Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA UNTUK BIOLOGI

“POLARIMETER”
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Praktikum Fisika Untuk Biologi
Yang dibimbing oleh Joko Utomo S.Si., M.Sc.

Oleh :
Ahmad Iqbal Hafikhi
190342621279

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI BIOLOGI
Oktober 2019
A. Tujuan

1. Mahasiswa dapat memahami prinsip kerja dari set polarimeter.


2. Mahasiswa mampu membuat larutan yang memiliki konsentrasi tertentu.
3. Mahasiswa dapat membaca skala derajat yang ada pada set polarimeter.
4. Mahasiswa dapat mempelajari aktivitas optik dari beberapa zat (khususnya larutan)
dan air murni (aquades)
5. Mahasiswa dapat membuktikan hubungan antar variabel yang dapat berpengaruh pada
besarnya sudut putar (dalam derajat) cahaya melalui zat optis aktif.
6. Mahasiswa mampu menghitung konsentrasi dari larutan gula serta membuat
perbandingan dari hasil ukur (C1 menggunakan neraca) dan juga hasil hitungnya (Ch
menggunakan polarimeter) serta persamaan 1

B. Dasar Teori
Polarisasi telah ditemukan oleh Etienne malus pada tahun (1775-1812).
Malus, yang telah melakukan percobaan pembiasan ganda pada saat ia bekerja pada
teori efek, lalu mengamati dari pengaturan cahaya matahari, tercermin dari jendela
yang dekat jendela, melalui kristal dari Islandia Spar. Seperti dia diputar kristal, kedua
gambar matahari tersebut bergantian menjadi lebih kuat dan lebih lemah, tetapi tidak
pernah ada pemadaman lengkap. Hampir sekaligus dia berulang percobaan dikontrol
kondisi di bawah, dan menemukan bahwa sudut yang lengkap pemadaman yang
tercermin ray adalah untuk memperoleh air dan kaca. Polarimeter adalah perangkat
untuk belajar yang transparan sampel antara crossed perangkat polarizing.
Pada polarimeter terdapat polarisator yang biasanya disebut dengan polaroid yang
dapat mempolarisasikan cahaya sedangkan analisator, suatu benda yang memiliki zat
optik aktif yang dapat memutar pada bidang getarnya pada setiap bahaya yang dapat
melewati. Terdapat beberapa zat yang dapat memutar pada bidang getar, diantaranya ialah
larutan gula (C6H22O11). Larutan gula sendiri dapat memutar pada bidang getar di dalam
proses polarisasi. Makna dari polarisasi sendiri adalah properti yang di gunakan pada
gelombang transversal yang bisa menentukan orientasi geometri dari osilasi sendiri, dan dapat
di artikan cahaya yang memiliki satu arah getaran yang terserap bisa disebut cahaya
terpolarisasi. Dan apabila cahaya yang hanya memiliki satu arah getar maka dapat disebut
sebagai cahaya terpolarisasi linier.
Polarimeter menjadi penafsiran dan pengukuran yang berasal dari polarisasi gelombang
transversal, lebih tepatnya terdapat pada geombang elektromagnetis, seperti contohnya
gelombang cahaya dan radio. Secara khusus Polarimeter dapat digunakan pada gelombang
elektromagnetis yang dapat menempuh perjalanan sampai dicerminkan atau membelokkan
oleh beberapa material dalam menandai obyek itu sendiri.
Besar dari sudut putar (o) cahaya yang melewati zat itu (larutan gula) bergantung pada
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi antara lain:
1. Jenis zat yang dilarutkan (solute)
2. Konsentrasi larutan (solution)
3. Panjang larutan yang dilalui cahaya
4. Jenis zat cair sebagai pelarut
5. Panjang gelombang cahaya yang melewati larutan
6. Temperatur larutan

Dapat ditulis dalam persamaan :

LC
α = (α )tD …………………………………………………(1)
100

Keterangan : α = sudut putar cahaya setelah melewati larutan gula/ sudut putar yang tertera
pada polarimeter

L = panjang larutan (dm)

C = konsentrasi larutan gula (%)

Bila D dari cahaya lampu Natrium yang panjang gelombangnya 589 µm pada temperatur tºC,
dapat dihitung dengan persamaan:

(α )tD = (α )20
D
{ 1- 0,000184(t-20)}…………………...……(2)

D
Keterangan : (α )20 = sudut putar jenis (derajad)

