cahaya dari lampu listrik.

II. PERALATAN
1. Sumber cahaya dan perlengkapannya 1 set.
2. Lensa positif 1 buah.
3. Lensa negatif 1 buah.
4. Layar 1 buah.
5. Fotometer dan perlengkapannya 1 set.
6. Lampu yang akan ditera 2 buah.
7. Lampu standart 1 buah.

III. TEORI
1. Diantara sebuah benda dan layar ( jarak keduanya dibuat tetap ). Kita tempatkan
: Sebuah lensa positif. Bila lensa tersebut kita geser – geserkan sepanjang garis
beda layar, maka akan terdapat “ Dua kedudukan’’ lensa yang memberikan
bayangan yang jelas pada layar ( gambar 1). Bayangan yang satu diperbesar
( lensa di A ). Sedang yang lain diperkecil ( lensa B ).
Gambar 1.

C A B D

37
Keterangan :
A dan B : Lensa cembung
C : Sumber cahaya dan benda berbentuk kasa.
D : Layar
Dengan mengetahui besarnya jarak antar kedudukan lensa di A dan di B ( h )
dan jarak antara benda dari layar ( L ) maka dapat ditentukan besarnya titik api
lensa (fp).
Dan persamaannya adalah :
L2 −h2
fp=
4 L …………………….( 1 )
2. Diantara sebuahbenda dan layar ditempatkan lensa positif sedemikian rupa
sehingga bayangan benda terletak pada layar. Bila kemudian kita tempatkan
sebuah lensa negatif diantara lensa positif dan layar, maka “bayangan’’ lensa
positif akan menjadi benda (objek) dari lensa negatif. Bayangan oleh lensa
negatif dapat ditangkap lagi pada layar dengan menggeser geser kedudukan
layar tersebut ( Gambar 2 ).

+ -

E D

A B C
Keterangan : D : Layar
E : Sumber cahaya dan benda berbentuk kaca.

Dengan mengetahui besarnya a, b, c serta m ( perbesaran total yang


ditimbulkan oleh lensa gabungan), maka dapat ditentukan besarnya jarak titik
api lensa negatif (Fo) dari persamaan :
1/fn=1/c +1/b ( ma ) /c +1 ………………………..( 2 )
38
Untuk m = D
Bila kita meletakkan sebuah layar diantara 2 sumber cahaya dan
terletak pada satu garis lurus, maka setiap sumber cahaya akan memberikan
fluks cahaya (F) pada layar. Dalam percobaan ini sumber cahayanya adalah
lampu listrik dan layar adalah “ fotometer’’ ( Gambar 3 ). Dengan mengatur
letak fotometer dan galfanometer menunjukkan “skala nol’’ Fluks cahaya”
yang diterima fotometer dari 2 buah lampu listrik adalah sama.

I׿ ( dx 2 /ds 2 )׿ ¿ ……………………………( 3 )


Yang mana :
Is : Intensitas yang diterima fotometer dari lampu standart.
Ix : Intensitas cahaya yang diterima fotometer dari lampu yang
ditera.

Gambar 3.
D

L1 ds dx L2
-

Keterangan : L1 : Lampu standart


L2 : Lampu yang ditera
D : Layar

IV. CARA MELAKUKAN PERCOBAAN


1. Untuk percobaan 1
a. Susunlah peralatan dilandaskan optis yang telah disediakan.
Catatlah kedudukan benda dan layar serta ukuran diameter benda.
b. Geser – geserkan lensa tersebut sepanjang landasan optis. Sehingga diperoleh
bayangan yang jelas dan diperbesar pada layar.

