Anda di halaman 1dari 7

LOGBOOK PRAKTIKUM ANALISIS FISIKOKIMIA

Identitas
Nama Mahasiswa Sri Adinda Mei Diana Putri
Nomor Mahasiswa 21231050
Kelompok III
Nama Asisten Annisa Dwi Fahmi
Tanggal Praktikum 7 Desember 2022
Jumlah Jam 145 menit dari pukul 09.36 WIB sampai 12.10 WIB

PERCOBAAN VI
PENETAPAN BOBOT MOLEKUL DARI KENAIKAN TITIK DIDIH DAN
PENURUNAN TITIK BEKU

I. Tujuan Praktikum
Mahasiswa dapat menentukan bobot molekul dari kenaikan titik didih dan
penurunan titik beku

II. Alat
1. Gelas beaker 100 mL
2. Gelas beaker 250 mL
3. Gelas beaker 500 mL
4. Erlenmeyer 50 mL
5. Termometer biasa
6. Termometer Beckmann
7. Tabung reaksi besar
8. Tabung reaksi kecil
9. Pipet volume 10 mL
10. Pipet tetes
11. Pengaduk kaca
12. Spatula
13. Kaca arloji
14. Neraca analitik
15. Hot plate
III. Bahan
1. Asam asetat (CH3COOH)
2. Naftalena
3. Amilum
4. NaCl
5. Es
6. Akuades
7. Tissue
8. Label

IV. Prosedur Kerja


Penentuan bobot bolekul dari kenaikan titik didih
1. Sebanyak 25 g air suling ditimbang dengan teliti dalam erlenmeyer 100 mL,
dipanaskan sampai mendidih dan titik didihnya dicatat.
2. Sebanyak 25 g air suling ditmbang dengan teliti dalam erlenmeyer 100 mL,
ditambahkan 0,25 g amilum kemudian diaduk. Dipanaskan sampai mendidih dan
titik didihnya dicatat.
3. Langkah 1 dan 2 diulangi sampai 3 kali pengulangan dan bobot molekul amilum
ditentukan.

Penentuan bobot bolekul dari penurunan titik beku


1. Alat dirangkai seperti Gambar 4.1
2. Sebanyak 10,00 mL asam asetat dimasukkan dengan pipet volume 10 mL ke
dalam tabung reaksi kecil. Ditutup kembali dan dimasukkan dalam rangkaian alat.
3. Air dingin diaduk dan diamati titik beku asam asetat tepat pada saat mulai
terbentuk kristal asam asetat. Temperatur dicatat sampai dengan 0,005 ̊C.
4. Es dilelehkan dalam tabung reaksi kecil (dengan cara menghangatkannya pada
aliran air kran).
5. Naftalena sebanyak 0,5 gram naftalena ditambahkan, diaduk sampai larut.
Kemudian tabung reaksi ditutup dengan tutupnya.
6. Tabung reaksi dimasukkan ke dalam campuran pendingin dengan terus
mengaduk, titik bekunya ditentukan dan temperatur dicatat sampai dengan
0,005 ̊C.
7. Langkah 2 dan 6 diulangi sampai 3 kali pengulangan dan bobot molekul naftalena
ditentukan.

Gambar 4.1 Rangkaian alat penentuan entalpi kelarutan

V. Data Pengamata
5.1 Penentuan Bobot Molekul dari Kenaikan Titik Didih
Tabel 1. Air
Pengulangan Massa air (g) Titik didih (K)
1 25,0002 366,1500
2 25,0005 368,1500
3 25,0000 366,1500
X̅ 25,0002 366,8167

Tabel 2. Air + amilum


Pengulangan Massa air (g) Massa Amilum (g) Titik didih (K)
1 25,0002 0,2503 372,6500
2 25,0002 0,2503 372,6500
3 25,0002 0,2501 372,6500
X̅ 25,0002 0,2502 372,6500

5.2 Penentuan Bobot Molekul dati Penurunan Titik Beku


Volume Asam Titik beku Massa naftalena Titik beku
Pengulangan
Asetat (mL) (K) (g) (K)
1 10 286,15 0,50001 283,15
2 10 286,15 0,50000 284,15
3 10 286,15 0,50000 283,15
X̅ 10 286,150000 0,500003 283,4833
VI. Analisis Data
6.1 Penentuan Bobot Molekul Dari Kenaikan Titik Didih
A. Menentukan nilai mB (molalitas amilum)
𝑅(𝑇 ∗ )2 𝐵𝑀𝐴
∆𝑇 = ( ) 𝑚𝐵
∆𝐻𝑣𝑎𝑝

ΔT : titik didih larutan - titik didih pelarut (K)


T* : titik didih larutan (K)
BMA : bobot molekul air (g/mol)
R : konstanta gas ideal (8,3145 T/mol.K)
mB : molalitas amilum (mol/kg)
ΔHvap : entalpi penguapan air (40,7 kJ/mol atau 40.700 J/mol)