(α )tD = sudut putar jenis larutan gula tebu pada suhu 20ºC = 66,52ºC
C. . Alat dan Bahan

Alat:

1. Set polarimeter (dengan tabung larutan)


2. Sumber cahaya (lampu Natrium)
3. Neraca digital
4. Termometer
5. Tissue
6. Beaker glass 100 Ml
7. Magnetik stirrer
8. Lup
9. Mistar

Bahan :

1. Aquades
2. Gula

D. Prosuder Percobaan

Menyalakan lampu natrium yang ada pada meja percobaan. Kemudian membuat ruang
polarimeter dengan cara mencocokan antara polarisator dengan analisator (tabung
larutan) dengan keadaan gelap dengan cara menutupnya, menyalakan mesin pengaduk
larutan. Menyetarakan sekrup polarisator dengan mengamati menggunakan teropong
okuler, dengan mengatur tempat analisator sehigga dapat muncul posisi pandang yang
sama terang antara tengah dan kedua sisinya. Menyalakan mesin pengaduk larutan,
menimbang larutan Aquades dengan volume 100 mL, menimbang gula 1 gram bertujuan
untuk proses pengamatan 1% apabila mengamati 2% pengamat akan menimbang gula
dengan massa 2 gram dengan volume larutan Aquades yang sama, lakukan penimbangan
gula sampai dengan 5 gram untuk memenuhi pengamatan yang menggunakan konsentrasi
5% dengan larutan Aquades yang menggunakan volume sama yaitu 100 mL. Lalu
melarutkan Aquades dengan Gula sesuai kebutuhan konsentrasi dengan menggunakan
mesin pengaduk larutan sampai larutan Aquades homogen dengan gula. Mencatat skala
kedudukan yang ada pada analisator dengan cara seperti membaca skala jangka sorong
memakai kaca pembesar untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat. Mengisi tabung
gelas polarimeter dengan konsentrasi (Ct) 1% dan diletakkan antara analisator dengan
polarisator. Diusahakan jangan sampai ada gelembung di dalam tabung polarimeter
sendiri karena dapat mengganggu cairan pengamatan larutan yang ada pada dalam tanung
polarimeter sendiri. Apabila posisi pandang pada pencerahan larutan berubah maka
aturlah kedudukan analisator sehingga dapat kelihatan terang pada larutan air gula
tersebut. Mengulangi tahapan pengamatan pada polarimeter dengan menggunakan
konsentrasi larutan gula 1%,2%,3%,4%,5%.

E. Data Pengamatan

Panjang tabung= 20 cm= 2,0 dm

Konsentrasi Suhu Larutan Gula (ºC) Sudut Putar (α, dalam derajat)

1% 26ºC 105, 20º


2% 26ºC 103, 10º
3% 26ºC 102, 00º
4% 26ºC 100, 00º
5% 26ºC 97, 85º

Nst termometer : 1ºC

Nst polarimeter : 0,05º

Nst neraca : 0,01 gram

Nst mistar : 0,1 cm = 0,01 dm

Variabel bebas : konsentrasi larutan, suhu larutan

Variabel terikat : suhu putar

Variabel control : volume larutan


F. Analisis Data
LC
 α = x Dt . > y = a + bx
100
LC
y = α , x = c , b = (α )tD
100
LC
α = 0 + (α)
100
 (α )tD = (α )20
D
{ 1- 0,000184(t-20)}
= 66,52 { 1- 0,000184(26-20)}
= 66,52 { 1- 0,000184(6)}
= 66,52 . 0, 998896
= 66,4465619

L
 b = (α )tD
100

2,0
= 66,4465619.
100

= 1,32893124

No. X= Ct (%) y = αº X2 y2 xy
1 1 105. 20 1 11, 067.04 105. 20
2 2 103.10 4 10, 629.61 206. 20
3 3 102. 00 9 10, 404 306
4 4 100. 00 16 10, 000 400
5 5 97. 85 25 9, 574. 6225 489.25
Σ 15 508. 15 55 51,675.2725 1,506.65
Σ2 225 258,216.422 3025 2.67033379e9 2, 269, 994.22