39
ANALISA DATA ( F-6 )

i. Hasil percobaan Lensa dan Fotomter


Hasil percobaan mengenai bayangan yang terjadi pada gambar 1
 Bila jarak benda dan lensa didekatkan dan titik api lensa 2 didekatkan bayangan
lensa 1, maka bayangan yang terjadi pada layar adalah :
- Maya
- Diperkecil
- Terbalik
Sebab bayangan yang diterima oleh layar adalah bayangan semu lensa 2.
 Bila jarak benda lensa 1 dan titik api lensa 2 dijauhkan dengan lensa 1, maka
bayangan yang terjadi pada layar adalah :
- Maya
- Diperkecil
- Terbalik
Sebab bayangan yang diterima oleh layar adalah bayangan semu lensa 2.
2. Jarak titik api lensa positif ( + , + )
a. Diperbesar
100 cm

34 cm

Diketahui : L = 100 cm Diameter Benda = 2,5 cm


h = 29,5 cm Diameter Bayangan = 6,5 cm
Sifat bayangan = Nyata, Terbalik
Jadi :
l 2  h 2 100 2  29,5 10000  870,25 9125,75
f      22,82cm
p 4L 4  1002 400 400

40
 Diperkecil
100 cm

46,5 cm

Diketahui : L = 100cm Diameter Benda = 2,5 cm


h = 46,5 cm Diameter Bayangan = 4,4 cm
Sifat bayangan = Nyata, Terbalik
Jadi :
2
l 2  h 2 100 2  46, 5 10000  2162, 25 9783, 75
f      24 , 46 c
4 L 4  100 400 400 m
p

3. Jarak titik api lensa negative ( +, - )


 Diperbesar
100 cm

100

30.5 50.5

Diketahui :a = 30,5cm Diameter benda = 2,5 cm


b = 19 cm Diameter bayangan = 8,5 cm
c = 50,5 cm Sifat bayangan = nyata

41
Jadi :
1 1 1 ma
   1
f c b c
n1 1 1 8,5..30,5
   1
f 50,5
, 19 50,5
n1 19 + 259,25 + (19 .. 50,5) 1237,75
   1 ,3cm
f ( 19.50,5
. ) 959,5
n1 1
  0,77 c
f 1,30 m
n

 Diperkecil
100

69 5 26

Diketahui : a = 69 cm Diameter benda = 2,5 cm


b = 5 cm Diameter bayangan = 1,2 cm
c = 26 cm Sifat bayangan = nyata

Jadi :

42
1 1 1 ma
   1
f c b c
n1 1 1 1,2  69
    1
f 26 5 26
n1 5 + (1,2.69) + ( 5.26) 217,8
   1,70 cm
f 5.26 130
n1 1
  0,588 cm
f 1,70
n

4. Intensitas cahaya lampu yang akan ditera


a. Diketahui : Is = 25 Watt = 333,33 condela
dx = 47 cm = 0,47 m
ds = 53 cm = 0,53m
jadi :
2
d 0,5625
Ix   Is  x 333,33  11 condel
xd 2
0,1681 a
s
b. Diketahui : Is = 50 Watt = 666,67 condela
dx = 84 cm = 0,84 m
ds = 32 cm = 0,32 m
jadi :
2
d 0,706
Ix   Is  x666,67  46 condela
xd 2
0,102
s
5. Menentukan daya dari lampu yang ditera
Is = 25 Watt ds1 = 41 cm
dx1 = 75 cm ds2 = 54 cm
dx2 = 62 cm

43
Jadi :
dx 2
Ix= . Is
ds 2
dx 2 2
1 75 5625
Ix 1 = . Is= 2 ×25= ×25=83 , 66 Watt
ds 2 41 1681
1
dx
22 622 3844
Ix 2 = . Is= ×25= ×25=32 , 96 Watt
ds 54
2 2916
22

PERCOBAAN (F6)
Data Percobaan I
Susunan Diameter Sifat Diameter A-B L Keterangan
lensa Benda bayangan Bayangan
+,+ 2,5 cm Pembesaran 6,5 cm 29,5 100 cm Nyata,
+,+ 2,5 cm Pengecilan 4,4 cm 46,5 Terbalik