Diketahui :
Titik didih larutan = 372,65 K
Titik didih pelarut = 366,817 K
ΔHvap = 40.700 J/mol
R = 8,3145 J/mol.K
Mr H2O = 18 g/mol

Ditanya : molalitas amilum (mB)


Jawab :
∆𝑇
𝑚𝐵 =
𝑅(𝑇 ∗ )2 𝐵𝑀𝐴
( ∆𝐻𝑣𝑎𝑝 )

(372,65 𝐾 − 366,817 𝐾)
𝑚𝐵 =
8,3145 𝐽/𝑚𝑜𝑙. 𝐾 𝑥 (372,65 𝐾)2 𝑥 18 𝑔/𝑚𝑜𝑙
( )
40.700 𝐽/𝑚𝑜𝑙

mB = 0,0114 mol/g = 11,4235 mol/Kg

B. Menentukan BMB (bobot molekul amilum)


𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐵
𝑚𝐵 =
𝐵𝑀𝐵 × 𝑉(𝐾𝑔)
massa B : massa amilum (g)
BMB : bobot molekul amilum (g/mol)
V : volume air (Kg)

Diketahui :
massa B = 0,25023 g
V = 0,0250 Kg
mB = 11,4235 mol/Kg

Ditanya : bobot molekul amilum


Jawab :
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐵
𝐵𝑀𝐵 =
𝑚𝐵 × 𝑉(𝐾𝑔)

0,25023 𝑔
𝐵𝑀𝐵 =
11,4235 𝑚𝑜𝑙/𝐾𝑔 𝑥 0,0250 𝐾𝑔

BMB = 0,8762 g/mol

6.2 Penentuan Bobot Molekul Dari Penurunan Titik Beku


A. Menentukan nilai mB (molalitas naftalena)
𝑅(𝑇 ∗ )2 𝐵𝑀𝐴
∆𝑇 = ( ) 𝑚𝐵
∆𝐻𝑓𝑢𝑠

ΔT : titik beku pelarut - titik beku larutan (K)


ΔT : titik beku pelarut - titik beku larutan (K)
BMA : bobot molekul air (g/mol)
R : konstanta gas ideal (8,3145 T/mol.K)
mB : molalitas amilum (mol/kg)
ΔHfus : entalpi peleburan asam asetat (11,7 kJ/mol atau 11.700 J/mol)

Diketahui :
Titik beku larutan = 283,48 K
Titik beku pelarut = 286,15 K
ΔHfus = 11.700 J/mol
R = 8,3145 J/mol.K
Mr CH3COOH = 60,052 g/mol

Ditanya : molalitas amilum


Jawab :
∆𝑇
𝑚𝐵 =
𝑅(𝑇 ∗ )2 𝐵𝑀𝐴
( ∆𝐻𝑓𝑢𝑠 )

286,15 𝐾 − 283,48 𝐾
𝑚𝐵 =
8,3145 𝐽/𝑚𝑜𝑙. 𝐾 𝑥 (283,48 𝐾)2 𝑥 60,052 𝑔/𝑚𝑜𝑙
( )
11.700 𝐽/𝑚𝑜𝑙

mB = 0,0008 mol/g = 0,7776 mol/Kg

B. Menentukan BMB (bobot molekul naftalena)


𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐵
𝑚𝐵 =
𝐵𝑀𝐵 × 𝑉(𝐾𝑔)

massa B : massa naftalena (g)


BMB : bobot molekul naftalena (g/mol)
V : volume air (Kg)

Diketahui :
Massa B = 0,5000 g
V = 0,0100 Kg
mB = 0,7776 mol/Kg

Ditanya : bobot molekul amilum


Jawab :
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐵
𝐵𝑀𝐵 =
𝑚𝐵 × 𝑉(𝐾𝑔)

0,5000 𝑔
𝐵𝑀𝐵 =
0,7776 𝑚𝑜𝑙/𝐾𝑔 𝑥 0,0100 𝐾𝑔

BMB = 64,3077 g/mol


VII. Kesimpulan
Bobot molekul amilum berdasarkan kenaikan titik didih dan penurunan titik beku
diperoleh data titik didih pelarut 366,82 K dan titik didih larutan 372,65 K, sedangkan
untuk titik beku pelarut 286,15 K dan titik beku larutan 283,48 K. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa kenaikan titik didih dan penurunan titik beku dipengaruhi oleh
banyaknya zat terlarut dalam suatu larutan, semakin banyak zat terlarut maka titik
didih larutan akan bertambah dan titik beku larutan semakin turun. Dari data tersebut
diperoleh bobot molekul amilum dari kenaikan titik didih dan penurunan titik beku
berturut-turut adalah 0,8769 g/mol dan 64,3077 g/mol.

Yogyakarta, 14 Desember 2022


Disetujui oleh : Diperiksa oleh : Dipersiapkan oleh :

Dosen Pengampu Asisten Praktikan

Kuntari, S.Si., M.Sc. Annisa Dwi Fahmi Sri Adinda Mei Diana Putri

Anda mungkin juga menyukai