1
 Sy = √ n−2
¿¿

1
=√ 5−2
.¿¿

1 ❑
=
√ 3
.(51,675.2725 - 275−225

n 5
 Sb = Sy
√ 2
n. Σ x −(Σx)2 = 1,31823488
50 √
= 1,31823488 . 0,316228 = 0,41686278
Sb 0,41686278
Ralat relative = x 100% = x 100% = 31,368273
b 1,32893124
Jadi, nilai b (1,32+- 0,4) dengan ralat relative = 31,36 %

 Grafik hubungan antara konsentrasi gula (%) dengan sudut putar (º)

4
y=konsentrasi (%)

0
97 98 99 100 101 102 103 104 105 106
x=α(⁰)

Sbx = Sudut putar, α, dalam derajat (⁰) 1 kotak kecil = 1cm


Sby = Konsentrasi gula, C, dalam persen (%) 1 kotak kecil = 1cm

1. Percobaan I = Gula (1%)


α . 100 105,20. 100 10.520
 C = = = = 79,0739627
(α )tD . L 66,52. 2,0 133,04

2 2
 Sc =
100 2
√|
. . 0,025 +
66,52. 2,0 3
105,20 . 100 2
||
. . 0,005
66,52 . ( 2,0 )2 3 |
2 2
=
√| 100 2
. . 0,025 +
133,04 3
2
10.520 2
|| . . 0,005
266,08 3
2
|
=
√| 200
399,12
. 0,025| +|
21.040
798,24
. 0,005|

=√ 0,000156939775+0,0173685878
=√ 0,0175255276
= 0,132384016

Sc 0,132384016
 Ralat Relatif = . 100 % = . 100% = 1,6741796 %
C 79,0739627
Jadi, konsentrasi gula 1% adalah (79 + 0,1) dengan ralat relative 1,67 %

2. Percobaan II = Gula (2%)


α . 100 103,10. 100 10.310
 C = = = = 77,495490078
(α )tD . L 66,52. 2,0 133,04
2 2
 Sc =
√|100 2
. . 0,025 +
66,52. 2,0 3
103,10 . 100 2
|| . . 0,005
66,52 . ( 2,0 )2 3
2 2
|
=
√| 100 2
. . 0,025 +
133,04 3
2
10.310 2
|| . . 0,005
266,08 3
2
|
=
√| 200
399,12
. 0,025| +|
20.620
798,24
. 0,005|

=√ 0,0006277591+ 0,0166820861
=√ 0,0173098452
= 0,1315668849

Sc 0,1315668849
 Ralat Relatif = . 100 % = . 100% = 0,1697736 %
C 77,495490078
Jadi, konsentrasi gula 1% adalah (77 + 0,1) dengan ralat relative 0,16 %

3. Percobaan III = Gula (3%)


α . 100 102,00. 100 10.200
 C = = = = 76,668671076
(α )tD . L 66,52. 2,0 133,04
2 2
 Sc =
√| 100 2
. . 0,025 +
66,52. 2,0 3
102,00 . 100 2
|| |
. . 0,005
66,52 . ( 2,0 )2 3
2 2
=
√| 100 2
. . 0,025 +
133,04 3
2
10.200 2
|| . . 0,005
266,08 3
2
|
=
√| 200
399,12
. 0,025| +|
20.400
798,24
. 0,005|

=√ 0,0001569398+0,0163280142
=√ 0,01648954
= 0,1284116038
Sc 0,1284116038
 Ralat Relatif = . 100 % = . 100% = 0,16748828 %
C 76,668671076
Jadi, konsentrasi gula 1% adalah (76 + 0,1) dengan ralat relative 0,16 %

4. Percobaan IV = Gula (4%)


α . 100 100. 100 10.000
 C = D = = = 75,1653638
(α )t . L 66,52. 2,0 133,04

2 2
 Sc =
√| 100 2
. . 0,025 +
66,52. 2,0 3

2
100 . 100 2
|| |
. . 0,005
66,52 . ( 2,0 )2 3
2
=
√| 100 2
. . 0,025 +
133,04 3
2
10.000 2
|| . . 0,005
266,08 3
2
|
=
√| 200
399,12
. 0,025| +|
20.000
798,24
. 0,005|

=√ 0,00251103640+0,01565297753
=√ 0,01820501393
= 0,1348259572
Sc 0,1348259572
 Ralat Relatif = . 100 % = . 100% = 0,001795055 %
C 75,1653638
Jadi, konsentrasi gula 1% adalah (75 + 0,1) dengan ralat relative 0,001 %