Data Percobaan 2
Susunan Diameter Sifat Diameter A B C
lensa Benda bayangan Bayangan
+,+ 2,5 cm Pembesaran 8,5 cm 30,5 19 cm 50,5 cm
+,+ 2,5 cm Pengecilan 1,2 cm 69 5 cm 26 cm

Data Percobaan 3

Percobaan Lampu ds dx ds dx
Standart
W V 1 2 1 2 1 2 1 2
1 60 53 47 23 77
220
2 50 48,5 51,5 47,5 52,5

KESIMPULAN :
1. Pembentukan bayangan oleh lensa tergantung pada :
- Jarak antara lensa 1 dan lensa 2
- Jarak antara benda dan lensa
2. Dari pembentukan bayangan pada layar dapat ditentukan :
- Jarak titik api
44
- Intensitas cahaya dari lampu listrik

TUGAS PENDAHULUAN
LENSA DAN FOTOMETER
PERCOBAAN ( F-6 )

1. Kedudukan 2 lensa positif dapat membentuk bayangan yang jelas.


a. Benda berada diantara lensa dengan titik fokus, sifat bayangan :
- Maya
- Tegak
- Diperbesar
b. Benda berada diantara 2 jarak fokus, sifat bayangan :
- Nyata
- Terbalik
- Diperbesar
Setiap lensa memiliki 2 buah fokus di sebelah kiri dan kanan, tapi kedua titik focus
tersebut kelensaannya sama untuk jalur sinar-sinar utama dalam lensa positif.
Gambar jalannya sinar pada lensa positif :
Keterangan : Benda berada pada lensa titik fokus 1 dan 2 :

F2 F F1 F1 F2 F3
Bayangan tepat berada di titik fokus 3, sifat bayangan adalah :
- Nyata
- Terbalik
- Diperbesar 
45
2. Gambar jalannya sinar
+ -
D E

A B C

INDEKS BIAS DAN ZAT CAIR


(KODE PERCOBAAN F-7)

I. TUJUAN
1. Menentukan jarak titik api lensa.
2. Menentukan jari-jari kelengkungan bidang lensa.
3. Menentukan indeks bias lensa.
4. Menentukan indeks bias zat cair.

II. PERALATAN
1. Lensa bi- convec 1 buah.
2. Cermin datar 1 buah
3. Jarum berbentuk garpu 1 buah.
4. Statip 1 buah
5. Cairan ( air )

III. TEORI
Gambar percobaan

Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3

46
1. Pada gambar di atas, bayangan jarum dibentuk oleh susunan optis dari lensa dan
cermin akan dapat dilihat dari atas. Bila jarum digeser-geserkan sepanjang
statip akan diperoleh suatu kedudukan tertentu, yang mana bayangan jarum
nampak sama besar dengan jarum. Pada keadaan ini, jarak antara jarum dan
lensa sama dengan jarak titik api lensa tersebut.
2. Jika cermin diambil, bidang bawah lensa akan bekerja sebagai cermin cekung
terhadap sinar-sinar yang datangnya dari atas ( gambar 2 ). Bila (p) adalah jarak
antara lensa dengan jarum pada kedudukan dimana jarum bayangan jarum yang
dibentuk oleh susunan lensa dari bidang bawah lensa sama dengan besarnya
jarum, maka :
R 1=( P 1. f ) / ( f −P 1 ) …………………………(1) dan
n=( ( f . ( P1+ P 2 ) ) −P 1 . P 2 ) / ( ( f . ( P 1+ P 2 ) )−( 2. P1 . P 2 ) ……….. (2)