5. Percobaan V = Gula (5%)


α . 100 97,85 .100 9.785
 C = D = = = 73,5493085
(α )t . L 66,52. 2,0 133,04
2 2
 Sc =
√| 100 2
. . 0,025 +
66,52. 2,0 3
97,85 . 100 2
|| |
. . 0,005
66,52 . ( 2,0 )2 3
2 2
=
√|100 2
. . 0,025 +
133,04 3
2
9.785 2
|| . . 0,005
266,08 3
2
|
=
√| 200
399,12
. 0,025| +|
19.570
798,24
. 0,005|

=√ 0,000156939775+0,0150263911
=√ 0,0151833309
= 0,123270659
Sc 0,123270659
 Ralat Relatif = . 100 % = . 100% = 0,167534762 %
C 73,5493085
Jadi, konsentrasi gula 1% adalah (73 + 0,1) dengan ralat relative 0,16 %

G. Pembahasan
Berdasarkan grafik dan data yang ada pada praktikum menunjukkan hubungan antara
konsentrasi larutan zat optis aktif dan sudut putar yang ada pada hasil praktikum
polarimeter bahwa semakin tinggi konsentrasi larutan maka semakin kecil sudut putar
yang didapatkan

H. Kesimpulan
1. Konsep kerja yang ada pada polari meter yaitu konsentrasi yang ada pada larutan
semakin besar dapat mengubah sudut putar yang kita dapat dari konsentrasi
sebelumnya. Bahwa cahaya dapat merambat dengan lurus seiring penglihatan kita.
Dan juga Prinsip kerja dari polarimeter yaitu meneruskan sinar yang mempunyai arah getar
yang sama dengan arah polarisator.
2. Agar dapat membuat larutan tertentu dengan menggunakan konsentrasi yang di
hitung maka wajib memperhatikan massa dan konsentrasi dari larutan tersebut
3. Membaca skala derajat yang ada pada polarimeter dengan prinsip yang sama dengan
pembacaan nilai pada jangka sorong
4. Zat optik aktif yaitu zat yang dapat memutar pada bidang getaran seperti larutan gula

D LC
yang kita amati dan dapat ditulis persamaannya α = (α )t
100
5. Besarnya sudut putar yang dapat melewati zat bergantung pada beberapa faktor yang
mempengaruhi : Jenis zar yang dilarutkan, Panjang lintasan larutan yang dilalui cahaya,
Macam jenis zat cair yang menjadi pelarut, suhu dari larutan dan ruangan
6. Dari hasil praktikum yang kami dapatkan , konsentrasi larutan gula 1 % adalah (79,
07 +- 0,13) dengan ralat relative 1,674 %, konsentrasi larutan gula 2 % adalah (77,49
+- 0,12) dengan ralat relative 0,166%, konsentrasi larutan gula 3 % adalah (76 +-
0,12) dengan ralat relative 0,167%, konsentrasi larutan gula 4 % adalah (75,16 +-
0,12) dengan ralat relative 0,167%, konsentrasi larutan gula 5 % adalah (73,54 +-
0,12) dengan ralat relative 0,167%

I. Daftar Rujukan
Helberd,Andrew.1999.”Polarimetry Theory”.New York : Andrew Publishing.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

Tim Praktikum Fisika Dasar. 2019. Modul Praktikum Fisika Untuk Biologi. Malang :
FMIPA UM

Foster Bob. 1999. Fisika SMU Kelas 3 Kurikulum 1994. Bandung : Erlangga

J. Lampiran
Plagiarism Checker X Originality Report
Similarity Found: 9%

Date: Friday, October 11, 2019


Statistics: 187 words Plagiarized / 2076 Total words
Remarks: Low Plagiarism Detected - Your Document needs Optional Improvement.
-------------------------------------------------------------------------------------------

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA UNTUK BIOLOGI “POLARIMETER” UNTUK MEMENUHI


TUGAS MATA KULIAH Praktikum Fisika Untuk Biologi Yang dibimbing oleh Joko
Utomo S.Si., M.Sc. Oleh : Ahmad Iqbal Hafikhi
190342621279 / UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI BIOLOGI Oktober 2019 Tujuan Mahasiswa
dapat memahami prinsip kerja dari set polarimeter. Mahasiswa mampu membuat
larutan yang memiliki konsentrasi tertentu.

Mahasiswa dapat membaca skala derajat yang ada pada set polarimeter. Mahasiswa
dapat mempelajari aktivitas optik dari beberapa zat (khususnya larutan) dan air
murni (aquades) Mahasiswa dapat membuktikan hubungan antar variabel yang
dapat berpengaruh pada besarnya sudut putar (dalam derajat) cahaya melalui zat
optis aktif.

Mahasiswa mampu menghitung konsentrasi dari larutan gula serta membuat


perbandingan dari hasil ukur (C1 menggunakan neraca) dan juga hasil hitungnya (Ch
menggunakan polarimeter) serta persamaan 1 Dasar Teori Polarisasi telah ditemukan
oleh Etienne malus pada tahun (1775-1812).
Malus, yang telah melakukan percobaan pembiasan ganda pada saat ia bekerja pada
teori efek, lalu mengamati dari pengaturan cahaya matahari, tercermin dari jendela
yang dekat jendela, melalui kristal dari Islandia Spar.

Seperti dia diputar kristal, kedua gambar matahari tersebut bergantian menjadi lebih
kuat dan lebih lemah, tetapi tidak pernah ada pemadaman lengkap. Hampir
sekaligus dia berulang percobaan dikontrol kondisi di bawah, dan menemukan
bahwa sudut yang lengkap pemadaman yang tercermin ray adalah untuk
memperoleh air dan kaca. Polarimeter adalah perangkat untuk belajar yang
transparan sampel antara crossed perangkat polarizing.

Pada polarimeter terdapat polarisator yang biasanya disebut dengan polaroid yang
dapat mempolarisasikan cahaya sedangkan analisator, suatu benda yang memiliki zat
optik aktif yang dapat memutar pada bidang getarnya pada setiap bahaya yang
dapat melewati. Terdapat beberapa zat yang dapat memutar pada bidang getar,
diantaranya ialah larutan gula (C6H22O11).

Larutan gula sendiri dapat memutar pada bidang getar di dalam proses polarisasi.
Makna dari polarisasi sendiri adalah properti yang di gunakan pada gelombang
transversal yang bisa menentukan orientasi geometri dari osilasi sendiri, dan dapat di
artikan cahaya yang memiliki satu arah getaran yang terserap bisa disebut cahaya
terpolarisasi.

Dan apabila cahaya yang hanya memiliki satu arah getar maka dapat disebut sebagai
cahaya terpolarisasi linier. Polarimeter menjadi penafsiran dan pengukuran yang
berasal dari polarisasi gelombang transversal, lebih tepatnya terdapat pada
geombang elektromagnetis, seperti contohnya gelombang cahaya dan radio.

Secara khusus Polarimeter dapat digunakan pada gelombang elektromagnetis yang


dapat menempuh perjalanan sampai dicerminkan atau membelokkan oleh beberapa
material dalam menandai obyek itu sendiri. Besar dari sudut putar (o) cahaya yang
melewati zat itu (larutan gula) bergantung pada beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi antara lain: 1.

Jenis zat yang dilarutkan (solute) 2. Konsentrasi larutan (solution) 3. Panjang larutan
yang dilalui cahaya 4. Jenis zat cair sebagai pelarut 5. Panjang gelombang cahaya
yang melewati larutan 6. Temperatur larutan Dapat ditulis dalam persamaan : a = (??)
?? ?? ???? 100 …………………………………………………(1) Keterangan : a = sudut putar cahaya
setelah melewati larutan gula/ sudut putar yang tertera pada polarimeter L =
panjang larutan (dm) C = konsentrasi larutan gula (%) Bila D dari cahaya lampu
Natrium yang panjang gelombangnya 589 µm pada temperatur tºC, dapat dihitung
dengan persamaan: (??) ?? ?? = (??) 20 ?? { 1- 0,000184(t-20)}…………………...……(2)
Keterangan : (??) 20 ?? = sudut putar jenis (derajad) (??) ?? ?? = sudut putar jenis
larutan gula tebu pada suhu 20ºC = 66,52ºC .

Alat dan Bahan Alat: Set polarimeter (dengan tabung larutan) Sumber cahaya (lampu
Natrium) Neraca digital Termometer Tissue Beaker glass 100 Ml Magnetik stirrer Lup
Mistar Bahan : Aquades Gula Prosuder Percobaan Menyalakan lampu natrium yang
ada pada meja percobaan. Kemudian membuat ruang polarimeter dengan cara
mencocokan antara polarisator dengan analisator (tabung larutan) dengan keadaan
gelap dengan cara menutupnya, menyalakan mesin pengaduk larutan.