Yang mana :
f = Jarak titik api lensa
R1 = Jari-jari kelengkungan bidang bawah lensa
P1 = Harga (p) bila jari-jari kelengkungan bidang bawah.
P2 = Harga (p) yang diperoleh bila lensa dibalik.
n = Indeks bias lensa.
3. Bila di atascermin kita teteskan zat cair, kemudian di atas tetesan tersebut kita
letakkan lensa, maka akan terbentuk susunan optis, yaitu : lensa biconvec, lensa
planconcaf (cairan) dan cermin seperti terlihat pada gambar 3.
Jika jari-jari kelengkungan bidang bawah lensa adalah(R1) maka indeks bias cairan
adalah :

n1 =f . ( P 1−f 1 ) / f 1 . ( P 1−f )
Dimana (f1) adalah jarak titik api gabungan antara lensa dengan cairan yang dapat
diperoleh dari kedudukan jarum yang menimbulkan bayangan yang sama besarnya
seperti gambar 1.

IV. CARA MELAKUKAN PERCOBAAN


1. Susunlah peralatan seperti gambar di atas.
2. Usahakan agar ujung jarum berada disumbu optis lensa.

47
3. Dengan menempatkan mata di sumbu optis lensa, geser-geserkan jari sehingga
kedua ujung jarum berimpit dengan kedua ujung bayangannya. Catatlah jarak
antara ujung jarum dengan lensa pada kedudukan ini. Lakukan pengamatan ini
sebanyak 5x.
4. Ulangi percobaan nomor : 1 sampai 3 tanpa cairan datar seperti gambar 2.
5. Balikan lensa dan kerjakan seperti percobaan nomor : 1 sampai 4, bedakan
mana yang bidang bawah dan atas lensa.
6. Setelah selesai percobaan nomor : 1 sampai 5, letakkan cermin di atas meja,
teteskan air di atasnya kemudian letakkan lensa di atas cairan tersebut. Kerjakan
seperti percobaan nomor : 1 sampai 3. Lakukan pengamatan sebanyak 5x.
7. Balikan lensa kemudian lakukan seperti nomor 6.

ANALISA DATA (F-7)

1. a. Jarak titik api lensa cembung = 29 cm


b. Jari-jari kelengkungan bidang lensa cembung :
P1 . f 19×29 551
R 1= = = =55 ,1 cm
f −P1 29−19 10
P .f 4,1×29 118 ,9
R 2= 2 = = =11 , 89 cm
f −P1 29−10 10

  

2. a. Jarak titik api lensa cekung = 6,0 cm


b. Jari-jari kelengkungan bidang lensa cembung :
P1 . f 10×12 120
R 1= = = =60 cm
f −P1 12−10 2
P2 . f 6,8×12 81 , 6
R 2= = = =8 , 16 cm
   f −P 1 12−10 10

3. Perhitungan indeks bias lensa


a. Lensa Cembung
Diketahui : f = 29 cm P1 = 19 cm P2 = 4,1 cm
48
f ( P 1 +P2 ) −P1 . P 2 29 ( 19+ 4,1 )− (19×4,1 )
n= =
f ( P1 + P2 )−2 P1 . P2 29 ( 19+ 4,1 )−2 . ( 19×4,1 )
Jadi :
29×23,1−77, 9 669 ,9−77 , 9
= = =1,15
29×23,1−155 , 8 669 ,9−155 ,8

b. Lensa Cekung
Diketahui : f = 12 cm P1 = 10 cm P2 = 6,8 cm
f ( P 1 +P2 ) −P1 . P 2 12 ( 10+6,8 )−( 10×6,8 )
n= =
f ( P1 + P2 )−2 P1 . P2 12 ( 10+6,8 )−2 . ( 10×6,8 )
Jadi :
816−68
= =1,1
816−136