Menyetarakan sekrup polarisator dengan mengamati menggunakan teropong


okuler, dengan mengatur tempat analisator sehigga dapat muncul posisi pandang
yang sama terang antara tengah dan kedua sisinya. Menyalakan mesin pengaduk
larutan, menimbang larutan Aquades dengan volume 100 mL, menimbang gula 1
gram bertujuan untuk proses pengamatan 1% apabila mengamati 2% pengamat
akan menimbang gula dengan massa 2 gram dengan volume larutan Aquades yang
sama, lakukan penimbangan gula sampai dengan 5 gram untuk memenuhi
pengamatan yang menggunakan konsentrasi 5% dengan larutan Aquades yang
menggunakan volume sama yaitu 100 mL.

Lalu melarutkan Aquades dengan Gula sesuai kebutuhan konsentrasi dengan


menggunakan mesin pengaduk larutan sampai larutan Aquades homogen dengan
gula. Mencatat skala kedudukan yang ada pada analisator dengan cara seperti
membaca skala jangka sorong memakai kaca pembesar untuk mendapatkan hasil
yang lebih akurat. Mengisi tabung gelas polarimeter dengan konsentrasi (Ct) 1% dan
diletakkan antara analisator dengan polarisator.

Diusahakan jangan sampai ada gelembung di dalam tabung polarimeter sendiri


karena dapat mengganggu cairan pengamatan larutan yang ada pada dalam tanung
polarimeter sendiri. Apabila posisi pandang pada pencerahan larutan berubah maka
aturlah kedudukan analisator sehingga dapat kelihatan terang pada larutan air gula
tersebut. Mengulangi tahapan pengamatan pada polarimeter dengan menggunakan
konsentrasi larutan gula 1%,2%,3%,4%,5%.

Data Pengamatan Panjang tabung= 20 cm= 2,0 dm Konsentrasi _Suhu Larutan Gula
(ºC) _Sudut Putar (a, dalam derajat) _ _1% _26ºC _105, 20º _ _2% _26ºC _103, 10º _
_3% _26ºC _102, 00º _ _4% _26ºC _100, 00º _ _5% _26ºC _97, 85º _ _ Nst termometer :
1ºC Nst polarimeter : 0,05º Nst neraca : 0,01 gram Nst mistar : 0,1 cm = 0,01 dm
Variabel bebas : konsentrasi larutan, suhu larutan Variabel terikat : suhu putar
Variabel control : volume larutan Analisis Data a = ?? ?? ?? .

???? 100 > y = a + bx y = a , x = c , b = (??) ?? ?? ???? 100 a = 0 + (a) ???? 100


(??) ?? ?? = (??) 20 ?? { 1- 0,000184(t-20)} = 66,52 { 1- 0,000184(26-20)} = 66,52 { 1-
0,000184(6)} = 66,52 . 0, 998896 = 66,4465619 b = (??) ?? ?? ?? 100 = 66,4465619. 2,0
100 = 1,32893124 No. _X= Ct (%) _y = aº _ ?? 2 _ ?? 2 _xy _ _1 _1 _105. 20 _1 _11,
067.04 _105. 20 _ _2 _2 _103.10 _4 _10, 629.61 _206. 20 _ _3 _3 _102. 00 _9 _10, 404
_306 _ _4 _4 _100. 00 _16 _10, 000 _400 _ _5 _5 _97. 85 _25 _9, 574.

6225 _489.25 _ _S _15 _508. 15 _55 _51,675.2725 _1,506.65 _ _ S 2 _225 _258,216.422


_3025 _2.67033379e9 _2, 269, 994.22 _ _ Sy = 1 ??-2 (S ?? 2 - ?? ?? 2 (????) 2-
2 ???? ?????? ???? +?? (????) 2 ) ??.?? ?? 2 - (????) 2 = 1 5-2 .(51,675.2725- 55
(258,216.422) - 2 15 1,506.65 508. 15 +5 (2, 269, 994.22)) 5.55- 225 = 1 3 .
( 51,675.2725 - 275-225 Sb = Sy ?? ??.?? ?? 2 - (????) 2 = 1,31823488 5 50 =
1,31823488 .