4. Perhitungan indeks bias air


a. Lensa Cembung
Diketahui : f = 3 cm P1 = 19 cm P2 = 4,1 cm
f ( P 1 + P2 ) −P1 . P 2 3 ( 19+4,1 ) −( 19×4,1 )
n= =
f ( P1 + P2 )−2 P1 . P2 3 ( 19+ 4,1 )−2 . ( 19×4,1 )
Jadi :
69,3−77 ,9
= =0,09
69,3−155 ,8
b. Lensa Cekung
Diketahui : f = 6 cm P1 = 10 cm P2 = 6,8 cm
f ( P 1 + P2 ) −P1 . P 2 6 ( 10+6,8 )−( 10×6,8 )
n= =
f ( P1 + P2 )−2 P1 . P2 6 (10+ 6,8 )−2 . ( 10×6,8 )
Jadi :
408−68
= =1 , 25
408−136

KESIMPULAN :

- Jarak titik api lensa sangat berpengaruh dalam pembentukan bayangan


- Dari jauh dekatnya titik api lensa dapat ditentukan ;

49
a. jari jari kelengkungan lensa
b.indeks bias lensa
c.indeks bias air

TUGAS PENDAHULUAN
INDEKS BIAS LENSA PAN ZAT CAIR
PERCOBAAN F-7

1. perinsip susunan pada teori 1, 2 dan 3 di atas adalah :


 Bayangan jarum dibentuk oleh susunan optis dari lensa dan Cermin dapat
dilihat dari atas bila jarum digeser geserkanakan diperolehkedudukan tertentu ,
pada saat besarnya jarum sama dengan yang ada pada lensa, maka jarak jarum
tersebut sama dengan jarak titik api lensa.
 Jika cermin diambil, bidang bawah lensa akan bekerja sebagai cermin cekung
terhadap sinar yang dating dari atas.

F1

 Cermin ditetesi zat cair dan datasnya diletakkan lensa maka akan terbentuk
suatu susunan optis yaitu lensa biconcave, plan conveks dan cermin.
2. Gambar jalannya sinar pada pembentukkan bayangan pada gambar 1,2, dan 3.

50
3. Pembuktian persamaan 1,2 dan 3.
P1 . f f −P1
R1 = P1= . R1
f −P1 …………………(1) f
f ( P1 −f ' ) −P1 . P 2 f −P1
n= P1= . R1
f ' ( P1−P 2 ) −2 P1 . P2 f
Jadi
P1 . P 2 P1 +P2
n= f 1=
2 P1−P 2 Maka f +f
Dibuktikan dengan persamaan 2 ke persamaan 3
f ( P1 −f ' ) fP 1−f ' fP P 1 . P2
n= = = =
f ' ( P1−P 2 ) f ' P1 −f ' P2 f ' P 1 2 P1 . P2

Maka F
F1 = ½ F dibuktikan dengan persamaan 3 ke persamaan 1
P1 . f P1 −2 f '
R1 = =
f −P1 2 f '−P1 Terbukti

4. a. Lensa Positif b. Lensa Negatif

Terbalik, Nyata, Diperkecil Terbalik, Nyata, Diperbesar

51
Indeks bias adalah perbandingan kecepatan cahaya di udara dengan perubahan
kecepatan medium yang dilalui, jka cahaya bergerak kea rah yang berlawanan,
kebalikannya jika sinar melintasi maka akan menjauhi garis tinjauan.

TETAPAN PEGAS
( KODE PERCOBAAN F-10 )

I. TUJUAN
Menentukan besarnya harga tetapan pegas.

II. PERALATAN
1. Ember kecil 1 buah
2. Anak timbangan dan perlengkapannya 1 set
3. Pegas 2 buah
4. Stopwatch 1 buah
5. Statip dengan perlengkapannya 1 set
6. Timbangan standart 0-50 gram 1 set

III. TEORI
1. Cara statis :
Bila suatu pegas dengan tetapan pegas (K) diberi beban (W), maka ujung pegas
tersebut akan mengalami pergeseran (X) yang sesuai dengan persamaan :
m.g = k. x ………………………………( 1 )
2. Cara dinamis :
Bila pegas yang diberi beban tadi diberi simpangan terhadap kedudukan
setimbangnya, kemudian dilepaskan maka : beban, pegas, ember, akan
mengalami getaran ‘harmonis’ dan didapat hubungan :
T=2p/m/2k ……………………………..( 2 )
52
Yang mana :
m = massa beban
g = percepatan gravitasi bumi
T = waktu getar
Catatan :
Dalam keadaan beban kosong, persamaan (2) masih tetap berlaku, sebab ember
yang digunakan dapat dianggap sebagai beban.
Bila digunakan bermacam beban, didapatkan hubungan :

[(
W 1 =W 2 T 2 −T
2 02 ) / (T 12−T ) ]
2

Yang mana :
W1 = berat kedua pembebanan tanpa pegas dan ember
W2= berat pembebanan kesatu tanpa pegas dan ember
T1 = waktu getar pembebanan kesatu
T2 = waktu getar pembebanan kedua
To = waktu getar untuk beban kosong

IV. CARA MELAKUKAN PERCOBAAN


1. Susunlah alat-alat percobaan seperti pada gambar.
2. Catatlah skala yang ditunjukkan oleh jarum penunjuk saat pegas digantung
tanpa beban.
3. Gantungkanlah beban 1 pada pegas, kemudian catat jarum yang ditunjukkan
oleh jarum penunjuk.
4. Ulangi langkah ke -3 dengan menambahhkan beban 2, beban 2, dan beban 3.
5. Tuliskanlah hasil pencatatan skala yang ditunjukkan oleh jarum penunjuk
kedalam tabel.
6. Kurangilah beban dari pegas satu per sat, kemudian tuliskan nilai skala yang
ditunjukkan kedalam tabel.
7. Hitunglah skala penunjukkan rata – rata untuk setiap berat bebandan
pertambahan panjang pegas yang dihasilkannya.

53
ANALISA DATA F10-01

Percobaan 1
Diketahui : m1 = 50 gr m4 = 160 gr
m2 = 100 gr m5 = 210 gr
m3 = 110 gr
Grafik ( g ) kota Jombang = 10,14 m/det2.

Percobaan 1
Diketahui : m1 = 50 gr m4 = 200 gr
m2 = 100 gr m5 = 250 gr
m3 = 150 gr
Gravitasi ( g ) kota Jombang = 10,14 m/det2.

1.a. Menentukan Tetapan Pegas dengan cara statis dan percobaan 1


m. g
K=
x X =l−lo
50×10 , 14 100×10 , 14
K 1= =507 K 2 = =507
1 2
150×10 , 14 200×10, 14
K 3= =390 K 4 = =368,73
4 5,5
250×10 , 14
K 5= =316 , 875
8
54
Ralat perhitungan tetapan pegas

No K ( K−K ) ( K−K )2
1 507 89,079 7935,07
2 507 89,079 7935,07
3 390 -27,921 779,58
4 368,73 -49,191 2419,75
5 316,875 -101,046 10210,29

Rata – rata ( K )=417 , 921 ∑ ( K −K )2= 29279,76

Ralat Mutlak :
m=
√5 ( 5−1 ) √
( K −K )2 29279 , 76
=
20
=38 ,26

m 38 ,36
I= ×100 %= ×100 %=9 ,18 %
Ralat Nisbi : K 417 , 921
Keseksamaan : K = 100% -9,18 % = 90,82 %

Percobaan 2
Diketahui : m1 = 50 gr m4 = 200 gr
m2 = 100 gr m5 = 250 gr
m3 = 150 gr
Grafik ( g ) kota Jombang = 10,14 m/det2.