0,316228 = 0,41686278 Ralat relative = ???? ?? x 100% = 0,41686278 1,32893124 x


100% = 31,368273 Jadi, nilai b (1,32+- 0,4) dengan ralat relative = 31,36 % Grafik
hubungan antara konsentrasi gula (%) dengan sudut putar (º) / Sbx = Sudut putar, a,
dalam derajat (°) 1 kotak kecil = 1cm Sby = Konsentrasi gula, C, dalam persen (%) 1
kotak kecil = 1cm 1. Percobaan I = Gula (1%) C = ?? . 100 (??) ?? ?? . ?? = 105,20 . 100
66,52 . 2,0 = 10.520 133,04 = 79,0739627 Sc = 100 66,52 . 2,0 .

2 3 . 0,025 ^2 + 105,20 . 100 66,52 . 2,0 2 . 2 3 . 0,005 ^2 = 100 133,04 . 2 3 . 0,025 ^2


+ 10.520 266,08 . 2 3 . 0,005 ^2
= 200 399,12 . 0,025 ^2 + 21.040 798,24 . 0,005 ^2 =
0,000156939775+0,0173685878 = 0,0175255276 = 0,132384016 Ralat Relatif
= ???? ?? . 100% = 0,132384016 79,0739627 . 100% = 1,6741796 % Jadi, konsentrasi
gula 1% adalah (79 + 0,1) dengan ralat relative 1,67 % 2. Percobaan II = Gula (2%) C
= ?? . 100 (??) ?? ?? . ?? = 103,10 .

100 66,52 . 2,0 = 10.310 133,04 = 77,495490078 Sc = 100 66,52 . 2,0 . 2 3 . 0,025 ^2 +
103,10 . 100 66,52 . 2,0 2 . 2 3 . 0,005 ^2 = 100 133,04 . 2 3 . 0,025 ^2 + 10.310
266,08 . 2 3 . 0,005 ^2
= 200 399,12 . 0,025 ^2 + 20.620 798,24 . 0,005 ^2 = 0,0006277591+0,0166820861
= 0,0173098452 = 0,1315668849 Ralat Relatif = ???? ?? . 100% = 0,1315668849
77,495490078 .

100% = 0,1697736 % Jadi, konsentrasi gula 1% adalah (77 + 0,1) dengan ralat relative
0,16 % 3. Percobaan III = Gula (3%) C = ?? . 100 (??) ?? ?? . ?? = 102,00 . 100 66,52 .
2,0 = 10.200 133,04 = 76,668671076 Sc = 100 66,52 . 2,0 . 2 3 . 0,025 ^2 + 102,00 .
100 66,52 . 2,0 2 . 2 3 . 0,005 ^2 = 100 133,04 . 2 3 . 0,025 ^2 + 10.200 266,08 . 2 3 .
0,005 ^2
= 200 399,12 . 0,025 ^2 + 20.400 798,24 .

0,005 ^2 = 0,0001569398+0,0163280142 = 0,01648954 = 0,1284116038 Ralat Relatif


= ???? ?? . 100% = 0,1284116038 76,668671076 . 100% = 0,16748828 % Jadi,
konsentrasi gula 1% adalah (76 + 0,1) dengan ralat relative 0,16 % 4. Percobaan IV =
Gula (4%) C = ?? . 100 (??) ?? ?? . ?? = 100 . 100 66,52 . 2,0 = 10.000 133,04 =
75,1653638 Sc = 100 66,52 . 2,0 . 2 3 . 0,025 ^2 + 100 . 100 66,52 . 2,0 2 . 2 3 . 0,005
^2 = 100 133,04 . 2 3 . 0,025 ^2 + 10.000 266,08 . 2 3 . 0,005 ^2
= 200 399,12 . 0,025 ^2 + 20.000 798,24 .

0,005 ^2 = 0,00251103640+0,01565297753 = 0,01820501393 = 0,1348259572 Ralat


Relatif = ???? ?? . 100% = 0,1348259572 75,1653638 . 100% = 0,001795055 % Jadi,
konsentrasi gula 1% adalah (75 + 0,1) dengan ralat relative 0,001 % 5. Percobaan V =
Gula (5%) C = ?? . 100 (??) ?? ?? . ?? = 97,85 . 100 66,52 . 2,0 = 9.785 133,04 =
73,5493085 Sc = 100 66,52 . 2,0 . 2 3 . 0,025 ^2 + 97,85 . 100 66,52 . 2,0 2 . 2 3 . 0,005
^2 = 100 133,04 . 2 3 . 0,025 ^2 + 9.785 266,08 . 2 3 . 0,005 ^2
= 200 399,12 . 0,025 ^2 + 19.570 798,24 . 0,005 ^2 =
0,000156939775+0,0150263911 = 0,0151833309 = 0,123270659 Ralat Relatif
= ???? ?? .