2.a. Menentukan Tetapan Pegas dengan cara statis


m. g
K=
x X =l−lo
50×10 , 14 100×10 , 14
K 1= =338 K 2 = =405 , 6
1,5 2,5

150×10 , 14 200×10 , 14
K 3= =380 ,25 K 4 = =405 , 6
4 5

250×10 , 14
K 5= =362 , 14
7
55
Ralat perhitungan tetapan pegas

No K ( K−K ) ( K−K )2
1 338 -40,318 1625,54
2 405,6 27,282 744,31
3 380,25 1,932 3,73
4 405,6 27,282 744,31
5 362,14 -16,178 261,73

Rata – rata ( K )=378 ,318 ∑ ( K −K )2= 3379,62

Ralat Mutlak :
m=

( K −K )2 3379 , 62
5 ( 5−1 )
=
20 √
=12 , 99

m 12 , 99
I= ×100 %= ×100 %=3 , 43 %
: K 378,318
Ralat Nisbi

Keseksamaan : K = 100% - 3,43 % = 96,57 %

ANALISA DATA F10-02


Percobaan 1
1.a. Menentukan tetapkan pegas dengan cara dinamis
Diketahui : m1 = 50 gr
m2 = 100 gr
m3 = 150 gr
l 2π
T= K=
15 T
5 ,37 2 .3 ,14
T 1= =0 , 36 K 1= =17, 44
15 0 ,36

6 , 73 2. 3 ,14
T 2= =0 , 45 K 2= =15,7
15 0,4

56
7,4 2.3,14
T 3= =0 , 49 K 3= =12,81
15 0,49

Ralat perhitungan tetapan pegas

No K ( K−K ) ( K−K )2
1 17,44 2,12 4,49
2 15,7 0,38 0.144
3 12,81 -2,51 6,3

Rata – rata ( K )=15, 32 ∑ ( K −K )2= 10,934

Ralat Mutlak :
m=
3 (√
( K −K )2 10 , 934
3−1 )
=
6 √
=1 , 35

m 1 , 35
I= ×100 %= ×100 %=8 ,81%
: K 15 ,32
Ralat Nisbi

Keseksamaan : K = 100% - 8,81% = 91,19 %

2.a. Ralat perhitungan waktu ( T )

No T ( T −T ) ( T−T )2
1 0,36 -0,07 0,0049
2 0,45 0,02 0,0004
3 0,49 0,06 0,0036

Rata – rata ( T )=0,43 ∑ ( T−T )2= 0,0087

Ralat Mutlak :
m=
√ 0 ,0087
3 ( 3−1 )
=0, 038

m 0 , 038
I= ×100 %= ×100 %=8, 83 %
: T 0 , 43
Ralat Nisbi

Keseksamaan : K = 100% - 8,83% = 91,17%

57
Percobaan 4
1.a. Menentukan tetapkan pegas dengan cara dinamis
5 ,53 2.3 ,14
T 1= =0 ,37 K 1= =16 , 97
15 0, 37

6 , 13 2.3 ,14
T 2= =0 , 41 K 2= =15 ,32
15 0,41

6,8 2. 3,14
T 3= =0 , 45 K 3= =13 ,95
15 0, 45

Ralat perhitungan tetapan pegas

No K ( K−K ) ( K−K )2
1 16,97 1,56 2,43
2 15,32 -0,09 0,0081
3 13,95 -1,46 2,13

Rata – rata ( K )=15 ,41 ∑ ( K −K )2= 4,57

Ralat Mutlak :
m=
√ 4 ,57
3 ( 3−1 )
=0 , 87

m 0 , 87
I= ×100 %= ×100 %=5 , 64 %
: K 15 , 41
Ralat Nisbi

Keseksamaan : K = 100% - 5,64% = 94,36%

2.a. Ralat perhitungan waktu ( T )

No T ( T −T ) ( T−T )2
1 0,37 -0,04 0,0016
2 0,41 0 0
3 0,45 0,04 0,0016

Rata – rata ( T )=0,41 ∑ ( T −T )2= 0,0032


58
Ralat Mutlak :
m=
√ 0 ,0032
3 ( 3−1 )
=0 ,023

m 0 , 023
I= ×100 %= ×100 %=5,6 %
: T 0 , 41
Ralat Nisbi

Keseksamaan : K = 100% - 5,6 % = 94,4%

KESIMPULAN :
Dari hasil percobaan dan perhitungan
1. Cara statis
Ketetapan pegas akan berkurang bila beban bertambah sebab pegas mengalami
pertambahan panjang.
2. Cara dinamis
Ketetapan pegas akan bertambah besar bila beban bertambah, karena waktu
yang digunakan pegas untuk bergetar semakin besar.