100% = 0,123270659 73,5493085 . 100% = 0,167534762 % Jadi, konsentrasi gula 1%


adalah (73 + 0,1) dengan ralat relative 0,16 % Pembahasan Berdasarkan grafik dan
data yang ada pada praktikum menunjukkan hubungan antara konsentrasi larutan
zat optis aktif dan sudut putar yang ada pada hasil praktikum polarimeter bahwa
semakin tinggi konsentrasi larutan maka semakin kecil sudut putar yang didapatkan
Kesimpulan Konsep kerja yang ada pada polari meter yaitu konsentrasi yang ada
pada larutan semakin besar dapat mengubah sudut putar yang kita dapat dari
konsentrasi sebelumnya. Bahwa cahaya dapat merambat dengan lurus seiring
penglihatan kita.

Dan juga Prinsip kerja dari polarimeter yaitu meneruskan sinar yang mempunyai arah
getar yang sama dengan arah polarisator. Agar dapat membuat larutan tertentu
dengan menggunakan konsentrasi yang di hitung maka wajib memperhatikan massa
dan konsentrasi dari larutan tersebut Membaca skala derajat yang ada pada
polarimeter dengan prinsip yang sama dengan pembacaan nilai pada jangka sorong
Zat optik aktif yaitu zat yang dapat memutar pada bidang getaran seperti larutan
gula yang kita amati dan dapat ditulis persamaannya a = (??) ?? ?? ???? ??????
Besarnya sudut putar yang dapat melewati zat bergantung pada beberapa faktor
yang mempengaruhi : Jenis zar yang dilarutkan, Panjang lintasan larutan yang dilalui
cahaya, Macam jenis zat cair yang menjadi pelarut, suhu dari larutan dan ruangan
Dari hasil praktikum yang kami dapatkan , konsentrasi larutan gula 1 % adalah (79,
07 +- 0,13) dengan ralat relative 1,674 %, konsentrasi larutan gula 2 % adalah (77,49
+- 0,12) dengan ralat relative 0,166%, konsentrasi larutan gula 3 % adalah (76 +-
0,12) dengan ralat relative 0,167%, konsentrasi larutan gula 4 % adalah (75,16 +-
0,12) dengan ralat relative 0,167%, konsentrasi larutan gula 5 % adalah (73,54 +-
0,12) dengan ralat relative 0,167% Daftar Rujukan Helberd,Andrew.1999.”Polarimetry
Theory”.New York : Andrew Publishing. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Tim
Praktikum Fisika Dasar. 2019. Modul Praktikum Fisika Untuk Biologi.

Malang : FMIPA UM Foster Bob. 1999. Fisika SMU Kelas 3 Kurikulum 1994. Bandung :
Erlangga Lampiran /

INTERNET SOURCES:
-------------------------------------------------------------------------------------------
<1% - https://udin-reskiwahyudi.blogspot.com/2011/10/polarimeter.html
3% - https://oerleeunduh.blogspot.com/
2% - https://anekakimia.blogspot.com/2011/07/instrumen-polarimeter.html
<1% - https://www.academia.edu/30414088/instrumentasi_optik
<1% - https://aldirizqimarwansyah.blogspot.com/
<1% - https://optikoptik.blogspot.com/2013/04/polarisasi-dan-jenis-jenisnya.html
1% - http://anekakimia.blogspot.co.id/feeds/posts/default
2% - https://ekapswtest.blogspot.com/2012/04/
1% - https://tanya-tanya.com/rangkuman-materi-cahaya-contoh-soal-
pembahasannya/
1% - https://ekapswtest.blogspot.com/
<1% -
https://www.academia.edu/36546688/STANDAR_LABORATORIUM_DIPLOMA_III_FAR
MASI_PENDIDIKAN_TENAGA_KESEHATAN
1% - https://ofidfisika.blogspot.com/2011/01/percobaan-polarimeter.html
<1% - https://docplayer.info/68676748-Prosiding-seminar-nasional-pendidikan-
karakter-menuju-indonesia-lebih-baik.html

Anda mungkin juga menyukai