TUGAS PENDHULUAN
TETAPAN GAS
PERCOBAAN ( F10 )

1. Pembuktian Persamaan :
m
T =2
K

Dimana : m = massa
g = percepatan gravitasi
t = waktu getaran
59
Bukti :
W=2 f

W 1 2
f = ........................ = =T
2 f W
2
K=m.W

2 2
2 4
=m . , maka : K=m 2
T T

Karena :
f =K . y

2
4
=m . 2 . y
T

2
2 4
T =m . 2 . y
T

m. y
T=2 ..............................f =K . y
K.y
m. y m
T =2 , makaT=2
K.y K
Bukti : T2.W = 42.m.x
T 2 −T
2 02
W 1=W 2
T 2 −T
1 02

X–0: T2.W = 0
X–1: T2.W = 42.m.x-c

m
T =2 T =( T 1−T 0 )
mg/ x

mx
=2
mg ( T 1 2− T 0 2 ) W 1= C

60
mx
T 2=42
mg ( T 1 2−T 0 2 ) W 1=( T 22 −T 02 ) W 2
2
4 mx
=
mg

W 1 =W 2
( T 2 2−T 0 2)
T 2−T
Sehingga : 1 02

2. Susunan Pegas
- Seri

1 K 1 +K 2
=
F Kwt K 2 +K 2

- Paralel

3. Getaran Harmonis
Adalah suatu getaran yang terjadi karena suatu benda / body yang diberi simpangan
terhadap kedudukan setimbang, kemudian dilepaskan sehingga membentuk getaran
harmonis.

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan
61
Dengan mengucap Alhamdulillah dan puji syukur kehadirat Allah SWT,
akhirnya kami dapat menyelesaikan laporan praktikum yang merupakan manifestasi
kerja sama yang baik dari berbagai pihak. Kami ucapkan banyak terima kasih
kepada pihak – pihak yang telah membantu dalam berkonsultasi tanya jawab dan
bantuan lainnya yang berkaitan dengan laporan fisika ini.
Praktikum fisika merupakan sarana dalam menunjang penelaahan
pelajaran fisika dan ilmu fisika itu sendiri merupakan dasar mempelajari keilmuan
teknik lainnya.
Oleh karena itu sangatlah penting diadakan praktikum fisika, sehingga
dalam pencapaian disiplin ilmu keteknikan yang lainnya dapat mencapai hasil yang
semaksimal mungkin.

2. Saran – saran
Dalam penyusunan laporan praktikum fisika ini kami dapat menunjukkan
pengalaman sangat berharga. Sudah selayaknya kami ikut menyumbang apa – apa
yang telah kami dapatkan dalam penyusunan laporan ini.
Saran kami bagi para pembaca yang ingin menyusun laporan serupa adalah :
 Terlebih dahulu perdalam mata kuliah fisika, sehingga mengerti benar praktikum
yangakan dilaksanakan.
 Perbanyaklah konsultasi terhadap dosen pembimbing, sehingga bila terdapat
kesalahan / kesulitan dalam mengerjakan dapat segera dibetulkan.
 Sebelum asistensi pelajarilah terlebih dahulu apa yang dikerjakan dan persiapkan
pertnyaan bila ada kesulitan.
 Jangan menunda waktu, segera selesaikan laporan tersebut.
 Tahu waktu dan tempat bila mengajukan asistensi kepada dosen pembimbing.

62

Anda mungkin juga menyukai